Ragam Wisata Kuliner Halal di Pangkalpinang, Babel

Pasar Mambo, Pangkalpinang, Bangkabelitung

MTN, Bangka Belitung – Wilayah Pangkalpinang, Bangka Belitung, ternyata menyimpan potensi wisata kuliner halal yang melimpah. Seperti apa?

Dilansir dari TribunNews, ragam jenis makanan hampir semuanya tersedia di Pasar Mambo di Pangkalpinang, Bangka Beitung. Tak perlu ragu berburu kuliner di pasar ini karena Pasar Mambo kini dijadikan Zona Kuliner, Halal, Aman, Sehat (KHAS).

Peresmiannya dilakukan langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Safrizal ZA, pada Kamis (21/12/2023).

“Pasar Mambo sekarang berstatus Zona KHAS, wisata kuliner, halal, aman, sehat. Mudah-mudahan ini bisa jadi wisata kuliner alternatif terbaik di Kota Pangkalpinang,” kata Safrizal, yang berharap Zona KHAS dapat memberikan dampak signifikan terhadap ekonomi masyarakat di kawasan tersebut.

Menurut Safrizal, ada beberapa hal yang perlu dikembangkan untuk mengangkat kembali nama Pasar Mambo dan meningkatkan kunjungan masyarakat. Salah satunya, pengembangan sarana dan prasarana.

“Tempat ini mesti dihias lebih baik, statusnya sudah top. Kemudian tolong juga berikan fasilitas dan pembiayaan bagi para pedagang untuk mengembangkan bangunannya supaya lebih indah, lebih bagus,” ujar Safrizal.

“Nanti Ibu Wali Kota (Penjabat Wali Kota Pangkalpinang, Lusje Anneke Tabalujan–red) akan mendesainnya yang lebih baik. Termasuk packaging, bungkusnya, kalau orang mau beli pakai GoFood bawanya enak, tolong bina ini semua,” katanya.

Terlebih, kata Safrizal, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) seperti yang ada di Pasar Mambo menjadi penopang terbesar ekonomi masyarakat selama ini, apalagi pada saat menghadapi pandemi Covid-19 lalu.

“Mengapa kita harus lakukan ini? Karena UMKM inilah suku guru ekonomi kita ini,” ujar Safrizal.

“Kalau kita ingat masa 1998 dan wabah Covid, ekonomi kita porak-poranda. Ternyata kita bertahannya itu karena sektor UMKM dan koperasi. Karena sektor UMKM menyumbang PDRB (produk domestik regional bruto) sampai dengan 60 persen,” lanjutnya.

Sementara itu, Lusje Anneke Tabalujan menyatakan akan meneruskan program Zona KHAS di kawasan Pasar Mambo dengan banyak berfokus pada peningkatan fasilitas dan pembinaan pedagang.

“Kami dari Kota Pangkalpinang berterima kasih karena sudah difasilitasi oleh provinsi. Kami akan membina pedagang-pedagang yang ada di Pangkalpinang,” kata Lusje.

“Kita akan coba buat tempat ini (Pasar Mambo–red) menjadi lebih indah. Kita akan kerja sama dengan Bank Sumsel Babel,” ujarnya.

Beragam Makanan dan Minuman

Sementara itu beragam kuliner campuran budaya Melayu pesisir dan Ti‎onghoa dapat ditemui di Pasar Mambo Pangkalpinang.

Kuliner yang dimaksud mulai kuliner berbahan seafood hingga kuliner untuk kaum vegetarian tersedia di provinsi yang terdiri dari dua pulau besar dan ratusan pulau-pulau kecil ini.

Pasar yang sudah ada sejak puluhan tahun silam di pusat Kota Pangkalpinang tersebut berada dekat Mesjid Jami Pangkalpinang atau hanya 15 menit dari bandara Depati Amir.

Berbagai makanan tradisional seperti Selada, Mie Kuah Ikan khas Bangka, Pempek, otak-otak hingga beragam es campur seperti es kacang merah dapat dinikmati dengan harga terjangkau disini.

Lokasinya yang bisa dikatakan berada di jantung kota Pangkalpinang membuat kawasan ini mudah di datangi.

Apalagi lokasinya terbilang bersih sehingga cocok untuk bersantai sembari makan bersama keluarga.

Masakan khas yang bisa ditemui di Pasar Mambo antara lain adalah Selada Khas Bangka.

Makanan ini sangat cocok bagi kaum vegetarian lantaran bahan-bahannya terdiri dari ‎berbagai sayuran yang disiram saus kacang nan gurih.

