Jepang Bidik Potensi Industri Wisata Halal

ilustrasi (foto: Raykha Tour)

MTN, Jakarta – Jepang bidik potensi industri wisata halal dan wisata ramah muslim. Seperti apa?

Dilansir dari Kompas, Jepang terus meningkatkan keramahan dan fasilitas bagi wisatawan Muslim yang ingin berlibur ke negaranya.

Executive Director Japan National Tourism Organization (JNTO), Tamaki Hatakenaka, mengatakan, salah satu segmen yang mengalami pertumbuhan fenomenal di Jepang adalah perjalanan dan pariwisata halal.

Hal ini, menurut Tamaki, mengingat cukup banyaknya wisatawan muslim yang mematuhi aturan Islam berpotensi berkunjung ke Negeri Sakura, termasuk Indonesia.

“Bagi Jepang, wisatawan Indonesia juga sangat penting bisa datang ke Jepang terutama yang perlu kami tekankan di sini adalah karena kami juga mengetahui Indonesia banyak penduduknya yang muslim,” ujar Tamaki (15/8).

Oleh karena itu, pihak JNTO dikatakan juga bekerjasama dengan pemerintah, termasuk otoritas bandara, untuk menyediakan fasilitas ibadah seperti musholla.

“Juga tempat-tempat yang muslim friendly supaya wisatawan muslim bisa menjalankan ibadah mereka,” sambung Tamaki.

Ruang sholat dan masjid kini dapat dijumpai sebagian besar di kota-kota besar Jepang, terutama bandara basar, hotel ramah muslim, dan destinasi wisata populer.

Tamaki menjelaskan, sertifikasi halal layaknya milik Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Indonesia memang belum ada di restoran-restoran di Jepang.

“Muslim yang mencari restoran dengan menu bersertifikasi halal sebaiknya berkonsultasi dengan jasa panduan restoran lokal yang dikhususkan bagi pengunjung muslim,” bunyi pesan situs JNTO.

Bagi yang mencari produk makanan siap saji juga sebaiknya berhati-hati, karena sebagian besar supermarket di Jepang tidak menyuplai produk halal.

Umumnya bahan makanan dan produk makanan bersertifikasi halal di Jepang mengacu pada daging (kebanyakan beku), bumbu-bumbu, dan produk tunggal.

Hotel ramah muslim di Jepang

Adapun jumlah hotel di Jepang yang menawarkan fasilitas dan pelayanan bagi pengunjung muslim kini semakin banyak.

Fasilitas tersebut misalnya berupa restoran halal, sajadah, dan ruang yang menghadap ke Mekkah di kamar pribadi atau di area umum.

Terkadang para staf pramutamu juga mengetahui lokasi dari restoran halal dan masjid di sekitar hotel tersebut.

Namun kebanyakan dari pelayanan dan fasilitas hotel ramah muslim ini baru berada di kota-kota besar.

Bagi wisatawan yang mencari akomodasi alternatif ramah muslim lainnya, bisa menyewa apartemen atau kamar tipe suite di hotel lengkap dengan dapur kecil, jika ingin memastikan proses pembuatan makanan halal.

Inilah Empat Destinasi Wisata Ramah Muslim di Jepang

ilustrasi (Skye Tour)

MTN, Jakarta – Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki banyak destinasi wisata menarik. Bahkan ada juga destinasi wisata ramah muslim di Jepang. Apa saja?

Dilansir dari Paragram, merangkum dari berbagai sumber, berikut ini daftar empat destinasi ramah muslim di Jepang.

Kebun Tomita (foto: japandeluxetours.com)

Kebun Tomita
Kebun Tomita di Kota Furano yang berada di Hokkaido ini merupakan taman bunga berwarna-warni dengan berbagai macam jenis bunga. Namun, di taman ini bunga lavender adalah tanaman bunga utama yang tumbuh subur. Di sini para wisatawan muslim tidak perlu khawatir, sebab di area kebun terdapat mushola yang memang disediakan untuk tempat beribadah dan beristirahat.

restoran Hanasaka Ji-san (foto: Wisata Jepang)

Restoran Halal Hanasaka Ji-san
Tempat wisata yang kedua adalah Restoran Halal Hanasaka Ji-san yang berada di Shibuya. Tempat ini merupakan restoran halal yang menyediakan berbagai macam makanan halal yanh tentunya aman dikonsumsi untuk para wisatawan muslim. Menu makanan halal yang bisa dipesan antara lain adalah tempura, sashimi, dan menu andalannya adalah shabu-shabu.

