Potensi Kunjungan Wisman Muslim Capai 24 Juta di Tahun 2024

MTN, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) memprediksi kalau kunjungan wisatawan mancanegara muslim akan mencapai angka 24 juta orang pada tahun 2024.

Dilansir dari idxchannel, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, memprediksi kalau kunjungan wisatawan mancanegara muslim akan mencapai angka 24 juta orang pada tahun 2024.

“Dalam masa pandemi Covid-19 ini dari total 34 juta masyarakat yang menggantungkan dirinya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, kita melihat bahwa restriksi perjalanan di seluruh negara mengakibatkan jumlah wisatawan mancanegara drop hampir 75%. Dari 16,1 juta menjadi hanya 4 juta di tahun 2020,” ungkapnya, pekan lalu.

Sandiaga menjelaskan, wisatawan muslim didominasi oleh Malaysia dan Singapura. Sementara itu, jumlah penurunan wisatawan muslim ini hampir bersimetris dengan jumlah penurunan wisatawan seluruh negeri.

Ekosistem pariwisata halal Indonesia, lanjutnya, bisa menggunakan kesempatan ini untuk berbenah. Menurut Menparekraf, pandemi Covid-19 ini memberikan kesempatan untuk meluruskan persepsi bahwa pariwisata halal adalah extension of service atau peningkatan dan perluasan layanan.

“Seperti layanan produk ekonomi kreatif dan bukan zonasi. Tetapi adalah perluasan dari layanan untuk para pelaku wisata yang menginginkan muslim friendly services,” jelasnya.

Sementara itu, Sandiaga menilai, Indonesia semakin mampu untuk menyiapkan layanan-layanan yang dibutuhkan oleh wisatawan muslim. “Indonesia mampu untuk memperluas pasar dan menjangkau originasi-originasi yang selama ini belum tersentuh oleh destinasi wisata di Indonesia,” tandasnya.

Perjalanan wisatawan muslim domestik berpotensi tumbuh 5,8% atau naik mencapai 353,8 juta pada 2024 mendatang.

Berdasarkan catatan masyarakat ekonomi syariah, perjalanan wisatawan muslim domestik berpotensi tumbuh 5,8% atau naik mencapai 353,8 juta pada 2024 mendatang. Sedangkan kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) muslim ke dalam negeri bisa mencapai 24 juta atau tumbuh 7,5%.

Sebelum munculnya pandemic Covid-19 di Indonesia, kunjungan wisatawan muslim di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Diketahui, sejak pemerintah mulai mengembangkan wisata halal atau ramah muslim pada tahun 2016, di tahun 2019 sekitar 20% dari 14,92 juta turis asing yang datang ke Indonesia merupakan wisatawan muslim.

Sambut Ramadhan, Rumah Zakat Luncurkan Aplikasi Digital Islamic Style

MTN, Jakarta – Menyambut bulan Ramadhan tahun ini, pihak Rumah Zakat merilis produk aplikasi mobile yang bernama Digital Islamic Style. Seperti apa?

Dilansir dari TribunNews, Rumah Zakat Indonesia meluncurkan aplikasi mobile bernama Digital Islamic Style.

CEO Rumah Zakat, Nur Efendi, dalam konferensi pers Rumah Zakat secara virtual pekan lalu (23/3) mengatakan kalau di dalam aplikasi DIS tersedia banyak fitur yang bisa digunakan untuk memudahkan umat islam dalam beribadah. Fitur itu di antaranya, kumpulan dzikir doa, Alquran digital, jadwal shalat, arah kiblat, kajian dan fiqih ramadhan, serta donasi zakat, infak, sedekah dan wakaf.

Efendi juga mengatakan DIS akan melakukan pengembangan aplikasi dengan mengikuti style dari seorang muslim. DIS berencana menambah fitur informasi tentang wisata halal hingga wawasan tentang makanan dan minuman halal.

“Nantinya dalam aplikasi DIS akan ada beragam fitur lainnya yang berkonsep lifestyle seorang muslim. Seperti informasi wisata halal dan spot kuliner halal untuk muslim,” terang Nur.

