Turki dan Rusia Rajai Transportasi Udara di Eropa Tahun 2020

ilustrasi (foto: theconversation.com)

MTN, Jakarta – Meski 2020 merupakan tahun yang suram, namun tidak begitu bagi industri transportasi udara di Turki dan Rusia, karena mereka mampu tetap melaju. Seperti apa?

Dilansir dari Independent, berdasarkan data dari Ralph Anker (The Anker Report), disebut kalau Turki dan Rusia adalah yang terdepan di industri transportasi udara pada tahun 2020, untuk kategori jumlah penumpang.

Data ini berdasarkan analisis dari statistik penumpang di 400 bandara udara pada April hingga Desember 2020, dan membandingkannya dengan data tahun 2019.

Spanyol, Italia, Perancis ada di urutan selanjutnya, yang kemudian diikuti oleh Britania Raya dan Jerman.

Meski bandara udara di Instanbul pada tahun 2020 kehilangan 68 persen trafiknya, namun performanya tetap lebih baik ketimbang para kompetitor. Istanbul Airport adalah bandara terbaik di Eropa saat ini.

Kemudian, bandara Domodedovo dan Sheremetyevo milik Rusia ada di urutan kedua, untuk kategori jumlah penumpang.

Cek gambar infografiknya di bawah ini.

Ekonomi Syariah Janjikan Konsep Masa Depan bagi Umat

ilustrasi (gambar: Lampung Post)

MTN, Jakarta – Pihak Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) mengatakan kalau ekonomi syariah menjanjikan konsep masa depan bagi umat. Seperti apa?

Dilansir dari GenPI.co, Sekretaris Ditjen Bimas Islam, M Fuad Nasar, mengatakan perkembangan pesat ekonomi syariah tak lepas dari produk keuangan yang fleksibel dan variatif.

“Orang bicara koperasi, ada koperasi syariah, ada bank syariah, bahkan di industri pariwisata ada wisata halal,” ujar Fuad di keterangan resminya.

Fuad menjelaskan, selain memiliki keunggulan soal variatif, ekonomi syariah juga tidak elitis.

Dalam artian, semua masyarakat bisa menggunakannya dan selalu berlandaskan unsur moral serta sosial. “Ini membuat keadilan dijunjung tinggi, ada keseimbangan, dan menjadikan bagi hasil yang proporsional,” katanya.
Ditjen Bimas Islam ini percaya ekonomi syariah memiliki masa depan yang menjanjikan bagi kemajuan umat di Indonesia.

Meskipun demikian, perkembangan ekonomi syariah masih membutuhkan waktu yang panjang. Terutama soal kesinambungan antargenerasi dalam menjalankan konsep tersebut.

OJK: Wisata Halal Belum Digarap Maksimal

ilustrasi (foto: reddoorz)

MTN, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan kalau banyak ekosistem wisata halal yang belum digarap, termasuk di dalamnya wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Liputan6, pihak OJK mengatakan kalau banyak ekosistem-ekosistem yang berkaitan dengan perbankan syariah yang belum digarap maksimal.

Tidak hanya ekosistem makanan halal dan marketplace syariah saja yang belum digarap maksimal. Melainkan juga ada ekosistem lain seperti wisata halal, haji dan umrah, farmasi dan kosmetik halal, fesyen halal, media dan rekreasi halal, pesantren, masjid, serta Lembaga amil zakat, yang peluangnya masih terbuka lebar.

“Saya yakin seyakin-yakinnya, karena ekosistem-ekosistem perkembangan perbankan syariah kita itu kan banyak benar yang belum digarap oleh perbankan syariah, terkait dengan mungkin makanan halal, marketplace syariah yang begitu luas,” kata Heru dalam Launching Roadmap Perkembangan Perbankan Syariah Indonesia (RP2SI) 2020-2025, Kamis (25/2/2021).

“Itu kan semua hal ekosistem yang belum digarap oleh perbankan syariah kita, belum maksimal. Nah begitu ada sinergi dengan perbankan syariah kita saling bergandengan tangan antara stakeholder dengan perbankan syariah, tentunya yang didukung oleh digitalisasi,” jelas Heru.

