Upaya Promosikan Produk Halal Indonesia di Turki

Paviliun Indonesia di pameran OIC Halal Expo 2022 (foto oleh: Anadolu Agency)

MTN, Istanbul – Kementerian Perdagangan berupaya promosikan produk-produk halal Indonesia di Turki. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali berpartisipasi pada The 9th Organisation of Islamic Cooperation (OIC) Halal Expo 2022 yang berlangsung pada 24–27 November 2022 di Istanbul Expo Center, Istanbul, Turki. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi, mengatakan kalau keikutsertaan Indonesia pada pameran ini menjadi salah satu upaya mereka untuk mempromosikan produk halal Indonesia di Turki.

“Partisipasi pada pameran sebagai ajang promosi sekaligus meningkatkan ekspor produk halal Indonesia ke pasar Turki dan negara sekitar,” ujar Didi Sumedi.

Di pameran ini, Paviliun Indonesia menempati area seluas 323 meter persegi dan diikuti lebih dari 100 pelaku usaha. Adapun produk yang ditampilkan di antaranya makanan minuman, fesyen muslim, kosmetik, obat dan farmasi, kerajinan dan dekorasi rumah, jasa di sektor pelabuhan dan perdagangan bebas, jasa sertifikasi halal, serta wisata halal.

Paviliun Indonesia yang dibuka secara resmi oleh Duta Besar Ankara, Lalu Muhamad Iqbal. Pameran ini menampilkan katalog produk secara fisik dan digital.

Kehadiran Paviliun Indonesia di pameran ini merupakan hasil kolaborasi Kedutaan Besar RI Ankara, Kementerian Perdagangan, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI); beberapa dinas pemerintah daerah yang membidangi perdagangan, Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan, serta Dewan Kerajinan Nasional.

“Diharapkan sinergi dan kolaborasi dari Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, dan swasta dapat mendukung upaya peningkatan ekspor Indonesia ke pasar Turki dan negara mitra,” imbuh Dubes Lalu.
 
Pameran OIC Halal Expo 2022 dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan The 8th World Halal Summit yang digelar pada pada 24-26 November 2022. Pertemuan yang diikuti 57 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ini mengangkat tema “For a Sustainable Trade: Explore All Aspects of the Growing Global Halal Industry”. Pertemuan ini juga menghadirkan berbagai seminar internasional yang menghadirkan narasumber kompeten.

Indonesia-Turki mempunyai hubungan diplomatik yang telah terjalin selama 72 tahun. Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Presiden Recep Tayyip Erdogan, kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan perdagangan bilateral. Salah satunya, melalui percepatan perundingan IT-CEPA. Perundingan ini telah memasuki putaran keempat dengan menyelesaikan berbagai isu di antaranya terkait perdagangan barang, kerja sama ekonomi, kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, pemulihan perdagangan, sanitasi dan phytosantasi (SPS), serta isu-isu lainnya.

Pentingnya Kehadiran Makanan Halal di Destinasi Wisata

ilustrasi (gambar: siarandepok.com)

MTN, Jakarta – Menurut pihak KNEKS, makanan halal penting kehadirannya di destinasi wisata halal. Seberapa pentingnya?

Dilansir dari Liputan6, menurut Afdhal Aliasar selaku Direktur Industri Produk Halal KNEKS (Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah), makanan halal penting tersedia di destinasi wisata di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.

“Halal bukan hanya tentang proses. Halal bagi traveler muslim itu layanan khusus. Itu makanya makanan halal diterima di seluruh dunia karena halal adalah bagian dari layanan yang dibutuhkan,” terang Afdhal (25/11).

Menurut Direktur Industri Produk Halal KNEKS tersebut, layanan kuliner halal yang diberikan oleh restoran dapat menarik lebih banyak wisatawan atau turis muslim. “Ini bisnis. Kalau tidak membuat atau menyediakan makanan halal, mereka akan kehilangan sebagian pendapatannya karena wisatawan muslim tidak mau makan di sana,” ucap Afdhal.

