Wapres Dorong Program Pengembangan Desa Wisata Halal di Indonesia

Wakil Presiden RI (foto: Republika)

JAKARTA – Wakil Presiden RI, Ma’ruf Amin, mendorong pengembangan desa wisata halal di Indonesia. Seperti apa?

Mengingat, desa itu merupakan salah satu pengungkit ekonomi masyarakat. “Pemerintah terus berupaya memberdayakan ekonomi perdesaan, salah satunya melalui program pengembangan desa wisata, termasuk desa wisata halal,” ujar Wapres di acara pemberian penghargaan Promosi Desa Wisata Nusantara Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (PDPTT), di JS Luwansa, Jakarta, tengah pekan lalu (23/6).

Sementara menurut Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada tahun 2021 sampai sekarang, jumlah desa wisata yang telah terdata adalah sebanyak 7.275 desa wisata.

Dilansir dari OkeZone, Wapres mengatakan desa wisata merupakan salah satu wujud community-based tourism yang bersifat inklusif, melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat, baik pemberdayaan SDM maupun UMKM-nya.

Selain itu, Wapres meminta agar mendorong kesadaran pemangku kepentingan untuk menggaungkan daya tarik desa wisata agar menjadi destinasi favorit wisatawan dalam negeri atau pun mancanegara.

“Salah satu hal yang perlu didorong untuk pengembangan desa wisata adalah kesadaran pemangku kepentingan untuk menggaungkan daya tarik desa wisata, sebagai destinasi favorit yang menarik dikunjungi oleh para wisatawan nusantara maupun mancanegara,” pungkasnya.

500 Hotel di Jakarta Telah Disertifikasi Halal

ilustrasi (foto: bstatic.com)

MTN, Jakarta – Kota Jakarta kini telah menjadi salah satu destinasi utama wisata halal di Indonesia, karena 500 unit hotel telah disertifikasi halal.

Diansir dari Detik, Menparekraf Sandiaga Uno menjelaskan bahwa lembaganya telah menandatangani nota kesepahaman dengan Masjid Istiqlal. Untuk yang lain, di Jakarta sendiri telah ada lebih dari 500 hotel yang telah disertifikasi syarat wisata halal.

“Kemenparekraf pun menjalin kerja sama dengan Masjid Istiqlal yang tertuang dalam MoU untuk mengembangkannya sebagai destinasi religi di Indonesia,” kata Sandiaga, dalam WPB, Senin (20/6/2022).

“Pemilihan Jakarta tak bisa dilepaskan dari lengkapnya fasilitas ramah muslim. Setidaknya ada 510 hotel dengan sertifikat halal dan 5 hotel tipe syariah di Jakarta,” terang dia.

Wisata halal fokus pada layanan tambahan yang disediakan oleh pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif agar bisa sesuai dengan kategori halal, meliputi:

  • Need to Have, seperti halal food services
  • Good to Have, seperti toilet yang user friendly bagi muslim dan Muslimah
  • Nice to Have, seperti fasilitas rekreasi yang musleim dan family friendly.

“Wisata halal bukan berarti islamisasi wisata atraksi, melainkan memberikan layanan tambahan yang terkait dengan fasilitas, turis, atraksi, dan aksesibilitas untuk memenuhi pengalaman dan kebutuhan para wisatawan muslim,” terang Sandiaga.

Menparekraf Targetkan Wisata Halal RI Jadi Nomor 1 di Dunia

Sandiaga Uno (foto: alonesia.com)

MTN, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, targetkan wisata halal Indonesia bisa jadi urutan nomor satu di dunia. Seperti apa?

Dilansir dari Detik, Sandiaga Uno mencanangkan akan melakukan peningkatan ekonomi pariwisata halal di indeks 75%, dengan mengincar posisi nomor satu di dunia.

Hal ini disampaikan dalam acara Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) 2022 di Mall Asia Plaza, Tasikmalaya, Jawa Barat tengah bulan ini (18/6).

“Pada tahun ini Indonesia naik dua peringkat sebagai pariwisata halal yang sekarang nomor dua di dunia setelah Malaysia. Ini merupakan hasil dukungan kita dengan konsep tambahan layanan di Kota dan Kabupaten Tasikmalaya,” ujar Sandi.

