Kembangkan Wisata Halal, Menparekraf Akan Kunjungi Sumbar dan Aceh

ilustrasi (foto: Tribun News)

MTN, Jakarta – Demi kembangkan wisata halal, Menparekraf, Sandiaga Uno, akan kunjungi Sumatera Barat dan Aceh.

Dilansir dari Okezone, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengatakan kalau pemerintah akan menata ulang pariwisata halal di Indonesia. Lombok, Sumatera Barat dan Aceh masih jadi destinasi wisata halal populer di Tanah Air.

“Untuk destinasinya, Lombok masih jadi destinasi wisata halal terbaik. Ada beberapa kandidat lain juga. Namun kita harus pastikan bahwa muslim friendly itu bukan tentang destinasi, tapi extention of service,” ujar bang Sandi.

Pemerintah sudah mengembangkan potensi pariwisata halal di Tanah Air sejak 2016, namun mulai 2020 laju pertumbuhannya terhenti akibat pandemi COVID-19.

Secara statistik, kunjungan wisatawan Muslim di Indonesia meningkat setiap tahun sebelum virus corona mewabah. Pada 2019 tercata, dari 14,92 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Nusantara, 20% di antaranya turis Muslim.

Sandiaga Uno yakin bahwa di masa pandemi COVID-19 ini waktu yang tepat untuk menata ulang pariwisata halal Indonesia. Sehingga setelah pandemi selesai, maka destinasi wisata halal diyakini bakal banyak wisatawan.

Target wisatawan yang berpotensi besar digaet pemerintah saat ini adalah dari Malaysia, Singapura, dan domestik. Sementara untuk wisatawan asal Timur Tengah belum menunjukkan tren positif, mengingat masih pandemi Covid-19.

Untuk mengembangkan pariwisata halal, Sandiaga menjadwalkan kunjungan langsung ke Sumatera Barat dan Aceh. Kedua daerah dikenal sangat kental dengan budaya Islamnya.

“Kebetulan saya akan ke Sumatera Barat, kita akan bahas dengan para pemangku kepentingan. Setelah itu ke Aceh, bagaimana mengembangkan potensi pariwisata ramah muslim potensi bisa untuk dijadikan penggerak karena saat ini wisatawan nusantara menjadi fokus utama,” kata Sandiaga Uno.

Masjid Terapung di Sumbar Resmi Dibuka

Masjid Terapung Pantai Carocok (foto: Jurnal Sumbar)

MTN, Jakarta – Masjid terapung di Sumatera Barat yang bernama Masjid Terapung Pantai Carocok baru saja diresmikan.

Dilansir dari Langgam, masjid terapung yang bernama Masjid Terapung Pantai Carocok baru saja (5/2) diresmikan oleh Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni.

Masjid yang dibangun dengan dana sebesar Rp27,5 miliar tersebut berlokasi di Pantai Cerocok, Painan, Iv Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

“Masjid Samudera Ilahi sebagai rumah ibadah kaum muslimin di Pantai Carocok Painan, sekaligus sebagai pusat syiar agama Islam di Kabupaten Pesisir Selatan,” kata Hendrajoni.

Usai diresmikan, langsung digelar salat Jumat perdana di masjid tersebut dengan khatib Rektor UIN Imam Bonjol Padang, Eka Putra Wirman.

Eka Putra Wirman berharap, kehadiran masjid ini sekaligus bisa menjadi landmark Kabupaten Pesisir Selatan sebagai destinasi wisata terkemuka yang bernuansa religi, khususnya di Sumbar dan Indonesia pada umumnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Pesisir Selatan, Syahriwan mengatakan, memastikan pembangunan masjid terapung sudah selesai 100 persen.

Syahriwan menjelaskan, masjid ini dibangun di atas lahan seluas 1.795 meter persegi. Fasilitas yang dimiliki antara lain, tempat salat dengan kapasitas 300 orang jemaah, selasar, dua menara setinggi 32 meter dan taman.

Tonton video liputan Masjid Terapung Pantai Carocok oleh saluran YouTube, Kaliliang Pasisia, di bawah ini.

Sumbar Segera Sosialisasikan Perda Wisata Halal

ilustrasi (foto: infoopas.com)

MTN, Jakarta – Sejak diresmikan pada bulan Juni 2020 lalu, kini pihak pemerintah kota Padang mulai gencar sosialisasikan Peraturan Daerah nomer 1 tahun 2020 tentang wisata halal.