Ia mencontohkan Bali dan Bangkok, meski dinilai banyak memiliki makanan non-halal, ada sejumlah restoran Padang yang dapat dijangkau oleh umat muslim. “Masyarakat Bali mayoritas Hindu, Bangkok mayoritas Buddha, tetapi jangan lupa ada banyak Muslim traveler atau visitor, itu makanya ada banyak makanan halal di Bangkok dan Bali, makanan halal diperlukan,” ujar Afdhal.

“Makanan halal itu basic (hal mendasar) bagi orang muslim, karena berkaitan dengan kepercayaan,” lanjutnya. Menurut Afdhal, pihaknya mendorong destinasi-destinasi wisata yang ada di Indonesia untuk mampu meningkatkan extended services-nya seperti jaminan makanan halal, demi menyambut wisatawan lokal maupun internasional.

Hafizuddin Ahmad, pengamat wisata halal sekaligus Sekertaris Dewan Pengawas Syariah, Majelis Ulama Indonesia (MUI). Menurut Hafizuddin, wisata halal tak hanya soal ibadah ritual, kewajiban seorang muslim untuk mengonsumsi makanan halal juga membutuhkan jaminan dari pengelola restoran.

Ia mengatakan, Indonesia punya persoalan mendasar soal kesadaran untuk memiliki sertifikat halal di restoran. Hal itu disebabkan karena faktor Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

Indonesia Bisa jadi Kiblat Fesyen Muslim Dunia

ilustrasi (foto: Indonesia International Modest Fashion Festival 2022)

MTN, Jakarta – Indonesia berupaya jadi kiblat fesyen muslim dunia di taun 2024. Seperti apa?

Dilansir dari Liputan 6, persaingan memperebutkan pasar dunia hingga saat ini masih menjadi target Indonesia. Salah satu sektor yang cukup menjanjikan ialah industri wisata halal, tak terkecuali sektor fashion muslim.

Belakangan ini, potensi muslim dunia seperti tren busana yang marak diperbincangkan oleh media internasional.

Namun sayangnya potensi menjanjikan yang dimiliki oleh Indonesia ini bahkan sering tak tertangkap oleh analis-analis luar. Mayoritas pemerhati industri busana muslim dalam banyak mendiskusikan hanya pasar-pasar Eropa, Amerika Serikat, atau Timur Tengah.

Oleh karena itu, di samping potensi yang ada perlu dilakukan pembenahan dan strategi untuk mewujudkan mimpi tersebut. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah gencar dalam melakukan inovasi dan branding produk ke luar negeri misalnya dapat dimulai dengan menggelar event fashion show. 

Beberapa event yang biasanya dimanfaatkan oleh para designer Indonesia seperti: Islamic Fashion Fair (IIFF), Indonesia Fashion Week (IFW), Jakarta Fashion Week (JFW), Ramadhan Runway, dan beberapa event lainnya.

Perlu juga untuk diperhatikan bahwa adanya inovasi dan branding juga harus sejalan dengan dengan harga yang kompetitif artinya dapat menyesuaikan dengan kualitas produk.

Dan terakhir yang tidak kalah penting adalah dukungan penuh dari pemerintah Indonesia serta semua pihak yang terlibat dalam industri ekonomi domestik maupun global.

Halal Trade Forum juga turut mengidentifikasi sejumlah tantangan bagi industri halal dan busana muslim.

Di antaranya dalam menghadapi tuntutan pasar yang dinamis diharapkan para pelaku industri dapat meningkatkan kualitas produk, kompetitif dalam persaingan global, pemenuhan terhadap kebutuhan regulasi dan panduan implementasi halal, serta perlunya sertifikasi halal yang dapat diterima secara global.

Wisata Halal di NTB akan Terus Digaungkan

Lombok, NTB (foto: Jakarta Kita com)

MTN, Mataram – Wisata Halal di Nusa Tenggara Barat akan terus digaungkan oleh para pelaku industrinya. Seperti apa?

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi model pengembangan wisata halal atau ramah muslim (moslem friendly) di tanah air. Atas branding yang disematkan selama ini diharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisatawan dalam maupun luar negeri.