Sandiaga Uno mengaku akan meningkatkan ekonomi pariwisata halal di indeks 75 persen. Hal ini diharapkan dapat menjadikan pariwisata Indonesia menjadi nomor satu di dunia.

“Kita dalam proses memperbaiki ekosistem pariwisata halal dan saya mencanangkan 2025 indeks naik di 75 persen, sehingga kita mudah-mudahan menjadi mengungguli menjadi nomor satu di dunia,” tutur Sandi.

Sebagai tambahan informasi, AKI ini digelar dalam rangka memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk dapat membangkitkan kembali perekonomian masyarakat di tengah pandemi Covid-19.

“Ini adalah upaya kita untuk membangkitkan kembali perekonomian masyarakat di tengah pandemi Covid-19,” ujar Sandi.

Dalam acara tersebut, juga akan ada pemilihan salah satu finalis per kota untuk mengikuti pameran Nasional di pekan puncak AKI 2022.

“Saya harapkan dari acara ini akan hadir juara-juara produk UMKM ekonomi kreatif kita yang bisa mendunia. Dengan peningkatan penghasilan dari pada UMKM yang sudah masuk kedalam era digitalisasi,” pungkasnya.

Kongres Halal Internasional 2022 di Bangka Belitung Dibuka Hari Ini

MTN, Jakarta – Kongres Halal Internasional (KHI) 2022 di Bangka Belitung resmi dibuka hari ini (14/6). Kongres ini ingin hasilkan resolusi halal, yang berisi panduan industri dan pariwisata halal.

Dilansir dari Bangka Pos, Kongres Halal Internasional Tahun 2022 di Bangka Belitung akan digelar pada tanggal 14 hingga 18 Juni 2022.

Wakil Presiden Republik Indonesia, Maruf Amin, yang membuka acara yang akan dihadiri 450 orang dari 15 negara secara online dan offline ini.

Wakil Sekretaris Jenderal Bidang Ekonomi Syariah dan Halal MUI Pusat, Rofiqul Umam Ahmad, mengatakan, dalam Kongres Halal, ada dua variabel yang dibahas, meliputi industri halal dan pariwisata halal.

“Wisatawan tentu ingin berlibur dengan aman dan nyaman, kita berharap dengan kongres ini komitmen halal ini makin bergema,” kata Rofiqul (13/6).

Rofiqul menyebut, pemerintah selalu fokus agar masyarakat mendapat pelayanan dan produk halal.

“Kita siapkan wisata halal ini dari sisi hotel dan restoran hingga makanan yang halal. Kalau sudah bersertifikat sudah pasti halal. Tapi kalau belum bersertifikat bukan berarti haram, tetapi belum bersertifikat halal. Tentu untuk sertifikat halal ada proses-prosesnya,” jelasnya.

https://twitter.com/MuslimTravNews/status/1536932911236419584?cxt=HHwWgMDUnd-VpNQqAAAA

Ada dua kegiatan besar dalam agenda ini, yakni diskusi mengenai isu halal untuk menghasilkan draft resolusi halal.

“Kita mengundang berbagai narasumber yang berkompeten di bidangnya. Kita harap para peserta bisa bertukar pikiran terkait forum pembahasan dalam kongres dan menyepakai draf resolusi dunia, yang akan menjadi panduan dalam hal nanti mengimplementasikan industri halal dan pariwisata halal di negara masing-masing,” tutur Rofiqul.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bangka Belitung, Dr Zayadi, mengatakan Bangka Belitung sangat berbangga diri sebagai tuan rumah Kongres Halal Internasional 2022.

Bangka Belitung sendiri cukup peduli mengenai isu halal. Hal ini bisa dilihat dari sudah ribuan UMKM yang disertifikasi halal.

Tak dipungkiri, MUI Babel memang ingin Bangka Belitung menjadi destinasi wisata halal kelas dunia.

Memaknai wisata halal ini sendiri dengan cara menyediakan fasilitas dan kuliner yang mengantongi sertifikat halal.

“Hampir 90 persen itu sertifikasi dibantu oleh pemerintah daerah, dan 10 persen yang mandiri. Sekarang sudah banyak rumah makan dan hotel yang disertifikasi. Jadi minat mereka sejak kita sosialisasi, Alhamdulilah minat mereka meningkat dan ada dampak baik bagi usaha mereka saat produk sudah disertifikasi,” kata Zayadi.