Tak hanya sebagai aplikasi untuk menunjang kualitas ibadah, DIS juga menyediakan fitur lengkap untuk bertransaksi. Fitur ini terdiri dari beragam multi channel pembayaran yang bekerja sama dengan beberapa platform e-wallet yang prosesnya cepat.

Terkait fitur pembayaran ziswaf, ia menyebut DIS telah menyediakan fitur terpisah, termasuk untuk donasi atas kampanye-kampanye sosial yang diinisiasi Rumah Zakat.

“DIS ini nanti ada fitur sendiri untuk ziswaf. Pembayarannya bisa melalui bank atau dompet digital. Prosesnya juga sangat cepat, langsung mendapat notifikasi atau laporan,” katanya.

Sebagai informasi, DIS merupakan aplikasi yang dibuat Rumah Zakat yang dapat digunakan secara reguler. Khusus di bulan ramadhan ini, Rumah Zakat menyediakan fitur khusus untuk memaksimalkan produktif ibadah umat islam saat ramadhan tiba.

Rumah Zakat Indonesia adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan.

Rumah Zakat memulai kiprahnya sejak Mei 1998 di Bandung, dengan nama awal Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ).

Digital Islamic Style sudah tersedia di Google Playstore. Search saja dengan menuliskan kata pencarian “Digital Islamic Style”.

Tonton videonya di bawah ini.

Menyiapkan Banten untuk jadi Destinasi Wisata Halal Dunia

Wisata Tanjung Lesung Anyer (foto: Pikiran Rakyat)

MTN, Jakarta – Provinsi Banten memang menyimpan segudang potensi wisata halal. Banyak cara yang sudah dilakukan untuk mewujudkannya, antara lain dengan menyelenggarakan berbagai seminar yang mengusung tema wisata halal di Banten.

Dilansir dari NewsCom, pihak Forum Dialog Wisata Halal baru saja menyelenggarakan Seminar Daring dan Luring (Hibrida) dengan tema “Banten Menuju Destinasi Wisata Halal Dunia” pekan lalu (25/3) yang bertempat di Kawasan Wisata Halal Baduy Outbound, Serang.

Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, seperti yang dilansir dari AntaraNews, mengungkapkan kalau Pemprov Banten menargetkan dapat masuk sebagai peringkat 10 besar daerah di Indonesia yang memiliki destinasi pariwisata ramah muslim atau wisata halal.

Sebab, kata Andika di Kabupaten Serang Kamis, Provinsi Banten memiliki potensi pariwisata yang luar biasa banyak dan variatif, serta banyak diminati wisatawan.

“Saya berharap target Banten sebagai peringkat 10 besar daerah dengan destinasi pariwisata ramah muslim dapat terealisasi,” kata Andika Hazrumy pada Forum Dialog “Banten Menuju Destinasi Wisata Halal Dunia” yang digelar Dinas Pariwisata Provinsi Banten di Kawasan Wisata Halal Baduy Outbond, di Kabupaten Serang.

Menurut Andika, di Provinsi Banten tercatat ada setidaknya 344 jenis potensi wisata alam seperti pantai, laut, gua, air terjun, dan gunung. Berikutnya, 591 jenis potensi wisata religi, sejarah budaya dan wisata ziarah serta 231 jenis potensi wisata buatan/wisata minat khusus.

Acara “Banten Menuju Destinasi Wisata Halal Dunia” menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Asisten Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden (Wapres) RI Bidang Ekonomi dan Keuangan, Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si., dengan tema Pesona Wisata Halal. Beliau juga menjabat Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indoensia (INTANI).

Turut hadir Wakil Gubernur Banten, H. Andika Hazrumi, S.Sos., M.A.P., selaku narasumber utama sekaligus memberikan kata sambutan dari Pemprov Banten. Beliau mewakili Gubernur Banten, Dr. Drs. H. Wahidin Halim, M.Si., yang berhalangan hadir.