Kenikmatan Selada akan semakin lengkap jika dinikmati bersama es kacang merah.

Pemprov Bangka Belitung Perkuat Produk dan Pariwisata Halal

Belitung (foto: awalilmu.com)

MTN, Pangkal Pinang – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mendorong akselerasi penguatan produk halal dan pariwisata halal, dalam meningkatkan ekonomi syariah.

Dilansir dari negerilaskarpelangi.com, Penjabat (Pj) Gubernur Babel, Suganda Pandapotan Pasaribu, menyebutkan ada beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mendukung pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, yakni dengan Kampanye Mandatory Halal 2024 sebagai upaya untuk menyebarluaskan program sertifikasi halal gratis (Sehati).

“Ini salah satu upaya konkret yang telah kita lakukan, yang mana ini merupakan program Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH),” ujar Suganda, Rabu pekan lalu (25/5/2023).

Suganda menyebutkan, selama ini Pemprov Babel telah bersinergi dan berkolaborasi baik dengan Bank Indonesia maupun instansi lainnya dalam memberikan bimbingan teknis untuk mendukung kesiapan pelaku usaha untuk bersertifikasi halal.

“Selain itu, melalui BI kita telah memberikan pelatihan pendamping proses produk halal (PPH), pengembangan ekonomi syariah di pondok pesantren, dan upaya peningkatan kompetensi di bidang digital, maupun nilai-nilai ekonomi syariah bagi pelaku-pelaku UMKM di Babel,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, di tahun 2022 Pemprov Babel telah melaksanakan Kongres Halal Internasional 2022 yang melahirkan sembilan resolusi halal yang tentunya perlu ditindaklanjuti agar industri halal di Indonesia dan Babel khususnya semakin maju, dan siap menghadapi persaingan global.

Sementara di tahun 2023 ini Pemprov Babel kembali memfasilitasi sertifikasi halal bagi pelaku usaha mikro dan kecil, baik melalui program Self Declare maupun melalui lembaga pemeriksa halal untuk produk/jasa tertentu.

“Selain itu juga untuk mempercepat Program Desa Wisata Ramah Muslim, kita bersama dengan LPPOM MUI juga menyiapkan 1.000 penyelia halal,” tuturnya.

Sementara itu, Bendahara III Pengurus MES Pusat, Dr. Siti Ma’rifah sangat mengapresiasi upaya Pemprov Babel, salah satunya terkait sembilan resolusi halal yang pertama kali dicetuskan dalam Kongres Halal Internasional 2022 yang lalu.

“Resolusi tersebut sebagai trigger untuk mendorong industri dan pariwisata halal khususnya di Negeri Serumpun Sebalai ini, yang nantinya akan mendorong semakin majunya ekonomi dan keuangan syariah,” ujarnya.

Dirinya juga memuji kuatnya toleransi masyarakat beragama di Kep. Bangka Belitung. Hal ini dikatakannya merupakan salah satu aspek dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

“Masyarakat Bangka Belitung merupakan masyarakat yang religius dan toleran. Hal ini menjadi modal dan peluang kita menuju peningkatan ekonomi mayarakat melalui ekonomi dan keuangan syariah,” tutupnya.

MUI BaBel Kembali Tegaskan: “Wisata Halal Itu Bukan Islamisasi”

Belitung (foto: inacraftnews)

MTN, Bangka – Majelis Ulama Indonesia Bangka Belitung kembali tegaskan kalau wisata halal itu bukan islamisasi.

Dilansir dari TribunNews, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung kini tengah menggagas sektor kepariwisataan di daerah tersebut agar mampu menjadi destinasi wisata halal tingkat nasional.

Ketua MUI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Zayadi, menegaskan kalau wisata halal bukan merupakan kegiatan Islamisasi pariwisata atau bahkan mengubah objek wisata menjadi halal. Melainkan upaya memberikan kelengkapan layanan bagi wisatawan Muslim di objek wisata.

“Seperti tersedianya musala, tempat wudu, tersedianya makanan yang halal,” jelas Zayadi (1/12).

Menurutnya, objek wisata halal akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara karena tidak didapati di negara mereka.

Diharapkan masyarakat dapat mendukung pengembangan wisata halal guna kepentingan pembangunan.

Wisata halal berarti menjangkau dan menarik wisatawan muslim datang berkunjung ke suatu objek wisata.

Konteks wisata halal sendiri ada pada layanan, bukan mengubah objek atau alam wisata lainnya.

