Bahas Wisata Halal di Lombok, Mantan Gubernur Lombok Contohkan Pariwisata Bali

Lombok (foto: cheria-travel.com)

MTN, Jakarta – Bahas wisata halal saat Dies Natalis Poltekpar Lombok, mantan Gubernur contohkan kemajuan pariwisata Bali.

Mantan Gubernur periode 2003 sampai 2018, Dr. TGB HM Zainul Majdi, di acara Dies Natalis Politeknik Pariwisata Lombok, mencontohkan pariwisata di Bali, kenapa bisa berkembang? karena mampu menyerap nilai-nilai agama setempat, kemudian adat dan budaya disana. Artinya, di Nusa Tenggara Barat, tidak perlu mempertentangkan nilai Islami dan konvensional, akan tetapi, mengajak semua pihak saling menghargai perbedaan satu sama lainnya.

“Berikan kesempatan pelayanan sesuai tuntunan syariat Islam bagi wisatawan muslim, pariwisata halal ini hadir untuk melengkapi. Begitu halnya dengan pariwisata konvensional,” ungkapnya.

TGB mengajak semua pihak untuk mendukung kemajuan pariwisata dan terus mendorong peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) handal, memiliki adaptasi, kreativitas dan inovasi.

“Orientasi pembangunan itu, harus melekat dengan perspektif lingkungan atau budaya. Ini adalah tumpuan masa akan datang,” kata TGB.

Dilansir dari LomboKita, TGB mempertegas soal pariwisata halal, untuk meluruskan persepsi kurang tepat tentang pariwisata halal yakni salah satu syarat pembangunan yang baik, ketika mampu menyerap tatanan lokal yang berkembang di tempat itu.

Politeknik Pariwisata Lombok merayakan hari jadi ke-5 yang berlangsung khidmat di Gedung Amphi Theater, Rektorat Poltekpar Lombok, pada pekan lalu (7/5/2021).

Tol Padang-Pekanbaru Akan Pula Dongkrak Wisata Halal di Sumbar

Tol Padang – Pekanbaru (foto: kemenkeu.go.id)

MTN, Jakarta – Pihak Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat menilai keberadaan tol Padang-Pekanbaru akan meningkatkan kunjungan pariwisata ke daerah mereka.

“Jika tol Padang-Pekanbaru sudah selesai dibangun maka kunjungan pariwisata akan meningkat, apalagi wisata merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru di Sumbar,” kata Kepala BI perwakilan Sumbar, Wahyu Purnama, di Padang, Kamis (29/04/2021), seperti yang dilansir dari Akurat.Co.

Menurutnya pariwisata Sumbar akan jauh lebih berkembang ketika tol tersebut sudah beroperasi, oleh sebab itu pihaknya juga berharap agar pengerjaannya cepat dirampungkan.

Wahyu memaparkan semenjak 2013 atau delapan tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Sumbar terus melambat. Pada 2013 ekonomi Sumbar mampu tumbuh 6,08 dan berada di atas angka nasional yang hanya 5,56 persen.

Namun setelah itu kendati tetap berada di atas nasional, ekonomi Sumbar terus mengalami perlambatan yang tercatat pada 2014 sebesar 5,88 persen, 2015 sebesar 5,53 persen, 2016 5,27 persen, 2017 sebesar 5,30 persen, 2018 sebesar 5,16 persen dan 2019 sebesar 5,02 persen sedangkan 2020 anjlok menjadi minus 1,60 persen.

Melihat kondisi itu, Wahyu menilai perlu ada upaya mengembangkan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang selama ini bertumpu pada sektor pertanian. Ia melihat sektor pariwisata potensial dikembangkan sebagai sumber ekonomi baru karena Sumbar memiliki kekayaan alam, budaya dan semangat wirausaha yang besar sebagai modal pengembangan sektor wisata.

“Melihat angka pertumbuhan ekonomi Sumbar yang selama ini yang mengandalkan ekspor, sektor pertanian dan lainnya, butuh penggerak baru yakni sektor pariwisata,” kata Wahyu.

