MUI Gandeng BI Bangun Wisata Halal Buya Hamka di Sumbar

Museum Buya Hamka, Agam, Sumatera Barat

MTN, Jakarta – Lembaga wakaf MUI gandeng DEKS BI untuk bangun wisata halal Buya Hamka di Sumatera Barat. Seperti apa?

Dilansir dari Langit7, Lembaga Wakaf MUI (LWMUI) bekerja sama dengan Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah (DEKS) Bank Indonesia (BI) membangun pusat pariwisata halal Buya Hamka yang berlokasi di Maninjau, Sumatera Barat.

Sekretaris LWMUI Guntur Subagja mengatakan, pembangunan tersebut rencananya akan dimulai pada awal 2024. Dibangunannya wisata Buya Hamka karena pariwisata halal diyakini memiliki potensi yang sangat besar sebagai kekuatan pariwisata nasional di Indonesia.

“Alasannya, selain memiliki penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki sejumlah objek dan destinasi wisata halal yang cukup banyak yang tersebar di Nusantara,” ujar Guntur dalam keterangan resminya (20/12/2023).

Guntur juga mengatakan, pembangunan pusat pariwisata halal Buya Hamka ini sebagai salah satu upaya untuk mendukung pengembangan pariwisata yang mengusung nilai-nilai islam dan etika universal.

“Insya Allah, awal 2024 sudah mulai dibangun Halal Tourism Hub Buya Hamka yang akan menjadi role model pariwisata ramah muslim di Indonesia, model bisnisnya berbasis wakaf produktif,” ujarnya.

Dia menambahkan, pembangunan ini juga sebagai alah satu penghormatan MUI kepada Buya Hamka sebagai ulama besar, tokoh bangsa, figur teladan, yang menginspirasi umat Muslim bukan hanya di Indonesia, melainkan juga di mancanegara.

“Buya Haji Abdul Malik Karim Amrullah (Buya Hamka) adalah founding father yang menjadi salah satu pendiri MUI dan Ketua Umum MUI pertama,” ujarnya.

Pembangunan ini, lanjut Guntur, akan melengkapi Museum Hama dan Masjid Syech Amrullah di Manjau yang saat ini banyak dikunjungi wisatawan mancanegara seperti Malaysia, Thailand, dan Singapura.

“Buya Hamka selain sebagai sosok figur teladan, tapi juga brand yang memberikan nilai tambah tinggi dan memiliki daya tarik wisatawan,” jelasnya.

Sebagai informasi, pembangunan pusat pariwisata halal Buya Hamka tidak hanya menggandeng DEKS BI, namun juga melibatkan Politeknik Pariwisata NHI Kementerian Pariwisata, Yayasan Keluarga Besar Buya Hamka, Keluarga Besar Fatimah Karim Amrullah, dan Buya AR Sutan Mansur, Nagari Sungai Batang dan Komunitas Masyarakat Sungai Batang.

Macau Akan Kembangkan Wisata Halal

gerbang Makam Masjid Macau (foto: Wikipedia)

MTN, Jakarta – Incar wisatawan Indonesia, Macau akan mengembangkan industri wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Tempo, Macau yang merupakan wilayah administrasi khusus Cina ini tengah mengembangkan wisata halal untuk mengakomodasi wisatawan Indonesia yang kebanyakan muslim.

Hal tersebut diungkapkan Macao Government Tourism Office (MGTO) Deputy Director Cheng Wai Tong dalam jumpa pers “Macao Tourism and MICE Product Updates” di Jakarta, Rabu, 29 November 2023. Menurut Cheng, fasilitas wisata halal sebenarnya sudah tersedia di Macau sejak sebelum pandemi.

“Tapi karena kami menutup perbatasan selama tiga tahun selama pandemi, sebagian restoran halal itu tutup,” kata dia.

