Lima Tempat Wisata Kuliner Halal Kekinian di Tasikmalaya

ilustrasi (foto: insiden24.com)

MTN, Tasikmalaya – Anda berencana untuk wisata kuliner ke Tasikmalaya? Ingin menjajal beberapa titik wisata halal dan juga kekinian?

Dilansir dari Kabar Priangan, berikut adalah lima destinasi wisata kuliner yang kekinian di Tasikmalaya, dan yang terpenting, halal.

Mawakaya

Tempatnya adem, lucu, dan nyaman banget. Mie udonnya cukup lembut yang mana diberi toping daging sukiyaki dan kakedashi. Yap, ini resto mini yang menu-menunya itu khas Jepang.

Tambah enak dengan hidangan tempura udang yang krispi dan gurih, cocok disandingkan dengan mie udon yang enak banget.

Setelah makan udon, kamu bisa cuci mulut dengan pannacota yang lembut, manis, dan lezat.

Kamu yang penasaran pengen nyobain, Mawakaya ini ada di Jalan Ampera nomor 47 (samping Alfamart).

Oharang

Kalau resto barbekyu ini khas Korea ya. Oharang ini terbilang baru karena resto officialnya baru buka cabang di Tasikmalaya.

Pas kamu masuk, kamu akan betah dengan atmosfer restonya yang bikin adem tapi luas. Cocok buat ajak pasangan atau teman nongkrong ke sini.

Harganya mulai Rp 79.000, bebas refill daging dan makan sepuasanya. Durasi makannya selama 90 menit.

Banyak menu lainnya yang bisa pikat lidahmu, seperti topokki, noodle, dan beef. Oharang ini ada di Ruko Asia Plaza. Let’s go besti cobain!

KSF 88

Ada di Jalan Siliwangi No. 29 Desa Tugu Jaya (samping SPBU UNSIL), resto barbekyu ini no pork no lard alias halal.

Buka setiap hari mulai pukul 10 pagi hingga 10 malam. Kamu bisa santap makanan pembuka dengan topokki yang bertekstur empuk dan kuahnya yang medok.

Makanan utama yang disukai banyak pengunjung yakni Korean barbekyunya yang lengkap dalam satu sajian. Dicocol dengan saus-sausan yang enak parah bikin nagih.

Memasuki babak akhir makanmu, kamu bisa tutup dengan signature coffee-nya KSF 88. Paket lengkap banget deh pokoknya!

Mapa Coffee and Eatery

Cantik banget deh pemandangan yang disajikan Mapa Coffee ini. Apalagi ada catwalk bambu yang lucu berbentuk hati dan memang konsepnya selaras dengan alam. Cocok buat nongkrong bareng pacar atau sahabat.

Selain viewnya yang kece abis dan instagramable banget, kamu bisa icip kulinernya yang enak.

Contohnya ada ikan bakar, ayam goreng, mie-miean, seblak, oseng sayur, kopi-kopian, banyak deh pokoknya. Dan cafe estetik ini ada di Jalan Cibatu Sukalaksana (mangin).

Ada yang unik dari konsep Mapa Coffee yakni setiap pelajar yang berkunjung ke sini, bisa mendapatkan aneka minuman dengan potongan harga 10%, asalkan bisa tunjukkan saja kartu identitasmu sebagai pelajar. Seru ya!

Q Kitchen

Menu otentik dari Q Kitchen ini yakni mie bakarnya yang memiliki 8 varian, diantaranya original, lada hitam, sambal sadis, manis pedas, sambal bawang, sambal terasi, sambal tomat, dan sambal BBQ.

Mie-nya dibakar di tembikar dengan bumbu sambal dan toping ayam, taburan daun bawang, dan pangsit goreng gede yang yummy.

Percaya gak, mie seenak itu dibanderol cuma dari 12 hingga 14 ribuan saja lho! Cocok di kantong pelajar milenial nih pastinya!

