Sumbar Masuk 10 Besar Provinsi Wisata Halal Unggulan

ilustrasi (foto: remisya.org)

MTN, Jakarta – Sumatera Barat masuk ke daftar 10 besar provinsi wisata halal unggulan. Seperti apa?

Dilansir dari Harian Haluan, setidaknya, ada 10 provinsi utama yang menjadi destinasi unggulan wisata halal di Indonesia, yakni Nusa Tenggara Barat, Aceh, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, dan Sumatera Selatan.

Berdasarkan data tersebut, Masjid Jamik Minangkabau di Bukit Sangok, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar yang baru saja dibangun Desember ini akan dijadikan sebagai Indonesian Islamic Tourism Center dan digadang-gadang akan menjadi ikon pariwisata halal baru Indonesia.

Proyek pengembangan pariwisata halal terus menjadi prioritas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Hal ini dilatarbelakangi oleh data GMTI 2019 yang menyebut bahwa hingga tahun 2030, jumlah wisatawan muslim (wislim) diproyeksikan akan menembus angka 230 juta di seluruh dunia.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar dunia, tentu tidak akan melewati momen tersebut. Bahkan, Indonesia telah menyiapkan pariwisata halal sejak 2016. Hasilnya, tahun ini Indonesia berhasil memuncaki Top Muslim Friendly Destination of The Year 2023 atau Wisata Ramah Muslim (Halal) Terbaik Dunia, menurut Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023. Prestasi ini menunjukkan kemajuan yang luar biasa, mengingat posisi tersebut merupakan target yang rencananya akan dicapai setidaknya dua tahun lagi.

“Saya tadinya menargetkan 2025 (meraih peringkat pertama), ternyata di 2023 ini tim yang mempersiapkan berhasil mengeksekusi beberapa program-program andalan kita. Sehingga kita pada akhirnya ada di posisi pertama, dan ini merupakan sebuah prestasi,” ujar Menparekraf RI, Sandiaga Uno.

Ranking dan penilaian pada GMTI ditekankan pada aspek ACES (Access, Communications, Environment, dan Services). Dalam hal ini, Indonesia unggul pada aspek komunikasi. Indonesia bersama Malaysia dan Mesir menjadi tiga negara yang memiliki Kemahiran Komunikasi berdasarkan kemahiran dalam 10 bahasa teratas yang dituturkan oleh wisatawan muslim. Bahasa tersebut antara lain Bahasa Inggris, Arab, Bahasa Melayu, Rusia, Urdu, Bahasa Indonesia, Turki, Prancis, Persia, dan Jerman.

Lima Destinasi Wisata Halal di Selandia Baru

ilustrasi (foto: akurat.co)

MTN, Jakarta- Ada sejumlah destinasi wisata halal di Selandia Baru, terutama di wilayah Pulau Selatan. Apa saja?

Dilansir dari Medcom, berikut ini adalah beberapa tempat wisata dan kuliner di destinasi Pulau Selatan, Selandia Baru:

Ziptrek Ecotours, Queenstown

Bagi anda para penggemar destinasi wisata yang memicu adrenalin, Ziptrek Ecotours dapat menjadi pilihan yang tidak boleh dilewatkan. Terletak di hutan yang alami, tempat wisata ini tidak hanya menawarkan sensasi petualangan, tetapi juga membawa anda pada perjalanan konservasi dan pendidikan.

Beroperasi dengan dampak lingkungan yang minimal serta melibatkan upaya penghijauan, Ziptrek Ecotours menyuguhkan petualangan ekologi yang tak terlupakan, memungkinkan anda menjelajahi alam dari ketinggian saat zipline melintasi Lake Wakatipu, sambil menikmati pemandangan memukau dengan keindahan alam di sekitarnya.

Restoran terdekat: Erik’s Fish and Chips, Queenstown

Perjalanan ke Selandia Baru tak lengkap rasanya tanpa menikmati lezatnya hidangan fish and chips. Anda bisa merasakan kenikmatan Erik’s Fish and Chips di tepi danau yang indah di Queenstown.