Menurutnya Sumatera Barat memiliki laut yang indah, danau, pergunungan, serta alam yang indah dan tinggal mengemas semuanya menjadi sebuah kekuatan baru agar menjadi objek wisata yang dikenal tidak hanya skala nasional namun juga internasional.

Apalagi pada 2016 Sumatera Barat juga meraih penghargaan dari The World Halal Tourism Award 2016 pada kategori World’s Best Halal Destination atau tujuan wisata halal terbaik dan World’s Best Halal Culinary Destination atau tujuan wisata kuliner halal terbaik. Tentu keberadaan tol baru tersebut juga bakal mendongkrak wisata halal di Sumbar.

Wahyu berpendapat jika sektor pariwisata sudah maju, maka akan pula mendorong pertumbuhan Usaha Kecil Menengah dan Mikro seperti kuliner, fesyen dan lainnya.

“Dan pengembangan sektor ini akan menjadi stimulan bagi sektor lain untuk tumbuh dan pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” pungkasnya.

Menparekraf: “Wisata Halal adalah Peningkatan Layanan, bukan Mensyariahkan Objek Wisata”

Sandiaga Uno (foto: Readers ID)

MTN, Jakarta – Menparekraf, Sandiaga Uno, kembali pertegas makna dari wisata halal kepada publik, untuk meluruskan salah kaprah yang masih banyak beredar.

Dilansir dari Kompas, menurut Sandiaga, Pariwisata Muslim Friendly adalah pariwisata ramah muslim yang menjadi salah satu keunggulan dari berbagai jenis wisata yang dikembangkan.

“Pariwisata halal yang dimaksud di sini adalah extension of service atau peningkatan dan perluasan layanan, bukan berarti mensyariahkan tempat wisata,” ungkap Sandiaga melalui Instagramnya, Kamis (29/4/2021).

Menurut data State of The Global Islamic Economy Report tahun 2019, jumlah spending wisatawan Muslim di dunia mencapai 12 persen dari total pengeluaran wisatawan global. Artinya, dari total 1,66 triliun dollar AS belanja wisatawan global, 200,3 miliar dollar AS merupakan pengeluaran untuk memenuhi keperluan atau kebutuhan wisatawan Muslim.

“Top five negara Muslim Traveler dengan pengeluaran terbesar ditempati oleh Saudi Arabia, UAE, Qatar, Kuwait dan yang terbesar kelima adalah negara kita, Indonesia,” jelas Sandiaga.

Menparekraf tersebut berkata, besarnya potensi Indonesia untuk mengembangkan pariwisata halal, bukan hanya untuk menarik minat wisatawan muslim dari negara-negara lain, tetapi juga menggiatkan wisatawan muslim di Indonesia.

Di sisi lain, Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar, membelanjakan 214 miliar dollar AS untuk produk halal atau setara dengan 10 persen dari pangsa produk halal dunia.

“Dibandingkan dengan negara-negara yang mayoritas penduduk muslim lain, Indonesia termasuk konsumen produk halal terbesar. Namun disayangkan masih banyak produk yang dibelanjakan merupakan produk impor,” kata Sandiaga.

Dalam postingan sebelumnya, Sandiaga menilai terdapat potensi yang cukup besar akan minat masyatakat terhadap produk halal. Dengan memanfaatkan peluang ini, Sandiaga optimistis dapat membuka lapangan kerja seluas-luasnya, dan menjadikan Indonesia sebagai pusat produsen halal dunia.

Ikatan Pengusaha Muslim Dorong Industri Wisata Halal ke Pasar Global

ilustrasi (foto: Humas Pemkab Banyuwangi)

MTN, Jakarta – Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (ISMI) turut mendorong industri wisata halal ke pasar global, melalui serangkaian event yang bakal digelar nanti.

Dilansir dari CNNIndonesia, Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (ISMI) bakal menggelar Silaturahmi Bisnis ke-12 (Silabis) di Aceh pada 16-20 Juni 2021.

Secara umum, gelaran ini bertujuan mendorong daya saing para pelaku usaha agribisnis, perdagangan dan pariwisata sebagai upaya meningkatkan ekonomi umat Islam. Salah satunya melalui promosi industri wisata dan produk halal pada pasar global.

