Brasil Mulai Terpincut Wisata Ramah Muslim

ilustrasi (foto: Republika)

MTN, Sao Paulo – Brasil kini mulai terpincut wisata ramah Muslim. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, saat ini Brasil terkenal sebagai pengekspor sumber protein halal terbesar di dunia, yaitu daging sapi halal.

Wisata ramah Muslim menjadi garapan besar Brasil berikutnya. Wisatawan Muslim mampu menciptakan pendapatan 238 miliar dolar AS setiap tahunnya di Brasil. Saat ini, wisatawan dari negara-negara mayoritas Muslim masih terbilang rendah. Maka itu, ada keinginan dari pemerintah Brasil untuk melipatgandakannya.

Sao Paulo, hub ekonomi utama Brasil, misalnya, tahun lalu hanya kedatangan 21.500 wisatawan dari negara-negara Arab. Ali Zoghbi, sekjen International Halal Academy; lembaga yang menawarkan pelatihan mengenai produk dan layanan halal, berkeinginan membantu Brasil mewujudkan tekadnya untuk menggaet lebih besar wisatawan Muslim.

Zoghbi menyatakan, baik Sao Paulo maupun Distrik Federal di mana ibu kota Brasil, Brasilia berada, sedang berupaya menjadi tujuan wisata ramah Muslim.

“Kami yakin, Sao Paulo dapat sejumlah keuntungan saat jadi tujuan wisata Muslim. Maka kami mulai bermitra dengan kementerian wisata menyiapkan hotel, restoran, dan transportasi untuk wisatawan Muslim,” ujarnya.

Sao Paulo memiliki populasi beragam, termasuk di dalamnya terdapat komunitas Muslim yang berusia seabad, serta keberadaan sejumlah masjid. Hal ini merupakan gerbang bagi Brasil dan detinasi terpenting bagi pengusaha dari dunia Islam.

“Kami mengembangkan panduan wisata ramah Muslim, termasuk informasi mengenai masjid, konsulat negara berpenduduk mayoritas Muslim, dan destinasi wisata yang menarik,” imbuh Koordinator Wisata Brasil, Ana Clemente.

Clemente menyatakan tujuan pemerintahnya adalah meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan Muslim di Sao Paulo, dengan memberikan informasi yang berguna bagi mereka serta melatih pekerja hotel dan restoran agar memberi layanan memadai.

“Ide lainnya juga mengurangi potensi prasangka terhadap Muslim,” katanya menegaskan. Saat ini, menurut dia, wisatawan dari AS, Eropa, Chile, dan Argentina mendominasi kunjungan ke Sao Paulo setiap tahunnya.

Meski demikian, jelas dia, ada sejumlah destinasi menarik bagi wisatawan Muslim di wilayah metropolitan ataupun pinggiran. Sejak program berjalan, menurut dia, hotel terkemuka di Sao Paulo telah memiliki sertifikat ramah Muslim, dua lainnya sedang dalam proses.

Penyesuaian-penyesuaian yang besar tak begitu dituntut, tetapi sejumlah detail sangat penting. Misalnya, kata Zoghbi, stiker di kamar hotel yang menunjukkan arah kiblat, menyingkirkan minuman beralkohol dari kamar yang diisi tamu Muslim serta daging babi dari menu.

Membuat semacam pancuran di kamar mandi untuk berwudhu, menyediakan sajadah, serta Alquran. “Tantangan terbesarnya membuat tamu merasa ada di rumah. Kami harus paham siapa mereka dan apa yang mereka perlukan,” kata Zoghbi menjelaskan.

Setelah Sao Paulo memulai program wisata ramah Muslim pada 2023, Distrik Federal juga tertarik mengembangkan program yang sama. Ia melihat upaya menarik wisatawan Muslim, hampir sama saat Brasil pertama kali mengekspor daging sapi halal ke dunia Arab pada 1976.

“Penjualan daging sapi halal untuk pertama kalinya memang tak relevan, hanya dalam jumlah kecil. Namun, sekarang Brasil dikenal sebagai produsen terbesar sumber protein halal di dunia,” pungkas Zoghbi.

‘Pekerjaan Rumah’ Indonesia untuk Naikkan Peringkat Wisata Halal

ilustrasi (foto: indonesiabaik.id)

MTN, Jakarta – Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Erick Thohir, mengatakan bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah untuk meningkatkan peringkat sektor pariwisata ramah muslim.