The Blue Pond (foto: Live Japan)

The Blue Pond
Selanjutnya adalah The Blue Pond di Hokkaido yang merupakan telaga buatan yang dibangun untuk mengontrol aliran lumpur vulkanik dari Gunung Tokachi. Disebut Blue Pond sebab mineral dalam lumpur yang bercampur dengan air sungai Biei menyebabkan warna telaga ini tampak biru.

Taman Nasional Nara (foto: Hotels.com)

Taman Nasional Nara
Terakhir ada Taman Nasional Nara yang juga termasuk tempat wisat ramah muslim di Jepang. Di sini anda bisa melihat ribuan rusa, karena memang Nara adalah habitat hewan bertanduk tersebut. Bahkan tempat ini terdaftar di UNESCO sebagai warisan dunia.

Indonesia akan Bantu Susun Standar Destinasi Wisata Halal di Jepang

ilustrasi (foto: bimakuru.com)

MTN, Jakarta – Indonesia akan membantu dalam penyusunan standar destinasi wisata ramah muslim di Jepang. Seperti apa?

Dilansir dari Setkab.Go.Id, Wakil Presiden RI, Ma’aruf Amin, mengatakan dirinya akan terus mendorong kerja sama potensial dalam bidang ekonomi syariah dan industri halal, antara Indonesia dengan Jepang.

“Utamanya di sektor-sektor unggulan seperti makanan, kosmetika, fesyen, dan pariwisata halal,” ujar Wapres.

Khusus untuk pariwisata halal, imbuh Wapres, Indonesia siap untuk bermitra, bahkan menjadi mitra utama Jepang. Wapres mengatakan, Indonesia akan membantu dalam penyusunan standar destinasi wisata ramah muslim di Jepang beserta sertifikasi halalnya.

“Itu beberapa hal dan [masih] banyak hal lain termasuk [masalah] energi yang akan ditindaklanjuti,” tambahnya.

Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma’aruf Amin menghadiri prosesi pemakaman kenegaraan Mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe, di Nippon Budokan, Choyoda, Tokyo, Selasa (27/09).

“Mantan PM Abe ini orang yang sangat berperan penting dalam rangka meningkatkan hubungan Indonesia – Jepang, sehingga hubungan itu menjadi mitra strategis dan mempererat hubungan persahabatan yang lebih akrab antara masyarakat Indonesia dan Jepang,” tutur Wapres, di Hotel Imperial Tokyo sesaat sebelum menuju Nippon Budokan.

Selain untuk memberikan penghormatan pada prosesi pemakaman kenegaraan Mantan PM Shinzo Abe, kunjungan Wapres ke Jepang kali ini juga untuk meningkatkan hubungan yang lebih erat serta menindaklanjuti berbagai bentuk kerja sama yang telah disepakati kedua negara.

“Terutama hal-hal yang memang sudah ada kesepakatan-kesepakatan ketika Presiden Joko Widodo hadir di Tokyo pada Juli lalu,” kata Wapres.

Wapres pun menegaskan bahwa sejauh ini Jepang memang merupakan mitra penting Indonesia khususnya dalam bidang ekonomi.

“Karena itu kita ingin meningkatkan hubungan yang lebih erat lagi dalam berbagai bentuk kerja sama yang lebih konkret,” ujarnya.

Seperti misalnya, kata Wapres, penguatan kerja sama ekonomi Indonesia-Jepang, khususnya terkait penandatanganan Protokol Perubahan Indonesian-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) pada Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada November mendatang.

“Kemudian juga masalah investasi, perluasan investasi, realisasi perluasan investasi dan investasi baru senilai 5,2 miliar Dolar Amerika Serikat, kita harapkan segera diselesaikan,” ujarnya.