Untuk lokasinya ada di Jalan Siliwangi nomor 22A dan buka setiap hari dimulai pukul 10 pagi hingga 9.30 malam.

Pantai Piayu Laut di Batam Diusulkan jadi Pusat Wisata Kuliner Halal

Pantai Piayu Laut, Batam, Kepulauan Riau (foto: emerer.com)

MTN, Batam – Pantai Piayu Laut di Batam diusulkan jadipusat wisata kuliner halal. Seperti apa?

Dilansir dari sijoritoday.com, Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau, Raja Heri Mokhrizal, merespon usulan Pantai Piayu Laut, Kecamatan Sei Beduk, Kota Batam menjadi pusat wisata kuliner halal oleh Ketua Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin.

Menurutnya Heri, Pantai Piayu Laut memang memiliki nilai jual yang cukup tinggi dengan pemandangan nan eksotis dan air laut yang bersih.

Selain itu, pengunjung Pantai Piayu Laut juga dimanjakan dengan pemandangan Jembatan I dan II Barelang, serta kapal yang lalu lalang dari Pelabuhan Punggur menuju Kota Tanjungpinang.

“Kita mencoba melakukan destinasi kawasan wisata halal seafood untuk diusulkan ke Kemenparekraf,” katanya usai berkunjung ke Pantai Piayu Laut, Senin (23/1).

Heri menuturkan, penetapan Piayu Laut sebagai pusat wisata kuliner akan menarik minat pengunjung sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Selain penjaja kuliner seafood, sekitar 200 orang nelayan juga akan menerima manfaat langsung sebagai penyuplai bahan baku makanan seafood.

“Dengan adanya destinasi halal seafood itu kita berharap meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar,” tutur Heri.

Dengan menjadikan Pantai Piayu Laut sebagai destinasi wisata kuliner halal, infrastruktur pendukung seperti akses jalan, lampu penerangan, dan air bersih akan menjadi perhatian pemerintah.

Heri pun memuji Wahyu Wahyudin yang selama ini menyampaikan terobosan-terobosan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Ia berharap, Wahyu menjadi sosok inspiratif bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dan Anggota DPRD lainnya untuk berlomba-lomba mengusulkan kegiatan peningkatan taraf hidup masyarakat.

“Pak Wahyu ini kan peduli dengan Dapilnya, teman-teman yang ada di dewan seharusnya melakukan hal yang sama,” tambahnya.

Pantai Piayu Laut berlokasi di Terusan Jl. S. Parman, Tj. Piayu, Kec. Sei Beduk, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Menengok Pusat Kuliner Nusantara Halal di Papua

Al Akbar Food Festival di Sorong, Papua (foto: papuabaratpos.com)

MTN, Sorong – Kini telah hadir pusat kuliner nusantara halal yang berlokasi di Papua, yang bernama Al Akbar Food Festival (AFF). Seperti apa?

Dilansir dari sorongnews.com, Al Akbar Food Festival (AFF) resmi dikenalkan ke publik oleh Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, yang diwakili oleh Kepala Bapeda Provinsi Papua Barat Daya, Rahman, di areal Masjid Al Akbar Kota Sorong, Sabtu (28/1).

Dalam sambutannya, Rahman mengatakan bahwa salah satu program prioritas Pj Gubernur Papua Barat Daya adalah PBD Produktif. Keberadaan AFF menjadi salah satu upaya pengembangan UMKM yang produktif dalam pemulihan ekonomi pasca dihantam badai COVID-19 selama dua tahun.

“Apalagi saat ini memasuki resesi ekonomi dan inflasi. Oleh karenanya keberadaan AFF ini bisa menjadi salah satu upaya menekan laju inflasi, karena kebutuhan akan makan dan minum di daerah ini juga cukup tinggi. Kami optimis, dengan dukungan pengusaha UMKM serta masyarakat akan berdampak baik bagi perekonomian keluarga, Masjid dan daerah,” ujar Rahman.