Pihak ISMI secara rutin bersilaturahmi dengan anggota, pengurus, dan pengusaha muslim di Indonesia dengan harapan terjalin kerjasama yang berkelanjutan.

Di tahun ke-12 ini, Silabis mengangkat tema “Agritech, Trade and Tourismpreneur”. Pertemuan ini nantinya juga merupakan rangkaian kegiatan bisnis yang terintegrasi antara sektor industri pengolahan produk agri dengan teknologi tepat guna, yang terkolaborasi dengan sektor pariwisata, demi mendorong pemulihan ekonomi kreatif di tengah pandemi covid-19.

Pengurus berharap nantinya Silabis-12 menjadi ajang terbentuknya sinergi dan kolaborasi antar pelaku usaha ISMI dan jaringan pengusaha muslim di Indonesia. Dengan demikian, percepatan informasi terkait teknologi terapan dan pasar global bisa tercapai.

Selama ini, ISMI telah memberikan kontribusi bagi usaha pengembangan ekonomi dan bisnis para pengusaha muslim di Indonesia dengan menegakkan dunia usaha berdasarkan pilar ekonomi syariah.

Sebagai informasi, ISMI adalah organisasi pengusaha muslim yang didirikan oleh empat organisasi masyarakat terbesar di Indonesia, yaitu: Nahdlatul ‘Ulama (NU), Majelis Ulama Indonesia (MUI), Muhammadiyah dan Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI).

Pandemi Justru Merupakan Kesempatan Wisata Halal untuk Bangkit

ilustrasi (foto: blok-a.com)

MTN, Jakarta – Pandemi saat ini disebut sebagai kesempatan bagi industri wisata halal untuk bangkit. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, Ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Riyanto Sofyan, mengatakan kalau pandemi saat ini justru merupakan kesempatan bagi industri wisata halal untuk bangkit.

“Pandemi membuat pariwisata dituntut mengarah ke arah yang lebih bertanggung jawab bagi pengunjung. Seperti misalnya menjaga kesehatan dan etika di destinasi wisata. Pariwisata juga mulai mengarah ke tema-tema yang menyehatkan dan mengkonsumsi makanan yang menyehatkan. Konsep pariwisata halal yakni merupakan servis tambahan dan fasilitas ramah muslim atau ramah bagi keluarga. Dengan begitu, diharapkan memberikan kenyamanan bagi pengunjung muslim atau non muslim baik perorangan maupun keluarga,” papar Riyanto.

“Ini kesempatan bagi pariwisata halal untuk bangkit lebih cepat karena karakteristiknya sudah sesuai dengan mega trend tourism saat ini,” tambahnya.

Riyanto pun menegaskan, pariwisata halal bukan dimaksudkan untuk mendikotomi destinasi atau seperti destinasi religi yang eksklusif.

Lebih lanjut, Riyanto menuturkan, substansi pariwisata halal sejak dibahas tahun 2012 lalu hingga saat ini tidak berubah. Karena itu, ke depan para pelaku pariwisata halal harus dapat memanfaatkan kesempatan pandemi saat ini untuk mengemas pariwisata ramah muslim dengan efektif.

Kembangkan Wisata Halal, Menparekraf Akan Kunjungi Sumbar dan Aceh

ilustrasi (foto: Tribun News)

MTN, Jakarta – Demi kembangkan wisata halal, Menparekraf, Sandiaga Uno, akan kunjungi Sumatera Barat dan Aceh.

Dilansir dari Okezone, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengatakan kalau pemerintah akan menata ulang pariwisata halal di Indonesia. Lombok, Sumatera Barat dan Aceh masih jadi destinasi wisata halal populer di Tanah Air.

“Untuk destinasinya, Lombok masih jadi destinasi wisata halal terbaik. Ada beberapa kandidat lain juga. Namun kita harus pastikan bahwa muslim friendly itu bukan tentang destinasi, tapi extention of service,” ujar bang Sandi.