Selain itu, tutur Wapres, melalui kehadirannya di Tokyo ini juga mendorong segera direalisasikannya berbagai kesepakatan proyek-proyek strategis khususnya proyek infrastruktur.

“Termasuk juga penyelesaian hambatan komoditi ekspor pertanian dan perikanan Indonesia, ada beberapa hal yang sudah disepakati dan kemarin juga direspon [oleh PM Fumio Kishida],” pungkasnya.

Semasa Menjabat, Shinzo Abe Dukung Pariwisata Halal di Jepang

Shinzo Abe (foto: langit7.id)

MTN, Jakarta – Semasa menjabat dulu, Shinzo Abe mendukung pariwisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, mantan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dikenal sebagai sosok penting di Jepang. Selama menjabat, dia membawa perubahan bagi Jepang dengan menerapkan strategi ekonomi bernama Abenomics.

Salah satu bidang yang berhasil dikelolanya adalah pariwisata. Awalnya, Abe menetapkan target untuk menarik 20 juta wisatawan setiap tahun pada tahun 2020. Namun, jumlah tersebut diubah karena adanya peningkatan wisatawan. Ini membuat pemerintah mengubah targetnya menjadi 30 juta wisatawan pada tahun 2020.

Salah satu upaya untuk mencapai target itu adalah mendorong pariwisata halal. Menurut Organisasi Pariwisata Nasional Jepang, pada akhir Oktober 2015, jumlah wisatawan Malaysia telah meningkat 18,2 persen dibandingkan tahun lalu. Lonjakan tersebut juga datang dari wisatawan Indonesia 30,8 persen.

Jika dihitung, sekitar 270 ribu orang Malaysia dan kurang dari 200 ribu orang Indonesia mengujungi Jepang. Kehadiran mereka didukung oleh pemerintah dan bisnis lokal Jepang. Bentuk dukungan diwujudkan dalam berbagai hal. Misal, Perfektur Aichi yang menerbitkan Buku Pegangan Perhotelan Muslim berbahasa Jepang. Buku tersebut mengajari orang Jepang cara berperilaku saat pelanggan Muslim datang ke toko mereka.

Beberapa biro perjalanan Jepang juga mulai menawarkan paket khusus untuk wisatawan Muslim. Salah satu perusahaan rintisan bernama Travelience menawarkan paket tur Tokyo khusus untuk wisatawan Muslim. Paket mencakup tur ke tempat wisata, distrik perbelanjaan, konsumsi makanan halal, dan kunjungan ke masjid.

Lalu, untuk menarik wisatawan Muslim, pemerintahan Abe juga mendirikan banyak ruang sholat di berbagai tempat publik, seperti stasiun dan bandara. Ruang sholat juga dilengkapi dengan keran yang memungkinkan umat Islam dapat berwudhu.

Selain di stasiun, semua bandara internasional utama di Jepang juga memiliki mushola, misal, Bandara Haneda Tokyo. Menurut operator bandara, mushola itu digunakan hingga 14 ribu orang selama 12 bulan.

Karena wisatawan Muslim memperhatikan tentang akomodasi di Jepang yang kian membaik, peringkat Jepang dalam Global Muslim Travel Index meningkat ke urutan enam dari delapan pada tahun 2017.

Indonesia dan Jepang akan Kerja Sama untuk Wisata Halal

ilustrasi (foto: orami.co.id)

MTN, Jakarta – Jepang berencana melakukan kerja sama dengan Indonesia, terkait pariwisata halal yang semakin populer di negara mereka. Seperti apa?

Dilansir dari Suara com, Jelang Expo 2025 Osaka, Konsulat Jenderal RI di Osaka mendorong promosi produk dan wisata halal Indonesia di Jepang.

Indonesia dapat mengambil peluang untuk meningkatkan ekspor produk halal, khususnya makanan dan minuman ke Jepang yang saat ini sedang mempersiapkan diri menjadi tuan rumah Expo 2025 Osaka/Kansai.

“Produk makanan dan minuman halal Indonesia dapat mengisi peluang ini. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk menjadikan Indonesia pusat industri halal dunia pada 2024,” kata Konsul Jenderal RI Osaka, Diana ES Sutikno.