Macau membuka kembali perbatasan sejak 2023 sehingga wisatawan asing pun bisa memasuki wilayah yang berada 64 kilometer sebelah barat daya Hong Kong ini. Sejak itu pula, beberapa restoran halal di Macau buka kembali khususnya untuk pasar orang Indonesia.

Selain restoran halal yang sudah ada, Cheng mengatakan bahwa mereka juga tengah mengadakan pelatihan-pelatihan untuk menyambut wisatawan muslim dari seluruh dunia.

“MGTO saat ini sedang mengorganisasi training courses untuk partner industri tentang bagaimana kami melayani turis muslim. Ke depan, kami akan membuat list restoran halal dan fasilitas muslim lainnya,” dia menambahkan.

Menurut data Macao Government Tourim Office (MGTO), Indonesia menempati urutan ketiga di antara pasar pengunjung internasional mereka. Pada periode Januari hingga November 2023, jumlah turis Indonesia yang mengunjungi negara tersebut tercatat sebanyak 120 ribu.

Cheng menambahkan, Juli lalu mereka mengundang delegasi pariwisata Indonesia untuk merasakan pengalaman berwisata ke kota ini. Sebulan kemudian, mereka berpartisipasi dalam ASTINDO Travel Fair untuk mempromosikan keragaman pengalaman yang ditawarkan pariwisata Macau ke Indonesia.

Asosiasi pariwisata Macao, Macao Travel Agency Association (MTAA) dan Macao Leisure Tourism Services Innovation Association (MLTSIA) juga telah menandatangani memorandum of undersatnding (MoU) pada Rabu. MoU ini bertujuan mendorong pertumbuhan pariwisata antara Macau dan Indonesia.

Macau dikenal sebagai kota dengan hotel dan resor mewah dengan kasino. Di luar itu, bekas wilayah jajahan Portugis ini kaya akan sejarah dan warisan dunia yang terdaftar di UNESCO. Perpaduan budaya antara timur dan Barat baik di arsitektur maupun kulinernya membuat kota ini selalu menarik untuk dikunjungi.

Kalsel Belajar Wisata Halal ke Aceh

ilustrasi (foto: wartabanjar.com)

MTN, Banda Aceh – Tenaga ahli dari pihak Gubernur Kalsel studi banding ke Aceh, untuk membahas tentang wisata halal dan percepatan pembangunan. Seperti apa?

Dilansir dari habaaceh.id, pemerintah Aceh melalui Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh memfasilitasi pertemuan bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang bertempat di Ruang Potensi Daerah Kantor Gubernur Aceh, Selasa (28/11).

Pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Asisten-III (Administrasi Umum) Setda Aceh, Iskandar serta turut didampingi oleh Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh, T. Robby Irza.

Asisten-III Setda Aceh dalam sambutannya, menyampaikan ucapan terima kasih dengan dipilihnya Provinsi Aceh sebagai lokus kegiatan dari pihak Provinsi Kalimantan Selatan.

“Aceh dan Banjar sendiri memiliki ikatan yang sama banyak melahirkan figur-figur yang sangat berpengaruh di Indonesia,” katanya.

Dengan dilaksanakannya pertemuan sharing knowledge tersebut, diharapkan mampu menambah wawasan dan meningkatkan kinerja terkait pelaksanaan pembangunan di daerah serta menjalin silaturahmi antara kedua provinsi tersebut.

Ketua rombongan sekaligus Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Kalimantan Selatan, Gusti Rahmad, menyampaikan pihaknya bersama Tenaga Ahli Gubernur dan juga pimpinan Bank Kalsel, maksud dan tujuannya mengunjungi Aceh paling utama tentunya untuk menjalin silaturahmi dengan Pemerintah Aceh.

Selain itu, sebut Gusti, terkait dengan beberapa kegiatan pembangunan di Aceh bisa menjadi studi tiru seperti wisata halal.