Narasumber lainnya ialah u’lama yang juga Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten, Dr. KH. A. M. Romli, M.Hum., dan Rektor Untirta, Prof. Dr. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T., serta Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Drs. H. Muhammad Agus Setiawan A. W., M.Si.

Hadir pula Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten, Ir. H. Gembong R. Sumedi, M.M., selaku narasumber dalam seminar ini, bersama-sama dengan Direktur Utama (Dirut) PT. Banten West Java Tourism Development, Poernomo Siswoprasetijo, yang juga pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.

Beberapa pihak yang jadi penyelenggara anatara lain adalah: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) Republik Indonesia (RI), dan Perkumpulan Urang Banten (PUB).

Adapun pemandu acara ini ialah penggagas, pendiri, dan Chief Executive Officer (CEO) Gaido Group, H. Muhammad Hasan Gaido, selaku moderator. Ia juga menjadi pemilik (owner) Kawasan Wisata Halal Baduy Outbound.

Acara ini juga didukung oleh Bank Banten: Bank Pembangunan Daerah Banten dan PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk., serta dirancang oleh Gaido Media Creative.

Taiwan Kian Getol Promosikan Wisata Halal ke Masyarakat Indonesia

Taipei Cultural Mosque (foto: https://travelingyuk.com)

MTN, Jakarta – Menyadari besar potensi ekonominya, Taiwan kini makin gecar promosikan wisata halal ke masyarakat Indonesia.

Dilansir dari IndonesiaInside, Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei (TETO) mempromosikan Taiwan sebagai tujuan wisata yang ramah bagi turis Muslim, kepada masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang merencanakan perjalanan setelah pandemi Corona berakhir.

Pihak TETO juga mendorong keunggulan Taiwan sebagai tujuan yang hanya membutuhkan waktu lima jam dengan penerbangan langsung dari Indonesia.

“Lingkungan wisata muslim yang ramah adalah nilai jual utama Taiwan,” tulis pihak TETO di keterangan resminya, yang juga mengajak para wisatawan Indonesia untuk mengunduh aplikasi ‘Taiwan Halal’ yang dikembangkan oleh pelajar Indonesia di Taiwan.

Melalui aplikasi tersebut, wisatawan dapat menggunakan telepon pintarnya untuk mendapatkan berbagai informasi, termasuk lokasi tempat wisata, tempat beribadah, restoran, toko, hotel, dan nomor telepon yang diperlukan. App tersebut juga dapat memberikan 10 titik lokasi masjid yang ada di Taiwan.

Selain itu, terdapat pula mushola yang didirikan di berbagai pusat perbelanjaan, fasilitas umum, dan kawasan wisata utama. Otoritas Taiwan pun telah membekali para pelaku industri pariwisata setempat melalui sejumlah program seminar dan sertifikasi yang menjadikan akomodasi di sana lebih nyaman bagi pengunjung Muslim.

Statistik dari Biro Pariwisata Taiwan, pada Maret 2021, menunjukkan ada 276 restoran halal dan hotel ramah Muslim di Taiwan, termasuk hotel bintang lima, taman peternakan rekreasi, dan penjaja makanan jalanan. “Bahkan jajanan Taiwan popcorn chicken yang terkenal, penjualnya juga menggunakan ayam segar bersertifikat halal, belum lagi banyaknya resto bakmi sapi halal dan berbagai restoran halal di Taiwan, sehingga sahabat Muslim bisa makan dari pagi hingga malam dengan nyaman,” terang pihak TETO.

Untuk keadaan darurat, banyak institusi medis yang telah memperoleh sertifikasi ‘Lingkungan Ramah Muslim’.

“Taiwan terus menciptakan lingkungan ramah yang cocok untuk wisata muslim, dan ini jelas merupakan pilihan pertama bagi teman-teman muslim untuk bepergian ke luar negeri,” pungkas pihak TETO.

