Parisata Halal Indonesia 2023 Fokuskan pada Wisata Masjid

Masjid Istiqlal (foto: mediaindonesia.com)

MTN, Jakarta – Wisata masjid jadi fokusnya agenda pariwisata halal Indonesia untuk tahun 2023. Seperti apa?

Dilansir dari Kompas, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, mengatakan bahwa pihaknya tengah mengembangkan wisata minat khusus berbasis masjid.

“Kami sudah membentuk tim kecil bersama para stakeholders, kami ingin mengembangkan wisata minat khusus berbasis masjid,” ujar Menparekraf di Jakarta (30/1).

Sandiaga melanjutkan, wisata minat khusus ini akan menjual pengalaman unik untuk para wisatawan, karena aktivitasnya berupa mengunjungi masjid-masjid di Indonesia.

“Aktivitas wisata mengunjungi masjid-masjid di Indonesia diharapkan tidak hanya dinikmati oleh wisatawan muslim saja, namun juga seluruh wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara,” imbuhnya.

Apalagi, ujar Menparekraf, pariwisata seharusnya memang bersifat inklusif, bukan eksklusif.

Tahun ini, Menparekraf juga menyampaikan, fokus dari pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), adalah untuk meningkatkan rating pariwisata halal Indonesia di mata dunia. Salah satu caranya dengan memberikan tambahan layanan atau extension of service.

Menurutnya Sandiaga, destinasi wisata halal di Indonesia masih bisa terus ditingkatkan dari segi kesiapan layanan kuliner, tempat ibadah, akomodasi, dan sistem ekonomi syariah.

“Jadi (contoh) extendend service ini misalnya ada halal tour package (paket wisata halal), halal food (makanan halal), halal hotel, halal finance (platform keuangan halal), dan halal-halal lainnya,” tutur Menparekraf.

Sandiaga menyebutkan, hal ini patut dihadirkan sebagai upaya penyediaan atau pelayanan bagi wisatawan untuk melakukan kegiatan ibadah maupun kebutuhan sehari-hari.

Adapun hingga saat ini, sudah ada beberapa provinsi unggulan yang mengembangkan wisata halal, antara lain adalah: Sumatera Barat, Aceh, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, dan Madura.

Pantai Piayu Laut di Batam Diusulkan jadi Pusat Wisata Kuliner Halal

Pantai Piayu Laut, Batam, Kepulauan Riau (foto: emerer.com)

MTN, Batam – Pantai Piayu Laut di Batam diusulkan jadipusat wisata kuliner halal. Seperti apa?

Dilansir dari sijoritoday.com, Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau, Raja Heri Mokhrizal, merespon usulan Pantai Piayu Laut, Kecamatan Sei Beduk, Kota Batam menjadi pusat wisata kuliner halal oleh Ketua Komisi II DPRD Kepri, Wahyu Wahyudin.

Menurutnya Heri, Pantai Piayu Laut memang memiliki nilai jual yang cukup tinggi dengan pemandangan nan eksotis dan air laut yang bersih.

Selain itu, pengunjung Pantai Piayu Laut juga dimanjakan dengan pemandangan Jembatan I dan II Barelang, serta kapal yang lalu lalang dari Pelabuhan Punggur menuju Kota Tanjungpinang.

“Kita mencoba melakukan destinasi kawasan wisata halal seafood untuk diusulkan ke Kemenparekraf,” katanya usai berkunjung ke Pantai Piayu Laut, Senin (23/1).

Heri menuturkan, penetapan Piayu Laut sebagai pusat wisata kuliner akan menarik minat pengunjung sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

Selain penjaja kuliner seafood, sekitar 200 orang nelayan juga akan menerima manfaat langsung sebagai penyuplai bahan baku makanan seafood.

“Dengan adanya destinasi halal seafood itu kita berharap meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar,” tutur Heri.

Dengan menjadikan Pantai Piayu Laut sebagai destinasi wisata kuliner halal, infrastruktur pendukung seperti akses jalan, lampu penerangan, dan air bersih akan menjadi perhatian pemerintah.

Heri pun memuji Wahyu Wahyudin yang selama ini menyampaikan terobosan-terobosan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Ia berharap, Wahyu menjadi sosok inspiratif bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dan Anggota DPRD lainnya untuk berlomba-lomba mengusulkan kegiatan peningkatan taraf hidup masyarakat.