“Wisata halal adalah ikhtiar dalam mendatangkan angka kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara ke NTB. Bahkan beberapa daerah juga sudah berkunjung ke Islamic Center untuk belajar tentang tata kelola wisata halal NTB,” ujar Sekretaris Dinas Pariwisata NTB, Lalu Hasbulwadi, yang dilansir dari Radar Lombok.

Diterangkannya, sebagaimana amanat yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2016 tentang pariwisata halal, wisata halal NTB akan terus digaungkan bersama berbagai stakeholder terkait, agar target kunjungan wisatawan terpenuhi, tidak hanya wisatawan Muslim tetapi juga Non Muslim.

“Kita terus melakukan sosialisasi dan integritas dengan pihak stakeholder untuk mengembangkan konsep-konsep wisata halal ini sehingga diterima oleh semua pihak,” ucapnya.

Hasbulwadi menyebut upaya untuk menggaungkan wisata halal NTB tidak mudah, sehingga membutuhkan kerja sama antar semua pihak. Apalagi selama masa pandemi Covid-19 dua tahun belakangan, pariwisata NTB sempat tersendat dan mati suri. Karena pelaku pariwisata dan Pemerintah tidak bisa berbuat banyak untuk kebangkitan pariwisata NTB, terutama dalam memberikan sertifikasi usaha pariwisata yang berbasis sertifikasi halal. 

“Tahun-tahun berikutnya kita coba genjot kembali untuk mensertifikasi halal khusus usaha pariwisata. Mulai dari hotel sampai dengan tempat SPA memiliki sertifikasi halal. Sudah ada 2 ribuan usaha pariwisata serifikat berbasis halal,” jelasnya.

Hasbulwadi mengakui jika saat ini pihaknya tengah mengembangkan konsep wisata halal dengan mengintegrasi konsep CHSE pada seluruh usaha pariwisata dan friendly moeslim turisme. Hal ini karena tujuannya agar pariwisata halal di NTB semakin banyak dikenal oleh wisatawan. 

“Mungkin gaungnya tidak terlalu terdengar, tapi memang ini menjadi tugas semua pihak untuk menggaungkan wisata halal NTB,” pungkasnya.

Bandara Udara Uzbekistan Terapkan Kebijakan ‘Open Sky’ untuk Tarik Wisatawan

Samarkand International Airport (foto: airport-world.com)

MTN, Jakarta – Untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan, pemerintah Uzbekistan terapkan kebijakan Open Sky di bandara udara mereka. Seperti apa?

Untuk mengembangkan sektor penerbangan sipil serta untuk memanfaatkan dan meningkatkan potensi pariwisata Republik Uzbekistan, Kementerian Perhubungan Uzbekistan umumkan “Kebijakan Langit Terbuka” yang diterapkan di Bandara Internasional Samarkand, Uzbekistan, mulai 1 Oktober 2022.

“Kebijakan Open Sky di Bandara Internasional Samarkand efektif untuk pengoperasian penerbangan penumpang, tanpa batasan frekuensi, dan rute,” tulis pihak Kementerian Perhubungan Uzbekistan di surat keterangan resminya.

Alokasi slot dan persetujuan bandara akan dikelola oleh “Bandara Uzbekistan” JSC (perusahaan pengelola semua bandara) dan penanganan darat disediakan oleh “Air Marakanda” (operator swasta Bandara Samarkand) dengan mempertimbangkan kemampuan teknis bandara.

“Izin operasi” akan diberikan kepada maskapai penerbangan yang menyerahkan semua persyaratan dokumen bersama dengan “Formulir R” kepada Otoritas Penerbangan Sipil dan Kementerian Perhubungan. “Formulir R” dapat diunduh di www.uzcaa.uz.

“Kebijakan Langit Terbuka” akan berlaku hingga akhir musim “Musim Panas-2023” IATA dengan potensi perpanjangan lebih lanjut atau perubahan kondisi kebijakan setelahnya.

Dalam penerbangan sipil, kebijakan Open Skies berarti liberalisasi dan kemudahan akses, serta aturan penggunaan bandara nasional untuk maskapai asing. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan arus wisatawan dan mengembangkan potensi sebagai hub udara regional.