Tantangan Meramaikan Wisata Halal di Indonesia

MTN, Jakarta – Pandemi Covid-19 tak bisa dipungkiri memang merontokan semua sendi kehidupan di masyarakat. Termasuk di sektor pariwisata. Wisata halal banyak disebut merupakan salah satu solusi. Seperti apa tantangannya?

Wisata halal disebut-sebut sebagai salah satu solusi untuk memulihkan industri wisata, namun banyak rintangan yang menghadang.

Dilansir dari Kompas, pandemi ini sebetulnya memberikan ruang lebih longgar bagi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk berbenah. Berbenah bukan hanya berarti meningkatkan kualitas sarana dan prasarana wisata halal, melainkan juga memperbaiki strategi komunikasi agar ambisi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat wisata halal dunia dapat diterima dan didukung semua pihak, termasuk umat non-Muslim.

Tujuan wisata halal Menurut Anang Sutono, Staf Ahli Menteri Pariwisata Bidang Ekonomi dan Destinasi Wisata, wisata halal adalah seperangkat layanan tambahan amenitas, atraksi, dan aksesibilitas untuk meningkatkan kepuasan turis muslim dalam berwisata.

Sekira 20 persen dari 14,92 juta turis asing yang datang ke Indonesia pada 2019 merupakan wisatawan Muslim. Kunjungan wisatawan Muslim cenderung meningkat setiap tahunnya sejak pemerintah mulai mengembangkan wisata halal atau ramah Muslim pada 2016.

Sebelum pandemi Covid-19 muncul, kebijakan bebas visa untuk 169 negara dan gencarnya program promosi dan penjualan destinasi merupakan instrumen politik luar negeri Indonesia untuk mendatangkan turis Muslim sebanyak mungkin agar kepentingan dalam negeri tercapai, yakni mendorong inovasi, menambah lapangan kerja, dan menghidupkan usaha mikro, kecil, dan menengah.

Di Indonesia, wisata halal berkembang pesat. Menurut laporan Global Muslim Travel Index 2019 (GMTI) yang menilai kualitas wisata halal dari segi akses, komunikasi, lingkungan, dan pelayanan, Indonesia berada di peringkat pertama dari 130 negara tujuan utama wisata ramah muslim.

Wisata halal juga mendapatkan perhatian khusus dari negara-negara yang bukan anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) seperti Jepang, Taiwan, dan Korea Selatan, karena sektor ini mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi. Memastikan wisman Muslim terbebas dari islamophobia juga merupakan bagian dari upaya mereka dalam peningkatan kualitas pelayanan wisata halal.

Wisatawan Muslim dunia menjadi incaran karena jumlahnya yang terus meningkat dan besarnya nilai belanja di negara tujuan. CrescentRating memprediksi jumlah wisatawan Muslim secara global mencapai 230 juta pada 2026, meningkat dari 140 juta pada 2018. Sedangkan menurut Global Islamic Economy Report, nilai perputaran uang dari wisata halal dunia diprediksi meningkat dari 177 miliar dolar pada 2017 menjadi 274 miliar dolar pada 2023.

Pertanyaannya? Apakah wisata halal di Indonesia bisa menjawabkan tantangan-tantangan di atas?

Peran Besar Generasi Milenial bagi Industri Wisata Halal

ilustrasi (foto: spiritriau.com)

MTN, Jakarta – Peran generasi milenial bagi masa depan industri wisata halal sangat besar, karena mereka tidak hanya melancong. Seperti apa?

Dilansir dari Ihram, peran generasi milenial sangat besar bagi perkembangan industri wisata halal ke depannya, karena mereka ingin pengalaman berwisata yang berbeda, dan wisata halal adalah salah satu opsinya.

“Wisatawan Muslim milenial semakin ingin dapat mengakses pengalaman yang lebih berbeda dan keluar dari jalur yang sudah biasa. Mereka ingin melakukan ini (wisata) sambil berhubungan dengan komunitas lokal dan belajar lebih banyak tentang adat istiadat dan budaya mereka,” ujar Direktur pelaksana dan pendiri Panduan Perjalanan Halal di Arab Saudi, Soumaya Hamdi.

