Taiwan Promosikan Sertifikasi Halal untuk Makanan dan Minuman

ilustrasi (foto: tribunnews.com)

MTN, Jakarta – Taiwan memiliki komitmen yang cukup besar untuk industri makanan halal, karena mereka mereka terus promosikan sertifikasi halal untuk makanan dan minuman.

Dilansir dari AntaraNews, Biro Pariwisata Kementerian Perhubungan dan Komunikasi Taiwan mencatat, saat ini sudah lebih dari 300 buah rumah makan dan hotel di Taiwan yang telah mendapatkan Sertifikat Halal.

Siaran pers Biro Pariwisata Kementerian Perhubungan dan Komunikasi Taiwan (26/2) menyebut kalau Taiwan terus mempromosikan sertifikasi makanan dan minuman halal dalam upaya menarik minat para wisatawan Muslim manca negara.

Keterangan pers itu dikemukakan saat berlangsungnya Astindo Travel Fair (23 – 26 Februari 2023) di Indonesia Convention Exhibition / ICE BSD, Jakarta, di mana Taiwan ikut berperan serta di event tersebut.

Paviliun Taiwan di pameran tersebut tampil dengan tema utama terkait pengalaman panca indera, menampilkan serangkaian pertunjukan dan kegiatan “Do it yourself (DIY) yang menarik dan mengundang masyarakat Indonesia untuk merasakan sendiri cita rasa otentik Taiwan.

Siaran pers Biro Pariwisata Taiwan lebih lanjut menjelaskan, berdasarkan peringkat dari Mastercard-Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI), Taiwan kembali meraih peringkat kedua sebagai negara tujuan wisata halal non-OIC (Organisasi Kerja Sama Islam) serta meraih penghargaan sebagai tujuan wisata inklusif tahun ini.

Di acara Astindo Travel Fair, Paviliun Taiwan juga menyediakan zona Muslim dan secara khusus mengundang pakar Muslim dari Asosiasi Muslim Tionghoa (The Chinese Muslim Association); salah satu lembaga yang memberikan sertifikasi halal di Taiwan untuk berbicara pada event tersebut.

Pakar Muslim dari asosiasi itu memperkenalkan sumber daya pariwisata terbaru Taiwan serta menunjukkan bagaimana berwisata dengan nyaman, menyenangkan serta bersantap makanan dengan rasa tenang dan aman kepada para turis, termasuk wisatawan Muslim dari Indonesia yang merupakan negara dengan populasi Muslim terbanyak dunia.

Disebutkan pula, khusus untuk menyambut kedatangan wisatawan Indonesia di Taiwan, Biro Pariwisata Taiwan memperbarui “Program Guan Hong” pada 11 November 2022 dengan mempermudah prosedur pengajuan visa wisata ke Taiwan.

Selain itu, Biro Pariwisata Taiwan juga menggandeng tourism factory, dua maskapai penerbangan terbesar Taiwan, travel agen utama Taiwan, dan pihak terkait lainnya untuk berpartisipasi dalam Astindo Travel Fair serta akan menyelenggarakan workshop pariwisata Taiwan di Jakarta dan Surabaya.

Taiwan juga telah kembali membuka perbatasan sejak 13 Oktober 2022, di mana jumlah wisatasan Indonesia yang berkunjung ke Taiwan pada 2022 mencapai 78.162 orang; lebih tinggi 135,57 persen dari angka yang ditargetkan Biro Pariwisata yang mana menunjukkan antusiasme dari wisatawan Indonesia untuk berwisata ke Taiwan.

Upaya Gaet Turis Muslim, Taiwan Mulai Lakukan Sertifikasi Wisata Halal

ilustrasi (foto: albiladdailyeng.com)

MTN, Jakarta – Sadar akan besarnya potensi ekonomi dari wisata halal saat ini, Taiwan pun kini miliki beberapa badan sertifikasi wisata halal.

Dilansir dari Detik, Taiwan kini memiliki sembilan badan sertifikasi halal yang sudah menerbitkan sertifikat ke 1088 buah perusahaan. Total jumlah produksinya sudah mencapai ratusan ribu.