Berawal dari Hobi Traveling menjadi Penyedia Jasa Wisata Halal

ilustrasi (foto: Cakraloka Tour)

MTN, Jakarta – Semua hobi yang diseriuskan tentu akan membawa rezeki. Contohnya dari hobi traveling jadi penyedia jasa wisata halal.

Dilansir dari Kumparan, bos Cakraloka Tour mengawalinya dari hobi traveling, yang kemudian membuka jasa wisata halal.

Berawal dari hobi traveling, Maulana Malik Al Habiby memutuskan membuka jasa wisata halal tour bernama Cakraloka Tour pada tahun 2011, dengan fokus area objek wisata di kawasan Indonesia Timur.

Maulana menceritakan, bahwa Cakraloka Tour merupakan pelopor wisata halal yang berada di Indonesia Timur. Tepatnya di daerah Manado dan Raja Ampat.

Untuk memasarkan Cakraloka Tour, Maulana memanfaatkan kemampuannya di bidang internet marketing, sebagai salah satu ujung tombak pemasarannya.

“Alhamdulillah, hingga saat ini Cakraloka Tour semakin dikenal. Khususnya untuk menjelajahi kawasan pariwisata di Indonesia Timur,” ujarnya.

Sebelum menjadi pengusaha jasa pariwisata, dia sempat berprofesi sebagai seorang jurnalis. Kemudian sempat mengalami titik terendah pada tahun 2013.
“Saya pernah pernah mengalami titik terendah. Kemudian bangkit dan mencoba lebih menekuni bisnis pariwisata,” terangnya.

Saat ini, bisnisnya telah banyak dikenal dan menjadi jujukan wisatawan yang mengujungi Indonesia bagian timur. Tak hanya itu, beberapa perusahaan juga telah menggunakan jasa travel agent Cakraloka Tour, bahkan dalam berbagai kesempatan, bekerjasama di even tertentu.

“Alhamdulillah, kini sudah bisa lebih baik. Apalagi dipercaya perusahaan besar di Indonesia untuk liburan atau bila ada acara di Manado dan Raja Ampat,” jelasnya.

Sementara itu saat pandemi Covid-19 ini, Maulana tetap berusaha menyuguhkan yang terbaik bagi para wisatawan yang berwisata ke Indonesia Timur. Serta tetap fokus untuk pengembangan wisata halal dunia.

Bagaimana tetap berusaha bertahan di tengah pandemi Covid? Maulana mengatakan tetap tekun dan sabar, selalu belajar dan rajin melakukan silaturahmi.

Kunjungi situs Cakraloka Tour di SINI.

Halalpedia, Marketplace Lokal Khusus Produk-produk Halal

MTN, Jakarta – Bagi anda yang menginginkan sebuah marketplace online yang khusus untuk produkproduk halal, kini telah hadir Halalpedia. Seperti apa?

Dilansir dari Kastara, kini telah hadir sebuah marketplace online khusus produk-produk halal yang bernama Halalpedia.

“Kami terus berinovasi serta memberikan pelayanan terbaik bagi seluruh pengguna Halalpedia. Untuk memberikan kemudahan dan kebaikan bagi sesama, Halalpedia akan menjadi pilihan pasti dalam memenuhi kebutuhan berbelanja yang lebih tenang, nyaman, aman dan Halal,” ujar Chief Marketing Officer Halalpedia, Arga Satria.

Arga menambahkan, Halalpedia memiliki sejumlah program unggulan yang dapat membantu memulihkan kembali perekonomian keluarga di Indonesia. Berbagai kemudahan dihadirkan baik untuk para pelaku usaha maupun para konsumen.

Melalui peluncuran ini, Halalpedia juga mengajak masyarakat untuk terus melakukan kebaikan dengan bertransaksi sesuai syariah. Dengan itu semuanya dapat memperoleh keberkahan dengan membiasakan dari hal kecil yaitu menggunakan, menjual, atau mengkonsumsi produk yang halal.