Dilansir dari Media Indonesia, hal tersebut diungkapkan oleh Erick Thohir setelah mendapat laporan State of the Global Islamic Economy (SGIE) terbaru, peringkat Indonesia dalam Global Islamic Economy Indicator Ranking 2022 berada pada posisi ketiga, atau naik satu peringkat dari tahun sebelumnya yang berada di posisi empat.

Erick mengatakan Indonesia berhasil masuk dalam 10 besar pada sejumlah sektor seperti: keuangan Islam, makanan dan minuman halal, kosmetik dan obat-obatan halal busana, serta media dan rekreasi bertema Islam.

Namun masih ada satu sektor yang belum menempatkan Indonesia dalam Global Islamic Economy Indicator Ranking, yakni sektor perjalanan ramah muslim.

Erick pun menilai hal ini menjadi tugas bersama untuk mendongkrak potensi sektor perjalanan ramah muslim di destinasi unggulan Indonesia.

“MES sejak awal terus berkomitmen bahu-membahu bersama pemerintah, BUMN, swasta, dan seluruh pihak untuk terus meningkatkan pengembangan industri halal Indonesia,” ungkap Erick (27/12/2023).

Erick Thohir menjelaskan, untuk produk makanan halal Indonesia yang berada di peringkat dua. Selain itu, Indonesia juga peringkat tiga untuk sektor busana halal, peringkat tujuh untuk keuangan Islam, media dan rekreasi di posisi enam, serta kosmetik dan obat-obatan halal di peringkat lima.

Menurut Erick, sebagai negara dengan populasi umat Islam terbesar dunia sudah sepantasnya Indonesia menjadi raja industri halal. Ia tak ingin Indonesia hanya sekadar menjadi penonton bagi industri halal dunia.

“Alhamdulillah, kemarin ramai dibahas kita di posisi empat, sekarang sudah naik satu peringkat di posisi tiga menggeser Uni Emirat Arab (UEA), ke depan, bismillah tentu kita ingin jadi nomor satu dunia,” pungkas Erick.

Inilah Empat Destinasi Wisata Ramah Muslim di Jepang

ilustrasi (Skye Tour)

MTN, Jakarta – Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki banyak destinasi wisata menarik. Bahkan ada juga destinasi wisata ramah muslim di Jepang. Apa saja?

Dilansir dari Paragram, merangkum dari berbagai sumber, berikut ini daftar empat destinasi ramah muslim di Jepang.

Kebun Tomita (foto: japandeluxetours.com)

Kebun Tomita
Kebun Tomita di Kota Furano yang berada di Hokkaido ini merupakan taman bunga berwarna-warni dengan berbagai macam jenis bunga. Namun, di taman ini bunga lavender adalah tanaman bunga utama yang tumbuh subur. Di sini para wisatawan muslim tidak perlu khawatir, sebab di area kebun terdapat mushola yang memang disediakan untuk tempat beribadah dan beristirahat.

restoran Hanasaka Ji-san (foto: Wisata Jepang)

Restoran Halal Hanasaka Ji-san
Tempat wisata yang kedua adalah Restoran Halal Hanasaka Ji-san yang berada di Shibuya. Tempat ini merupakan restoran halal yang menyediakan berbagai macam makanan halal yanh tentunya aman dikonsumsi untuk para wisatawan muslim. Menu makanan halal yang bisa dipesan antara lain adalah tempura, sashimi, dan menu andalannya adalah shabu-shabu.

The Blue Pond (foto: Live Japan)

The Blue Pond
Selanjutnya adalah The Blue Pond di Hokkaido yang merupakan telaga buatan yang dibangun untuk mengontrol aliran lumpur vulkanik dari Gunung Tokachi. Disebut Blue Pond sebab mineral dalam lumpur yang bercampur dengan air sungai Biei menyebabkan warna telaga ini tampak biru.

Taman Nasional Nara (foto: Hotels.com)

Taman Nasional Nara
Terakhir ada Taman Nasional Nara yang juga termasuk tempat wisat ramah muslim di Jepang. Di sini anda bisa melihat ribuan rusa, karena memang Nara adalah habitat hewan bertanduk tersebut. Bahkan tempat ini terdaftar di UNESCO sebagai warisan dunia.