Banyaknya wisatawan muslim membutuhkan beberapa hal penting terkait ajaran agama yang harus dipatuhi.

Mulai dari arah kiblat, tempat salat, makanan dan minuman halal serta level kesehatan lingkungan dan higienitas makanan.

“Awal contoh pengembangan wisata halal akan dimulai dari desa atau kampung wisata halal yang sudah dibentuk di masing-masing daerah untuk mempermudah penerapan karena sebagian sudah didukung infrastruktur,” papar Zayadi.

Lebih jauh menurutnya, wisata halal juga bukan membatasi gerak-gerik wisatawan. Turis-turis terutama turis asing tetap bebas menjalankan kebiasaan saat berwisata.

Selain berkaitan dengan urusan makanan dan minuman dan pengelolaan destinasi, pari wisata halal juga berkaitan bagaimana di destinasi wisata halal terdapat perbankan syariah atau pengelolaan keuangan bersyariah.

Bahkan, bila perlu ada paket tour wisata syariah, pemandu yang bersertifikasi. Tidak kalah penting dari pari wisata halal bagaimana menciptakan lingkungan yang bersih, terutama dari sampah.

“Kearifan lokal merupakan khas utama, jadi setiap desa atau kampung yang kami identifikasi punya ciri khas sendiri,” pungkasnya.

MUI Dapat Dukungan Penuh Kembangkan Kampung Wisata Halal di Bangka

Bangka Belitung (foto: /islamic-center.or.id)

MTN, Jakarta – Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mendukung rencana pengembangan kampung wisata halal oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Babel. Seperti apa?

“Kami mendukung rencana pengembangan kampung wisata halal oleh MUI karena selaras dengan program pemerintah daerah dalam mengembangkan desa wisata dan pariwisata,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bangka Rismy Wira Maddona di Sungailiat.

Dilansir dari Antara News, menurut Rismy pengembangan pariwisata halal tidak terlepas dari di bangunnya desa wisata halal yang bertujuan untuk membentuk masyarakat yang memahami dan sadar mengenai adanya potensi pariwisata halal serta menerapkan pola pikir masyarakat tentang wisata halal.

Rismy menilai dalam konsep pariwisata halal yang paling utama adalah memberdayakan masyarakat agar dapat berperan sebagai pelaku langsung dalam upaya meningkatkan kesiapan dan kepedulian dalam menyikapi potensi pariwisata atau lokasi daya tarik wisata d iwilayah masing-masing desa yang mengacu pada Pariwisata Halal.

“Tujuan pariwisata halal yang mempertimbangkan nilai-nilai dasar umat Muslim di dalam penyajian mulai dari akomodasi, restoran, hingga aktifitas wisata yang memberikan rasa aman dan nyaman betul – betul dapat dirasakan oleh wisatawan itu sendiri,” ungkapnya.

Pengembangan pariwisata bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, namun juga harus mendapat dukungan dan sinergi berbagai pihak yakni pemerintah, pengusaha, pengelola objek wisata, masyarakat dan pelaku kepentingan yang lain.

Sinergi harus terus diperkuat mengingat keberhasilan dalam pembangunan dan pengembangan pariwisata tidak pernah menjadi klaim sepihak yang tentunya mendorong pertumbuhan jumlah kunjungan wisatawan.

Kongres Halal Internasional 2022 di Bangka Belitung Dibuka Hari Ini

MTN, Jakarta – Kongres Halal Internasional (KHI) 2022 di Bangka Belitung resmi dibuka hari ini (14/6). Kongres ini ingin hasilkan resolusi halal, yang berisi panduan industri dan pariwisata halal.

Dilansir dari Bangka Pos, Kongres Halal Internasional Tahun 2022 di Bangka Belitung akan digelar pada tanggal 14 hingga 18 Juni 2022.

Wakil Presiden Republik Indonesia, Maruf Amin, yang membuka acara yang akan dihadiri 450 orang dari 15 negara secara online dan offline ini.

Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Ekonomi Syariah dan Halal MUI Pusat, Rofiqul Umam Ahmad, mengatakan, dalam Kongres Halal, ada dua variabel yang dibahas, meliputi industri halal dan pariwisata halal.

“Wisatawan tentu ingin berlibur dengan aman dan nyaman, kita berharap dengan kongres ini komitmen halal ini makin bergema,” kata Rofiqul (13/6).

Rofiqul menyebut, pemerintah selalu fokus agar masyarakat mendapat pelayanan dan produk halal.