“Karena di Provinsi Kalimantan Selatan sendiri banyak terdapat wisata-wisata religi yang perlu di kawal terkait pengelolaannya, ucapnya.

Sementara itu Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh, T. Robby Irza, mengatakan kegiatan pertemuan bersama Tenaga Ahli Gubernur Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang diprakarsai oleh Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh berjalan dengan sukses.

Dalam pertemuan tersebut membahas terkait program-program percepatan pembangunan di Aceh, kemudian terkait konsep wisata halal yang merupakan seperangkat layanan tambahan amenitas, atraksi, dan aksesibilitas yang ditujukan dan diberikan untuk memenuhi pengalaman, kebutuhan, dan keinginan wisatawan Muslim di Aceh.

“Pertemuan antara dua provinsi tersebut membuahkan suatu konsep hasil dari sharing pengalaman sesuai dengan tusi dan beberapa hal yang dapat diadopsi terkait dengan penerapan syariah, konsep wisata halal, proses percepatan pembangunan serta peran gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah dalam penerapannya di Provinsi Aceh,” pungkasnya.

Singapura Diprediksi Jadi Destinasi Wisata Halal Favorit Asia 2026

Singapura (foto: Liputan6)

MTN, Jakarta – Singapura diprediksi jadi destinasi wisata halal favorit Asia untuk tahun 2026. Seperti apa?

Dilansir dari Fimela, Wakil Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) memprediksi Singapura bisa jadi destinasi wisata halal favorit Asia untuk tahun 2026.

Wisata halal mulai mendapat perhatian dunia. Hal ini terlihat dari potensi wisata halal dunia yang diperkirakan mencapai 200 miliar US Dollar pada tahun 2020 dan meningkat 300 miliar US Dollar pada 2026. Asia Pasifik memiliki andil wisata halal yang cukup besar dan setiap tahun terus meningkat. Tiga negara yang agresif dalam mempromosikan destinasi ini adalah Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Menurut Wakil Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Panca Sarungu, saat ini Malaysia dan Indonesia bersaing cukup ketat di segmen pariwisata halal. Di satu sisi, Thailand tidak ingin ketinggalan karena melihat potensi ekonominya yang besar sehingga menjadi salah satu pemain wisata halal di Asia.

“Namun Singapura juga memiliki prospek yang cerah untuk wisata halal, dan bahkan pertumbuhannya bisa dua digit. Menurut saya, bukan hal yang sulit karena 5 persen penduduk negara ini adalah muslim atau melayu. Mereka sudah terbiasa menangani wisata halal,” kata Panca Sarungu.

Panca mencontohkan bahwa bandara Changi, Singapura pun sudah memisahkan makanan halal dan non halal di salah satu food court yang ada di sana. Fakta tersebut menunjukkan bahwa Singapura sudah mulai serius menggarap segmen ini. Langkah selanjutnya yang perlu disiapkan adalah pembentukan dewan pariwisata halal yang terdiri dari para ahli di bidang tersebut.

“Selain itu, harus ada tour operator atau pedoman maupun publikasi yang rutin mempromosikan wisata halal di Singapura,” tambah Ketua Umum DPP Masyarakat Sadar Wisata tersebut.

Senada dengan itu, pengamat dan pelaku industri pariwisata di Singapura, Tania Gromenko mengungkapkan bahwa wisata halal sedang tumbuh menggeliat di Singapura.

“Beberapa indikatornya terlihat dari mulai menjamurnya beberapa ikon halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ugama Singapura. Selain itu, pemerintah pun telah serius meminta hotel untuk menyediakan petunjuk arah kiblat, fasilitas sholat, restoran bersertifikasi halal, hingga mushola,” pungkas pendiri Singapore Guidebook (SGB) tersebut.

Mahasiswa Tawarkan Konsep Aplikasi Wisata Halal untuk Wilayah Lokal Jambi

foto: unja.ac.id

MTN, Riau – Mahasiswa tawarkan konsep aplikasi wisata halal untuk wilayah lokal Jambi. Seperti apa?