Ia menambahkan bahwa legalitas AFF telah memenuhi persyaratan dan dalam waktu dekat akan mendukung dalam sertifikasi kesehatan, kelayakan dan kebersihan oleh instansi teknis dan menggandeng MUI untuk kehalalannya.

Rahman berharap sentra pertumbuhan wisata kuliner di wilayah Papua Barat Daya bisa terus berkembang.

Sementara itu, Manager operasional AFF, Toto, mengatakan bahwa tujuan keberadaan AFF ini adalah untuk menumbuhkan sosial enterpreuner sekaligus memadukan sosial digital dalam mendukung kesejahteraan umat, mendongkrak perekonomian dan tentunya berdampak pada kemaslahatan masjid.

Adapun jumlah lapak yang saat ini berada di AFF 1 berjumlah 12 stand yang sudah penuh diisi pelaku usaha dan telah berdagang selama sebulan dan di AFF 2 yang sedang dibangun ada sekitar 13 stand.

“Setelah soft launching sebulan lalu, rata-rata omset sekitar 1 juta rupiah per hari. Di mana selain ada keuntungan bagi pengusaha, 2,5 persen total omset bulanan disumbangkan untuk pembangunan masjid Al Akbar yang masih berjalan,” ujar Toto.

Dengan biaya sewa stand yang tidak memberatkan, antusias pengusaha yang mengisi AFF juga tak sedikit. Dimana 13 stand tambahan pun sudah full booked. Kedepannya, Toto mengatakan bahwa AFF ini akan menjadi salah satu tempat wisata kuliner nusantara yang Halal dan Toyib bagi siapa saja yang menghabiskan waktunya disana.

Terlihat sejumlah warga mulai menjadikan AFF sebagai salah satu tujuan wisata kuliner, karena berbagai menu nusantara dari Aceh hingga Papua tersaji di sana dengan harga merakyat.

Kota Sorong adalah ibukota provinsi Papua Barat Daya, Indonesia. Sorong adalah kota terbesar kedua di Papua, setelah Kota Jayapura.

Potensi Wisata Muslim di Solo

Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo (foto: mettanews.id)

MTN, Jakarta – Tahun 2022 ini sepertinya peluang kota Solo di industri wisata halal menjadi lebih besar, karena ada banyak upaya yang dilakukan.

Dilansir dari Antara, pihak ITMA (Indonesian Tour Leader Moslem Association) DPD Jawa Tengah akan menggarap potensi wisata sejarah Islam di kota Solo, seiring dengan tingginya permintaan wisata halal oleh masyarakat.

“Kalau di Soloraya ada paket (wisata) keraton, masjid. Di Solo konsennya wisata sejarah Islam, di keraton ada jejak sejarah Islam. Di Solo juga ada masjid tertua di Laweyan, itu kan sejarah bisa jadi paket wisata,” ujar Ketua ITMA DPD Jawa Tengah, Rochmad Sugiarto.

Rochmad Sugiarto mengatakan ITMA diharapkan bisa menjadi wadah bagi pelaku jasa wisata muslim untuk lebih optimal menggarap wisata halal.

“Bukan hanya dari sisi turnya tetapi juga memperhatikan tentang kehalalan tur, makanan, destinasi, termasuk (kemudahan wisatawan) ketika berhenti untuk salat,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Dewan Kode Etik ITMA Setyo Legowo mengatakan secara umum wisata halal di Jawa Tengah sangat menjanjikan.

“Didukung dengan beberapa destinasi wisata, berkaitan dengan ziarah yang sekarang diminati oleh kaum milenial,” katanya.

Terkait perjalanan wisata tersebut, saat ini sudah ada paket wisata halal di antaranya Semarang, Kudus, dan Demak. “Ini jadi market kami untuk jual paket wisata halal yang didukung dengan makanan halal,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum ITMA, Iman Kadarisman, mengatakan saat ini pemerintah sudah meluncurkan Pelaku Pariwisata Halal Indonesia (PPHI). “Ini terobosan yang luar biasa. Lucu kalau Indonesia sebagai negara muslim di dunia tetapi tidak bicara halal,” katanya.