Tak hanya tentang industri halal, dalam Kongres Halal Internasional, para peserta juga akan diajak untuk tur wisata halal di pulau Bangka dan Belitung.

“Kita ingin Bangka Belitung menjadi destinasi halal internasional, kita memulai dari wisata halal. Nanti Perlang, Bangka Tengah akan menjadi desa wisata halal pertama di dunia. Karena desa itu sudah bagus dan kunjungan sudah banyak, serta kita harap Desa Perlang menjadi contoh bagi desa lainnya walaupun potensi tidak sama,” pungkasnya.

Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah Dorong Pemulihan Wisata Halal

ilustrasi (gambar: minanews.net)

MTN, Jakarta – Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) mendorong sinergi untuk memulihkan wisata halal nasional.

“KNEKS bersama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebagai lead stakeholder-nya terus berupaya mendorong pulihnya sektor pariwisata halal,” ujar Direktur Industri Produk Halal KNEKS, Afdhal Aliasar, di Jakarta, awal bulan ini (2/6).

Dengan adanya wisata halal, wisatawan Muslim dapat lebih nyaman dengan memperhatikan tersedianya kebutuhan. Misalnya, tempat shalat di lokasi destinasi wisata, makanan halal, dan atraksi yang baik untuk keluarga.

Dilansir dari Republika, Afdhal mengatakan, KNEKS menyambut baik dan bangga atas capaian Indonesia yang naik dari posisi empat. “Ini adalah hasil kerja keras kita bersama para insan pariwisata dan masyarakat,” ungkap Afdhal.

Afdhal berharap peringkat kedua dari GMTI akan memberikan dorongan dan energi yang lebih besar agar inudstri ini bisa bergerak lebih maju. Ia berharap Indonesia menjadi tujuan destinasi utama bagi pelancong Muslim dunia sehingga bisa mendongkrak perekonomian nasional.

GMTI 2022 secara resmi diluncurkan oleh Halal in Travel Global Summit. Ada sebanyak 18 penghargaan yang diberikan dalam penyelenggaraan acara di Singapura, Rabu (1/6) tersebut. Sebanyak 18 pemenang berasal dari empat kategori, yakni GMTI Award, Muslim-Friendy Service Provider Award, HalalTrip Travelers Choice Award, dan Halal Travel Personality of the Year.

Indonesia juga memperoleh penghargaan Halal Travel Personality of the Year yang diberikan pada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. Sandiaga berharap penghargaan tersebut mampu mendorong upaya pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) serta pembuka lapangan kerja.

Optimisme tersebut disampaikan Sandiaga merujuk besarnya potensi pasar wisata halal. Data menunjukkan, pada 2019, umat Islam di seluruh dunia menghabiskan total 2,02 triliun dolar AS untuk belanja makanan, kosmetik, farmasi, fesyen, travel, dan rekreasi. Pasar Muslim global diperkirakan akan tumbuh hingga 2,4 triliun dolar AS pada 2024.

Sejumlah pengeluaran terbesar bagi konsumen Muslim adalah pada makanan dan minuman halal. Menurut Sandiaga, Indonesia harus menciptakan peluang-peluang usaha berbasis pariwisata halal.

Global Muslim Travel Index 2022 Menempatkan Indonesia di Posisi Dua

ilustrasi (foto: GNFI)

MTN, Jakarta – Indonesia kini menempati peringkat kedua di Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, Indonesia meraih peringkat kedua di Global Muslim Travel Index (GMTI) 2022, setelah peringkat satu dinobatkan kembali untuk Malaysia.

Direktur Industri Produk Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Afdhal Aliasar, menyampaikan kalau Indonesia naik dua peringkat dari yang sebelumnya posisi empat pada 2021.

“Saya tadi ikut hadir di Singapura (acara peluncuran GMTI 2022), Indonesia naik dari ranking empat ke ranking dua,” ujar Afdhal, awal bulan ini (1/6).

Posisi kedua dalam GMTI 2022 ditempati tidak hanya oleh Indonesia tapi juga Arab Saudi dan Turki karena memiliki nilai sama yakni 70. Sementara Malaysia memperoleh score 74. Posisi selanjutnya adalah Uni Emirat Arab dengan nilai 66, dan Qatar dengan nilai 64.