Dilansir dari unja.ac.id, tim mahasiswa dari Universitas Jambi (UNJA) torehkan prestasi di ajang Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) tingkat nasional, dengan tawarkan konsep aplikasi wisata halal untuk wilayah lokal Jambi, dalam gelaran Kajian Studi Ekonomi Islam Expo Intellectual Event (KaSEIVENT) 6.0 yang diselenggarakan oleh Universitas Riau pada 2-4 November 2023.

Tim tersebut terdiri dari Dwi Rahma Soviana Putri dan Dini Fadjira Syabrani (Prodi Ekonomi Pembangunan), serta Shela Pirnanda (Prodi Akuntansi). Mereka meraih Juara Harapan I pada ajang lomba tersebut dan membawa pulang piala serta sertifikat sebagai penghargaan.

Tim mahasiswa UNJA tersebut tentunya melakukan riset dan persiapan seperti memantapkan isi Karya Tulis Ilmiah tim mereka yang berjudul ‘Siarsy: Aplikasi Literasi Halal Tourism Guna Mewujudkan Optimalisasi Wisata Halal di Provinsi Jambi’.

KTI dari tim mahasiswa ini mengangkat tema Halal Tourism, yang menyediakan sebuah solusi untuk mengetahui Wisata Halal yang ada di Indonesia khususnya di Provinsi Jambi. Solusi yang ditawarkan adalah inovasi berupa aplikasi literasi Halal Tourism yang diberi nama ‘SiArsy’. Aplikasi ini berisi tiga fitur utama yaitu: Edukasi, Ibadah, dan Pelayanan.

Tujuan dari hadirnya aplikasi ini adalah selain mendorong Pemerintah untuk mewujudkan optimalisasi Wisata Halal yang ada di Provinsi Jambi, juga bertujuan memberikan kemudahan bagi pengguna dalam mendapatkan informasi serta literasi mengenai wisata halal dan fasilitas berbasis syariah yang ada di Provinsi Jambi dan juga di seluruh Indonesia.

Serta memberikan kemudahan bagi pelaku usaha berbasis syariah dalam mempromosikan produknya karena nantinya aplikasi SiArsy akan menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang menyedikan layanan berbasis syariah dan usaha usaha yang memperjual belikan produk halal.

Selain itu, tim mahasiswa juga mematangkan kesiapan untuk mempresentasikan hasil Karya Tulis Ilmiah mereka dihadapan para juri.

“Alhamdulillah selamat kepada tim mahasiswa yg sudah berhasil meraih juara pada lomba Karya Tulis Ilmiah tingkat nasional, semoga prestasi ini menjadi motivasi bagi mahasiswa lainnya dan dapat ditingkatkan kedepannya,” tutur Dr. Etik Umiyati, , S.E., M.Si., Ketua Prodi Ekonomi Pembangunan, Universitas Jambi (UNJA).

Dampak Konflik Gaza ke Industri Wisata Halal

ilustrasi (gambar: unair.ac.id)

MTN, Jakarta – Konflik Palestina dan Israel di Jalur Gaza, juga perang Ukraina-Rusia, tentu berdampak besar ke industri wisata halal. Apa saja?

Dilansir dari The Halal Times, berikut adalah beberapa dampak konflik global terhadap pariwisata halal.

Pertama, batasan dan keamanan perjalanan dalam pariwisata halal.

Salah satu konsekuensi utama dari konflik-konflik ini adalah pemberlakukan pembatasan perjalanan dan meningkatnya kekhawatiran akan keselamatan. Destinasi wisata yang populer, yang dahulu ramai dikunjungi wisatawan Muslim, kini menjadi tidak dapat diakses lagi sehingga secara signifikan mengubah rencana perjalanan dan berdampak pada persepsi keselamatan regional di dekat zona konflik.