Singapura Semakin Fokus dengan Wisata Halal

Masjid Sultan di Singapura (foto: Finansialku)

MTN, Jakarta – Singapura kian fokus dengan industri wisata halal, terutama untuk pasar Indonesia. Seperti apa?

Indonesia Singapore Tourism Board kembali menggelar promosi agenda wisata halal di negara mereka, melalui kunjungan media dari perwakilan mereka.

“Indonesia pada tahun 2022 merupakan penyumbang jumah wisatawan terbesar di Singapura, yakni 1,1 juta orang,” terang Mohamed Firhan Abdul Salam, Area Director Indonesia Singapore Tourism.

“Selain itu, Indonesia juga merupakan penyumbang pendapatan terbesar Singapura,” tambah Mohamed Firhan.

Mohamed Firhan juga menjelaskan bahwa kalender event wisata di Singapura sudah padat, yang banyak di antaranya adalah agenda wisata halal.

Indonesia Singapore Tourism Board dalam promosikan destinasi ramah muslim juga merekrut para selebriti internet.

“Masjid-masjid kini sudah banyak ditemui di berbagai tempat multibudaya. Makanan-makanan halal pun juga sudah gampang ditemui di Singapura,”

Tonton vieonya di bawah ini.

Lima Tempat Wisata Kuliner Halal Kekinian di Tasikmalaya

ilustrasi (foto: insiden24.com)

MTN, Tasikmalaya – Anda berencana untuk wisata kuliner ke Tasikmalaya? Ingin menjajal beberapa titik wisata halal dan juga kekinian?

Dilansir dari Kabar Priangan, berikut adalah lima destinasi wisata kuliner yang kekinian di Tasikmalaya, dan yang terpenting, halal.

Mawakaya

Tempatnya adem, lucu, dan nyaman banget. Mie udonnya cukup lembut yang mana diberi toping daging sukiyaki dan kakedashi. Yap, ini resto mini yang menu-menunya itu khas Jepang.

Tambah enak dengan hidangan tempura udang yang krispi dan gurih, cocok disandingkan dengan mie udon yang enak banget.

Setelah makan udon, kamu bisa cuci mulut dengan pannacota yang lembut, manis, dan lezat.

Kamu yang penasaran pengen nyobain, Mawakaya ini ada di Jalan Ampera nomor 47 (samping Alfamart).

Oharang

Kalau resto barbekyu ini khas Korea ya. Oharang ini terbilang baru karena resto officialnya baru buka cabang di Tasikmalaya.

Pas kamu masuk, kamu akan betah dengan atmosfer restonya yang bikin adem tapi luas. Cocok buat ajak pasangan atau teman nongkrong ke sini.

Harganya mulai Rp 79.000, bebas refill daging dan makan sepuasanya. Durasi makannya selama 90 menit.

Banyak menu lainnya yang bisa pikat lidahmu, seperti topokki, noodle, dan beef. Oharang ini ada di Ruko Asia Plaza. Let’s go besti cobain!

KSF 88

Ada di Jalan Siliwangi No. 29 Desa Tugu Jaya (samping SPBU UNSIL), resto barbekyu ini no pork no lard alias halal.

Buka setiap hari mulai pukul 10 pagi hingga 10 malam. Kamu bisa santap makanan pembuka dengan topokki yang bertekstur empuk dan kuahnya yang medok.

Makanan utama yang disukai banyak pengunjung yakni Korean barbekyunya yang lengkap dalam satu sajian. Dicocol dengan saus-sausan yang enak parah bikin nagih.

Memasuki babak akhir makanmu, kamu bisa tutup dengan signature coffee-nya KSF 88. Paket lengkap banget deh pokoknya!

Mapa Coffee and Eatery

Cantik banget deh pemandangan yang disajikan Mapa Coffee ini. Apalagi ada catwalk bambu yang lucu berbentuk hati dan memang konsepnya selaras dengan alam. Cocok buat nongkrong bareng pacar atau sahabat.

Selain viewnya yang kece abis dan instagramable banget, kamu bisa icip kulinernya yang enak.

Contohnya ada ikan bakar, ayam goreng, mie-miean, seblak, oseng sayur, kopi-kopian, banyak deh pokoknya. Dan cafe estetik ini ada di Jalan Cibatu Sukalaksana (mangin).