“Karena populasi Muslim global sangat muda, sebagian besar populasinya berusia di bawah 30 tahun. Ini pasti akan menjadi salah satu pasar pariwisata pertama yang mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan,” tambahnya.

“Banyak generasi milenial kini memasuki tahun-tahun produktif paling produktif dalam hal pendapatan. Kami memiliki banyak generasi muda, Muslim milenial sukses yang menuntut lebih banyak dari perjalanan mereka,” kata Soumaya.

“Mereka mengharapkan lebih banyak, dan mereka menginginkan pengalaman berkualitas lebih baik dari yang sebelumnya tidak dapat mereka akses,” imbuhnya.

Ingin Tarik Wisatawan Muslim, Kamboja Bentuk Departemen Urusan Halal

MTN, Jakarta – Sadar kalau industri wisata halal sangat besar potensinya di masa depan, Kamboja bentuk departemen urusan halal. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, Pemerintah Kamboja berencana mendirikan Departemen Urusan Halal di bawah naungan Departemen Umum Perlindungan Konsumen, Persaingan, dan Pencegahan Penipuan (CCF), Kementerian Perdagangan, yang tujuannya untuk memberikan label halal dan menarik wisatawan Muslim ke Kamboja.

Menurut Presiden Asosiasi Agen Perjalanan Kamboja (CATA), Chhay Sivlin, mengatakan kalau pengelolaan yang tepat atas produk halal, terutama makanan, akan memainkan peran penting dalam menarik wisatawan ke Kamboja di masa mendatang.

“Kami memuji perhatian terhadap produk pariwisata yang akan lebih mempersiapkan kami untuk menyambut turis Muslim setelah situasi Covid-19 membaik. Kami akan memiliki lebih banyak produk yang tersedia untuk melayani sektor pariwisata,” ujar Sivlin.

Menurut Sivlin, mengembangkan produk halal sangat penting untuk menarik wisatawan Muslim dalam pasar global utama. Wisatawan akan memiliki banyak kesempatan jalan-jalan santai serta memilih makanan halal mereka.

“Jika kami dapat mengelola makanan halal dengan baik, maka kami akan dapat membujuk mereka (wisatawan Muslim) untuk tinggal di Kamboja dalam waktu yang lama,” kata Sivlin.

Kementerian perdagangan telah mendaftarkan dan mengeluarkan sertifikat 666 buah produk halal di Kamboja. Produk halal terdiri dari makanan dan komoditas lain yang akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, dan terutama akan mendukung sektor UKM di Kamboja.

Pemerintah Dorong agar Masjid Bersejarah jadi Destinasi Wisata Baru

Masjid Hidayatullah di pulau Saonek, kabupaten Raja Ampat (foto oleh: Chuipala)

MTN, Jakarta – Pemerintah mendorong masjid-masjid bersejarah di Indonesia agar bisa dijadikan sebagai destinasi wisata baru. Seperti apa?

Dilansir dari Antara, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan seiring dengan perkembangan dan potensinya, wajar bagi masjid-masjid bersejarah lokal untuk dijadikan sebagai daya tarik wisata.

“Sejarah mencatat hadirnya kota-kota yang ada di Indonesia menjadikan masjid sebagai komponen pembentuk peradaban, ditandai adanya masjid-masjid bersejarah di Indonesia, salah satunya Masjid Saka Tunggal di Banyumas,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno, di Webinar ‘Masjid Sebagai Basis Pemberdayaan Ekonomi Umat’ yang diselenggarakan oleh MAJTTV di Semarang, Jawa Tengah, pada Rabu (17/2).

“Program yang dapat dikembangkan adalah wisata sejarah, wisata religi. Saya ingin mendukung wisata religi sebagai bagian dari ‘heritage tourism’, seperti Masjid Agung Demak, Masjid Agung Banten yang merupakan salah satu masjid tertua di Indonesia,” tambahnya.

Oleh karena itu, Sandi meminta seluruh pihak untuk ikut berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi untuk menjadikan masjid sebagai daya tarik wisata ekonomi kreatif.

