Wisata Halal Dapat Bantu Wisatawan Muslim Dekatkan Diri Kepada Allah

MTN, Yogyakarta – Ketua Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah mengatakan bahwa wisata halal dapat bantu wisatawan muslim dekatkan diri kepada Allah SWT.

Dilansir dari situs resmi Muhammadyah, Ketua Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Ruslan Fariadi, mengatakan bahwa salah satu nilai tambah yang paling penting dari konsep wisata halal adalah bahwa ini dapat membantu wisatawan Muslim untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah.

Hal tersebut dikatakan oleh Ruslan di acara Seminar Tuntunan Wisata Islami Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Kota Yogyakarta pada Sabtu pekan lalu (23/9) di Panti Asuhan Yogyakarta Muhammadiyah Lowanu.

“Dalam wisata ini, tidak hanya aspek rekreasi yang menjadi target, tetapi juga harus ada aspek iqra’, yaitu membaca ayat-ayat kauniyah (ayat-ayat yang menggambarkan ciptaan Allah),” ujar Ruslan.

Dengan mengunjungi tempat-tempat yang indah dan alam yang menakjubkan, wisatawan Muslim dapat merenungkan kebesaran Allah dan mengapresiasi keindahan ciptaan-Nya. Ini adalah pengalaman yang mendalam yang dapat membantu mereka merasakan koneksi spiritual yang lebih kuat.

Pariwisata telah mengalami transformasi yang signifikan dari kebutuhan tersier menjadi kebutuhan primer dalam kehidupan modern. Konsep wisata halal menawarkan solusi yang menghormati aturan Islam dan bahkan dapat membantu wisatawan mendekatkan diri kepada Allah.

Namun, pengaturan yang bijak dan kerjasama antara pihak terkait adalah kunci untuk menjalankan konsep ini dengan sukses. Dengan demikian, pariwisata halal menjadi langkah menuju keberlanjutan yang menghormati nilai-nilai agama dalam industri pariwisata yang terus berkembang.

Indonesia Muslim Life Fair 2022 Digelar Bulan Depan di Yogyakarta

Indonesia Muslim Life Fair 2022 (gambar: joss.co.id)

MTN, Jakarta – Eksibisi besar Indonesia Muslim Life Fair 2022 bakal digelar di Yogyakarta pada 3 – 5 Juni 2022 di Jogja Expo Center atau JEC. Seperti apa?

Dilansir dari Tempo, penyelenggara Indonesia Muslim Life Fair 2022, Deddy Andu mengatakan, saat diadakan di Jakarta, tercatat lebih dari 30 ribu pengunjung dengan pendapatan mencapai Rp15 sampai Rp20 miliar.

“Untuk penyelenggaraan di luar Jakarta, kami memilih Yogyakarta karena dikenal sebagai Kota Pelajar dan ada ratusan kampus di mana millenial menjadi target pasar acara ini,” kata Deddy di Yogyakarta (18/5).

Direktur PT Lima Events ini menjelaskan, Muslim Life Fair merupakan bagian dari acara yang lebih besar, yakni Indonesia Muslim Life Fest yang akan berlangsung pada 26-28 Agustus 2022 di Indonesia Convention Exhibition BSD (ICE BSD).

Sebelumnya, Indonesia Muslim Life Fest sukses menarik perhatian 60 ribu pengunjung dalam perhelatan pertamanya pada Agustus 2019 di Jakarta Convention Center (JCC).

Deddy Andu mengaku tidak memasang target khusus jumlah pengunjung di Yogyakarta. Setidaknya, menurut dia, acara ini bisa menjadi salah satu opsi wisata halal di Yogyakarta yang mengungkit perekonomian pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah atau UMKM.

Indonesia Muslim Life Fair 2022 di Yogyakarta berkolaborasi dengan Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia atua KPMI dan akan diikuti oleh 180 eksibitor, baik dari Yogyakarta dan daerah lainnya. Ratusan tenant yang menempati area pamerah seluas 1.800 meter persegi itu akan menghadirkan berbagai kebutuhan produk halal dan islami. Mulai dari modest fashion, islamic education, hobbies and communities, islamic book and publisher, halal travel, thibbun nabawi herbal, beauty and pharmaceutical, hingga Kuliner Halal Aman & Sehat (KHAS).

Deddy Andu melanjutkan, Yogyakarta memiliki potensi UMKM produk halal yang besar. Keunggulan itu, menurut dia, dapat digabungkan dengan daya tarik berbagai destinasi wisata yang menarik. “Semua aktivitas wisata itu bisa menjadi satu rangkaian kegiatan yang menarik,” ujarnya.

Ketua Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia atau KPMI, Rachmat Surtanas Marpaung, mengatakan, pameran Indonesia Muslim Life Fair Yogyakarta menjadi upaya gotong-royong menumbuhkan perekonomian lokal dalam situasi pandemi. Terlebih pada 2021, pertumbuhan ekonomi Yogyakarta melaju sebesar 5,53 persen atau tumbuh di atas ekonomi nasional. “Tingginya animo masyarakat terhadap rangkaian acara Muslim Life Fair Jakarta menginspirasi kami untuk melanjutkan pameran serupa di Yogyakarta,” pungkasnya.

