Kamboja Targetkan Dua Miiar Konsumen Muslim via Wisata Halal

ilustrasi (gambar: law-justice.co)

MTN, Jakarta – Kamboja targetkan dua miliar konsumen muslim melalui industri wisata halal di negaranya.

Dilansir dari Tribun News, kabar ini disampaikan oleh Duta Besar RI untuk Kerajaan Kamboja, Sudirman Haseng, yang belum lama ini membuka Workshop ‘Dasar-Dasar Wisata Halal untuk para Pejabat Kementerian Pariwisata Kamboja’, pekan lalu (23/4).

Perwakilan Indonesia di acara ini berkesempatan untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan tentang wisata halal kepada Kementerian Pariwisata Kamboja.

Sudirman menyatakan bahwa menurut laporan The State of Global Islamic Report 2020/2021, muslim dunia membelanjakan USD2,02 triliun untuk makanan, obat-obatan, kosmetika, fesyen, perjalanan, dan media/rekreasi, yang sesuai dengan kebutuhan konsumsi yang berlandaskan pada ajaran Islam, pada tahun 2019.

“Jika Kamboja dapat memenuhi kebutuhan produk dan jasa untuk pelancong Muslim dan konsumen Muslim, maka dapat dipastikan bahwa sekira 237,53 juta penduduk Muslim Indonesia akan jadi calon konsumen produk-produk Kamboja,” ujar Sudirman Haseng dalam keterangan resminya, awal pekan ini (26/4).

Koordinator Kerja Sama dan Standardisasi Halal BPJPH Kemenag RI, Fertiana Santy, menyampaikan bahwa halal bukan hanya serta merta tentang agama atau peraturannya.

Halal juga menyangkut mereka yang perhatian dengan metode halal dan gaya hidup sehat.

Menurutnya, halal juga menyangkut keamanan, kebersihan, keberlanjutan, dan integritas yang merupakan kunci masyarakat madani modern dan standar global jaminan kualitas.

Jaminan terkait halal saat ini merupakan wewenang BPJPH setelah sebelumnya merupakan wewenang dari MUI.

Workshop yang disampaikan perwakilan dari Indonesia ini diharapkan juga sekaligus membuka jalan masuknya produk halal Indonesia ke Kamboja.

Workshop diarahkan untuk menjadi peluang promosi produk-produk halal Indonesia baik barang maupun jasa seperti ekspor produk halal Indonesia, gaya hidup halal, sertifikasi dan standarisasi halal yang diakui di berbagai negara.

Selain itu, workshop ini merupakan implementasi dari Perjanjian Kerja Sama Ekonomi dan Teknik RI-Kamboja yang ditandatangani tahun 1994 di Jakarta dan Memorandum Kesepahaman Bidang Pariwisata yang ditandatangani di sela-sela ASEAN Tourism Forum pada Januari 2022 untuk membantu peningkatan sumber daya manusia Kamboja di bidang pariwisata.

Kementerian Pariwisata Kamboja tengah mempersiapkan diri menyambut wisatawan asing pasca pandemi dan menerapkan rencana pemulihan pembangunan wisata tahun 2021-2025.

“Workshop berfokus pada pendidikan dan pelatihan keahlian yang berkualitas sesuai standar dalam dan luar negeri untuk merespon kebutuhan lapangan kerja di sektor pariwisata,” kata Undersecretary of State Kementerian Pariwisata Kamboja, Katoeu Muhammad Nossry.

Ingin Tarik Wisatawan Muslim, Kamboja Bentuk Departemen Urusan Halal

MTN, Jakarta – Sadar kalau industri wisata halal sangat besar potensinya di masa depan, Kamboja bentuk departemen urusan halal. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, Pemerintah Kamboja berencana mendirikan Departemen Urusan Halal di bawah naungan Departemen Umum Perlindungan Konsumen, Persaingan, dan Pencegahan Penipuan (CCF), Kementerian Perdagangan, yang tujuannya untuk memberikan label halal dan menarik wisatawan Muslim ke Kamboja.

Menurut Presiden Asosiasi Agen Perjalanan Kamboja (CATA), Chhay Sivlin, mengatakan kalau pengelolaan yang tepat atas produk halal, terutama makanan, akan memainkan peran penting dalam menarik wisatawan ke Kamboja di masa mendatang.

“Kami memuji perhatian terhadap produk pariwisata yang akan lebih mempersiapkan kami untuk menyambut turis Muslim setelah situasi Covid-19 membaik. Kami akan memiliki lebih banyak produk yang tersedia untuk melayani sektor pariwisata,” ujar Sivlin.

Menurut Sivlin, mengembangkan produk halal sangat penting untuk menarik wisatawan Muslim dalam pasar global utama. Wisatawan akan memiliki banyak kesempatan jalan-jalan santai serta memilih makanan halal mereka.

“Jika kami dapat mengelola makanan halal dengan baik, maka kami akan dapat membujuk mereka (wisatawan Muslim) untuk tinggal di Kamboja dalam waktu yang lama,” kata Sivlin.

Kementerian perdagangan telah mendaftarkan dan mengeluarkan sertifikat 666 buah produk halal di Kamboja. Produk halal terdiri dari makanan dan komoditas lain yang akan membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, dan terutama akan mendukung sektor UKM di Kamboja.