Bahan-bahan yang digunakan juga berasal dari produk lokal, mulai dari kentang yang ditanam di Canterbury hingga ikan yang berasal dari Dunedin. Jika ingin mencoba yang lebih unik, kamu dapat menambahkan buah kiwi goreng yang sudah mendunia ke dalam pesanan Anda!

Status halal: Bersertifikat Halal

Kayak dan Paddleboard dengan Paddle Wanaka, Otago

Bagi para pencinta wisata air, kamu dapat menjelajahi destinasi dan menyatu dengan alam secara tenang melalui Paddle Wanaka. Terdapat pilihan untuk melakukan kayak atau paddleboard, sambil menikmati pemandangan menakjubkan dari Pegunungan Selatan yang tercermin di kejernihan air Lake Wanaka dan Lake Hawea.

Anda juga bisa mendapatkan wawasan baru tentang ekosistem lokal dan pelestarian lingkungan alam yang luar biasa saat anda mengikuti tur dengan pemandu. Pengalaman ini cocok untuk semua tingkatan keterampilan.

Restoran terdekat: The Spice Room, Wanaka

Untuk para pecinta kuliner India, anda dapat mencicipi restoran dan lounge India, The Spice Room, yang menawarkan hidangan segar dan sehat dengan cita rasa autentik India.

Rasakan kehangatan dengan camilan India yang beragam, salad, hingga hidangan kari.

Status halal: Meskipun restoran ini tidak bersertifikat halal, restoran ini menawarkan menu hidangan laut dan vegetarian.

Waka on Avon, Christchurch

Jika kamu tertarik untuk berpetualang di Sungai, coba deh destinasi dan aktivitas berikut ini. Dengan starting point di 794 Colombo Street, tepat di depan Victoria Square, petualangan dayung waka selama 45 menit ini menghadirkan eksplorasi budaya yang menakjubkan dari Sungai ?t?karo Avon.

Anda juga akan merasakan kerja sama tim dan keterampilan yang diperlukan untuk mendayung waka sepanjang Sungai ?t?karo Avon, sambil mendapatkan wawasan tentang pentingnya waka dalam budaya M?ori terdahulu.

Restoran terdekat: Dux Dine, Christchurch

Bagi anda yang menyukai hidangan boga bahari dan vegetarian, silakan mencoba bersantap di restoran Dux Dine. Di sini, anda akan menemukan berbagai pilihan hidangan boga bahari segar yang langsung ditangkap dari pantai Pulau Selatan, serta sayuran yang berasal dari kebun organik mereka.

Selain itu, menu mereka dapat berubah sesuai dengan musim, menawarkan pengalaman kuliner yang selalu segar dan berbeda di setiap kunjungan.

Status halal: Meskipun restoran ini tidak bersertifikat halal, restoran ini menyajikan menu boga bahari dan vegetarian.

Blue Penguins Pukekura, Dunedin

Blue Penguins Pukekura kini menawarkan tur selama 5 jam untuk mengenal lebih dalam Blue Penguins Pukekura serta memberikan kesempatan bagi kamu untuk menyelami sejarah, budaya, dan cerita M?ori di wilayah tersebut.

Tempat ini sempurna bagi para pencintaalam yang ingin belajar tentang ekosistem unik di daerah ini.

Restoran terdekat: The Good Earth Cafe, Dunedin

Setelah selesai berwisata di Blue Penguins Pukekura, kamu dapat mencoba restoran yang memiliki bangunan indah dan bersejarah yang telah berdiri sejak tahun 1885, yaitu The Good Earth Cafe.

Dapat ditempuh dengan perjalanan selama 40 menit, The Good Earth Cafe menawarkan makanan organik berkualitas tinggi dan kopi Fair Trade yang disangrai langsung oleh barista berpengalaman.