Pemerintah sudah mengembangkan potensi pariwisata halal di Tanah Air sejak 2016, namun mulai 2020 laju pertumbuhannya terhenti akibat pandemi COVID-19.

Secara statistik, kunjungan wisatawan Muslim di Indonesia meningkat setiap tahun sebelum virus corona mewabah. Pada 2019 tercata, dari 14,92 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Nusantara, 20% di antaranya turis Muslim.

Sandiaga Uno yakin bahwa di masa pandemi COVID-19 ini waktu yang tepat untuk menata ulang pariwisata halal Indonesia. Sehingga setelah pandemi selesai, maka destinasi wisata halal diyakini bakal banyak wisatawan.

Target wisatawan yang berpotensi besar digaet pemerintah saat ini adalah dari Malaysia, Singapura, dan domestik. Sementara untuk wisatawan asal Timur Tengah belum menunjukkan tren positif, mengingat masih pandemi Covid-19.

Untuk mengembangkan pariwisata halal, Sandiaga menjadwalkan kunjungan langsung ke Sumatera Barat dan Aceh. Kedua daerah dikenal sangat kental dengan budaya Islamnya.

“Kebetulan saya akan ke Sumatera Barat, kita akan bahas dengan para pemangku kepentingan. Setelah itu ke Aceh, bagaimana mengembangkan potensi pariwisata ramah muslim potensi bisa untuk dijadikan penggerak karena saat ini wisatawan nusantara menjadi fokus utama,” kata Sandiaga Uno.

Masjid At-Thohir, Calon Destinasi Wisata Muslim di Kota Los Angeles

ilustrasi Masjid At Thohir di Los Angeles jika pembangunannya sudah selesai (gambar: imfola.org)

MTN, Jakarta – Di kota Los Angeles kini tengah dibangun sebuah masjid, yang nantinya bisa dijadikan destinasi wisata muslim. Masjid tersebut bernama At-Thohir.

Dilansir dari Kumparan, Menteri BUMN, Erick Thohir, ikut berkontribusi dalam merampungkan pembangunan sebuah masjid di Los Angeles, Amerika Serikat (AS), yang bernama At-Thohir.

Pembangunan masjid yang nantinya akan dijadikan pusat kegiatan umat muslim Indonesia di Los Angeles atau Indonesia Muslim Community Center ini diharapkan bisa selesai pada bulan Ramadhan 1442 atau 2021.

Masjid At Thohir dalam proses penyelesaian pembangunan (foto: imfola.org)

“Insya Allah di Bulan Suci Ramadhan 2021/1442 H ini sudah hampir rampung. Kami berharap Masjid ini dapat selalu bermanfaat sebagai sarana beribadah, dakwah dan beraktifitas bagi komunitas umat muslim Indonesia di Los Angeles dan secara umum dapat digunakan oleh umat muslim yang ada di Los Angeles,” tulis Erick Thohir di akun Instagram-nya.

Populasi umat muslim di AS memang masih terbilang minoritas yakni sekitar 3,5 juta orang atau hanya 1,1 persen dari total penduduk. Tapi angka tersebut dilaporkan terus bertambah.

Seperti diketahui, Erick Thohir pernah mengenyam pendidikan di Glendale University dan National University of California. Keduanya berada di California.

Dari sisi lokasi, masjid At-Thohir sangat strategis, terletak di jantung kota Los Angeles. Tepatnya 1200 S. Kenmore Ave. Los Angeles, dan hanya 1,6 km dari Gedung KJRI Los Angeles.

Upaya Pulihkan Ekonomi Lokal, Banyuwangi Gelar Festival Produk Halal

Festival produk halal di Banyuwangi tahun 2021 (foto: tribunews.com)

MTN, Jakarta – Banyuwangi pada akhir pekan lalu gelar festival produk halal, dalam rangka salah satu upaya dalam memulihkan ekonomi lokal. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, Pemkab Banyuwangi menggelar festival produk halal dan kajian agama, di Pantai Marina Boom, pekan lalu (10-11/4).