Halal Traveler Club, Aplikasi Mobile untuk Para Turis Muslim

MTN, Jakarta – Anda yang biasa bepergian keluar kota atau negara mungkin membutuhkan aplikasi mobile yang bisa membantu mobilitas anda sebagai turis muslim. Halal Traveler Club bisa jadi adalah solusinya.

Dilansir dari keterangan resminya, Cheria Holiday merilis aplikasi yang dibuatkan khusus buat muslim traveler yang bernama Halal Traveler Club, sehingga pelancong tak sulit lagi untuk menemukan restoran halal dan masjid untuk sholat, cukup dengan download install aplikasi Halal Traveler maka dengan segera kita bisa menemukan restoran dan masjid terdekat walau di negara non muslim sekalipun.

Selain itu aplikasi Halal Traveler Club juga dilengkapi fitur tambahan arah sholat atau arah kiblat dan ini sangat membantu traveler muslim mengetahi arah sholat lebih akurat selain itu informasi tour halal juga tersedia dalam aplikasi.

Menurut aktivis halal traveler, Cheriatna, sekaligus CEO Cheria Holiday, aplikasi ini akan terus dikembangkan dan dilengkapi fitur-fitur tambahan seperti informasi cuaca, tempat belanja muslim dan kelebihan aplikasi ini dibanding aplikasi yang lain pengguna tidak diganggu dengan tampilan iklan sehingga lebih nyaman dipakai oleh traveler muslim.

Cheria Holiday adalah sebuah agen wisata yang berdiri sejak tahun 2012, dan mengklaim sebagai pelopor agen wisata halal di Indonesia.

Unduh aplikasi Halal Traveler Club di sini.

Masjid Terapung di Sumbar Resmi Dibuka

Masjid Terapung Pantai Carocok (foto: Jurnal Sumbar)

MTN, Jakarta – Masjid terapung di Sumatera Barat yang bernama Masjid Terapung Pantai Carocok baru saja diresmikan.

Dilansir dari Langgam, masjid terapung yang bernama Masjid Terapung Pantai Carocok baru saja (5/2) diresmikan oleh Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni.

Masjid yang dibangun dengan dana sebesar Rp27,5 miliar tersebut berlokasi di Pantai Cerocok, Painan, Iv Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

“Masjid Samudera Ilahi sebagai rumah ibadah kaum muslimin di Pantai Carocok Painan, sekaligus sebagai pusat syiar agama Islam di Kabupaten Pesisir Selatan,” kata Hendrajoni.

Usai diresmikan, langsung digelar salat Jumat perdana di masjid tersebut dengan khatib Rektor UIN Imam Bonjol Padang, Eka Putra Wirman.

Eka Putra Wirman berharap, kehadiran masjid ini sekaligus bisa menjadi landmark Kabupaten Pesisir Selatan sebagai destinasi wisata terkemuka yang bernuansa religi, khususnya di Sumbar dan Indonesia pada umumnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Pesisir Selatan, Syahriwan mengatakan, memastikan pembangunan masjid terapung sudah selesai 100 persen.

Syahriwan menjelaskan, masjid ini dibangun di atas lahan seluas 1.795 meter persegi. Fasilitas yang dimiliki antara lain, tempat salat dengan kapasitas 300 orang jemaah, selasar, dua menara setinggi 32 meter dan taman.

Tonton video liputan Masjid Terapung Pantai Carocok oleh saluran YouTube, Kaliliang Pasisia, di bawah ini.

Jadi Ketua MES, Erick Thohir Masukkan Pengusaha dan Menteri di Kepengurusan

Eric Thohir (foto: kabarmedsos.com)

MTN, Jakarta – Baru dilantik jadi Ketua Umum di Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Erick Thohir langsung susun tim kepengurusannya, yang di antara anggotanya adalah pengusaha dan menteri.

Dilansir dari Republika, Menteri BUMN Erick Thohir setelah ditetapkan sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dalam Musyawarah Nasional yang berlangsung pekan lalu (23/1), langsung bergerak cepat dengan melakukan konsultasi dengan tim Formatur untuk menyusun pengurus.