Ada yang unik dari konsep Mapa Coffee yakni setiap pelajar yang berkunjung ke sini, bisa mendapatkan aneka minuman dengan potongan harga 10%, asalkan bisa tunjukkan saja kartu identitasmu sebagai pelajar. Seru ya!

Q Kitchen

Menu otentik dari Q Kitchen ini yakni mie bakarnya yang memiliki 8 varian, diantaranya original, lada hitam, sambal sadis, manis pedas, sambal bawang, sambal terasi, sambal tomat, dan sambal BBQ.

Mie-nya dibakar di tembikar dengan bumbu sambal dan toping ayam, taburan daun bawang, dan pangsit goreng gede yang yummy.

Percaya gak, mie seenak itu dibanderol cuma dari 12 hingga 14 ribuan saja lho! Cocok di kantong pelajar milenial nih pastinya!

Untuk lokasinya ada di Jalan Siliwangi nomor 22A dan buka setiap hari dimulai pukul 10 pagi hingga 9.30 malam.

Pembangunan Ekonomi di Riau Libatkan Wisata Halal

Pulau Penyengat, Riau (foto: yopiefranz.com)

MTN, Riau – Pembangunana ekonomi yang kini tengah diperkuat kembali di provinsi Riau turut melibatkan wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari RiauOnline, provinsi Riau dikenal dengan kekayaan sumber daya alam yang bersumber dari minyak. Namun, potensi wisata alam yang kurang membuat provinsi yang berada di Pulau Sumatera ini kini berpatok pada wisata halal.

Kabid Perekonomian Bappeda Litbang Provinsi Riau, Abdul Madian, menyebut destinasi wisata halal kini menjadi favorit.

“Wisata halal yang dimaksud meliputi sektor kuliner dan UMKM yang ramah muslim,” ungkap Abdul.

Dalam hal ini, lanjut pria yang kerap disapa Madian tersebut, untuk sertifikat halal terus berlanjut. Saat ini menurutnya yang sedang dikerjakan adalah di wilayah Tenayan Raya.

“Yang tengah dikerjakan adalah kawasan industri halal di wilayah Tenayan. Ini harus tersertifikasi. Memang tidak gampan,g namun tidak mungkin kalau itu bisa terjadi,” ujarnya.

Dalam rangka memberikan semangat pada UMKM agar tidak gulung tikar, pihaknya melalui Perindag tetap memberikan permodalan melalui mata UMKM.

“Mata UMKM sebagai inovasi pemprov yang diikutkan secara nasional agar terdata dengan baik,” terangnya.

Selain itu, Madian sebut, kuliner mana yang menarik di Riau nantinya teman-teman teknis akan melihat itu. Sementara, jika berbicara kalender wisata 2023 katanya akan diluncurkan oleh Dinas Pariwisata.

“Dengan adanya kalender wisata daya tariknya luar biasa dan dahsyat. Abdul berharap pihak Dispar akan membuat wisata baru. Yang diharapkan adalah pengulangannya agar tidak sekali saja datangnya. Tapi, balik kembali dan tolong habiskan uangnya di sini (Riau),” tutup Abdul Madian.

DeDurian Park, Objek Wisata Halal di Jombang Diresmikan Hari Ini

DeDurian Park (foto: Wikipedia)

MTN, Jombang – DeDurian Park, objek wisata halal terbaru di Jombang, resmi dibuka hari ini (26/2). Seperti apa?

De Durian Park merupakan area kebun durian produktif, sekaligus agrowisata dan edukasi yang bertempat di dusun Segunung, desa Carangwulung, kecamatan Wonosalam, kabupaten Jombang.

Memiliki luas enam hektare, De Durian Park berlokasi di bawah Gunung Anjasmoro. Selain dapat menikmati aneka jenis durian langsung di lokasi, pengunjung masih akan disuguhkan dengan panorama alam yang menarik dengan berbagai spot untuk berswafoto.

De Durian Park juga mengakomodir gagasan pemberdayaan petani dan inovasi pertanian durian dengan terbentuknya Asosiasi Petani Durian Indonesia (APDURI).