Beberapa keunggulan Halalpedia antara lain tersedia di website, aplikasi Android serta iOS. Pembayaran bisa dari berbagai bank serta toko retail (Indomaret dan Alfamart). Pengiriman bisa same day dan next day dengan kurir logistik ternama. Tersedia customer support untuk merchant dan customer. Bank penampungan dana transaksi menggunakan Bank Syariah Indonesia (BSI). Produk bervariasi dan terjamin keasliannya.

Selain itu, Halalpedia didukung oleh Wisata Muslim (aggregator wisata dan umroh haji), SC Property (Property Management berbasis blockchain), Sharia Coin (toko emas fisik Antam dan Lotus), Motor listrik Gesits Main Dealer Jawa Barat, Halal Fresh (Halal Food Platform) dan AFSI (Asosiasi Fintech Syariah Indonesia).

Kunjungi situs Halalpedia di SINI.

Turki dan Rusia Rajai Transportasi Udara di Eropa Tahun 2020

ilustrasi (foto: theconversation.com)

MTN, Jakarta – Meski 2020 merupakan tahun yang suram, namun tidak begitu bagi industri transportasi udara di Turki dan Rusia, karena mereka mampu tetap melaju. Seperti apa?

Dilansir dari Independent, berdasarkan data dari Ralph Anker (The Anker Report), disebut kalau Turki dan Rusia adalah yang terdepan di industri transportasi udara pada tahun 2020, untuk kategori jumlah penumpang.

Data ini berdasarkan analisis dari statistik penumpang di 400 bandara udara pada April hingga Desember 2020, dan membandingkannya dengan data tahun 2019.

Spanyol, Italia, Perancis ada di urutan selanjutnya, yang kemudian diikuti oleh Britania Raya dan Jerman.

Meski bandara udara di Instanbul pada tahun 2020 kehilangan 68 persen trafiknya, namun performanya tetap lebih baik ketimbang para kompetitor. Istanbul Airport adalah bandara terbaik di Eropa saat ini.

Kemudian, bandara Domodedovo dan Sheremetyevo milik Rusia ada di urutan kedua, untuk kategori jumlah penumpang.

Cek gambar infografiknya di bawah ini.

Ekonomi Syariah Janjikan Konsep Masa Depan bagi Umat

ilustrasi (gambar: Lampung Post)

MTN, Jakarta – Pihak Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) mengatakan kalau ekonomi syariah menjanjikan konsep masa depan bagi umat. Seperti apa?

Dilansir dari GenPI.co, Sekretaris Ditjen Bimas Islam, M Fuad Nasar, mengatakan perkembangan pesat ekonomi syariah tak lepas dari produk keuangan yang fleksibel dan variatif.

“Orang bicara koperasi, ada koperasi syariah, ada bank syariah, bahkan di industri pariwisata ada wisata halal,” ujar Fuad di keterangan resminya.

Fuad menjelaskan, selain memiliki keunggulan soal variatif, ekonomi syariah juga tidak elitis.

Dalam artian, semua masyarakat bisa menggunakannya dan selalu berlandaskan unsur moral serta sosial. “Ini membuat keadilan dijunjung tinggi, ada keseimbangan, dan menjadikan bagi hasil yang proporsional,” katanya.
Ditjen Bimas Islam ini percaya ekonomi syariah memiliki masa depan yang menjanjikan bagi kemajuan umat di Indonesia.

Meskipun demikian, perkembangan ekonomi syariah masih membutuhkan waktu yang panjang. Terutama soal kesinambungan antargenerasi dalam menjalankan konsep tersebut.

OJK: Wisata Halal Belum Digarap Maksimal

ilustrasi (foto: reddoorz)

MTN, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan kalau banyak ekosistem wisata halal yang belum digarap, termasuk di dalamnya wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Liputan6, pihak OJK mengatakan kalau banyak ekosistem-ekosistem yang berkaitan dengan perbankan syariah yang belum digarap maksimal.

Tidak hanya ekosistem makanan halal dan marketplace syariah saja yang belum digarap maksimal. Melainkan juga ada ekosistem lain seperti wisata halal, haji dan umrah, farmasi dan kosmetik halal, fesyen halal, media dan rekreasi halal, pesantren, masjid, serta Lembaga amil zakat, yang peluangnya masih terbuka lebar.

