Mengenal Chechnya, Republik Islam di dalam Negara Federasi Rusia

MTN, Jakarta – Chechnya mungkin adalah salah satu negara yang unik, karena bentuknya adalah Republik dalam sebuah Negara Federasi. Seperti apa?

Chechnya adalah sebuah negara Republik yang berada di dalam Negara Federasi Rusia.

Dilansir dari TribunNews, negara dalam negara, mungkin adalah istilah yang tabu bagi banyak negara. Tapi tidak dengan Rusia. Ada 21 daerah di Federasi Rusia yang berstatus republik. Beberapa di antaranya dihuni oleh penduduk mayoritas Muslim. Di antaranya adalah: Bashkortostan, Adygea, Dagestan, Ingushetia, Kabardino-Balkaria, Karachay-Cherkessia, Tatarstan, dan tentu saja Checnya.

Selayaknya sebuah Republik, setiap daerah ini memiliki presiden, parlemen, bendera, lambang, lagu kenegaraan, serta bahasa resmi selain Bahasa Rusia.

Chechnya adalah yang paling terkenal di antara republik di dalam federasi Rusia.

Selain karena letaknya yang sangat strategis bagi Rusia, perang perjuangan kmerdekaan Chechnya sepanjang tahun 1994-1996, dan 1999-2000, membuat namanya terkenal ke seantero dunia.

Chechen (penduduk asli Chechnya) juga dianggap sebagai salah satu pejuang paling tangguh di dunia.

Republik Chechnya berbatasan dengan Stavropol Krai di barat laut, republik Dagestan di timur laut dan timur, Georgia di selatan, dan republik Ingushetia dan Ossetia Utara di barat.

Republik Chechnya berada di pegunungan Kaukasus Utara dengan ibu kotanya Grozny.

Grozny yang didirikan pada 1818 merupakan pos terdepan militer Rusia. inilah yang menjadi salah satu alasan bagi Rusia untuk tidak mau melepas Chechnya pasca kejatuhan Uni Soviet.

Grozny merupakan pusat industri terkemuka dan salah satu pusat produksi minyak milik Uni Soviet yang pertama. Selain aktivitas pengeboran minyak, Grozny kini juga dilalui oleh jejaring pipa minyak Rusia.

Setelah jatuhnya Uni Soviet, sekelompok pemberontak Chechnya menyatakan bahwa mereka adalah pemerintah yang sah. Dipelopori oleh Dzhokhar Dudayev, seorang Marsekal Udara Soviet, penduduk Chechnya mengumumkan parlemen baru, dan memproklamasikan kemerdekaan mereka sebagai Republik Chechnya Ichkeria.

Pemisahan diri Chechnya menyebabkan Rusia murka dan menyerbu Grozny pada tanggal 1 Desember 1994.

Perang pertama antara Rusia dengan Chechnya dari tahun 1994 sampai 1996 berakhirnya dengan kemerdekaan secara de facto Chechnya. Namun hingga 2004, kemerdekaan mereka tidak diakui negara mana pun.

Sejak deklarasi kemerdekaan pada 1994, Chechnya selalu diliputi konflik bersenjata di mana kelompok-kelompok pejuang Chechnya dan Rusia saling terlibat.

Menurut laporan, pejabat pro-Rusia mengaku bahwa sejak 1994 lebih dari 200.000 pemberontak dan warga sipil telah terbunuh, dan dalam jangka waktu yang sama lebih dari 20.000 anak-anak telah meninggal dan puluhan ribu lainnya menjadi yatim piatu.

Pada tahun 1999, pasukan Rusia kembali menyerbu Grozny, setelah beberapa kelompok pejuang Chechnya juga berupaya merebut wilayah Dagestan yang merupakan republik lainnya di dalam Federasi Rusia. Serbuan kedua kalinya dari pasukan Rusia ini membuat Grozny kembali hancur lebur. Dalam perang kedua kalinya ini, militer Rusia berhasil menguasai kembali Chechnya dan memasukkannya kembali sebagai republik otonom.

Saat ini, Chechnya dipimpin oleh Presiden Ramzan Kadyrov. Pria kelahiran 5 Oktober 1976 ini adalah Presiden Republik Chechnya sejak 15 Februari 2007. Kadyrov dilantik sebagai presiden Chechnya pada 6 April 2007 atas penunjukan Presiden Vladimir Putin.

Saat dilantik sebagai Presiden Republik Chechnya, Ramzan masih berusia 30 tahun. Hal ini menjadikannya sebagai presiden termuda di dunia.

Ramzan sendiri adalah mantan pemimpin pemberontak yang dikenal dekat dengan Kremlin. Ayahnya adalah Akhmad Kadyrov, mantan Presiden Chechnya yang dibunuh pada Mei 2004.

Di bawah kepemimpinan Ramzan, kehidupan di Chechnya kembali membaik. Chechnya kini menjadi salah satu republik berpenduduk mayoritas muslim yang maju di dalam Federasi Rusia.

Hampir 95% penduduk Chechnya adalah Islam dan rata-rata merupakan penganut madzhab Syafi’i yang kuat. Minuman keras dan rokok adalah sesuatu yang dilarang di wilayah Chechnya, termasuk di hotel-hotel berbintang.

Pada tahun 2016, akun Youtube RT Documentary, sebuah jaringan televisi berita internasional multibahasa yang berbasis di Rusia dan didanai oleh pemerintah Rusia, merilis sebuah video yang diberi judul “Chechnya: Republic of Contrasts. High fashion, celebrity parties & Sharia law”.

Dalam deskripsi itu dijelaskan pihak RT ketika menjelajahi Chechnya; sebuah republik kontras, dan melihat bagaimana orang-orang Chechnya mencapai keseimbangan antara tradisi dan modernitas.

Republik Chechnya Rusia telah mengalami kebangkitan setelah dua operasi militer dalam sejarah pasca-Soviet baru-baru ini.

Dalam video tersebut, RT menceritakan bahwa saat ini Chechnya menjadi rumah dari salah satu masjid terbesar dan terindah di Eropa.

Meski melarang keras minuman keras dan rokok, tapi Chechnya menampung selebriti internasional dan bahkan mencoba mode kelas atas.

“Kami menjelajahi republik yang kontras ini untuk melihat bagaimana orang-orang Chechnya mencapai keseimbangan antara tradisi dan modernitas,” tutur pihak RT Documentary.

Video itu merekam bagaimana anak-anak Chechnya belajar dan menghafal Alquran serta menekuni seni bela diri sejak kecil. Sementara para remaja putri juga memiliki tempat dan kesempatan untuk menekuni dunia fashion dan modelling, serta tarian.

Berikut video yang merekam dan mengulas keindahan Chechnya, republik Islam di dalam Federasi Rusia.

https://youtu.be/ELJxh5T9my4

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *