Indonesia Perlu Mengejar Kinerja Industri Wisata Syariah

Ilustrasi (gambar: crescentrating.com)

MTN, Jakarta – Pihak Bank Indonesia mengatakan kalau Indonesia perlu mengejar kinerja industri syariah, yang di dalamnya juga ada industri pariwisata. Seperti apa?

Dilansir dari Rakyat Merdeka, pihak Bank Indonesia (BI) meyakini kalau Indonesia memiliki potensi besar menjadi pemain global di sektor keuangan syariah.

Karena itu, Bank Sentral terus melakukan pengembangan pasar ekonomi dan keuangan syariah, khususnya ke negara non Muslim.

“Sejak 2015, BI, pemerintah, dan instansi terkait sudah meningkatkan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. Kita terus memperluas cakupannya, di antaranya pasar modal, mo bilisasi zakat dan wakaf produktif,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo.

Perry melanjutkan, kalau BI meningkatkan ekonomi syariah dalam membentuk rantai pasok halal bersinergi dengan pemerintah dan dunia usaha.

Hal terseut juga termasuk melakukan edukasi dan literasi melalui kampanye dalam Festival Ekonomi Syariah yang beberapa waktu lalu diadakan BI.

Dia mengatakan, Indonesia perlu mengejar kinerja industri syariah. Di antaranya, dalam industri farmakosmetika, pariwisata, dan keuangan, yang saat ini berada di urutan keenam berdasarkan laporan State of Global Islamic 2020-2021.

Meski begitu, menurut Perry, beberapa industri halal Indonesia sudah masuk 10 besar. Di antaranya, untuk makanan halal berada di urutan keempat, dan fesyen di urutan ketiga.

Perry menerangkan, pengembangan ekonomi dan keuangan syariah saat ini tidak hanya terkait agama, melainkan sudah menjadi tren dunia.

Bahkan, negara yang penduduknya bukan mayoritas Muslim, kini malah menjadi pusat ekonomi syariah, contohnya seperti China sebagai eksportir baju Muslim terbesar di dunia.

Begitu juga Korea Selatan (Korsel) yang kini menjadi produsen kosmetika halal terbesar dan destinasi wisata halal.

Kemudian, Jepang kini juga menjadi salah satu pusat industri halal dan pariwisata. Dan, negara tetangga, Thailand kini memiliki visi untuk melakukan pengembangan dapur halal dunia.

Perry berharap, Indonesia mampu menggenjot perkembangan keuangan dan ekonomi syariah. Terlebih, Indonesia memiliki potensi besar karena merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia.

“Dengan arahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin, kami membentuk Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah,” katanya.

Melalui pembentukan komite tersebut, lanjutnya, perkembangan pasar keuangan dan ekonomi syariah bisa ditingkatkan.

“Ini akan menjadi motor penggerak kita untuk mencapai target, agar bisa menjadi pemain di pasar keuangan dan ekonomi syariah di kancah global,” tutup Perry.