Upaya Promosikan Produk Halal Indonesia di Turki

Paviliun Indonesia di pameran OIC Halal Expo 2022 (foto oleh: Anadolu Agency)

MTN, Istanbul – Kementerian Perdagangan berupaya promosikan produk-produk halal Indonesia di Turki. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, Kementerian Perdagangan (Kemendag) kembali berpartisipasi pada The 9th Organisation of Islamic Cooperation (OIC) Halal Expo 2022 yang berlangsung pada 24–27 November 2022 di Istanbul Expo Center, Istanbul, Turki. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional, Didi Sumedi, mengatakan kalau keikutsertaan Indonesia pada pameran ini menjadi salah satu upaya mereka untuk mempromosikan produk halal Indonesia di Turki.

“Partisipasi pada pameran sebagai ajang promosi sekaligus meningkatkan ekspor produk halal Indonesia ke pasar Turki dan negara sekitar,” ujar Didi Sumedi.

Di pameran ini, Paviliun Indonesia menempati area seluas 323 meter persegi dan diikuti lebih dari 100 pelaku usaha. Adapun produk yang ditampilkan di antaranya makanan minuman, fesyen muslim, kosmetik, obat dan farmasi, kerajinan dan dekorasi rumah, jasa di sektor pelabuhan dan perdagangan bebas, jasa sertifikasi halal, serta wisata halal.

Paviliun Indonesia yang dibuka secara resmi oleh Duta Besar Ankara, Lalu Muhamad Iqbal. Pameran ini menampilkan katalog produk secara fisik dan digital.

Kehadiran Paviliun Indonesia di pameran ini merupakan hasil kolaborasi Kedutaan Besar RI Ankara, Kementerian Perdagangan, Kementerian Komunikasi dan Informasi, Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI); beberapa dinas pemerintah daerah yang membidangi perdagangan, Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Bintan, serta Dewan Kerajinan Nasional.

“Diharapkan sinergi dan kolaborasi dari Kementerian/Lembaga, pemerintah daerah, dan swasta dapat mendukung upaya peningkatan ekspor Indonesia ke pasar Turki dan negara mitra,” imbuh Dubes Lalu.
 
Pameran OIC Halal Expo 2022 dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan The 8th World Halal Summit yang digelar pada pada 24-26 November 2022. Pertemuan yang diikuti 57 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) ini mengangkat tema “For a Sustainable Trade: Explore All Aspects of the Growing Global Halal Industry”. Pertemuan ini juga menghadirkan berbagai seminar internasional yang menghadirkan narasumber kompeten.

Indonesia-Turki mempunyai hubungan diplomatik yang telah terjalin selama 72 tahun. Di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Presiden Recep Tayyip Erdogan, kedua negara berkomitmen untuk meningkatkan perdagangan bilateral. Salah satunya, melalui percepatan perundingan IT-CEPA. Perundingan ini telah memasuki putaran keempat dengan menyelesaikan berbagai isu di antaranya terkait perdagangan barang, kerja sama ekonomi, kepabeanan dan fasilitasi perdagangan, pemulihan perdagangan, sanitasi dan phytosantasi (SPS), serta isu-isu lainnya.

Pariwisata Halal Turki Justru Meningkat selama Pandemi

Hagia Sophia, salah satu objek wisata halal di Turki.

MTN, Jakarta – Di saat sulit seperti pandemi sekarang ini, industri wisata halal di Turki justru meningkat secara signifikan. Seperti apa?

Dilansir dari IQNA, Sekretaris Jenderal Asosiasi Internasional Pariwisata Halal di Turki, Amrullah Ahmet Turhan, menekankan bahwa perhatian terhadap wisata halal telah meningkat secara signifikan selama era Corona.

“Sektor pariwisata halal di Turki disambut dengan respons yang hebat dan tidak terduga selama pandemi Covid-19, yang lebih dari yang disambut oleh konsumen pada periode sebelum wabah Corona,” ujar Turhan.

Turhan menambahkan, persentase pemesanan hotel dengan rivate villa sudah mencapai 100%, sedangkan sebelum Corona jumlah ini hanya mencapai angka 90 hingga 95.

“Meskipun wabah Corona menyebabkan kerusakan besar di semua bidang, namun hal tersebut berdampak positif pada sektor pariwisata halal,” imbuh Sekretaris Jenderal Asosiasi Internasional Pariwisata Halal tersebut.

Turhan melanjutkan, tingkat perhatian yang tinggi terhadap wisata halal juga menarik perhatian investor, dan sebagai hasilnya, telah terjadi peningkatan tingkat investasi.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Internasional Pariwisata Halal tersebut menekankan bahwa apa yang disebut pariwisata halal baru-baru ini telah memberikan dampak positif bagi para pemilik lembaga pariwisata.

Turki dan Rusia Rajai Transportasi Udara di Eropa Tahun 2020

ilustrasi (foto: theconversation.com)

MTN, Jakarta – Meski 2020 merupakan tahun yang suram, namun tidak begitu bagi industri transportasi udara di Turki dan Rusia, karena mereka mampu tetap melaju. Seperti apa?

Dilansir dari Independent, berdasarkan data dari Ralph Anker (The Anker Report), disebut kalau Turki dan Rusia adalah yang terdepan di industri transportasi udara pada tahun 2020, untuk kategori jumlah penumpang.

Data ini berdasarkan analisis dari statistik penumpang di 400 bandara udara pada April hingga Desember 2020, dan membandingkannya dengan data tahun 2019.

Spanyol, Italia, Perancis ada di urutan selanjutnya, yang kemudian diikuti oleh Britania Raya dan Jerman.

Meski bandara udara di Instanbul pada tahun 2020 kehilangan 68 persen trafiknya, namun performanya tetap lebih baik ketimbang para kompetitor. Istanbul Airport adalah bandara terbaik di Eropa saat ini.