Diana juga mengatakan bahwa saat ini tren wisata halal semakin digemari seiring dengan makin banyaknya masyarakat Muslim yang berlibur ke luar negeri.

“Penting sekali produk bersertifikasi halal, khususnya produk makanan dan minuman dalam menunjang halal tourism. Apalagi pada 2026, nilai perjalanan wisata Muslim global diperkirakan mencapai 300 miliar dolar AS,” ujar Konjen Diana.

Pernyataan tersebut ia sampaikan di hadapan para pelaku bisnis yang tergabung dalam Lake Biwa Convention Street Revitalization Council, dalam lokakarya (workshop) produk halal yang dilaksanakan oleh Otsu Chamber of Commerce and Industry (Otsu CCI) di Shiga pada tengah pekan ini (20/1).

Diana menjelaskan tentang karakteristik wisatawan asal Indonesia yang sebagian besar adalah Muslim.

Ia juga mempromosikan beberapa produk halal unggulan Indonesia pada workshop itu, antara lain mie instan, saus sambal, tempe, dan bumbu rendang instan.

Ini Dia Lima Destinasi Wisata Halal di Jepang

MTN, Jakarta – Jepang kini merupakan salah satu destinasi wisata halal di Asia. Banyak kota di Negeri Matahari Terbit tersebut kini mulai banyak fasilitas halal.

Dilansir dari CNN Indonesia, berikut adalah lima kota di Jepang yang pas untuk dijadikan destinasi wisata halal. Apa saja?

Hokkaido (foto: hokkaido-treasure.com)

Hokkaido
Destinasi wisata halal di Jepang pertama ada di Hokkaido. Kawasannya sudah cukup ramah Muslim karena memiliki banyak restoran, hotel, hingga tempat ibadah bagi umat Islam.

Restoran halal di Hokkaido yang bisa kunjungi di antaranya Donburichaya New Chiste, Tohachi di Ashikawa, atau tempatnya dessert lezat di Patisserie Foy.

Ada pula tempat berbelanja yang menyediakan musala yaitu Chitose Outlet Mall Rera, Daimaru Sapporo. Anda juga tak perlu khawatir jika harus melaksanakan salat di tengah waktu menunggu pesawat. Bandara Asahikawa atau New Chitose juga menyediakan musala bagi umat Muslim.

Untuk hotel ramah Muslim, Anda bisa memilih Rusutu Hotel, Sahoro Resort, Clubby Sapporo, WBF Hakodate Watatsuminoyu, dan masih banyak lagi.

Kansai (foto: awol.com)

Kansai
Kansai juga termasuk destinasi wisata yang mempunyai fasilitas ramah Muslim. Selain populer dengan wisata perairan, alam, hingga museum, di daerah Kanto tidak perlu khawatir untuk urusan penginapan, tempat ibadah, restoran, hingga pusat perbelanjaan.

Restoran yang menyajikan makanan halal tanpa babi di antaranya Halal Kobe Beef Nagomi, ALI’s Kitchen Shinsaibashi, ICHIRAN Namba Midosuji, dan banyak lagi.

Sementara pusat perbelanjaan yang menyediakan tempat salat yaitu: EXPO CITY, Ninja-Do, Mabruk, dan Rinku Premium Outlets.

Ada juga penginapan yang menyediakan menu sajian halal di Kansai, di antaranya Hotel Granvia Osaka, Kintetsu Universal City, dan Minamitei Hot Spring Resort.

Chiba (foto: hisgo.com)

Chiba
Prefektur Chiba yang terletak di bagian timur Tokyo ini merupakan kota paling ramah Muslim terbesar. Untuk urusan kenyaman wisatawan Muslim, Chiba memiliki banyak restoran halal yang bisa dikunjungi seperti Sai-Sau do Ichihara, Shokujin di Makuhari, dan Takotako di Chiba City.

Hotel pilihan di Chiba bagi Muslim di antaranya Mapple Inn di Makuhari, Ichihara Marine, Port Plaza di Chiba City.

Sedangkan area pusat perbelanjaan di Chiba dengan fasilitas tempat salat di antaranya AEON Mall Makuhari New City.