Tempat ini juga sempurna untuk pecinta makanan penutup dengan menu populer mereka seperti pai lemon, roti panggang Prancis, dan kue bagel.

Status halal: Bersertifikat Halal

Owen River Lodge – Fly Fishing Guides, Murchison

Destinasi berikutnya yang cocok untuk berlibur bersama keluarga adalah Owen River Lodge, yang menawarkan pengalaman memancing dengan pemandu yang berpengalaman di Selandia Baru.

Di sini, kamu dan keluarga dapat bersantai dalam lingkungan yang menyenangkan,menikmati layanan luar biasa, dan memanfaatkan keahlian luar biasa dari pemandu memancing mereka. Dengan bantuan pemandu, berwisata seharian di sungai akan penuh dengan aksi, kegembiraan, dan banyak tawa!
Restoran terdekat: Zen’s Kitchen, Murchison

Jika anda mencari pengalaman kuliner yang berbeda, coba ke restoran Zen’s
Kitchen. Restoran ini beroperasi sebagai food caravan, jadi kamu dapat menikmati berbagai makanan plant-based organik dan bergizi yang bersumber langsung dari Selandia Baru.

Status halal: Bersertifikat Halal

Singapura Diprediksi Jadi Destinasi Wisata Halal Favorit Asia 2026

foto: kba.one

MTN, Jakarta – Singapura dirediksi jadi destinasi wisata halal favorit Asia untuk tahun 2026. Seperti apa?

Dilansir dari Fimela, Wakil Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Panca Sarungu, memprediksi kalau Singapura bisa jadi destinasi wisata halal favorit Asia untuktahun 2026.

Menurut Wakil Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Panca Sarungu, saat ini Malaysia dan Indonesia bersaing cukup ketat di segmen pariwisata halal. Di satu sisi, Thailand tidak ingin ketinggalan karena melihat potensi ekonominya yang besar sehingga menjadi salah satu pemain wisata halal di Asia.

“Namun Singapura juga memiliki prospek yang cerah untuk wisata halal, dan bahkan pertumbuhannya bisa dua digit. Menurut saya, bukan hal yang sulit karena 5 persen penduduk negara ini adalah muslim atau melayu. Mereka sudah terbiasa menangani wisata halal,” kata Panca Sarungu.

Panca mencontohkan bahwa bandara Changi, Singapura pun sudah memisahkan makanan halal dan non halal di salah satu food court yang ada di sana. Fakta tersebut menunjukkan bahwa Singapura sudah mulai serius menggarap segmen ini. Langkah selanjutnya yang perlu disiapkan adalah pembentukan dewan pariwisata halal yang terdiri dari para ahli di bidang tersebut.

“Selain itu, harus ada tour operator atau pedoman maupun publikasi yang rutin mempromosikan wisata halal di Singapura,” tambah Ketua Umum DPP Masyarakat Sadar Wisata tersebut.

Senada dengan itu, pengamat dan pelaku industri pariwisata di Singapura, Tania Gromenko mengungkapkan bahwa wisata halal sedang tumbuh menggeliat dinegara ini.

“Beberapa indikatornya terlihat dari mulai menjamurnya beberapa ikon halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ugama Singapura. Selain itu, pemerintah pun telah serius meminta hotel untuk menyediakan petunjuk arah kiblat, fasilitas sholat, restoran bersertifikasi halal, hingga mushola,” pungkas pendiri Singapore Guidebook (SGB) itu.

‘Pekerjaan Rumah’ Indonesia untuk Naikkan Peringkat Wisata Halal

ilustrasi (foto: indonesiabaik.id)

MTN, Jakarta – Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Erick Thohir, mengatakan bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah untuk meningkatkan peringkat sektor pariwisata ramah muslim.

Dilansir dari Media Indonesia, hal tersebut diungkapkan oleh Erick Thohir setelah mendapat laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) terbaru, peringkat Indonesia dalam Global Islamic Economy Indicator Ranking 2022 berada pada posisi ketiga, atau naik satu peringkat dari tahun sebelumnya yang berada di posisi empat.