Dalam daftar pengurus pusat yang ditunjuk Erick Thohir, ada sejumlah nama pengusaha.

Dalam struktur Dewan Penyantun, Erick memasukkan nama pengusaha seperti bos Indika Energi Arsjad Rasjid, Ketua Kadin Roeslan P Roeslani, dan CEO ABM Investama Rachmat Mulyana.

Erick juga melakukan konsolidasi intens dengan beberapa pihak untuk merumuskan struktur pengurus pusat MES yang akan berperan dalam merealisasikan program kerja pada periode yang akan datang.

Lewat koordinasi dan konsolidasi tersebut MES merampungkan kepengurusan organisasi yang akan diisi oleh orang-orang dengan beragam latar belakang yang kompeten. Pengurus MES juga memiliki pengalaman, potensi serta komitmen kuat dalam pengembangan ekonomi dan keuangan Syariah.

Beragam latar belakang pengurus diyakini akan membuat MES lebih inklusif dan gerak organisasi lebih lincah dan semakin kuat. Dalam penyusunan struktur, Erick dibantu oleh Iggi Achsien sebagai Sekretaris Jenderal.

Selain itu ada juga nama putra pemilik Djarum Group Robert Budi Hartono, Martin Hartono, Arini (Ninin) Subianto, dan pengusaha Farhat Brachma.

Sejumlah menteri masuk di jajaran Dewan Penggerak seperti Menko Polhukam, Muhammad Mahfud MD sebagai Ketua. Wakil Ketua diisi oleh jajaran menteri seperti Menteri BPN Sofyan Djalil, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, Menteri Pedesaan dan Daerah Tertinggal Abdul Halim, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, dan Menteri Agama Yaqut Cholil.

Untuk jajaran pengurus harian Erick memasukkan nama Teten Masduki, Muhammad Lutfi, dan Bahlil Lahadalia sebagai Wakil Ketua Umum. Bendahara Umum diisi oleh Hery Gunardi, kandidat Dirut Bank Syariah Indonesia.

Erick mengatakan, kepengurusan di bawah kepemimpinannya akan fokus pada pengembangan sektor riil. MES juga akan berjuang dalam pengembangan ekonomi keumatan.

Rancangan Badan Pengurus Harian MES yang akan membantu Erick sebagai Ketua Umum terdiri atas tiga wakil ketua umum, seorang sekretaris jenderal, bendahara umum, tujuh ketua, tujuh sekretaris, tujuh bendahara, dan empat koordinator wilayah.

Sedangkan dalam jajaran komite akan ada perampingan. Dari sebelumnya 25 komite hanya menjadi 20 komite.

Seperti diketahui, pekan lalu (23/1), MES menggelar Musyawarah Nasional dan menunjuk Erick Thohir menjadi ketua umum periode 2021-2023. Dalam Munas itu juga dipilih beberapa tim formatur untuk menyusun kepengurusan MES.

“Bismillah, ini adalah amanah yang harus saya jaga. Saya merasa terhormat bisa memimpin sebuah organisasi yang punya visi dan misi yang konkret untuk pengembangan ekonomi Syariah di Indonesia,” ujar Erick Thohir dalam keterangan tertulis di Jakarta, sebagaimana dikutip dari Antara.

Pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) berharap dengan terpilihnya Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), bisa menjadi mitra yang baik sebab memiliki visi dan misi yang sama dengan MUI.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI, Amirsyah Tambunan, mengatakan visi dan misi tersebut yakni memasyarakatkan ekonomi syariah, dan mesyariahkan ekonomi masyarakat.

Dilansir dari Kompas, Ketua tim formatur, KH. Ma’ruf Amin, mengungkapkan proses penyaringan Ketua Umum MES didasarkan dari banyak aspek. “Dipilihnya Pak Erick Thohir sebagai Ketua Umum MES yang baru ini melalui proses penyaringan yang cukup panjang. Banyak aspek yang dipertimbangkan, mulai dari kualifikasi, kompetensi, hingga komitmen terkait pengembangan ekonomi Syariah,” kata Ma’ruf Amin.