Kedua, dampak ekonomi pada destinasi pariwisata halal.

Negara-negara yang sangat bergantung pada pariwisata, khususnya negara-negara yang menganut pasar pariwisata halal, menghadapi dampak ekonomi yang parah ketika konflik menghalangi wisatawan. Penurunan pariwisata dapat menyebabkan ketidakstabilan keuangan dan tantangan sosial-sosial ekonomi lebih lanjut.

Ketiga, akses budaya dan keagamaan di zona konflik.

Daya tarik budaya dan agama dari destinasi tertentu memainkan peran penting dalam menarik wisatawan Muslim. Konflik dapat membatasi akses terhadap situs keagamaan dan budaya penting ini, sehingga berdampak pada dimensi spiritual dan budaya dari pariwisata halal.

Keempat, mengubah pola perjalanan halal.

Meningkatnya konflik sering kali mengakibatkan perubahan pola perjalanan. Wisatawan, yang mencari pilihan yang lebih aman, mungkin memilih destinasi alternatif. Tren ini tidak hanya membentuk kembali lanskap pariwisata halal tetapi juga mendorong pengembangan pusat perjalanan baru yang ramah halal.

Kelima, pertimbangan etis dalam perjalanan halal.

Implikasi Etis dari bepergian ke daerah-daerah yang terkena dampak konflik semakin banyak diteliti. Wisatawan Muslim, dan wisatawan lainnya, kini lebih cenderung menghindari zona konflik dan menyelaraskan keputusan perjalanan mereka dengan keprihatinan kemanusiaan yang lebih luas.

Selain itu, keenam, dampak jangka panjang pada industri perjalanan halal. Dampak konflik terhadap industri pariwisata halal sangat besar. Memulihkan citra suatu destinasi sebagai tempat yang aman dan mengundang memerlukan waktu dan upaya sehingga berdampak pada perekonomian lokal dan persepsi global untuk jangka waktu yang lama.

Ketujuh, bangkitnya pariwisata halal virtual dan domestik.

Sebagai respons terhadap kerusuhan global, terdapat tren yang berkembang menuju pengalaman wisata virtual dan perjalanan domestik di kawasan yang lebih aman. Pergeseran ini untuk sementara mengubah pengalaman wisata halal, lebih fokus pada eksplorasi lokal dan pengalaman digital destinasi internasional.

Kedelapan, pariwisata perdamaian dan rekonsiliasi.

Periode pasca-konflik mungkin menyaksikan lonjakan pariwisata perdamaian dan rekonsiliasi. Bagi pariwisata halal, hal ini memberikan peluang untuk mengintegrasikan elemen pendidikan dan pembangunan perdamaian ke dalam pengalaman perjalanan, sehingga memberikan wawasan mengenai konflik sejarah.

Dampak dari konflik global dan perang terhadap pariwisata halal memang sangat besar dan berdampak luas, memengaruhi segala hal mulai dari preferensi perjalanan umat Islam hingga lanskap ekonomi dan budaya negara tujuan. Ketika dunia beradaptasi terhadap tantangan-tantangan ini, ketahanan dan kemampuan beradaptasi sektor pariwisata, khususnya pariwisata halal, sangatlah penting.

Taiwan Lakukan Banyak Hal Demi Pikat Wisatawan Indonesia

ilustrasi (foto: Tribun News)

MTN, Jakarta – Rupanya besarnya angka kunjungan wisatawan Indonesia membuat Taiwan lakukan banyak upaya demi kemajuan dunia pariwisata di negara mereka. Seperti apa?

Dilansir dari Detik, Taiwan Tourism Bureau Indonesia melakukan berbagai langkah untuk memikat turis Indonesia datang ke Taiwan. Mereka pun menjalin kerja sama dengan para seniman terbaik Indonesia hingga menyediakan layanan wisata Halal di sana.