“Tren halal ini terus berkembang di dunia. Bahkan sejumlah negara nonmuslim pun, sesudah mulai fokus mengembangkan industri wisata halal untuk meraih wisatawan. Pemerintah pusat memperkirakan bahwa pertengahan tahun ini pariwisata dunia mulai bergerak seiring dengan proses vaksinasi yang telah berjalan. Kami di daerah harus mulai menyiapkan diri untuk ini,” terang Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani.

Menurut Bupati Ipuk, festival ini dirancang sebagai upaya untuk menggerakkan kembali roda perekonomian warga. Sekaligus ajang untuk memperkuat kesiapan produk-produk halal khususnya pelaku UMKM guna mengantisipasi kunjungan wisatawan.

“Bukan sekedar festival. Lewat festival ini sekaligus mengajak sejumlah pihak sama-sama memberikan penguatan produk daerah dalam mendorong pengembangan wisata di Banyuwangi,” tutur dia.

Bupati Ipuk menjelaskan, setiap festival harus dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Mulai dari menjaga jarak antar stan UMKM, pemakaian masker dan handsanitizer bagi tiap individu, hingga meminimalisasi pembayaran secara tunai dengan sistem nontunai.

“InsyaAllah aman. Tentunya pelaksanaan harus memenuhi syarat disiplin pada protokol kesehatan. Kami ingin ekonomi bergerak, tapi warga tidak lalai menjalankan prokes Covid-19,” tambahnya.

Selain berbagai produk makanan-minuman, di Pantai Marina Boom juga digelar peragaan busana muslim, hiburan musik religi, pameran produk halal, hingga kajian tentang Islam yang ramah bagi semuanya.

Potensi Kunjungan Wisman Muslim Capai 24 Juta di Tahun 2024

MTN, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) memprediksi kalau kunjungan wisatawan mancanegara muslim akan mencapai angka 24 juta orang pada tahun 2024.

Dilansir dari idxchannel, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, memprediksi kalau kunjungan wisatawan mancanegara muslim akan mencapai angka 24 juta orang pada tahun 2024.

“Dalam masa pandemi Covid-19 ini dari total 34 juta masyarakat yang menggantungkan dirinya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, kita melihat bahwa restriksi perjalanan di seluruh negara mengakibatkan jumlah wisatawan mancanegara drop hampir 75%. Dari 16,1 juta menjadi hanya 4 juta di tahun 2020,” ungkapnya, pekan lalu.

Sandiaga menjelaskan, wisatawan muslim didominasi oleh Malaysia dan Singapura. Sementara itu, jumlah penurunan wisatawan muslim ini hampir bersimetris dengan jumlah penurunan wisatawan seluruh negeri.

Ekosistem pariwisata halal Indonesia, lanjutnya, bisa menggunakan kesempatan ini untuk berbenah. Menurut Menparekraf, pandemi Covid-19 ini memberikan kesempatan untuk meluruskan persepsi bahwa pariwisata halal adalah extension of service atau peningkatan dan perluasan layanan.

“Seperti layanan produk ekonomi kreatif dan bukan zonasi. Tetapi adalah perluasan dari layanan untuk para pelaku wisata yang menginginkan muslim friendly services,” jelasnya.

Sementara itu, Sandiaga menilai, Indonesia semakin mampu untuk menyiapkan layanan-layanan yang dibutuhkan oleh wisatawan muslim. “Indonesia mampu untuk memperluas pasar dan menjangkau originasi-originasi yang selama ini belum tersentuh oleh destinasi wisata di Indonesia,” tandasnya.

Perjalanan wisatawan muslim domestik berpotensi tumbuh 5,8% atau naik mencapai 353,8 juta pada 2024 mendatang.

Berdasarkan catatan masyarakat ekonomi syariah, perjalanan wisatawan muslim domestik berpotensi tumbuh 5,8% atau naik mencapai 353,8 juta pada 2024 mendatang. Sedangkan kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) muslim ke dalam negeri bisa mencapai 24 juta atau tumbuh 7,5%.

Sebelum munculnya pandemic Covid-19 di Indonesia, kunjungan wisatawan muslim di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Diketahui, sejak pemerintah mulai mengembangkan wisata halal atau ramah muslim pada tahun 2016, di tahun 2019 sekitar 20% dari 14,92 juta turis asing yang datang ke Indonesia merupakan wisatawan muslim.