Erick mengatakan Indonesia berhasil masuk dalam 10 besar pada sejumlah sektor seperti: keuangan Islam, makanan dan minuman halal, kosmetik dan obat-obatan halal busana, serta media dan rekreasi bertema Islam.

Namun masih ada satu sektor yang belum menempatkan Indonesia dalam Global Islamic Economy Indicator Ranking, yakni sektor perjalanan ramah muslim.

Erick pun menilai hal ini menjadi tugas bersama untuk mendongkrak potensi sektor perjalanan ramah muslim di destinasi unggulan Indonesia.

“MES sejak awal terus berkomitmen bahu-membahu bersama pemerintah, BUMN, swasta, dan seluruh pihak untuk terus meningkatkan pengembangan industri halal Indonesia,” ungkap Erick (27/12/2023).

Erick Thohir menjelaskan, untuk produk makanan halal Indonesia yang berada di peringkat dua. Selain itu, Indonesia juga peringkat tiga untuk sektor busana halal, peringkat tujuh untuk keuangan Islam, media dan rekreasi di posisi enam, serta kosmetik dan obat-obatan halal di peringkat lima.

Menurut Erick, sebagai negara dengan populasi umat Islam terbesar dunia sudah sepantasnya Indonesia menjadi raja industri halal. Ia tak ingin Indonesia hanya sekadar menjadi penonton bagi industri halal dunia.

“Alhamdulillah, kemarin ramai dibahas kita di posisi empat, sekarang sudah naik satu peringkat di posisi tiga menggeser Uni Emirat Arab (UEA), ke depan, bismillah tentu kita ingin jadi nomor satu dunia,” pungkas Erick.

Asosiasi Agen Wisata Indonesia Ajak Riau Perkuat Wisata Religi

ilustrasi (foto: menara.co.id)

MTN, Pekanbaru – Pihak ASITA (Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies) mengajak Pemrov Riau bersinergi untuk perkuat sektor wisata religi dan halal tourism.

Hal tersebut disampaikan Ketua Asita Riau, Dede Firmansyah, yang berharap Pemprov Riau bisa memberikan dukungan pada sektor pariwisata religi dan halal tourism tahun 2024. Namun, permasalahannya terletak pada kurangnya keterlibatan langsung pelaku pariwisata dalam pembahasan kebijakan.

Dilansir dari HalloRiau, menurut Ketua Asita Riau tersebut, partisipasi mereka dalam dialog dengan pemerintah sangat diharapkan, terutama karena mereka merupakan pelaku langsung yang berinteraksi dengan wisatawan. Itu terbukti mencatat bahwa Riau telah meraih penghargaan dalam bidang pariwisata religi sebelum memegang jabatan di Riau.

“Pentingnya program Pemprov Riau melalui Dinas Pariwisata untuk sejalan dengan Asita Riau. Sektor pariwisata religi agar selaras dengan nilai-nilai keagamaan. Untuk itu perlu keterlibatan langsung,” kata Dede, Rabu (27/12/2023).

Dede mencontohkan seperti Gerakan Sholat Subuh Berjamaah (GSSB) Provinsi Riau yang digagas Gubernur Riau, Edy Natar Nasution juga bisa diintegrasikan sektor pariwisata dengan nilai-nilai religi. Jika disokong dengan terlibatkan pelaku pariwisata tentu dapat berdampak positif.

Ketua Asita Riau tersebut berharap agar suara pelaku pariwisata didengar dan terlibat aktif dalam kebijakan.

Al-Qur’an Al Akbar akan Dijadikan Destinasi Wisata Religi Kota Palembang

Al-Quran Al Akbar, Palembang (foto: sumselprov.go.id)

MTN, Palembang – Objek wisata Al-Qur’an Al Akbar akan dijadikan destinasi resmi wisata halal religi kota Palembang. Seperti apa?