Disbudpar Aceh Gelar Pelatihan Peningkatan SDM Wisata Halal

Disbudpar Aceh sedang memberikan pelatihan peningkatan SDM Wisata Halal (foto:

MTN, Aceh Selatan – Disbudpar Aceh gelar pelatihan peningkatan SDM wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari noa.co.id, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh gelar kegiatan pelatihan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) wisata halal untuk para pelaku wisata dan UMKM di Kabupaten Aceh Selatan, di Aula Hotel Pante Cahaya Tapaktuan Lt III, Selasa (15/11).

Kepala Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan (PUPK) Disbudpar Aceh, Dedek, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apa itu wisata halal serta meningkatkan SDM mereka.

Pelatihan yang diikuti 30 orang peserta pelaku usaha pariwisata, UMKM, serta dinas terkait ini, diharapkan bisa mengembangkan branding wisata halal yang ada di Kabupaten Aceh Selatan,” ujar Dedek.

Dalam pelatihan tersebut, sambung Dedek, pihaknya melibatkan pemateri dari Disbudpar Aceh, MPU Aceh Selatan, serta Dinas Syariat Islam.

“Tentunya dengan pelatihan ini kita berharap para pelaku usaha wisata bisa mengembangkan wisata halal dengan konsepnya, serta memberikan fasilitas pendukung seperti tempat shalat, serta makanan-makanan yang halal,” harap Dedek.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Aceh Selatan, Muchsin, menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Selatan sangat mendukung kegiatan yang diselenggarakan oleh Disbudpar Aceh dalam meningkatkan SDM dalam sektor pariwisata yang ada di Aceh Selatan.

“Kepada para peserta yang melibatkan pelaku usaha wisata dan UMKM, agar dapat mengikuti pelatihan tersebut dalam peningkatan SDM wisata halal selama 3 (tiga) hari, sejak 15-17 November 2022,” ujarnya.

Terakhir, Muchsin berharap kepada para pelaku usaha wisata serta UMKM yang ada di Aceh Selatan agar dapat mengembangkan objek wisata yang halal sesuai dengan syariat islam serta kultural di Kabupaten Aceh Selatan.

Religion Youth Festival 2022 Dukung Wisata Halal Indonesia

Religion Youth Festival 2022 (foto: Kata Kini.com)

MTN, Jakarta – Acara Religion Youth Festival 2022 yang baru digelar di Jakarta (10-11 November 2022) dinilai bisa jadi highlight wisata halal Indonesia dengan melibatkan generasi muda. Seperti apa?

Dilansir dari IDXChannel, acara Religion Youth Festival 2022 dinilai bisa jadi highlight wisata halal atau muslim friendly di Indonesia, dan melibatkan peran generasi muda.

“Kegiatan ini didukung oleh kemenparekraf, memang ini tujuannya untuk meng-highlight wisata halal di Indonesia, yang juga di-highlight di forum G20,” ujar Presiden Organization of Islamic Cooperation (OIC) Youth Indonesia, Astrid Nadya Rizqita, dalam pembukaan Religon Youth Festival 2022 di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (10/11).

Dalam mendukung wisata halal di Indonesia, ujar Astrid, inisiatif anak-anak muda dimulai dengan pengadaan rumah ibadah di setiap wilayah destinasi wisata di Indonesia.

Sementara itu perwakilan Unsur Pemuda, Fadli menambahkan, adanya keberagaman agama dan budaya merupakan daya tarik tersendiri bagi pariwisata di Indonesia. Sehingga wisatawan mancanegara (wisman) akan kagum dengan perbedaan tersebut.

“Kalau kita bicara konteks tourism artinya kita mengundang orang luar untuk datang, dan mengundang menikmati hal-hal yang menarik. Dan keberagaman kita adalah kelayakan yang harus dipertahankan,” terangnya.

Religion Youth Fest 2022 merupakan sebuah penyelenggaraan acara inklusif kolaboratif yang menggabungkan antara ekosistem lintas agama, lintas golongan, lintas profesi, dan lintas komunitas. Tema yang diusung Religion Youth Fest 2022 adalah ‘Empower The Youth, Harmony the World’. 