Setelah sukses menjalin kerja sama dengan 12 orang creator Indonesia di platform TikTok dan Instagram, Taiwan Tourism Bureau Indonesia juga sukses menjalankan program promosi pariwisata dengan menghadirkan kampanye medsos bertagar #KejarMobilTaiwan untuk meningkatkan minat untuk berwisata ke Taiwan.

Dengan mengerahkan lebih dari 300 mobil yang dihias dengan branding pariwisata Taiwan, masyarakat di sekitar Jabodetabek akan dapat melihat sekilas Taiwan melalui ilustrasi yang indah. Traveler pun juga diajak mengikuti kampanye giveaway berhadiah menarik yang diselenggarakan oleh akun media sosial Taiwan Tourism Administration ID. Dan kampanye giveaway ini berhasil mendapatkan reaksi positif dari masyarakat Indonesia.

Kampanye #KejarMobilTaiwan ini berkolaborasi dengan KROOSYL, studio desain eksperimental asal Indonesia, menghadirkan dua karya desain visual lima seniman lokal asal Tangerang. Karya visual yang menampilkan aspek alam, budaya, dan berbagai ikon modern Taiwan ini mengusung konsep “Taiwan for Everyone” dan “This is Taiwan”.

Untuk desain visual ‘Taiwan for Everyone’, masyarakat disuguhkan pemandangan indah dan aktivitas bersepeda yang dapat dinikmati dengan bebas oleh keluarga segala usia. Sedangkan konsep “This is Taiwan” menyuguhkan pesona musim Sakura sambil menikmati perjalanan kereta Taiwan, kereta cepat Taiwan, dan Kereta Alishan yang terkenal di kalangan wisatawan.

Abe Chou, Direktur Kantor Administrasi Pariwisata Taiwan KL, mengatakan kampanye promosi pariwisata ini ingin mengajak wisatawan Indonesia untuk mengenal lebih jauh keindahan dan sisi modern Taiwan sebagai tujuan wisata utama jelang libur panjang akhir tahun depan.

“Kami sangat senang dapat meningkatkan kesadaran akan Taiwan sebagai tujuan wisata, dan semoga melalui acara ini dapat semakin menarik minat masyarakat untuk berkunjung,” kata Abe.

“Ada banyak aspek yang dapat dinikmati dari Taiwan, mulai dari pemandangan alam, kekayaan budaya, masakan lezat, dan aktivitas menyenangkan lainnya yang dapat dinikmati oleh segala usia. Kita juga punya banyak tempat wisata ramah Muslim, jadi ini kesempatan yang sangat menarik untuk mengunjungi negara kita,” tambahnya.

Sediakan hotel dan restoran Halal

Taiwan dikenal dengan bentang pemandangan yang sangat indah. Selain itu, negara ini juga memiliki ragam kuliner yang ramah untuk keluarga. Ditambah lagi dengan kehadiran beragam sejarah budaya serta tampilan atraksi tradisional hingga modern.

Taiwan menawarkan berbagai tempat indah seperti Alishan, Danau Sun Moon, pasar malam Taiwan yang terkenal, kawasan perbelanjaan terlengkap serta berbagai museum seni. Taiwan juga ramah untuk wisatawan Muslim kok.

Taiwan menyediakan lebih dari 300 lokasi restoran hingga hotel yang sudah memperoleh bersertifikat Halal secara resmi sehingga traveler Indonesia dipastikan dapat bepergian dengan nyaman.

“Indonesia adalah pasar yang signifikan bagi kami, dan kami berharap hal ini akan mendorong lebih banyak orang Indonesia untuk mengunjungi negara kami. Ada sesuatu untuk semua orang di Taiwan, dan melalui kampanye ini, kami bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak minat dan berbagi lebih banyak, dan kami berharap dapat segera menyambut Anda untuk menikmati Taiwan,” pungkas Abe.