Okayama

Okayama
Selain Kansai, Osaka, Chiba, destinasi wisata muslim friendly berikutnya adalah Kota Okayama. Di daerah ini juga ada Komunitas Muslim Jepang yang menyediakan paket tur halal.

Meski minoritas, otoritas setempat sangat mendukung komunitas Muslim. Di Okayama terdapat peach mark yang memberi info perihal servis atau produk non-babi dan alkohol.

Peach mark 1 menandakan hanya menu tertentu yang bebas babi, sementara Peach Mark 2 bebas babi dan alkohol. Tanda Peach Mark dapat ditemui di restoran dengan ikon gambar buah persik.

Restoran halal di Okayama yang sudah bersertifikat halal di antaranya Milenga Indian Cuisine, Shabu & Sukiyaki Hitori Nabe Megu, Lamb BBQ Hiruzen Kogen Center, dan Koeido-Kibi Dango.

Penginapan yang punya menu makanan halal serta tempat salat juga cukup banyak. Seperti ANA Crowne Plaza Okayama sampai Okayama Resort Hotel.

Tokyo (foto: helena bradbury)

Tokyo
Ibu kota Jepang, Tokyo, menjadi salah satu destinasi wisata favorit wisatawan dari berbagai penjuru negara.

Di Tokyo, wisatawan Muslim tidak perlu khawatir tidak menemukan resto atau tempat ibadah karena lokasinya tersebar di banyak titik.

Menikmati kuliner khas Jepang tanpa babi bisa ke Hanasakaji-San atau sajian Timur Tengah di Aladdin, Minato City.

Sakura Hotel Hatagaya, Sheraton Miyako Tokyo, Shinjuku Price Hotel, Agora Place Asakusa, termasuk ke dalam daftar penginapan yang ramah Muslim.

Melihat Potensi Wisata Halal di Jepang

ilustrasi (foto: berbudiwisata.com)

MTN, Jakarta – Jepang merupakan salah satu destinasi favorit para wisatawan Indonesia. Tapi apakah wisata Jepang ramah muslim? Potensinya besar.

Dilansir dari Kumparan, walaupun masyarakat Jepang sendiri didominasi dengan keyakinan Shinto (Sugiyama, 2014), namun Jepang berusaha untuk menyukseskan pariwisata halal mereka. Hal tersebut terbukti dengan adanya beberapa penghargaan yang diterima Jepang pada tahun di World Halal Tourism Award 2016 di Abu Dhabi.

Pada tahun 2017, Jepang mempunyai 788 tempat makan yang memiliki menu halal. Sebagian besar dari tempat makan tersebut memakai bahan baku yang halal dan cara memasak yang sudah memisahkan halal dan non halal. Sebagian besar tempat makan yang menjual makanan halal sudah ada di kota-kota besar seperti Tokyo, Osaka, Kyoto, Hokkaido, dan lainnya.

Selain tempat makan, tempat ibadah merupkan hal yang penting bagi wisatawan muslim. Terdapat sekitar 241 tempat ibadah yang ada di Jepang. Tempat ibadah tersebut berada di kota-kota besar, bandara, stasiun, café, mall dan destinasi wisata yang lain. Dengan adanya hal tersebut, maka Jepang menjadi negara yang ramah akan turis asing khususnya bagi muslim.

Jepang merupakan suatu negara yang sering dikunjungi oleh masyarakat dunia khususnya warga Indonesia. Menurut Skycanner Indonesia, Tokyo dan Osaka menjadi dua kota yang dimana termasuk ke dalam 10 tempat wisata favorit yang sering dicari di website mereka.

Jepang sendiri mempunyai suatu konsep, yang mana dalam konsep tersebut merupakan ciri khas Jepang, yakni interaksi antara pengunjung dan staff. Metode tersebut merupakan bentuk layanan yang dimana komunikasi menjadi hal yang penting bagi staff dan pengunjung. Hal tersebut dalam kata Jepang disebut dengan Omotenashi (Ota et al, 2016). Omotenashi sendiri mengarah pada tradisi dan budaya Jepang. Namun, seringkali Omotenashi disamakan dengan hospitality.