Dilansir dari Berita Jatim, Ketua ICMI Jatim, Dr Ulul Albab menilai, lokasi wisata ini ke depannya akan menjadi viral. Banyak masyarakat Jawa Timur yang akan mengunjungi kampus alam DeDurian Park tersebut. Itu karena alamnya sangat indah. Udaranya sejuk dan lokasinya terjangkau.

“Di sini masyarakat bisa belajar kehidupan, mendalami ilmu yang diperoleh di bangku sekolahan maupun kampus, berdiskusi bahkan berdebat merumuskan konsep dan teori mutakhir. Bahkan bisa dimanfaatkan untuk mempercepat perolehan hafalan Alquran bagi para penghafal,” kata Dr Ulul.

Yang juga tak boleh dilupakan, menurut Ulul, di DeDurian Park sangat layak untuk dijadikan lokasi pengambilan gambar untuk pembuatan konten dakwah, konten bisnis, konten sosial politik, konten keilmuan dan lain-lain. “Karena alamnya sangat bagus. Udaranya segar,” ujarnya.

Wisata Halal Kini Menyasar Wilayah Banten

Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten (foto: Pikiran Rakyat)

MTN, Tangerang – Wilayah Banten kini mulai disasar oleh industri wisata halal, terutama di wilayah Cilegon dan Tangerang Selatan. Seperti apa?

Dilansir dari IDNTimes, agen wisata yang menawarkan paket wisata halal, Cheria Holiday, kini menyasar wilayah Tangerang Selatan dan Cilegon untuk penawaran paket wisata halal mereka.

“Ini terobosan untuk merespons permintaan pasar. Setelah dua tahun terkurung pandemik, antusiasme masyarakat berwisata halal kian tinggi. Selama ini konsumen kami jauh-jauh ke Jakarta untuk memesan paket tur,” ujar Cheriatna selaku CEO Cheria Holiday di Tangerang Selatan (24/2).

Selain itu, menggeliatkan wisata dalam negeri merupakan misi ekspansi Cheria Holiday ke berbagai kota besar di Indonesia, demi mempercepat penambahan devisa negara dari ekosistem pariwisata halal.

Apalagi sejumlah destinasi wisata halal Indonesia terus berbenah meningkatkan ketersediaan penginapan nyaman, menu halal, juga kemudahan akses beribadah.

“Sebagai langkah strategis menggenjot devisa dan menggarap ekosistem pariwisata halal Indonesia, kami berkolaborasi dengan Garuda Indonesia dan Bank Syariah Indonesia,” kata pria yang juga Ketua Asosiasi Travel Halal Indonesia (ATHIN) tersebut.

Melalui kerja sama harmonis dengan maskapai pelat merah itu, pihaknya menggaransi konsumen dapat tiket hemat untuk mengeksplor sejumlah destinasi pariwisata halal Indonesia.

Cheriatna melanjutkan, ekspansi bisnis wisata halal bukan hanya mencari keuntungan semata, tetapi juga menyiarkan tren keIslaman lainnya. Semakin banyak mitra di luar daerah, diharapkan wisatawan muslim lebih mudah mengakses Cheria Holiday.

Mantan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy menyatakan Pemerintah Provinsi Banten menargetkan dapat masuk sebagai peringkat 10 besar daerah di Indonesia yang memiliki destinasi pariwisata ramah muslim atau wisata halal.

Sebab, kata Andika, Provinsi Banten memiliki potensi pariwisata yang luar biasa banyak dan variatif, serta banyak diminati wisatawan.

Provinsi Banten tercatat memiliki 344 jenis potensi wisata alam seperti pantai, laut, gua, air terjun, dan gunung. Berikutnya, 591 jenis potensi wisata religi, sejarah budaya dan wisata ziarah serta 231 jenis potensi wisata buatan atau wisata minat khusus.

Situbondo Berpotensi Jadi Destinasi Wisata Halal

Situbondo (foto: inilah.com)

MTN, Jakarta – Situbondo “Kota Santri” berpotensi jadi destinasi wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menggagas event atau kegiatan konferensi internasional wisata religi di Situbondo, Jawa Timur, yang mengundang minimal tujuh negara.

Ketujuh negara undangan tersebut adalah: Turki, Uzbekistan, Malaysia, Brunei, Singapura, Maroko, dan satu lagi negara di Eropa.