KNEKS Berharap Industri Halal Jadi Fokus Para Capres 2024

MTN, Jakarta – Pihak Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) berharap industri halal jadi fokus para capres 2024, karena Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim punya potensi besar untuk pengembangan industri halal dan keuangan syariah.

Dilansir dari IDXChannel, Direktur Industri Produk Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Afdhal Aliasar, mengatakan Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim punya potensi besar untuk pengembangan industri halal dan keangan syariah.

Afdhal mengungkapkan sudah ada master plan untuk pengembangan industri halal Indonesia 2023 – 2029. Tujuannya, untuk mempercepat pengembangan industri dan menjadi komponen dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Masterplan yang sudah disusun diharapkan mampu menjadi perhatian dari para calon presiden dan calon wakil presiden yang mendaftar untuk untuk bertanding dalam kontestasi politik 2024. Sehingga masterplan yang sudah dibuat dapat dijalankan dalam bentuk program kerja pemerintahan yang baru nantinya.

“Kita berharap calon pemimpin bisa melihat master plan industri halal ini, dan bisa menjadikan bagian dari program kerja atau program sosialisasi mereka,” ujar Afdhal dalam Market Review IDXChannel, Senin (30/10).

Setidaknya ada tiga target utama yang masuk dalam masterplan industri halal 2023-2029. Pertama, meningkatkan nilai tambah, lapangan kerja dan investasi di sektor rill dan industrialisasi. Kedua, menguatkan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi.

Ketiga, meningkatkan ekspor bernilai tambah tinggi dan substitusi impor. Keempat, menguatkan kewirausahaan dan industri/usaha mikro, kecil, dan menegah. Kelima, menguatnya halal brand dan awareness.

“Kami menunggu paea calon pemimpin Indonesia untuk segera memperhatikan sektor ekonomi syariah, sektor industri halal, karena ini merupakan bagian penting dalam perekonomian nasional,” lanjut Afdhal.

Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim punya potensi besar untuk pengembangan industri halal dan keangan syariah.

Lewat master plan tersebut, industri halal sendiri terbagi dalam dua jenis. Pertama industri halal inti yang terdiri dari makanan, farmasi, kosmetik, dan jasa yang terkait. Jenis industri halal kedua industri halal berkembang, seperti modest fashion, pariwisata ramah muslim, dan ekonomi kreatif syariah.

Menurut Afdhal, produk halal bukan soal syariah saja, tetapi dalam proses produksinya juga harus menyangkut aspek kesehatan.

“Penduduk kita besar, membutuhkan industri yang baik, sehat dan berdaya saing, oleh karena itu produk sektor halal menjadi bisa menjadi kontributor ke depan dalam pertumbuhan ekonomi, sehingga secara politik menarik juga untuk diperhatikan,” pungkasnya.

IMTI 2023 Bisa Geliatkan Pariwisata Ramah Muslim di Indonesia

foto: crescentrating.com

MTN, Jakarta – Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2023 diharapkan bisa geliatkan pariwisata ramah muslim di Indonesia. Seperti apa?

Dilansir dari Suara Merdeka, ajang Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2023 telah diluncurkan di Jakarta Convention Center pada Rabu, 25 Oktober 2023.

IMTI 2023 juga telah memberikan apresiasi kepada Top 5 Muslim Friendly Tourism Destination. Kelima Provinsi tersebut adalah Nusa Tenggara Barat, Aceh, Sumatera Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah.

Tak hanya memberikan apresiasi kepada 5 provinsi, IMTI juga menjadi ajang untuk menggairahkan pariwisata ramah muslim di Tanah Air.

Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan ajang IMTI 2023 bukan sekadar formalitas dalam raihan prestasi. Hendaknya, lanjut Menparekraf, IMTI 2023 menjadi katalisator seluruh pemangku kepentingan dalam memajukan pariwisata.

“Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang untuk meraih prestasi, tetapi juga meningkatkan geliat pariwisata ramah muslim di Tanah Air,” ungkap Menparekraf Sandiaga Uno.