“Pak Wahyu ini kan peduli dengan Dapilnya, teman-teman yang ada di dewan seharusnya melakukan hal yang sama,” tambahnya.

Pantai Piayu Laut berlokasi di Terusan Jl. S. Parman, Tj. Piayu, Kec. Sei Beduk, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Melihat Wisata Halal di Cirebon

Masjid Cipta Rasa Keraton Kasepuhan, Cirebon (foto: alif.id)

MTN, Jakarta – Wisata Cirebon halal merupakan wisata yang memberikan dan menyajikan rasa kenyamanan dan ketenangan untuk wisatawan umat Muslim. Seperti apa wisata halal di Cirebon?

Wisata halal ini bukan tentang agama atau keyakinan tetapi wisata halal Cirebon ini untuk mencoba memenuhi kebutuhan kebutuhan wisatawan muslim, terutama terkait makanan halal yang bisa dikonsumsi wisatawan Muslim dan fasilitas ibadah sholat yang nyaman.

Tetapi objek wisata halal Cirebon tidak hanya bisa menarik kunjungan wisatawan muslim saja, melainkan turis wisata non-muslim dari berbagai wilayah juga bisa berkunjung ke Wisata Halal ini.

Dilansir dari Radar Cirebon, wilayah Cirebon terdapat banyak destinasi wisata yang masih erat dengan proses penyebaran agama Islam oleh Sunan Gunung Jati. Wisata Cirebon menjadi salah satu lokasi Wisata halal dari banyaknya daerah di Indonesia. Masjid Cipta Rasa Keraton kasepuhan menjadi salah satu wisata halal Cirebon.

Selain Masjid Cipta Rasa Keraton Kasepuhan, masih ada 20 masjid lainnya yang nantinya akan menjadikan wisata halal Cirebon semakin menarik wisatawan untuk berwisata sambil mengetahui sejarah mengenai peradaban Islam.

Wilayah Cirebon juga berpotensi besar untuk berkembangnya wisata halal bidang kuliner, cirebon memiliki banyak menu dan olahan makanan halal yang bisa menjadi pilihan bagi wisatawan turis non-muslim, yang tentunya itu bisa menjadi daya tarik wisatawan lebih luas lagi.

Dalam mengelola wisata halal ini, tentunya harus ada persiapan yang sangat matang dari segi infrastruktur untuk akomodasi seperti, tempat ibadah, hotel atau penginapan. Agar semua wisatawan merasa nyaman untuk berwisata halal di Cirebon.

Selain akomodasi, perlu juga untuk mengubah pola fikir masyarakat agar memahami pontensi berkembangnya Cirebon.

Adanya wisata halal ini juga semoga bisa membantu dalam memperdayakan perekonomian masjid khususnya di Cirebon. Karena Cirebon berpotensi untuk berkembangnya wisata halal ini.

Taman Surga Rinjani, Objek Wisata Syariah di Lombok Timur

Taman Surga Rinjani

MTN, Jakarta – Kini di antara tujuh puncak Gunung Rinjani dan perbukitan, ada Taman Surga Rinjani, yang menjadi destinasi wisata baru di daerah tersebut. Seperti apa?

Dilansir dari Tempo, Taman Surga Rinjani berlokasi di Desa Sembalun Bumbung, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur. Kawasan wisata ini berada lima kilometer dari Taman Wisata Pusuk Sembalun dan tiga kilometer dari rest area Sembalun, pusat kecamatan wilayah setempat.

Taman Surga Rinjani memiliki areal sekitar 46 hektar dan dikelilingi perbukitan serta perkebunan berhamparan sawah yang siap mewarnai keseruan sambil memacu adrenalin para pengunjung.

Wahana Taman Surga Rinjani ini menawarkan berbagai macam antraksi wisata di antaranya, sepeda gantung, tangan raksasa, karpet aladin, perosotan, air terjun, akuarium, perahu Nabi Nuh, enam jenis ayunan, taman bunga dan berbagai tempat yang “Instagrammable”.

“Sepeda gantung dan perosotan inilah yang menjadi objek utama di lokasi wisata taman surga ini, yang siap memberikan sensasi baru berwisata di Sembalun,” ujar Zamroni Husaini, pemilik Taman Surga Rinjani, di Sembalun, (30/12).