Global Muslim Travel Index 2022 diluncurkan oleh Mastercard-CrescentRating. Laporan tahunan ini menjadi optimisme baru untuk sektor pariwisata setelah mengalami penurunan sangat tajam karena pandemi Covid-19 sejak dua tahun lalu.

Afdhal menyampaikan kalau Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republika Indonesia, Sandiaga Uno, juga memperoleh penghargaan sebagai Halal Travel Personality of the Year 2022.

GMTI 2022 memperingkatkan 138 destinasi, dalam upayanya mengakselerasi pemulihan pariwisata halal secara global.

Founder dan CEO CrescentRating HalalTrip, Fazal Bahardeen, mengatakan kalaulaporan tahun ini menggarisbawahi kunci pendorong utama fase pertumbuhan dan pemulihan untuk pasar pariwisata halal dunia.

Menurut Fazal, Generasi Z, milenial dan perempuan akan menjadi kontributor utama yang paling berpengaruh untuk pemulihan pasar pariwisata halal dunia.

“Sebanyak 70 persen populasi dunia adalah milenial dan generasi Z, pelancong perempuan juga kini menjadi salah satu yang berkembang paling pesat untuk wisata halal, jumlahnya mencapai 45 persen,” ujar Fazal.

Pelancong Muslim secara global telah mencapai 160 juta orang pada 2019. Setelah disrupsi krisis pada 2020 dan 2021, ia memperkirakan jumlah wisatawan Muslim akan mencapai 140 juta orang pada 2023 dan kembali pada level 2019 yakni 160 juta orang pada 2024.

Menurut proyeksi prapandemik, jumlah wisatawan Muslim akan mencapai 20 juta orang pada 2025. Sementara estimasi pengeluaran untuk wisata halal diperkirakan akan mencapai 225 juta dolar AS pada 2028.

Fazal menyebut proses ini masih diliputi ketidakpastian karena tantangan yang ada. Seperti keberlanjutan perang Ukraina dan Rusia, kenaikan harga energi, dan ancaman kesehatan lain seperti cacar monyet atau varian lain dari Covid-19.

“Namun demikian, kita tetap optimistis ekonomi akan kembali pulih, terlebih ada banyak perbaikan di industri pariwisata seperti tidak adanya lagi karantina untuk wisata internasional,” pungkasnya.

Baca detail dari Global Muslim Travel Index 2022 di SINI.

Masih Kerap Salah Tafsir, Menparekraf Jelaskan lagi Pengertian Wisata Halal

Menparekraf Sandiaga Uno (foto: www.idxchannel.com)

MTN, Jakarta – Masyarakat masih kerap salah tafsir, Menparekraf Sandiaga Uno jelaskan lagi pengertian wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Suara, melalui akun Instagram pribadinya, Sandiaga Uno, mencoba meluruskan pengertian wisata halal yang sebenarnya.

“Di acara @biznids Halal & Sharia Expo 2022, saya tekankan lagi bahwa wisata halal bukan mengubah obyek wisata menjadi halal,” tulis Sandiaga Uno, pada Rabu (18/5).

Sandiaga Uno memberikan contoh atas penerapan wisata halal yang benar sesuai dengan konsep.

“Halal yang dimaksud adalah penyediaan pangan yang disajikan dalam restoran, ketersediaan tempat ibadah dan hotel yang dapat memiliki standar kehalalan, juga termasuk kesehatan dan higienitas,” jelasnya.

Hal ini disampaikan Sandiaga mengingat tingkat konsumsi produk halal global tahun 2021 yang mencapai USD 2,2 triliun, sebuah angka yang sangat besar.

Sehingga ia meyakini hal itu akan menjadi peluang besar yang bisa ditangkap untuk kebangkitan ekonomi.

“Saya yakin sektor halal dapat membuka peluang usaha dan lapangan kerja, juga menjadi lokomotif kebangkitan ekonomi Indonesia,” ucap Sandiaga.

Sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga sendiri menjelaskan jika kementeriannya terus mengembangkan wisata halal yang pasarnya terus membesar.