Untuk mengoptimalkan pasar tersebut, saat ini pihaknya juga sudah menggandeng Ikatan Pesantren Indonesia yang jumlahnya mencapai 27.973 pesantren.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury, ingin agar Indonesia melalui sektor kuliner halalnya dapat menjadi Dapur Halal Global atau The World Halal Kitchens.

Menurut Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury, upaya menjadikan Indonesia sebagai Dapur Halal Global bisa dimulai dengan membangun ekosistem kuliner halal yang berada di Kampung Batik Kauman Solo, Jawa Tengah.

“Tetapi tentunya hal ini diharapkan bisa dikembangkan di wilayah-wilayah lainnya sehingga nantinya kawasan industri halal yang berada di Surakarta tersebut secara keseluruhan bisa menjadi salah satu model untuk kota wisata halal di dunia,” ujarnya.

Seperti diketahui bahwa ekonomi syariah merupakan sebuah peluang yang bernilai multi triliunan dolar AS, bukan hanya di Indonesia tetapi juga secara global dimana tingkat spending umat Muslim di dunia bisa mencapai hingga 1,9 triliun dolar AS dan kurang lebih sekitar 60 persennya merupakan sektor makanan dan minuman halal.

Di samping itu, sektor kawasan makanan dan minuman juga merupakan salah satu yang sangat besar di Indonesia dimana 36,4 persen dari PDB Indonesia itu dikontribusikan oleh sektor makanan dan minuman.

Dilansir dari Tempo, Wamen BUMN melihat hal ini merupakan potensi yang harus dikembangkan. Terutama dimulai dari kawasan kuliner halal di Kauman, Solo, Jawa Tengah yang diharapkan juga bisa dikembangkan ke wilayah-wilayah lainnya.

Pengembangan kawasan halal makanan dan minuman di Kauman Solo, diharapkan bisa menjadi salah satu model untuk bisa diimplementasikan di kawasan-kawasan lainnya.

Kemudian, di Solo akan segera diresmikan Masjid Raya Sheikh Zayed. Masjid ini berlokasi di bekas Depo Pertamina, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo. Masjid ini didirikan sebagai simbol persahabatan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA).

Dilansir dari Kompas, Masjid Raya Sheikh Zayed ini merupakan hibah dari Putra Mahkota Uni Emirat Arab, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, untuk Presiden Joko Widodo.

“Masjid yang punya nilai sejarah kontemporer ini akan didedikasikan kepada seluruh umat Islam dan dikelola oleh Pemerintah RI. Masjid ini insya Allah akan membawa manfaat yang besar kepada masyarakat,” ujar Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, saat peletakan batu pertama pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed, pada 6 Maret 2021.

Menurut Yaqut, Masjid Raya Sheikh Zayed diharapkan menjadi salah satu mercusuar syiar Islam di Nusantara, sekaligus simbol moderasi beragama dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia dan keadilan sosial.

Ke depannya, masjid yang dibangun dengan hibah penuh dari putra mahkota UEA itu diproyeksikan tak hanya menjadi tempat shalat berjemaah, tetapi juga berfungsi menjadi pusat kegiatan dakwah, sosial dan pembinaan umat, serta destinasi wisata religi.

Menteri Energi dan Industri UEA, Suhail Mohammed Al Mazroui, mengatakan, Pemerintah UEA berupaya agar bangunan masjid di Solo tersebut mendekati masjid aslinya di Abu Dhabi, UEA.

“Seperti kita ketahui bersama bahwa masjid itu merupakan simbol dari arsitektur yang begitu istimewa, bukan hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga menjadi destinasi wisata. Masjid yang dibangun di sini bukan hanya mencerminkan ketinggian dari arsitektur bangunan tetapi juga bisa menjadi sumber devisa,” ucapnya.