Dilansir dari Detik, Pj Gubernur Sumsel mengatakan bahwa objek wisata Al-Qur’an Al Akbar akan dijadikan destinasi resmi wisata halal religi kota Palembang.

“Ini merupakan Al-Quran terbesar di dunia yang diukir di kayu. Kita akan mendorong Al-quran Al-Akbar sebagai destinasi wisata religi di Kota Palembang,” ujar Pj Gubernur Sumsel, Agus Fatoni, saat mengunjungi Bayt Al-Quran Al-Akbar Gandus, Jumat (22/12/2023).

Dia mengatakan, para pelancong yang datang ke Sumsel tidak hanya wisatawan domestik tapi juga dari mancanegara, seperti: Malaysia, Brunei Darussalam dan sebagainya, yang bisa disuguhkan dengan wisata religi tersebut.

“Mari kita lestarikan terus budaya yang ada di Sumsel termasuk destinasi wisata religi yang ada di Gandus ini,” ucapnya.

Menurutnya, keberadaan Bayt Al-Quran Al-Akbar bisa menjadi daya tarik pengunjung untuk datang. Sehingga, kata Fatoni, nantinya secara otomatis berdampak pada sektor UMKM dan ekonomi masyarakat sekitar.

“Di sini banyak dijual produk UKM yang memasarkan kerajinan-kerajinan hasil khas Sumsel seperti kain songket atau jumputan, tanjak dan lainnya. Jadi silakan masyarakat Sumsel dan Indonesia serta mancanegara berkunjung ke destinasi wisata religi Bayt Al-Quran Al-Akbar Gandus Palembang,” kata Fatoni.

Diketahui, Al-Quran Al Akbar itu terbuat dari kayu tembesi dengan tinggi 15 meter. Setiap lembar halaman Al Quran berukuran 177 cm x 140 cm x 2,5 cm. Terdapat 30 juz pada Al-Quran raksasa tersebut yang diukir dengan pahatan berwarna emas khas Palembang.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel Aufa Syahrizal mengatakan pihaknya berupaya untuk mengembangkan wisata halal yang diyakini mampu meningkatkan sektor pariwisata di Sumsel.

Upaya pengembangan wisata halal itu sejalan dengan jumlah wisatawan muslim yang terus menunjukkan tren meningkat baik dari nasional maupun mancanegara.

Menurutnya, rencana pengembangan wisata halal juga selaras dengan nominasi yang didapatkan Sumsel sebagai salah satu provinsi yang ramah muslim.

Dari 38 provinsi di Indonesia, terdapat 15 besar provinsi yang ramah muslim dan Sumsel masuk di posisi keenam dalam nominasi yang bertajuk International Halal Tourism Destination tersebut.

“Kami meyakini seluruh destinasi wisata di Sumsel baik itu alam, budaya, religi dan kuliner memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan pariwisata,” jelasnya.

Namun, untuk saat ini pengembangan destinasi wisata halal menjadi salah satu fokus utama pemerintah daerah guna memberikan pelayanan yang dapat meyakinkan para wisatawan.

“Langkah selanjutnya kita akan undang pelaku wisata khususnya hotel dan restoran untuk bagaimana memberikan pelayanan yang orang bisa yakin destinasi wisata di Sumsel ini halal,” pungkasnya.

Masjid Jamik Minangkabau, Ikon Baru Wisata Halal di Sumbar

lokasi pembangunan Masjid Jami’ Minangkabau (foto: travellingindonesia.com)

MTN, Tanah Datar – Menparekraf mengatakan bahwa Masjid Jamik Minangkabau bisa jadi ikon baru di wisata halal lokal. Seperti apa?

Dilansir dari situs Kemenparekraf, Menparekraf dalam sambutannya, Jumat (8/12), mengatakan Masjid Jamik nantinya menjadi tempat ibadah sekaligus destinasi wisata dan pusat ekonomi keumatan yang bersifat syariah.