“Kami di @kemenparekraf.ri fokus pada pengembangan Wisata Ramah Muslim mulai dari penginapan, makanan halal, paket wisata dan keuangan. Mari gerak cepat dan semangat untuk memajukan Wisata Halal di Indonesia!,” pungkasnya.

Indonesia Muslim Life Fair 2022 Digelar Bulan Depan di Yogyakarta

Indonesia Muslim Life Fair 2022 (gambar: joss.co.id)

MTN, Jakarta – Eksibisi besar Indonesia Muslim Life Fair 2022 bakal digelar di Yogyakarta pada 3 – 5 Juni 2022 di Jogja Expo Center atau JEC. Seperti apa?

Dilansir dari Tempo, penyelenggara Indonesia Muslim Life Fair 2022, Deddy Andu mengatakan, saat diadakan di Jakarta, tercatat lebih dari 30 ribu pengunjung dengan pendapatan mencapai Rp15 sampai Rp20 miliar.

“Untuk penyelenggaraan di luar Jakarta, kami memilih Yogyakarta karena dikenal sebagai Kota Pelajar dan ada ratusan kampus di mana millenial menjadi target pasar acara ini,” kata Deddy di Yogyakarta (18/5).

Direktur PT Lima Events ini menjelaskan, Muslim Life Fair merupakan bagian dari acara yang lebih besar, yakni Indonesia Muslim Life Fest yang akan berlangsung pada 26-28 Agustus 2022 di Indonesia Convention Exhibition BSD (ICE BSD).

Sebelumnya, Indonesia Muslim Life Fest sukses menarik perhatian 60 ribu pengunjung dalam perhelatan pertamanya pada Agustus 2019 di Jakarta Convention Center (JCC).

Deddy Andu mengaku tidak memasang target khusus jumlah pengunjung di Yogyakarta. Setidaknya, menurut dia, acara ini bisa menjadi salah satu opsi wisata halal di Yogyakarta yang mengungkit perekonomian pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM.

Indonesia Muslim Life Fair 2022 di Yogyakarta berkolaborasi dengan Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia atua KPMI dan akan diikuti oleh 180 eksibitor, baik dari Yogyakarta dan daerah lainnya. Ratusan tenant yang menempati area pamerah seluas 1.800 meter persegi itu akan menghadirkan berbagai kebutuhan produk halal dan islami. Mulai dari modest fashion, islamic education, hobbies and communities, islamic book and publisher, halal travel, thibbun nabawi herbal, beauty and pharmaceutical, hingga Kuliner Halal Aman & Sehat (KHAS).

Deddy Andu melanjutkan, Yogyakarta memiliki potensi UMKM produk halal yang besar. Keunggulan itu, menurut dia, dapat digabungkan dengan daya tarik berbagai destinasi wisata yang menarik. “Semua aktivitas wisata itu bisa menjadi satu rangkaian kegiatan yang menarik,” ujarnya.

Ketua Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia atau KPMI, Rachmat Surtanas Marpaung, mengatakan, pameran Indonesia Muslim Life Fair Yogyakarta menjadi upaya gotong-royong menumbuhkan perekonomian lokal dalam situasi pandemi. Terlebih pada 2021, pertumbuhan ekonomi Yogyakarta melaju sebesar 5,53 persen atau tumbuh di atas ekonomi nasional. “Tingginya animo masyarakat terhadap rangkaian acara Muslim Life Fair Jakarta menginspirasi kami untuk melanjutkan pameran serupa di Yogyakarta,” pungkasnya.

“Wisata Halal Berpotensi Perkuat Industri Pariwisata Nasional”

Kepala BPJPH Kemenag, Muhammad Aqil Irham (foto: kemenag.go.id)

MTN, Jakarta – Kepala BPJPH menyatakan kalau wisata halal berpotensi untuk perkuat industri pariwisata nasional. Seperti apa?

Dilansir dari JawaPos, Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kemenag, Muhammad Aqil Irham, menilai kalau halal tourism atau wisata halal sangat potensial untuk memperkuat industri pariwisata nasional.

“Seiring perkembangan halal sebagai tren global yang berkembang pesat, saat ini wisata halal telah menjadi perhatian dunia sehingga (perlu) dikembangkan secara serius oleh berbagai negara mengingat peluangnya yang begitu besar,” ujar Aqil di Jakarta (23/5).