Di sekitar kompleks masjid akan dibangun Islamic Center. Tempat tersebut diharapkan bisa menjadi pusat pendidikan dan pengajaran Islam.

Dalam Islamic Center akan didirikan Taman Pendidikan Al Quran (TPA), tempat tafsir Al Quran, madrasah, dan tempat pengembangan ekonomi syariah yang menjual produk-produk halal market.

Memiliki luas bangunan utama sekitar 8.000 meter persegi, Masjid Raya Sheikh Zayed mampu menampung hingga 10.000 orang jemaah.

Adapun fasilitas Masjid Raya Sheikh Zayed antara lain ruang VIP, perpustakaan seluas 20 meter persegi, dan basemen yang diperuntukkan sebagai tempat wudu jemaah putra dan putri.

Masjid Raya Sheikh Zayed Solo rencananya akan diresmikan pada 17 November 2022.

Peresmian rencananya dihadiri Presiden Joko Widodo dan Putra Mahkota UEA, Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan.

Rekomendasi Tempat Kuliner Halal di Perbatasan RI – Timor Leste

MTN, Jakarta – Ada agenda dalam waktu dekat ke Timor Leste dan ingin tahu tempat kuliner halal apa saja yang tersedia di sana?

Dilansir dari Detik, Malaka, kabupaten yang baru berusia tujuh tahun di perbatasan RI dan Timor Leste, juga memiliki beberapa tempat kuliner halal.

Berikut adalah beberapa tempat kuliner halal di wilayah Malaka. Silahkan dicek:

Warung makan Srisolo

Warung makan Srisolo ada di ibu kota Malaka, Betun. Tepatnya, di jalan raya Ahmad. Yani.

Warung Srisolo menawarkan menu beragam yang gampang dijumpai di Jawa. Di antaranya ayam atau ikan lalapan, nasi campur (berupa nasi rames), soto ayam, gado-gado, dan bakso.

“Di sini spesialnya sambalnya. Sambal tidak terlalu pedas dan kaya rempah. Sejauh ini cocok dengan pribumi ataupun pendatang,” ujar Julianto Putra, pemilik warung makan Srisolo, yang berasal dari Sukoharjo.

Menurut Julianto mengatakan kalau harga makanan di Srisolo cukup terjangkau, kisarannya antara Rp14 ribu hingga Rp35 ribu. Sebagai gambaran, harga gado-gado satu porsi Rp15 ribu, nasi campur rendang Rp20 ribu, begitu pula dengan harga semangkok soto dibanderol Rp20 ribu, sedangkan ayam goreng lalapan Rp25 ribu, dan ayam goreng kampung Rp35 ribu.

Warung lalapan Matador

Warung makan Matador merupakan warung makan kaki lima yang berada di Betun. Lokasinya tepat berada di emperan toko ban Matador.

Warung Matador menyediakan menu ikan dan ayam lalapan. Jam buka warung ini menyesuaikan dengan toko tutup, mulai sore hari.

Pemilik warung makan ini, Japar, juga pendatang. Pria asal Malang itu membuka warung makan Matador dalam waktu enam tahun terakhir.

Wisatawan muslim bisa merasakan makan dengan lesehan. Harga makanan di sini cukup bervariasi antara Rp20 ribu hingga Rp50 ribu.

Warung Makan Sederhana

Warung Makan Sederhana tidak jauh dari Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motamasin, Malaka. pemiliknya, Manto, juga pendatang. Dia asli Klaten dan delapan tahun tinggal di Malaka.

Menu yang disediakan di warung makan ini cukup bervariasi. Manto, mengatakan kalau rendang dan rawon yang menjadi favorit pelanggan.

Selain hidangan nasi dan lauk-pauk, Warung Makan Sederhana di perbatasan Malaka ini menyediakan berbagai macam gorengan. Juga mi instan rebus atau goreng.