“Kita bersyukur hari ini kita melaksanakan peletakan batu pertama Masjid Jamik Minangkabau yang akan menjadi ikon baru pariwisata halal kita,” kata Menparekraf Sandiaga Uno, di acara prosesi peletakan batu pertama pembangunan Masjid Jamik Minangkabau di Bukit Sangok, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat (8/12).

Masjid yang pembangunannya diinisiasi Yayasan Spirit of Ummah (GSoU) ini diharapkan menjadi destinasi wisata unggulan yang menggabungkan keindahan arsitektur tradisional dengan nilai-nilai ke-Islaman. Masjid ini akan menyediakan fasilitas tambahan seperti pusat informasi, area pameran seni Islam, ruang edukasi sejarah Islam, sejarah keminangkabauan, makanan dan minuman, serta suvenir kearifan lokal.

Sedangkan terkait konsep ekonomi keumatan yang bersifat syariah dimaksudkan pada tujuan pembangunan Masjid Jamik Minangkabau untuk mendukung ekonomi yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Hal ini dapat mencakup pembangunan bisnis dan usaha yang mematuhi hukum Islam, seperti perbankan syariah, perdagangan halal, atau kegiatan ekonomi lainnya yang mempromosikan nilai-nilai keumatan Islami. Oleh karena itu, Masjid Jamik Minangkabau ini nantinya juga akan difungsikan sebagai Indonesian Islamic Tourism Center.

Menparekraf mengatakan bahwa potensi dan tingkat daya saing wisata halal Indonesia semakin kuat. Hal ini dapat dilihat dari laporan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 yang menempatkan Indonesia pada peringkat pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia, mengalahkan 140 negara lainnya.

Prestasi ini meningkat dari tahun sebelumnya yang berada pada posisi ke-2. “Harapannya masjid ini akan membuka peluang wisata yang lebih besar lagi. Karena banyak masjid, tapi yang juga bisa menjadi tempat wisata, kita masih perlu sama-sama tingkatkan,” ujar Sandiaga.

Menparekraf kemudian berpesan agar dalam proses pembangunan nanti operasionalnya masjid ini dapat memastikan penerapan prinsip-prinsip lingkungan berkelanjutan.

“Jangan lupakan Eco Mosque, masjid yang konsepnya masjid hijau, pariwisata hijau, pengelolaan air, serta pengunaan energi baru dan terbarukan yang mengacu pada best practice,” kata Sandiaga. Bupati Tanah Datar, Eka Putra, di kesempatan yang sama mengajak partisipasi aktif masyarakat dalam ikut mendorong pembangunan Masjid Jamik Minangkabau Indonesian Islamic Tourism Center. “Untuk masyarakat mari sama-sama kita semangat membangun dan menyukseskan pembangunan ini bersama,” kata Eka Putra.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Dewan Pembina Yayasan Spirit of Ummah (GSoU), Ustaz Farel Muhammad Rizqi; Staf Ahli Menteri Reformasi dan Regulasi Kemenparekraf/Baparekraf, R. Kurleni Ukar; Wakil Ketua 3 DPD, serta Kadispar Provinsi Sumatra Barat, Luhur Budianda.

MUI Gandeng BI Bangun Wisata Halal Buya Hamka di Sumbar

Museum Buya Hamka, Agam, Sumatera Barat

MTN, Jakarta – Lembaga wakaf MUI gandeng DEKS BI untuk bangun wisata halal Buya Hamka di Sumatera Barat. Seperti apa?

Dilansir dari Langit7, Lembaga Wakaf MUI (LWMUI) bekerja sama dengan Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia (BI) membangun pusat pariwisata halal Buya Hamka yang berlokasi di Maninjau, Sumatera Barat.

Sekretaris LWMUI Guntur Subagja mengatakan, pembangunan tersebut rencananya akan dimulai pada awal 2024. Dibangunannya wisata Buya Hamka karena pariwisata halal diyakini memiliki potensi yang sangat besar sebagai kekuatan pariwisata nasional di Indonesia.