Delapan Rekomendasi Kafe Halal di Kuala Lumpur

ilustrasi (foto: www.aaranis.com)

MTN, Jakarta – Jika anda berniat untuk berpelesir ke Kuala Lumpu, Malaysia, saat pandemi reda nanti, kami ada delapan rekomendasi kafe halal di sana. Apa saja?

Dilansir dari Detik, berikut adalah delapan rekomendasi kafe halal di Kuala Lumpur, Malaysia, yang bisa anda kunjungi jika nanti ingin berkunjung ke sana.

Thursdvy
Jika kamu pernah ke Melbourne, maka kamu tidak akan asing dengan suasana di kafe satu ini. Kopi dan makanannya dijamin berkualitas. Selain itu, tersedia pula makanan berat seperti Baba’s Big Breakfast ataupun camilan ringan seperti French toast sampai burger donat dan pir ayam. Lokasinya berada di Lorong Datuk Sulaiman 1 Taman Tun Dr Ismail.

Soul Sacrifice
Kafe lain yang juga menarik adalah Soul Sacrifice. Kafe bernuansa monokrom ini bukan hanya punya kopi enak, namun juga makanan lezat yang mengenyangkan. Salah satu enu andalannya adalah Cup of Nations, yakni telur rebus setengah matang yang disajikan di atas ubi tumbuk dan disiram saus krim yang gurih. Lokasinya ada di Jalan 4/76C Desa Pandan.

Croisserie
Satu hal yang paling menonjol di kafe ini adalah suasananya yang minimalis dan mengingatkan kita akan toko kue di Jepang. Dari depannya saja, kafe ini sudah terlihat nyaman. Ketika masuk ke dalam, Anda akan disambut oleh deretan canelé, quiche, pastry, dan kue yang siap dinikmati. Anda cukup datang ke Plaza Damansara No. 14 Jalan Medan Setia 2.

PODGY Kurau
Jika Anda ingin mencoba sensasi makan di kafe terbaik di Kuala Lumpur, langsung saja datang ke kafe yang beralamat di Lorong Kurau Lucky Garden ini. Sebelumnya, lokasinya berada I Sri Hartamas. Setelah pindah, kafe ini pun tetap ramai dikunjungi oleh orang-orang yang rindu kopi enak dan pasta, salad, serta roti lapisnya.

VCR
Kafe ini punya dua lokasi, yakni di Jalan Galloway Bukit Bintang dan Jalan Telawi Bangsar. Namun, keduanya sama-sama nyaman untuk dikunjungi. Setibanya di kafe ini, langsung saja pesan kopi dan pastry yang Anda suka. Jika sedang ingin makanan manis, kafe ini pun menyediakan sejumlah pilihan menu dessert yang menggoda.

Feeka Coffee Roaster
Di Jalan Mesui Bukit Bintang pun ada sebuah kafe yang patut dicoba. Feeka Coffee Roasters bukan sekedar menyajikan makanan dan minuman enak, namun juga beretika. Kopi yang digunakan oleh kafe ini berasal dari petani lokal. Suasananya pun nyaman dengan area terbuka yang penuh dengan pepohonan hijau. Cocok untuk beristirahat sejenak setelah jalan-jalan.

Daun
Sesuai namanya, kafe halal satu ini mengandalkan suasana hijau nan asri untuk membuat pengunjungnya nyaman. Suasana hijau ini pun menjadi latar belakang yang Instagramable untuk OOTD sambil menyesap kopi dan menikmati aneka pastry yang tersedia.

F. R. Copper
Suasana berbeda bisa kamu nikmati di kafe yang berlokasi di Jalan Aminuddin Bali, Taman Tun Dr Ismail ini. Suasananya serba putih dengan meja marmer besar sebagai pusatnya. Otomatis, pemandangan ini pun cocok untuk berfoto. Sambil mencari spot terbaik, pesan saja Ice Black atau Ice Latte dan kue-kuenya yang nikmat.