Religion Youth Fest 2022 diselenggarakan secara luring di Aula Sakinah Masjid Sunda Kelapa, DKI Jakarta. Penyelengaraan acara Religion Youth Fest 2022 pada 10 hingga 11 November 2022 adalah momentum acara inklusif yang juga bertepatan pada momentum Religion (R-20) di Bali.

Peserta yang hadir di penyelenggaraan Religion Youth Fest 2022 pada 10 November hingga 11 November 2022 berjumlah lebih 100 Peserta, rata-rata berusia 16 sampai dengan 30 tahun, dengan karakteristik dari latar belakang aktivis, intelektual muda, relijius, aktif secara sosial dan organisatoris.

MUI Bangkalan Prioritaskan Program Wisata Halal

ilustrasi (foto: Valid News)

MTN, Bangkalan – Majelis Ulama Indonesia cabang Bangkalan (Madura) prioritaskan program industri halal dan wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Jurnal 9, Dewan Pimpinan dan Pengurus Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bangkalan periode 2022-2027, telah resmi dilantik oleh Ketua MUI Jawa Timur. Pelantikan yang dihadiri Bupati Bangkalan.

Pelantikan dilaksanakan di Pendopo Dua Pemkab Bangkalan, dengan diawali pembacaan Surat Keputusan (SK), oleh bendahara MUI Jawa Timur, dan dibaiat atau diambil sumpah oleh KH Jazuli Noer. Prosesi tersebut mengesahkan kepengurusan MUI Bangkalan untuk masa khidmat 2022-2027.

Dalam sambutannya, ketua MUI Kabupaten Bangkalan, KH Makki Nasir menyerukan sinergitas ulama dan umaro dapat terjalin dengan baik, terutama dalam mempertahankan Kabupaten Bangkalan sebagai kota dzikir dan shalawat.

“MUI Bangkalan akan memprogramkan industri halal dan wisata halal, dengan membangun sinergitas dengan dinas terkait. termasuk memberikan jaminan keamanan terhadap masyarakat luar di kabupaten bangkalan,” jelas Ra Makki yang juga Ketua PCNU Kabupaten Bangkalan.

Sementara itu, Ketua Umum MUI Jawa Timur, KH M Hasan Mutawakil Alalllah, mengajak kepengurusan MUI bangkalan, untuk menjalankan peran yang telah didengungkan oleh MUI Jawa Timur. Di antaranya:

  1. MUI bangkalan harus menjadi mitra pembangunan di Kabupaten Bangkalan melalui instrumen keagamaan.
  2. Memberikan pelayanan sosial kemasyarakatan kepada umat, untuk memberikan solusi terhadap persoalan.
  3. Menjadi rujukan pemerintah dan masyarakat melalui hukum keagamaan, melalui fatwa MUI.

“Selain itu, MUI Bangkalan harus menjaga harmoni keagamaan dalam bingkai kebhinekaan, hal ini dinilai penting karena masyarakat Madura khususnya Bangkalan sangat sensitif terhadap isu SARA,” tegas Kiai Mutawakkil.

Lebih lanjut, Kiai Mutawakkil menyerukan agar MUI di bawah nakhoda Ra Makki mampu membawa masyarakat di Kabupaten Bangkalan menuju kesejahteraan melalui program-program yang dicanangkan. Seperti melalui program industri halal maupun wisata halal.

Wisatawan, Jangan Ragu Cari Tempat Ibadah dan Makanan Halal di Riau

Masjid Agung An-Nur, Pekanbaru, Riau (foto: www.masjid.asia)

MTN, Jakarta – Gubernur Riau berpesan kepada para wisatawan agar jangan ragu mencari tempat ibadah dan makanan halal di Riau.

Dilansir dari Go Riau, Provinsi Riau sudah terkenal dengan wisata halal. Hal tersebut lantaran tahun ini Riau telah berhasil memborong Anugerah Adinata Syariah.

Daerah yang dijuluki Bumi Lancang Kuning itu, mendapatkan tiga kategori penghargaan yakni, kategori Ekonomi Hijau dan Berkelanjutan, Keuangan Syariah, dan kategori Industri Halal.