Wisatawan bisa juga menikmati keindahan panorama pegunungan Sembalun dan hamparan sawah sangat nan eksotik dengan sudut pandang yang beragam. Sambil menikmati lukisan alam, jangan lupa menyeruput secangkir kopi dan makanan khas Sembalun dengan suasana damai, nyaman dan aman.

Sebelum menjadi destinasi wisata, tempat ini awalnya dimanfaatkan oleh pemiliknya bercocok tanam sayur mayur. Sadar akan keistimewaan lokasi ini, ustad Zamroni, sapaan akrabnya, mengubah lokasi tersebut menjadi objek wisata yang indah nan elok.

Taman Surga Rinjani menawarkan konsep wisata syariah. Konsep ini lahir setelah Sembalun menyandang gelar destinasi bulan madu terbaik (World Best Halal Honeymoon Destination) dalam ajang World Halal Tourism Award (WHTA) di Abu Dhabi pada 2016. “Berdasarkan itu konsep wisata syariah ini kita terapkan di wahana ini dan edukasi wisata syariah, karena di sini juga bisa tempat mengadakan majelis taklim (pengajian) sambil berwisata,” jelas Zamroni.

Saat ini wahana Taman Surga Rinjani masih dalam penyelesaian akhir. Meski demikian, diakui Zamroni, objek wisata ini sudah dibuka untuk umum pada Sabtu, 24 Desember 2022 hingga Senin 2 Januari 2023.

Harga tiket masuk di kawasan wahana ini bervariasi yakni Rp50.000 untuk dewasa dan Rp25.000 untuk anak-anak. Pengunjung bisa menikmati semua wahana yang ada seperti mengambil gambar di Perahu Nabi Nuh, akuarium, ayunan, balon Taman Surga Riniani, air terjun, tangan raksasa, prosotan pelangi, sepeda gantung, karpet Aladin dan taman cinta/Love.

“Sedangkan utuk warga lokal Sembalun, tiket masuknya hanya Rp.20.000 gratis perosotan hingga 2 Januari 2023, dibuktikan dengan KTP Sembalun,” kata Zamroni. Pengunjung akan diberikan kartu tanda masuk di setiap wahana untuk setiap spot foto yang ada.

Pada hari biasa, jam buka Taman Surga Rinjani dibuka pada pukul 07.00 Wita hingga pukul 17.00 Wita. Sedangkan di hari Sabtu dan Ahad, mulai pukul 07.00 Wita hingga 22.00 Wita.

Zamroni berharap kehadiran destinasi wisata baru ini, dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat, terutama anak muda Sembalun. “Wahana ini membutuhkan karyawan belasan orang lebih,” katanya.

Tak perlu khawatir juga soal makanan. Di lokasi itu juga menyediakan makanan dan minuman di resto tersebut, sehingga pengunjung tidak perlu repot membawa bekal dari rumah.

Lokasi Taman Surga Rinjani tidak jauh dari Taman Wisata Pusuk Sembalun, hanya butuh 10 sampai 15 menit menggunakan sepeda motor dan roda empat baru tiba di lokasi. Lokasinya juga berdekatan dengan kebun stroberi yang dekat dari akses jalan utama Sembalun, yakni sekitar 15 meter dari tepi jalan raya jurusan Aikmal-Sembalun Lombok Timur.

“Jadi pengunjung tak usah ragu datang ke tempat kami, kerena fasilitas di tempat kami sudah lengkap, bukan hanya resto termasuk juga musala dan toilet tersedia,” pungkasnya.

Kalsel Raih Penghargaan Daerah Wisata Halal Terbaik Indonesia dari MUI

Banjarmasin (foto: iNews)

MTN, Jakarta – Kalimantan Selatan baru saja dapat penghargaan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai daerah wisata halal terbaik di Indonesia. Seperti apa?

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) mendapatkan penghargaan daerah wisata halal terbaik di Indonesia. Penghargaan ini diberikan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pusat.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Kalsel, Muhammad Syarifuddin, menyambut baik atas penghargaan tersebut. Menurutnya, ini merupakan hal positif mengingat Kalimantan Selatan dikenal sebagai daerah yang masyarakatnya religius.

“Hal ini sangat baik guna meyakinkan wisatawan mancanegara untuk berwisata ke Kalsel,” ujar Syarifuddin, dilansir dari iNews (30/12).