“Kami menginginkan agar segera dipersiapkan event tersebut. Di sini kami sebagai tuan rumah, karena selain jumlah santrinya mencapai 17 ribu orang, kita bisa tingkatkan (potensi) mereka agar bisa menerima wisatawan baik, dalam maupun luar negeri yang ingin berwisata religi di sini,” ujar Sandiaga, saat meresmikan pembangunan Kawasan Wisata Religi Sukorejo di sekitar Pondok Pesantren Salafiyah Syafiyah di Situbondo, Jatim (15/1).

Dalam kesempatan itu, Menparekraf mengharapkan pembangunan Kawasan Wisata Religi Sukorejo bisa menjadi venue konferensi internasional wisata religi.

Pihaknya juga akan membuatkan peta perjalanan yang nanti salah satu perhentiannya ada di Sukorejo atau tempat wisata religi tapal kuda, yang menjadi branding kawasan wisata religi.

“Kita juga ingin kelengkapan-kelengkapan yang ada di Pondok terus meningkat sehingga menarik pergerakan ekonomi dan masyarakat dapat merasakan langsung maka tercipta peluang usaha dan lapangan kerja,” ucap Sandiaga.

Pembangunan kawasan wisata religi Sukorejo merupakan hasil kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pengurus pondok pesantren Salafiyah Syafiyah, yang menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) 2022.

Setelah 18 bulan berlalu pasca-Menparekraf menggagas Kawasan Wisata Religi Sukorejo, akhirnya pemerintah setempat mengeksekusi gagasan tersebut.

“Karena kawasan wisata religi tahap pertama ini sudah rampung dan sudah kita resmikan, nanti juga akan ada tahap-tahap selanjutnya. Saya melihat peluang untuk menggabungkan wisata religi yang ada di Indonesia dengan wisata religi yang justru selama ini masyarakat Indonesia lebih banyak kunjungi di luar negeri,” ujar Sandiaga.

Dipuji Menparekraf, Sumbar Siap Dikembangkan untuk Pariwisata Halal

Jam Gadang di Sumatera Barat (foto: Cheria Travel)

MTN, Jakarta – Sumatera Barat siap dikembangkan untuk industri pariwisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Suara Sumbar, menurut Menparekraf Sandiaga Uno, destinasi wisata halal di Indonesia akan ditingkatkan dari segi kesiapan layanan kuliner dan akomodasi halal. Kemudian, juga bakal dikembangkan ekosistem ekonomi syariah mulai dari pelatihan, pendampingan, pemasaran, logistik, dan pembiayaan.

“Kemenparekraf juga akan memberikan layanan tambahan bagi wisatawan, seperti halal package, halal food, halal hotel, halal finance dan transportasi,” ujar Sandiaga, di Jakarta (30/1).

Sejumlah provinsi sudah menyampaikan ketertarikan terhadap pengembangan pariwisata halal. Di antaranya; Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Barat dan Aceh.

Sandiaga Uno juga menyatakan bahwa Sumbar benar-benar daerah yang ‘beautiful’ alias cantik. Sumbar memiliki budaya dan desa wisata yang memukau. “Sumbar itu kulinernya enak, budayanya khas, dan alamnya indah. Bahkan ada satu desa wisata yang disebut sebagai yang terindah di dunia. Tidak rugi bila berwisata ke Sumbar,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, mengungkapkan kalau Visit Beautiful West Sumatera 2023 adalah program yang ditujukan untuk mengembalikan jumlah kunjungan wisatawan ke provinsi itu.

Audy menyebut sebelum pandemi Covid-19, jumlah kunjungan wisatawan ke Sumbar mencapai 8,2 juta orang. Setengahnya berkurang pada saat pandemi melanda.

“Target kita tidak muluk-muluk. Untuk langkah awal bagaimana angka 8,2 juta wisatawan itu bisa kembali pada tahun 2023,” katanya.

Untuk mencapai target itu, Pemprov Sumbar bersama kabupaten/kota sudah meluncurkan 77 buah program event untuk bisa menarik wisatawan ke daerah itu.

Selain itu, persoalan tiket pesawat yang masih relatif mahal juga dicarikan solusi dengan menjalin komunikasi dengan berbagai maskapai agar bisa membuka penerbangan ke Sumbar.

“Kita berharap semua upaya ini bisa mendorong agar target 8,2 juta wisatawan itu bisa kembali tercapai,” pungkasnya.