“Bagi tamu-tamu muslim yang datang ke Bumi Lancang Kuning tidak perlu khawatir untuk mencari tempat ibadah dan makanan halal,” ujar Gubernur Riau, Syamsuar, diwakili Asisten I Setdaprov Riau, Masrul Kasmy, saat menyambut baik kedatangan rombongan tamu Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) yang berasal dari Pattani Thailand.

Kegiatan penyambutan ini dilaksanakan di Aula Gedung Dharma Wanita, Jalan Diponegoro, Kota Pekanbaru, pekan lalu (20/10).

“Riau selalu mengutamakan destinasi wisata halal. Kalau saudara-saudara berkeliling ke Riau, banyak sekali tempat ibadahnya dan ragam makanan-makanan yang ditemukan, itu tentu saja dijamin halal,” jelasnya.

Ditambahkannya, Riau sangat membuka kehadiran siapapun yang datang ke Provinsi Riau. Apalagi yang berkaitan dengan kegiatan dakwah.

Kehadiran rombongan DMDI, tambahnya, dapat memiliki dampak positif untuk membangun hubungan silaturahmi antar negara tetangga, sekaligus bisa mengenalkan destinasi pariwisata Provinsi Riau.

“Pertemuan ini tentunya mempunyai makna yang besar dalam membangun silaturahmi dan marwah antar negara bertetangga. Bagi kami kunjungan saudara-saudara tersebut juga dapat menjadi wadah untuk memperkenalkan objek-objek wisata di 12 Kabupaten/Kota Provinsi Riau,” ujarnya.

Pertemuan ini, ujar Masrul, sekaligus dapat menjalin hubungan budaya dan adat istiadat termasuk menjalin kerja sama sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

MUI Akan Kembangkan Kampung Wisata Halal di Bangka

kampung halal di Bangka Belitung (foto: Zona Halal)

MTN, Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) berencana kembangkan kampung wisata halal di Bangka. Seperti apa?

Dilansir dari Antara News, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tengah mengembangkan kampung pangan halal di Kabupaten Bangka, untuk dipersiapkan menjadi kampung wisata halal.

Direktur Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Makanan (LPPOM) MUI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Nardi Pratomo, mengatakan kampung pangan halal yang diproyeksikan menjadi kampung wisata halal ini diharapkan akan menjadi daya tarik tersendiri.

Nardi menargetkan pada tahun 2023, pengembangan kampung pangan halal menuju wisata halal sudah dibentuk di Kabupaten Bangka, yang kemudian akan dilanjutkan dengan program pengembangan yang sama di daerah lain, di Bangka Belitung.

“Kami berharap nanti ada pemerintah desa di Kabupaten Bangka yang siap dan berminat untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata halal, karena diketahui potensi wisata di Kabupaten Bangka cukup banyak,” jelas Nardi.

Menurut Nardi Pratomo, saat ini kampung pangan halal terdapat di salah satu desa di Kabupaten Bangka Tengah, dan akan dikunjungi Sekolah Tinggi NHI selama satu bulan.

“Konsep kampung pangan halal (adalah) di mana semua makanan yang dijual untuk wisatawan memiliki sertifikat halal dan kalaupun ada yang tidak halal harus dipisahkan,” jelasnya.

Begitu pula kampung wisata halal, terang Nardi, bukan merupakan pengembangan Islamisasi, melainkan wisata yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana ibadah seperti mushola, tempat wudhu, dan fasilitas lain.

Staf Ahli Bupati Bangka Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kabupaten Bangka, Muhammad Jumani, memberikan apresiasi untuk pengembangan kampung pangan halal dan kampung wisata halal di daerah tersebut oleh MUI.

“Program ini cukup baik dikembangkan karena wilayah Kabupaten Bangka memiliki banyak potensi wisata yang tersebar di sejumlah wilayah kecamatan atau desa,” ujar Jumani.

Muhammad Jumani mengatakan, program pengembangan wisata halal dapat membentuk kesadaran dan pola pikir masyarakat mengenai wisata halal dengan konsep pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku usaha sehingga mampu menarik wisatawan.

Kampung pangan halal dan kampung wisata halal diharapkan segera terwujud dengan melibatkan semua elemen masyarakat yang mayoritas Muslim.