“Kita siapkan wisata halal ini dari sisi hotel dan restoran hingga makanan yang halal. Kalau sudah bersertifikat sudah pasti halal. Tapi kalau belum bersertifikat bukan berarti haram, tetapi belum bersertifikat halal. Tentu untuk sertifikat halal ada proses-prosesnya,” jelasnya.

https://twitter.com/MuslimTravNews/status/1536932911236419584?cxt=HHwWgMDUnd-VpNQqAAAA

Ada dua kegiatan besar dalam agenda ini, yakni diskusi mengenai isu halal untuk menghasilkan draft resolusi halal.

“Kita mengundang berbagai narasumber yang berkompeten di bidangnya. Kita harap para peserta bisa bertukar pikiran terkait forum pembahasan dalam kongres dan menyepakai draf resolusi dunia, yang akan menjadi panduan dalam hal nanti mengimplementasikan industri halal dan pariwisata halal di negara masing-masing,” tutur Rofiqul.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bangka Belitung, Dr Zayadi, mengatakan Bangka Belitung sangat berbangga diri sebagai tuan rumah Kongres Halal Internasional 2022.

Bangka Belitung sendiri cukup peduli mengenai isu halal. Hal ini bisa dilihat dari sudah ribuan UMKM yang disertifikasi halal.

Tak dipungkiri, MUI Babel memang ingin Bangka Belitung menjadi destinasi wisata halal kelas dunia.

Memaknai wisata halal ini sendiri dengan cara menyediakan fasilitas dan kuliner yang mengantongi sertifikat halal.

“Hampir 90 persen itu sertifikasi dibantu oleh pemerintah daerah, dan 10 persen yang mandiri. Sekarang sudah banyak rumah makan dan hotel yang disertifikasi. Jadi minat mereka sejak kita sosialisasi, Alhamdulilah minat mereka meningkat dan ada dampak baik bagi usaha mereka saat produk sudah disertifikasi,” kata Zayadi.

Tak hanya tentang industri halal, dalam Kongres Halal Internasional, para peserta juga akan diajak untuk tur wisata halal di pulau Bangka dan Belitung.

“Kita ingin Bangka Belitung menjadi destinasi halal internasional, kita memulai dari wisata halal. Nanti Perlang, Bangka Tengah akan menjadi desa wisata halal pertama di dunia. Karena desa itu sudah bagus dan kunjungan sudah banyak, serta kita harap Desa Perlang menjadi contoh bagi desa lainnya walaupun potensi tidak sama,” pungkasnya.

Bangka Belitung Siapkan Tour Wisata Halal untuk Kongres Halal Internasional

Belitung (foto: inacraftnews.com)

MTN, Jakarta – Bangka Belitung (Babel) akan menjadi tuan rumah Kongres Halal Internasional 2022, yang akan digelar pada Mei 2022 mendatang. Provinsi ini pun akan siapkan tour wisata halal saat pagelaran acara tersebut.

Dilansir dari Tribun News, kegiatan ini direncanakan akan dihadiri perwakilan dari 50 negara dengan jumlah peserta sebanyak 450 orang.

Direktur Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Provinsi Bangka Belitung (Babel), Nardi Pratomo, mengatakan persiapan kongres halal internasional ini sudah mencapai 80 persen.

“Alhamdulillah, kita berkoordinasi dengan pusat, harapannya acara ini nanti dibuka oleh pak Presiden RI Joko Widodo. Kita sudah berkoordinasi dengan LPPOM pusat, BPJPH pusat, dan kementerian terkait,” ujar Nardi, pada Selasa (29/3).

Untuk teknis acara seperti pembukaan hingga penutupan sudah tertata. Kegiatan akan direncanakan dimulai pada tanggal 9 Mei 2022 di Novotel Bangka Hotel and Convention Centre.

“Inti acara nanti dua hari pada tanggal 9-10 Mei 2022. Itu acara kongres. 11-13 Mei itu nanti acara tour wisata halal di kabupaten/kota, nanti dibagi-bagi. 450 peserta ke Belitung kita kirim 120 orang, untuk ke kabupaten/kota nanti mungkin rata-rata 50 orang,” jelas Nardi.

Kegiatan kongres ini didukung oleh bupati dan walikota dari tujuh kabupaten kota di Bangka Belitung.

“Sasaran kita di acara kongres ini, UMKM kita ketemu dengan buyer atau investor, maka kita pilih UMKM yang kuat, legalitas lengkap, agar nanti jika diminta dalam jumlah yang banyak, bisa dicakupi,” katanya.