Syarifuddin pun berkomitmen akan meningkatkan kerja sama dan sinergi dengan Dispar serta Pokdarwis kabupaten/kota, untuk menambah objek wisata halal di Banua. Selain menggaet wisata lokal, Dispar Kalsel juga akan berupaya meningkatkan kunjungan wisatawan mancanagera.

“Apalagi kita (telah) mendapatkan kepercayaan dari pemerintah pusat lewat penghargaan wisata halal terbaik di Indonesia, semoga hal tersebut menghilangkan keraguan wisatawan baik lokal dan mancanegara untuk berkunjung ke Kalsel,” pungkasnya.

Pemprov Sumbar Jadikan Masjid Raya Sumbar Pusat Wisata Religi

Masjid Raya Sumbar

MTN, Jakarta – Pemprov Sumatera Barat jadikan Masjid Raya Sumbar sebagai pusat pembelajaran Adat Basandi Syarak – Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) dan wisata religi.

“Sedari awal kita telah berkomitmen untuk menjadikan kawasan Mesjid Raya sebagai pusat edukasi Adat Basandi Syarak -Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) dan destinasi wisata religi di Sumbar yang dituangkan kedalam Progul, Alhamdulillah secara bertahap bisa kita wujudkan, itu artinya Progul yang telah disusun tidak hanya sebatas wacana tetapi merupakan program nyata,” ungkap Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansyarullah, saat meresmikan pemanfaatan Masjid Raya sumbar sebagai pusat edukasi dan destinasi wisata religi di Padang (28/12).

Dilansir dari Harian Haluan, Mahyeldi mengatakan, dengan terpilihnya Masjid Raya Sumbar sebagai salah satu mesjid dengan desain terbaik di dunia versi Abdullatif Al-Fozan Award pada tahun 2021, tentu akan memberikan dampak positif, karena akan semakin banyak tamu yang akan berkunjung ke Sumbar baik dari dalam maupun luar negeri, untuk merasakan suasana beribadah dalam mesjid terbesar di Sumbar ini.

“Masjid raya Sumbar telah dikenal luas bahkan telah berhasil memenangkan penghargaan di tingkat internasional karena keunikan desainnya, kita tinggal mengembangkan menjadi salah satu pusat edukasi dan destinasi wisata religi di Sumatera Barat melalui kerjasama dengan berbagai pihak,” jelasnya.

Mahyeldi mengatakan, Pemprov Sumbar terus melakukan berbagai upaya mulai dari kerjasama dengan BUMD, BUMN, Universitas dan berbagai lembaga lainnya.

Selanjutnya, Masjid ini nanti akan dijadikan pusat kegiatan dan bimbingan umat sebagai tempat mendapatkan pencerahan dalam banyak hal, sehingga betul-betul bermanfaat dan terkelola secara baik.

Komisi X DPR Puji Pencapaian Industri Pariwisata Indonesia 2022

gambar: kabare.id

MTN, Jakarta – Komisi X DPR RI puji pencapaian industri pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia saat ini. Seperti apa?

Dilansir dari Times Indonesia, pencapaian sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Parekraf) Indonesia mendapatkan apresiasi dari Wakil Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Hetifah Sjaifudian.

Menurut Hetifah, berbagai capaian yang diraih Indonesia di level internasional membuat kita semua bangga dan optimistis ke depannya.

Raihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia sejauh ini di antaranya Bali sebagai The Greatest Place 2022 oleh TIME Magazine, dan The World’s Happiest Holiday Destinations 2022 oleh Club Med Prancis.

“Berdasarkan standar Global Muslim Travel Index (GMTI), Lonely Planet memasukkan Raja Ampat kedalam daftar ‘Best Travel Destinations’ untuk tahun 2023,” ujar Hetifah (28/12).

Hetifah menambahkan, sektor pariwisata serta ekonomi kreatif Indonesia juga mengalami perbaikan. Terbukti, peringkat Indonesia dalam Global Tourism Index terus meningkat setelah Indonesia ditetapkan sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia tahun 2022.

Menurut data BPS yang terbit pada Oktober 2022, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) sudah mencapai 3,92 juta dan pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) mencapai 633 juta.

Selain sektor pariwisata, BPS juga mencatat sisi ekonomi kreatif, ekspornya sudah mencapai USD 24,79 miliar atau meningkat 3,8 persen, dengan nilai tambah sebesar Rp 1,236 triliun.