Ketua PPHI Riyanto Sofyan menambahkan, dengan IHTS 2023 ini diharapkan dapat mengakselerasi sekaligus memberi inspirasi dalam upaya transformasi dan peningkatan daya saing industri pariwisata.

Laporan dalam IMTI 2023 juga bisa mendorong kerja sama strategis dan mengidentifikasi sektor mana yang perlu diperhatikan dalam mengakselerasi wisata Ramah Muslim.

Dalam puncak 5th International Halal Tourism Summit tersebut tidak hanya dilakukan peluncuran IMTI 2023 tetapi juga peluncuran Indonesia Muslim Friendly Tourism Microsite (IMFT-Microsite).

Selain itu juga digelar Konferensi Pariwisata Ramah Muslim Internasional ke-5 dan Pameran Dagang Perjalanan B2B yang akan dimulai hingga Minggu 29 Oktober 2023 bersamaan dengan ISEF ke-10 dan Halal Expo Indonesia.

Indonesia Muslim Travel Index Resmi Diluncurkan

foto: crescentrating.com

MTN, Jakarta – Indonesia Muslim Travel Index resmi diluncurkan, yang merupakan Hasil Kerja dari BI, PPHI, dan KNEKS. Seperti apa?

Dilansir dari Suara Merdeka, gelaran akbar ini merupakan hasil kolaborasi apik dari Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Bank Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Komite Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).

IMTI 2023 juga didukung CrescentRating selaku tim independen yang melakukan proses pembobotan dan skoring hasil evaluasi.

Ketua Umum PPHI Riyanto Sofyan menyampaikan, dukungan luar biasa dari pemerintah membuat pemulihan sektor pariwisata akibat pandemi ini bisa lebih cepat.

Dukungan ini dan berkat kolaborasi semua pihak mampu mengembalikan ke posisi puncak Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 yang diluncurkan Juni lalu di Singapura.

Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim Berkelanjutan ini diharapkan bisa meningkatkan daya saing industri dan destinasi di Indonesia.

IMTI 2023 pada rangkaian kegiatannya sudah dilakukan Lokakarya pengisian Borang IMTI dimana seluruh Kepala Dinas Pariwisata daerah yang masuk nominasi diminta mengikuti.

Ada 15 provinsi hadir sebagai nominasi. Selanjutnya, tim pelaksana IMTI yang dikoordinir oleh PPHI melakukan pendampingan pengisian borang dan diskusi lapangan dengan seluruh stakeholder pariwisata ramah muslim di tiap provinsi tersebut.

PPHI yang didampingi oleh tim Kemenpar menurunkan tim ahli dan pakar di bidang pariwisata ramah muslim untuk melakukan peninjauan terhadap kesiapan tiap provinsi dalam meningkatkan implementasi pariwisata ramah muslim di daerah tersebut.

Dari hasil kunjungan, tim ahli merumuskan beberapa evaluasi lapangan yang kemudian dianalisis dengan data borang yang sudah diisi oleh tim Dinas Pariwisata dari masing-masing daerah.

Seluruh data tersebut kemudian dianalisis secara independen oleh tim CrescentRating sebagai pemilik ACES Model yang juga menjadi dasar penilaian dalam ajang Mastercard-Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI).

Tim analis kemudian juga mengumpulkan data pasar terkait pariwisata ramah-muslim dari tiap daerah nominasi untuk dilakukan pembobotan dan skoring secara menyeluruh.

Hasil analisis tersebut tersaji dalam laporan komprehensif yang bertujuan untuk menggambarkan kesiapan daerah dalam mengimplementasikan pariwisata ramah muslim secara optimal.

Selain itu, hasil analisis tersebut juga bisa menjadi panduan dalam menentukan arah kebijakan bagi para pemangku kepentingan di bidang pariwisata untuk masa yang akan datang.