Halal Tourism dalam pandangan Aqil merupakan konsep wisata yang menyediakan layanan tambahan untuk meningkatkan kepuasan wisatawan dalam memperoleh produk halal. Bisa berupa barang maupun jasa. Dengan begitu, wisatawan muslim memperoleh kemudahan untuk mendapatkan layanan yang berkaitan dengan makanan, minuman, atau kebutuhan lain yang terjamin kehalalannya.

“Artinya, aspek halal bukan berkaitan dengan mengislamisasikan destinasi wisatanya, melainkan dari sisi pelayanannya yang berbasis ketersediaan produk halal,” jelas Aqil.

Aqil menegaskan, wisata halal hanya dapat terwujud ketika Jaminan Produk Halal dilaksanakan. Sebab, tersedianya produk bersertifikat halal hanya terwujud dengan diterapkannya standar halal melalui mekanisme sertifikasi halal bagi produk yang berupa barang maupun jasa.

“Misalnya destinasi wisata halal di Lombok, di sana telah tersedia hotel-hotel dengan resto-resto yang telah bersertifikat halal, kuliner di sana yang juga menjadi daya tarik wisatawan juga halal, dan lain sebagainya. Semuanya membentuk ekosistem wisata halal,” pungkasnya.

Potensi Besar Wisata Halal Bagi Umat Muslim

ilustrasi (foto: Kumparan)

MTN, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menyampaikan umat Muslim memiliki peluang besar untuk mengembangkan pariwisata halal.

Dilansir dari Republika, Sandiaga mengatakan, pariwisata halal selain memiliki pasar yang bagus, juga prospektif.

“Wisata ini juga melibatkan banyak rumah tangga umat Muslim. Itu yang menjadi pertimbangan. Maka sekali lagi, salah satu agenda peningkatan ekonomi umat adalah wisata halal, karena melibatkan rumah tangga umat,” ujar Sandiaga, saat menghadiri acara Dinamiku Darul Hikam bertajuk ‘Program dan Agenda Umat Islam Menuju Indonesia Emas 2045’ secara daring pada awal pekan lalu (24/4).

Sandiaga melanjutkan, pemerintah telah berkomitmen untuk mendukung pariwisata halal dengan mulai membangun berbagai infrastruktur. “Karena ini adalah ekonomi kerakyatan. Orang menjual, bukan hanya menjual dagangannya, tetapi juga menjual tempat tinggalnya dengan disewakan, dan menjual produk-produk lainnya,” tuturnya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Fatwa, KH Asrorun Ni’am Sholeh menyampaikan, umat Muslim dituntut untuk mengokohkan pondasi kehidupan yang memiliki nilai kebaikan. Dalam setiap situasi dan kondisi, nilai kebaikan ini tidak boleh larut dalam perubahan yang terjadi.

“Ini perlu dikokohkan agar ada pijakan sehingga kita tidak menjadi buih yang diterjang oleh ombak perubahan. Dan pondasi ini tentunya adalah agama kita, di mana hukum Islam ini tidak lekang oleh waktu dan tempat,” ungkanya.

Kiai Asrorun juga mengingatkan untuk terus melakukan upaya perbaikan terus-menerus. Dia menjelaskan, faktor yang memicu perubahan saat ini ialah teknologi dan informasi. Penguasaan keduanya didominasi oleh belahan dunia maju yang rata-rata bukan dari dunia Muslim.

Namun, Kiai Asrorun mengatakan, teknologi dan informasi itu tetap diperlukan dengan beradaptasi terhadap perubahan tersebut. “Adaptasi agar ketika ada perubahan kita tetap memiliki identitas keislaman dan juga identitas budaya,” tuturnya.

Kiai Asrorun melanjutkan, dinamika perkembangan teknologi memang sangat cepat tetapi bisa dioptimalisasi untuk memudahkan umat Muslim melaksanakan ibadah. Misalnya dalam menentukan awal Ramadhan, menunaikan zakat, berinfak, dan lainnya. “Berinfak, kalau dulu manual, meletakkan kotak di masjid, tetapi sekarang muncul platform alternatif yang memungkinkan jangkuan lebih luas,” pungkasnya.