Selain memberikan apresiasi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia, Wakil Ketua Komisi X DPR RI ini tetap memberikan beberapa catatan sebagai bahan evaluasi yang perlu diperhatikan di sektor Parekraf Indonesia.

Catatan tersebut di antaranya, polemik tiket serta izin masuk pulau Komodo serta Candi Borobudur yang dinilai ada ketidak pastian harga. Kondisi ini ditakutkan akan mempengaruhi minat berkunjung para wisatawan mancanegara.

Bahkan, pertumbuhan sektor pariwisata beserta ekonomi kreatif menjadi terhambat karena banyak yang membatalkan perjalanannya ke wilayah Labuan Bajo dan Candi Borobudur.

“Kondisi itu merugikan pelaku usaha lokal meski pemerintah menilai kebijakan tersebut diperlukan untuk konservasi cagar budaya dan alam,” ucap anggota DPR RI Dapil Kaltim itu.

Terkait pariwisata dan ekonomi kreatif ini, Hetifah juga memberi atensi terhadap implementasi Program Desa Wisata yang dinilai belum optimal hingga kini.

Menurutnya, program tersebut sangat baik apabila direalisasikan secara optimal karena akan berdampak positif, memajukan wisata lokal.

Isra Festival, Ajang Pameran Industri Wisata Halal 2022

MTN, Jakarta – Di Jakarta kemarin-kemarin baru saja diselenggarakan ajang pameran khusus industri wisata halal yang bernama Isra Festival. Seperti apa?

Ajang Indonesia Destinasi & Travel Halal “Isra Festival” yang berlangsung pada 23 -25 Desember 2022 kemarin di Jakarta Convention Center (JCC), persembahan pihak Traya Eksbisi Internasional bersama dan Himpunan Penyelenggara Umroh dan Haji (Himpuh) adalah upaya untuk menggairahkan kembali bisnis travel halal dan wisata religi pasca pandemi, serta memperkuat ekosistem di industri terkait.

“Besarnya pasar umroh Indonesia harus mendapatkan perhatian serius, tidak saja memikirkan bagaimana menangkap peluang pasarnya, tetapi juga sekaligus bagaimana industri terkait mengelolanya secara profesional. Konsumen yang notabene tamu Allah, harus dilayani dengan terpuji. Isra Festival hadir untuk menjadi bagian dari solusi konsumen dalam memilih travel yang amanah dan profesional,” ungkap Ketua Umum Himpuh, Budi Darmawan, saat membuka Isra Festival hari ini (23/12) di Jakarta Convention Center.

Lebih lanjut Budi Darmawan mengatakan, pengunjung tidak perlu khawatir lagi tentang kualitas dari agensi perjalanan wisata halal dan religi yang dihadirkan di Isra Festival, semua peserta sudah dijamin legalitas dan terbukti profesional dalam melayani jamaah umroh.

Dalam kesempatan Isra Festival, Himpuh juga akan memperkenalkan platform digital yang berisi berbagai paket penawaran dari travel haji dan umroh seluruh anggota Himpuh.

Isra Festival merupakan waktu yang tepat bagi pengunjung yang ingin mencari informasi penawaran yang terbaik, survey harga langsung dan berdialog dengan pengelolanya secara lebih akrab,” ujar Budi Darmawan, dilansir dari Depok Pos.

Menempati area seluas 3000 m2 di Hall A Jakarta Convention Center (JCC), Isra Festival menghadirkan sebanyak 109 stand yang diikuti perusahaan travel haji dan umrah, hotel atau akomodasi halal, wisata muslim, transportasi, halal food, aksesoris travel, aplikasi travel halal, produk keuangan syariah, industri pendukung (FMCG, Kuliner, Herbal/obat-obatan, kosmetik, fashion dan sebagainya), komunitas, pemerintah daerah/kota, kedutaan negara sekitar tujuan negara muslim.

Isra Festival menjadi gelaran pameran wisata halal dan religi terbesar di akhir tahun 2022. Karena, selama tiga hari, pengunjung disuguhkan one stop service terkait layanan umroh dan haji serta wisata halal lainnya.

Wisata Halal di NTB akan Terus Digaungkan

Lombok, NTB (foto: Jakarta Kita com)

MTN, Mataram – Wisata Halal di Nusa Tenggara Barat akan terus digaungkan oleh para pelaku industrinya. Seperti apa?

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi model pengembangan wisata halal atau ramah muslim (moslem friendly) di tanah air. Atas branding yang disematkan selama ini diharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisatawan dalam maupun luar negeri.