“Di Taiwan ini sudah banyak orang asing yang masuk, buruh migran, ada juga tenaga profesional, kemudian pelajar karena beberapa tahun belakangan Taiwan meningkatkan jumlah beasiswa. Hal itu memungkinkan pertambahan jumlah muslim di Taiwan,” kata Auditor Sertifikasi Halal Bellcert Internasional Inspection and Certification Group Taiwan, Nurul Fadhilah.

“Banyaknya lembaga sertifikasi untuk mewadahi permintaan masyarakat muslim, khususnya di Taiwan untuk memastikan makanan yang mereka konsumsi itu halal dipastikan dengan adanya sertifikat tersebut,” kata Nurul.

Salah satu langkah yang diterapkan untuk mendukung wisata halal di Taiwan merupakan kulinernya. Untuk itu, dibutuhkan orang yang ahli untuk bisa memberikan informasi terhadap pemilik usaha tentang makanan yang halal dan haram.

“Untuk sertifikasi halal itu sendiri ada tambahan fatwa suatu keputusan dari ahli syariah yang menentukan produk layak atau tidak untuk diberikan sertifikasi,” Nurul menambahkan.

“Di sini kita bisa lihat jumlah terbanyak sertifikasi adalah barang mentah dan barang jadi, kemudian diikuti restoran, hotel dan sisanya hospital, travel agency dan tourism,” kata Nurul.

MUI Targetkan 50 Hotel Bersertifikat Halal di 2019

Ilustrasi (foto: sofyanhotel.com)

MTN, Jakarta – Beberapa tahun terakhir industri wisata syariah di Indonesia kian bergeliat. Pihak MUI pun pasang target agar hotel bersetifikat halal meningkat.

MUI melalui Dewan Syariah Nasional (DSN-MUI) akan meningkatkan jumlah hotel lokal bertifikasi halal.

Untuk menunjang kegiatan wisata syariah di Indonesia, semuanya masih hotel berbintang tiga, dan jumlahnya baru ada lima,” ungkap Ketua Bidang Industri Bisnis dan Ekonomi Syariah DSN MUI, Bukhori Muslim, di Jakarta (19/9/2019).

Lima hotel yang sudah mengantong sertifikat halal per September 2019 adalah: Hotel Syariah Solo, Sofyan Betawi Menteng Jakarta, Sofyan Tebet, dan dua hotel di Aceh.

Tahun ini, DSN ingin jumlah hotel yang sudah mengantongi sertifikasi halal menjadi sepuluh kali lipat dari jumlah yang sekarang. “Target 2019 ada 50 hotel lokal yang akan mendapat sertifikat halal,” ujarnya.

Wewenang sertifikasi hotel Syariah ini, ada di tangan DSN MUI. Menurut Bukhori, DSN MUI siap melakukan sertifikasi hotel sesuai prosedur dan standard yang berlaku. Proses sertifikasi pun hanya memakan waktu empat belas hari jika semua persyaratan terpenuhi.

“Syarat-syarat administrasinya bisa dilihat di website DSN MUI,” jelas Bukhori.

Beberapa syarat tersebut antara lain adalah: surat permohonan, kelengkapan profil usaha, komitmen, pengelolaan dana sesuai Syariah, bukti keterlibatan di asosiasi bidang usaha, dan lampiran sertifikasi halal restoran.

Sebelumnya Sekretaris Jenderal Jakarta Tourism Forum (JTF), Jeffrey Rantung, mengatakan sertifikasi halal ini penting untuk mempercepat pengembangan wisata halal di Indonesia, khususnya di Jakarta.

“Secara global, memang tujuan kami mengambil bagian dari 135 juta segmentasi halal dunia. Pada tahun ini Indonesia baru mendapatkan 3,5 juta,” ujar Jeffrey dalam acara Forum Group Discussion (FGD), Hotel Halal Kitchen & Restaurant, Rabu (4/9/2019).

Jeffrey menjelaskan, dorongan sertifikasi halal ini terutama dilakukan di bagian layanan dapur dan restoran hotel. Komponen ini dinilai paling penting karena menjadi salah satu hal yang sering ditanyakan dan dipertimbangkan oleh wisatawan Muslim, khususnya dari mancanegara.