Kemudian, bandara Domodedovo dan Sheremetyevo milik Rusia ada di urutan kedua, untuk kategori jumlah penumpang.

Cek gambar infografiknya di bawah ini.

Industri Wisata Halal di Turki Naik Saat Pandemi

ilustrasi (foto: mresco.com)

MTN, Jakarta – Banyak industri yang ambruk saat pandemi ini, namun industri wisata halal di Turki justru kebalikannya. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, Industri pariwisata halal Turki tumbuh melampaui harapan di tengah pandemi.

Emrullah Ahmet Turhan, Sekretaris Jenderal Organisasi Pariwisata Internasional Halal, mengatakan bahwa seperti yang mereka perkirakan pada awal pandemi; ada minat yang besar terutama pada hotel butik dan vila-vila.

“Kami sudah mencapai 100 persen tingkat hunian di vila, yang biasanya mencapai 90-95 persen tingkat hunian. Begitu juga bisnis yang melayani kemah dan karavan sudah mencapai kapasitas maksimum,” kata Turhan.

“Kapal pribadi juga banyak diminati. Dalam musim (pandemi) yang bergejolak di banyak sektor, sektor pariwisata halal (justru) tidak merugikan investornya,” katanya.

Emrullah Ahmet Turhan mencatat bahwa upaya Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Turki telah membuahkan hasil di sektor ini. Turhan mengatakan dengan promosi yang tepat, tindakan antisipasi terbaik di bandara, dan sertifikat pariwisata yang aman diberikan kepada hotel-hotel yang memenuhi standar kesehatan, para pengunjung dapat menikmati liburan mereka dengan perasaan aman.

Wisata halal menargetkan keluarga Muslim yang mengikuti aturan Islam. Fasilitas yang sesuai dengan kategori ini tidak melayani alkohol dan memiliki fasilitas spa dan kolam renang terpisah untuk pria dan wanita.

Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid, Erdogan: “Tetap Terbuka untuk Umum, Muslim dan Non-Muslim”

Hagia Sophia (foto: Daily Sabah)

MTN, Jakarta – Museum Hagia Sophia di Turki diubah jadi masjid, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyebut kalau keputusan tersebut sesuai dengan keinginan sang penakluk Konstantinopel (nama asli kota Istanbul zaman kuno), Fatih Sultan Mehmet dari Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman).

Dilansir dari Detik, Hagia Sophia telah diubah menjadi masjid. Banyak pihak yang protes namun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut keputusan itu sesuai dengan keinginan penakluk Konstantinopel, Fatih.

Pernyataan itu disampaikan Erdogan akhir pekan lalu usai Pengadilan Turki membatalkan status Hagia Sophia sebagai museum, lalu mengubahnya menjadi masjid dan Erdogan menandatangai dekrit presiden soal status Hagia Sophia tersebut.

Presiden Turki tersebut juga menjelaskan mengenai sejarah Hagia Sophia, termasuk masa-masa kritis Kekaisaran Bizantium dan pendiri republik Turki modern.

bagian dalam Hagia Sophia (foto: Daily Sabah)

“Dengan putusan pengadilan ini, dan dengan langkah-langkah yang kami ambil sejalan dengan keputusan itu, Hagia Sophia kembali menjadi masjid, setelah selama 86 tahun, seperti yang diinginkan Fatih, sang penakluk Istanbul,” ujar Erdogan.

“Seperti semua masjid kami, pintu Hagia Sophia akan tetap terbuka untuk semua; penduduk lokal dan asing, Muslim dan non-Muslim,” tambahnya.

Pengadilan tinggi Turki telah mencabut status Hagia Sophia sebagai museum dan diperuntukan menjadi masjid. Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul pun mengunggah foto bangunan Hagia Sophia di akun Twitternya dengan pesan ‘Selamat Hari Jumat’.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, juga mengumumkan ke masyarakat kalau mereka dapat melaksanakan ibadah salat di Hagia Sophia mulai tanggal 24 Juli 2020.

Edorgan menyebut Salat Jumat pada 24 Juli akan menjadi ibadah pertama kali di Hagia Sophia usai status bangunan bersejarah itu diubah dari museum menjadi masjid.

“Insyaallah, kami akan melakukan salat Jumat bersama-sama pada 24 Juli nanti dan membuka kembali Hagia Sophia untuk beribadah,” kata Erdogan.

Presiden Turki tersebut juga meminta ke semua orang untuk menghargai keputusan pengubahan status Hagia Sophia itu. “Masalah tujuan pengubahan (fungsi) Hagia Sophia untuk masalah hak-hak kedaulatan Turki,” ucap Erdogan.

Kendati Hagia Sophia telah sah kembali menjadi masjid, banyak pihak yang menyayangkan keputusan tersebut. Misalnya Uni Eropa yang kecewa bahwa Hagia Sophia akan dikelola oleh Direktorat Urusan Agama.

UNESCO yang juga turut memasukkan Hagia Sophia sebagai Situs Warisan Dunia kecewa, sebab Turki tak memberitahu mereka tentang perubahan fungsi tersebut. Mereka juga belum sempat meninjau kondisi terkini dari Hagia Sophia.

Hagia Sophia dibangun pertama kali sebagai gereja katedral oleh Kekaisaran Bizantium Kristen sejak 1500 tahun yang lalu. Kemudian, bangunan itu diubah statusnya menjadi masjid setelah penaklukan Konstantinopel oleh Ottoman pada 1453.

Lalu, status Hagia Sophia diubah menjadi museum pada tahun 1934 dan ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Seiring berjalannya waktu, Hagia Sophia menjadi salah satu tempat wisata yang paling sering dikunjungi wisatawan di kota Istanbul.