“Wisata halal adalah ikhtiar dalam mendatangkan angka kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara ke NTB. Bahkan beberapa daerah juga sudah berkunjung ke Islamic Center untuk belajar tentang tata kelola wisata halal NTB,” ujar Sekretaris Dinas Pariwisata NTB, Lalu Hasbulwadi, yang dilansir dari Radar Lombok.

Diterangkannya, sebagaimana amanat yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2016 tentang pariwisata halal, wisata halal NTB akan terus digaungkan bersama berbagai stakeholder terkait, agar target kunjungan wisatawan terpenuhi, tidak hanya wisatawan Muslim tetapi juga Non Muslim.

“Kita terus melakukan sosialisasi dan integritas dengan pihak stakeholder untuk mengembangkan konsep-konsep wisata halal ini sehingga diterima oleh semua pihak,” ucapnya.

Hasbulwadi menyebut upaya untuk menggaungkan wisata halal NTB tidak mudah, sehingga membutuhkan kerja sama antar semua pihak. Apalagi selama masa pandemi Covid-19 dua tahun belakangan, pariwisata NTB sempat tersendat dan mati suri. Karena pelaku pariwisata dan Pemerintah tidak bisa berbuat banyak untuk kebangkitan pariwisata NTB, terutama dalam memberikan sertifikasi usaha pariwisata yang berbasis sertifikasi halal. 

“Tahun-tahun berikutnya kita coba genjot kembali untuk mensertifikasi halal khusus usaha pariwisata. Mulai dari hotel sampai dengan tempat SPA memiliki sertifikasi halal. Sudah ada 2 ribuan usaha pariwisata serifikat berbasis halal,” jelasnya.

Hasbulwadi mengakui jika saat ini pihaknya tengah mengembangkan konsep wisata halal dengan mengintegrasi konsep CHSE pada seluruh usaha pariwisata dan friendly moeslim turisme. Hal ini karena tujuannya agar pariwisata halal di NTB semakin banyak dikenal oleh wisatawan. 

“Mungkin gaungnya tidak terlalu terdengar, tapi memang ini menjadi tugas semua pihak untuk menggaungkan wisata halal NTB,” pungkasnya.

Disbudpar Aceh Gelar Pelatihan Peningkatan SDM Wisata Halal

Disbudpar Aceh sedang memberikan pelatihan peningkatan SDM Wisata Halal (foto:

MTN, Aceh Selatan – Disbudpar Aceh gelar pelatihan peningkatan SDM wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari noa.co.id, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh gelar kegiatan pelatihan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) wisata halal untuk para pelaku wisata dan UMKM di Kabupaten Aceh Selatan, di Aula Hotel Pante Cahaya Tapaktuan Lt III, Selasa (15/11).

Kepala Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan (PUPK) Disbudpar Aceh, Dedek, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apa itu wisata halal serta meningkatkan SDM mereka.

Pelatihan yang diikuti 30 orang peserta pelaku usaha pariwisata, UMKM, serta dinas terkait ini, diharapkan bisa mengembangkan branding wisata halal yang ada di Kabupaten Aceh Selatan,” ujar Dedek.

Dalam pelatihan tersebut, sambung Dedek, pihaknya melibatkan pemateri dari Disbudpar Aceh, MPU Aceh Selatan, serta Dinas Syariat Islam.

“Tentunya dengan pelatihan ini kita berharap para pelaku usaha wisata bisa mengembangkan wisata halal dengan konsepnya, serta memberikan fasilitas pendukung seperti tempat shalat, serta makanan-makanan yang halal,” harap Dedek.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Aceh Selatan, Muchsin, menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Selatan sangat mendukung kegiatan yang diselenggarakan oleh Disbudpar Aceh dalam meningkatkan SDM dalam sektor pariwisata yang ada di Aceh Selatan.

“Kepada para peserta yang melibatkan pelaku usaha wisata dan UMKM, agar dapat mengikuti pelatihan tersebut dalam peningkatan SDM wisata halal selama 3 (tiga) hari, sejak 15-17 November 2022,” ujarnya.

Terakhir, Muchsin berharap kepada para pelaku usaha wisata serta UMKM yang ada di Aceh Selatan agar dapat mengembangkan objek wisata yang halal sesuai dengan syariat islam serta kultural di Kabupaten Aceh Selatan.