“Alasannya, selain memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki sejumlah objek dan destinasi wisata halal yang cukup banyak yang tersebar di Nusantara,” ujar Guntur dalam keterangan resminya (20/12/2023).

Guntur juga mengatakan, pembangunan pusat pariwisata halal Buya Hamka ini sebagai salah satu upaya untuk mendukung pengembangan pariwisata yang mengusung nilai-nilai islam dan etika universal.

“Insya Allah, awal 2024 sudah mulai dibangun Halal Tourism Hub Buya Hamka yang akan menjadi role model pariwisata ramah muslim di Indonesia, model bisnisnya berbasis wakaf produktif,” ujarnya.

Dia menambahkan, pembangunan ini juga sebagai alah satu penghormatan MUI kepada Buya Hamka sebagai ulama besar, tokoh bangsa, figur teladan, yang menginspirasi umat Muslim bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di mancanegara.

“Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka) adalah founding father yang menjadi salah satu pendiri MUI dan Ketua Umum MUI pertama,” ujarnya.

Pembangunan ini, lanjut Guntur, akan melengkapi Museum Hama dan Masjid Syech Amrullah di Manjau yang saat ini banyak dikunjungi wisatawan mancanegara seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura.

“Buya Hamka selain sebagai sosok figur teladan, tapi juga brand yang memberikan nilai tambah tinggi dan memiliki daya tarik wisatawan,” jelasnya.

Sebagai informasi, pembangunan pusat pariwisata halal Buya Hamka tidak hanya menggandeng DEKS BI, namun juga melibatkan Politeknik Pariwisata NHI Kementerian Pariwisata, Yayasan Keluarga Besar Buya Hamka, Keluarga Besar Fatimah Karim Amrullah, dan Buya AR Sutan Mansur, Nagari Sungai Batang dan Komunitas Masyarakat Sungai Batang.

Macau Akan Kembangkan Wisata Halal

gerbang Makam Masjid Macau (foto: Wikipedia)

MTN, Jakarta – Incar wisatawan Indonesia, Macau akan mengembangkan industri wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Tempo, Macau yang merupakan wilayah administrasi khusus Cina ini tengah mengembangkan wisata halal untuk mengakomodasi wisatawan Indonesia yang kebanyakan muslim.

Hal tersebut diungkapkan Macao Government Tourism Office (MGTO) Deputy Director Cheng Wai Tong dalam jumpa pers “Macao Tourism and MICE Product Updates” di Jakarta, Rabu, 29 November 2023. Menurut Cheng, fasilitas wisata halal sebenarnya sudah tersedia di Macau sejak sebelum pandemi.

“Tapi karena kami menutup perbatasan selama tiga tahun selama pandemi, sebagian restoran halal itu tutup,” kata dia.

Macau membuka kembali perbatasan sejak 2023 sehingga wisatawan asing pun bisa memasuki wilayah yang berada 64 kilometer sebelah barat daya Hong Kong ini. Sejak itu pula, beberapa restoran halal di Macau buka kembali khususnya untuk pasar orang Indonesia.

Selain restoran halal yang sudah ada, Cheng mengatakan bahwa mereka juga tengah mengadakan pelatihan-pelatihan untuk menyambut wisatawan muslim dari seluruh dunia.

“MGTO saat ini sedang mengorganisasi training courses untuk partner industri tentang bagaimana kami melayani turis muslim. Ke depan, kami akan membuat list restoran halal dan fasilitas muslim lainnya,” dia menambahkan.

Menurut data Macao Government Tourim Office (MGTO), Indonesia menempati urutan ketiga di antara pasar pengunjung internasional mereka. Pada periode Januari hingga November 2023, jumlah turis Indonesia yang mengunjungi negara tersebut tercatat sebanyak 120 ribu.