Selain menemukan buyer dengan UMKM, kongres ini juga akan launching produk halal Babel, dan melahirkan resolusi halal dunia serta ingin memperkenalkan Babel.

“Kita berharap dengan kegiatan ini Babel akan semakin dikenal dunia,” pungkas Nardi.

Pariwisata Halal di Pangkalpinang tengah Dikembangkan

Belitung (oto: inacraftnews.com)

MTN, Jakarta – Pariwisata halal di Pangkalpinang, kepulauan Bangka Belitung, kini tengah dikembangkan, seraya pihak DPRD setempat turut mendorong hal tersebut.

Dilansir dari WowBabel, anggota DPRD Kota Pangkalpinang, Rio Setiady, menyebut kalau pihak legislatif setempat sangat mendukung adanya pengembangan pariwisata halal di Kota Pangkalpinang.

“DPRD sangat mendukung Pemerintah Kota Pangkalpinang dalam membangun pariwisata dengan konsep halal,” ujarnya, Senin (24/10/2021) malam.

Menurut Rio, pengembangan wisata halal ini akan sejalan dengan mayoritas masyarakat Pangkalpinang yang memang menginginkan hal tersebut.

“Potensi itu ada di Kota Pangkalpinang, kita punya Kampung Melayu, kita pun punya akar sejarah Kerajaan Islam yang pernah menguasai Pangkalpinang dan sekitarnya, dan budaya Melayu yang masih sangat kental,” kata dia.

Di beberapa daerah konsep pariwisata halal ini, menurut Rio, sudah mulai digarap dengan serius, apalagi dengan semakin banyaknya potensi wisatawan yang akan masuk ke Kota Pangkalpinang.

“Dengan menurunnya angka pandemi Corona, ini bisa menjadi alternatif kunjungan para wisatawan,” katanya.

“Pemerintah kota bisa menggandeng Majelis Ulama Indonesia, Dewan Masjid Indonesia, ormas-ormas Islam, dan kelompok sadar wisata yang nantinya membentuk semacam inkubasi wisata halal,” lanjut dia.

Dijelaskannya, mulai dari Perayaan Maulud, HUT Kota Pangkalpinang, Nganggung, hingga takbir keliling, kata Rio, merupakan potensi di dalam event wisata yang melekat pada acara keagamaan di Bangka Belitung, secara umum termasuk di Kota Pangkalpinang.

“Kami di DPRD siap memberikan sumbangsih pemikiran ataupun dukungan jika Pemerintah Kota berani untuk melaksanakannya, yang penting sejalan dengan RPJMD Pemerintahan Molen Sopian,” pungkas Rio.

Bangka Belitung Diproyeksikan jadi Destinasi Wisata Halal

Mesjid Raya Tuatunu di Bangka Belitung

MTN, Jakarta – Provinsi Bangka Belitung diproyeksikan untuk jadi destinasi wisata halal dunia. Seperti apa?

Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung berkomitmen untuk jadikan Babel sebagai destinasi wisata halal dunia, sebagai upaya mempercepat pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat daerah.

Dilansir dari Antara, Gubernur Babel, Erzaldi Rosman Djohan, sudah berkomitmen untuk menjadikan negeri laskar pelangi itu sebagai daerah wisata dan industri kecil menengah halal.

Komitmen dari Erzaldi itu sudah mendapatkan dukungan penuh dari Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia, Ma’ruf Amin, dan pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI).

“Bangka Belitung tidak hanya memiliki keindahan alam yang eksotik, tetapi juga kuliner yang enak, serta kebudayaan melayu yang kuat,” kata Ma’ruf Amin.

Ma’ruf Amin mengatakan, konsep wisata halal tersebut tidak akan mengganggu objek wisata dan umat nonmuslim lainnya di Bangka Belitung. Wisata halalnya harus mengacu pada aturan hidup umat Islam, baik di sisi adab mengadakan perjalanan, menentukan tujuan wisata, akomodasi, hingga ke konsumsi makanan.

“Penerapan syariah dalam wisata halal ini tidak perlu mengubah destinasi wisata yang sudah ada. Hanya saja, standar pelayanannya ditingkatkan agar mampu membuat nyaman wisatawan. Para pengelola juga harus memastikan aneka kuliner halal, tersedia tempat wudu dan salat yang nyaman, dan berbagai fasilitas lainnya,” ujar Ma’ruf.

Selain itu, Wakil Ketua Umum MUI Pusat, KH Muhyiddin Junaidi, juga mendorong Pemprov Babel untuk mengembangkan wisata halal di daerah mereka.