“Saya yakin seyakin-yakinnya, karena ekosistem-ekosistem perkembangan perbankan syariah kita itu kan banyak benar yang belum digarap oleh perbankan syariah, terkait dengan mungkin makanan halal, marketplace syariah yang begitu luas,” kata Heru dalam Launching Roadmap Perkembangan Perbankan Syariah Indonesia (RP2SI) 2020-2025, Kamis (25/2/2021).

“Itu kan semua hal ekosistem yang belum digarap oleh perbankan syariah kita, belum maksimal. Nah begitu ada sinergi dengan perbankan syariah kita saling bergandengan tangan antara stakeholder dengan perbankan syariah, tentunya yang didukung oleh digitalisasi,” jelas Heru.

Tantangan Meramaikan Wisata Halal di Indonesia

MTN, Jakarta – Pandemi Covid-19 tak bisa dipungkiri memang merontokan semua sendi kehidupan di masyarakat. Termasuk di sektor pariwisata. Wisata halal banyak disebut merupakan salah satu solusi. Seperti apa tantangannya?

Wisata halal disebut-sebut sebagai salah satu solusi untuk memulihkan industri wisata, namun banyak rintangan yang menghadang.

Dilansir dari Kompas, pandemi ini sebetulnya memberikan ruang lebih longgar bagi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk berbenah. Berbenah bukan hanya berarti meningkatkan kualitas sarana dan prasarana wisata halal, melainkan juga memperbaiki strategi komunikasi agar ambisi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat wisata halal dunia dapat diterima dan didukung semua pihak, termasuk umat non-Muslim.

Tujuan wisata halal Menurut Anang Sutono, Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Ekonomi dan Destinasi Wisata, wisata halal adalah seperangkat layanan tambahan amenitas, atraksi, dan aksesibilitas untuk meningkatkan kepuasan turis muslim dalam berwisata.

Sekira 20 persen dari 14,92 juta turis asing yang datang ke Indonesia pada 2019 merupakan wisatawan Muslim. Kunjungan wisatawan Muslim cenderung meningkat setiap tahunnya sejak pemerintah mulai mengembangkan wisata halal atau ramah Muslim pada 2016.

Sebelum pandemi Covid-19 muncul, kebijakan bebas visa untuk 169 negara dan gencarnya program promosi dan penjualan destinasi merupakan instrumen politik luar negeri Indonesia untuk mendatangkan turis Muslim sebanyak mungkin agar kepentingan dalam negeri tercapai, yakni mendorong inovasi, menambah lapangan kerja, dan menghidupkan usaha mikro, kecil, dan menengah.

Di Indonesia, wisata halal berkembang pesat. Menurut laporan Global Muslim Travel Index 2019 (GMTI) yang menilai kualitas wisata halal dari segi akses, komunikasi, lingkungan, dan pelayanan, Indonesia berada di peringkat pertama dari 130 negara tujuan utama wisata ramah muslim.

Wisata halal juga mendapatkan perhatian khusus dari negara-negara yang bukan anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) seperti Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan, karena sektor ini mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi. Memastikan wisman Muslim terbebas dari islamophobia juga merupakan bagian dari upaya mereka dalam peningkatan kualitas pelayanan wisata halal.

Wisatawan Muslim dunia menjadi incaran karena jumlahnya yang terus meningkat dan besarnya nilai belanja di negara tujuan. CrescentRating memprediksi jumlah wisatawan Muslim secara global mencapai 230 juta pada 2026, meningkat dari 140 juta pada 2018. Sedangkan menurut Global Islamic Economy Report, nilai perputaran uang dari wisata halal dunia diprediksi meningkat dari 177 miliar dolar pada 2017 menjadi 274 miliar dolar pada 2023.

Pertanyaannya? Apakah wisata halal di Indonesia bisa menjawabkan tantangan-tantangan di atas?