Cheng menambahkan, Juli lalu mereka mengundang delegasi pariwisata Indonesia untuk merasakan pengalaman berwisata ke kota ini. Sebulan kemudian, mereka berpartisipasi dalam ASTINDO Travel Fair untuk mempromosikan keragaman pengalaman yang ditawarkan pariwisata Macau ke Indonesia.

Asosiasi pariwisata Macao, Macao Travel Agency Association (MTAA) dan Macao Leisure Tourism Services Innovation Association (MLTSIA) juga telah menandatangani memorandum of undersatnding (MoU) pada Rabu. MoU ini bertujuan mendorong pertumbuhan pariwisata antara Macau dan Indonesia.

Macau dikenal sebagai kota dengan hotel dan resor mewah dengan kasino. Di luar itu, bekas wilayah jajahan Portugis ini kaya akan sejarah dan warisan dunia yang terdaftar di UNESCO. Perpaduan budaya antara timur dan Barat baik di arsitektur maupun kulinernya membuat kota ini selalu menarik untuk dikunjungi.

Kalsel Belajar Wisata Halal ke Aceh

ilustrasi (foto: wartabanjar.com)

MTN, Banda Aceh – Tenaga ahli dari pihak Gubernur Kalsel studi banding ke Aceh, untuk membahas tentang wisata halal dan percepatan pembangunan. Seperti apa?

Dilansir dari habaaceh.id, pemerintah Aceh melalui Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh memfasilitasi pertemuan bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang bertempat di Ruang Potensi Daerah Kantor Gubernur Aceh, Selasa (28/11).

Pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Asisten-III (Administrasi Umum) Setda Aceh, Iskandar serta turut didampingi oleh Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh, T. Robby Irza.

Asisten-III Setda Aceh dalam sambutannya, menyampaikan ucapan terima kasih dengan dipilihnya Provinsi Aceh sebagai lokus kegiatan dari pihak Provinsi Kalimantan Selatan.

“Aceh dan Banjar sendiri memiliki ikatan yang sama banyak melahirkan figur-figur yang sangat berpengaruh di Indonesia,” katanya.

Dengan dilaksanakannya pertemuan sharing knowledge tersebut, diharapkan mampu menambah wawasan dan meningkatkan kinerja terkait pelaksanaan pembangunan di daerah serta menjalin silaturahmi antara kedua provinsi tersebut.

Ketua rombongan sekaligus Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Kalimantan Selatan, Gusti Rahmad, menyampaikan pihaknya bersama Tenaga Ahli Gubernur dan juga pimpinan Bank Kalsel, maksud dan tujuannya mengunjungi Aceh paling utama tentunya untuk menjalin silaturahmi dengan Pemerintah Aceh.

Selain itu, sebut Gusti, terkait dengan beberapa kegiatan pembangunan di Aceh bisa menjadi studi tiru seperti wisata halal.

“Karena di Provinsi Kalimantan Selatan sendiri banyak terdapat wisata-wisata religi yang perlu di kawal terkait pengelolaannya, ucapnya.

Sementara itu Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh, T. Robby Irza, mengatakan kegiatan pertemuan bersama Tenaga Ahli Gubernur Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang diprakarsai oleh Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh berjalan dengan sukses.

Dalam pertemuan tersebut membahas terkait program-program percepatan pembangunan di Aceh, kemudian terkait konsep wisata halal yang merupakan seperangkat layanan tambahan amenitas, atraksi, dan aksesibilitas yang ditujukan dan diberikan untuk memenuhi pengalaman, kebutuhan, dan keinginan wisatawan Muslim di Aceh.

“Pertemuan antara dua provinsi tersebut membuahkan suatu konsep hasil dari sharing pengalaman sesuai dengan tusi dan beberapa hal yang dapat diadopsi terkait dengan penerapan syariah, konsep wisata halal, proses percepatan pembangunan serta peran gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah dalam penerapannya di Provinsi Aceh,” pungkasnya.