Dilansir dari FixPadang, Kepala Dinas Pariwisata Sumbar Novrial, meyebut kalau Perda wisata halal tersebut sudah disahkan pada Juni 2020, karena itu harus segera disosialisasikan pada seluruh pemangku kepentingan, salah satunya pemerintah kabupaten/kota yang memiliki kewenangan kepariwisataan.

“Setelah proses sosialisasi selesai, seluruh pemangku kepentingan diharapkan bisa memahami konsep wisata halal dan tidak terjebak pada pengertian yang sempit,” katanya.

Wisata halal yang dimaksud adalah seperangkat layanan tambahan bagi turis muslim agar bisa berwisata dengan nyaman, dan bisa menjalankan kewajiban beribadah, serta mendapatkan akses kuliner yang higienis dan halal.

Dengan adanya perda wisata halal diharapkan wisatawan akan lebih memilih Sumbar sebagai tempat menghabiskan waktu liburan.

Novrial mengatakan kalau konsep wisata halal itu hingga saat ini masih terus berkembang sehingga tetap dibutuhkan masukan dan saran dari berbgai pihak.

Sementara Kepala Bidang Pengembangan Destinasi dan Daya Tarik Pariwisata Sumbar, Doni Hendra, mengatakan kalau sosialisasi Perda wisata halal digelar dilakukan di Kabupaten Tanah Datar dengan peserta dari pihak pemerintah kabupaten, kota dan pelaku usaha pariwisata.

Doni mengatakan kegiatan sosialisasi tahun 2020 dilaksanakan sebanyak tiga kali mulai dari wilayah Tanah Datar dan sekitarnya, kemudian dilanjutkan di Pesisir Selatan, lalu terakhir di Bukittinggi dan sekitarnya.

Narasumber yang dihadirkan adalah tim ahli pariwisata halal dalam hal ini diwakili oleh Dr. Sari Lenggogeni dan Prof Ansofino, dengan materi tentang konsep serta subtansi perda penyelenggaraan pariwisata halal Sumbar.

Sementara itu, tim Kemenag Sumbar berbicara tentang regulasi pusat dan tata kelola pengurusan sertifikasi halal oleh BPJH perwakilan Sumbar, sebagai fasilatator perizinan halal dalam bentuk usaha dan produknya.

Kian Kuat Fondasi Sumbar di Industri Wisata Halal

ilustrasi (foto: hariansinggalang.co.id)

MTN, Jakarta – Posisi provinsi Sumatera Barat kian kini kian kuat dalam industri halal. Seperti apa?

Dilansir dari Antara, pihak Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menilai Sumatera Barat merupakan provinsi yang memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air.

“Dari sisi regulasi, sudah ada peraturan daerah tentang industri halal dan pariwisata halal, dan perda soal konversi bank pembangunan daerah menjadi syariah,” kata Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, Prof Sutan Emir Hidayat, pada webinar Festival Ekonomi Syariah regional Sumatera yang digelar oleh Bank Indonesia perwakilan Sumbar.

Untuk pembangunan pariwisata halal pemerintah daerah punya target menjadikan Sumbar sebagai daerah tujuan wisata utama berbasis halal dengan keunggulan alam, budaya dan kuliner.

Sementara untuk pengembangan fesyen, muslim Sumbar punya potensi untuk busana muslim dan orang dari Malaysia juga jadi konsumen produk busana muslim.

Sedangkan untuk sektor makanan dan produk halal rendang dapat menjadi unggulan serta pengelola rumah makan memenuhi sertifikasi halal.

Kemudian Sumbar juga sudah beberapa kali penghargaan tentang daerah tujuan wisata halal hingga world best halal destination dan world best halal culinary destination.

Pada 2016 Sumatera Barat juga meraih penghargaan dari The World Halal Tourism Award 2016 pada kategori World’s Best Halal Destination atau tujuan wisata halal terbaik dan World’s Best Halal Culinary Destination atau tujuan wisata kuliner halal terbaik.

Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (Unand) Padang, Prof Syafruddin Karimi, berpendapat kalau Indonesia adalah pelopor dan pemimpin dalam membangkitkan perekonomian halal di dunia.

Di daftar Top 10 Islamic Finance Indonesia masuk rangking lima, dan di daftar top 10 negara yang paling ramah wisata muslim, Indonesia masuk ke rangking empat setelah Malaysia, Uni Emirat Arab dan Turki.

“Artinya potensi ekonomi syariah global memberi peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama,” kata Syafruddin.

Ia melihat saat ini peran ekonomi syariah Indonesia sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru baru didukung oleh potensi besar prospek konsumsi masyarakat muslim global dan pemenuhan kebutuhan domestik di berbagai sektor industri halal.