Jogja Halal Festival 2022 Akan Digelar Bulan Oktober Nanti

MTN, Jakarta – Jogja Halal Festival 2022 akan digelar pada bulan Oktober nanti. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, masyarakat Ekonomi Syariah (MES) DIY akan kembali menggelar Jogja Halal Festival pada Oktober 2022 mendatang. Festival tersebut direncanakan berlangsung di Jogja Expo Center (JEC), Bantul, Yogyakarta.

Ketua MES DIY, Heroe Poerwadi, berharap kegiatan ini dapat mendorong DIY menjadi primadona baru wisata syariah di Indonesia. Terlebih, DIY dinilai memiliki potensi dalam mengembangkan wisata syariah.

“Kami sangat berharap Yogyakarta benar-benar menjadi kota yang halal sekaligus menjadi primadona baru wisata syariah,” kata Heroe yang juga Wakil Wali Kota Yogyakarta tersebut dalam soft launching Jogja Halal Festival di Taman Pintar Yogyakarta, Kamis (17/3).

Heroe mengungkapkan, kegiatan tersebut digelar sebagai bentuk sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait pentingnya produk-produk halal.

Pasalnya, saat ini halal sudah menjadi kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat. Selain itu, wisata yang bernuansa Islam Tourism juga diminati banyak kalangan masyarakat saat ini. “Tidak hanya masyarakat Indonesia, namun juga mancanegara,” ujarnya.

Heroe juga menekankan masyarakat juga perlu dikenalkan pada produk-produk halal yang cakupannya sudah sangat luas. Seperti produk-produk keuangan, perbankan, pegadaian, rumah sakit, pendidikan, kebutuhan pokok, kosmetik, dan produk halal lainnya.

Dalam kegiatan Jogja Halal Festival tersebut, kata Heroe, akan ditampilkan sederet stan halal. Mulai dari kuliner, fashion, travel, investasi, hingga perbankan syariah.

“Karenanya event ini menunjukkan kepada masyarakat luas kalau kita siap menyambut untuk menjadi satu destinasi wisata halal di Yogya,” pungkas Heroe.

Wisata Jogja Akan Dibuka Lagi, Dispar Setempat Siapkan Prosedur ‘New Normal’

ilustrasi (foto: harianjogja.com)

MTN, Jakarta – Pariwisata Yogyakarta akan dibuka kembali, Dispar DIY siapkan prosedur New Normal. Seperti apa?

Dilansir dari Detik, Dinas Pariwisata (Dispar) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sedang menyiapkan standar operasional prosedur (SOP) industri pariwisata untuk kondisi new normal.

Sejumlah hotel di Yogyakarta akan kembali dibuka mulai bulan Juni 2020 nanti.

Yogyakarta memilih untuk menjalani new normal atau normal baru. Dispar DIY menggodok protokol kesehatan merujuk virus Corona.

“Nampaknya COVID-19 ini akan panjang, sesuai dengan pernyataan presiden, akan ada penyesuaian perilaku perubahan tatanan kehidupan yang akan berdampingan dengan Corona, dan pasti dunia pariwisata juga akan masuk tatanan kehidupan baru, tentunya mengacu pada protokol kesehatan, kebersihan, keamanan untuk wisatawan,” ujar Kepala Dispar DIY, Singgih Raharjo.

Singgih bilang protokol secara umum yang bisa diterapkan di destinasi wisata sudah dilakukan. Contohnya, memakai masker, mengukur suhu tubuh, dan menyediakan tempat cuci tangan atau hand sanitizer. Kini, mereka tinggal menggodok detail protokol kesehatan untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 di area wisata.

“Kalau protokol secara umum itu sudah, kalau di pariwisata nanti didetailkan lagi. Contohnya kalau kemudian di hotel apakah pada saat tamu check out bagaimana cara membersihkannya. Tentunya dengan new normal ini akan dilakukan (disemprot) disinfektan dulu kemudian didiamkan satu hari satu malam dulu baru diisi kembali,” dia menjelaskan.

Dia pun masih akan membahas SOP baru dalam industri pariwisata ini dengan akademisi dan GIPI DIY.

“Kami selesaikan secepatnya, sekarang sudah ada draftnya, setelah Lebaran kita bahas serius dengan akademisi, pelaku tentunya untuk bisa menghasilkan SOP dengan baik dan itu bisa diterapkan,” kata dia.

Yogyakarta juga terus melakukan persiapan-persiapan di destinasi wisata. Meliputi, pembersihan destinasi wisata, perbaikan fasilitas, penambahan fasilitas kebersihan, penyediaan fasilitas cuci tangan, dan peningkatan SDM.

“Tahapannya kita siapkan, termasuk sekarang kita menyiapkan fasilitas cuci tangan dan kebersihan di destinasi wisata, bertahap, agar tidak ada klaster baru dari pariwisata. Tujuannya bisa berwisata dengan aman sesuai protokol, harus hati-hati (dalam membuat SOP),” ujar dia.

Salah satu yang bisa diterapkan menurut Singgih yakni membuat model reservasi untuk destinasi wisata. Sehingga, saat nanti destinasi wisata dibuka tetap ada jaga jarak sosial (social distancing).

“Makanya harus ada penyesuaian antara destinasi, pengelola kemudian wisatawan sehingga perlu ada manajemen pengunjung. Apakah kemudian nanti kita siapkan model reservasi supaya memastikan ada social distancing,” kata dia.

Terkait waktu pembukaan destinasi wisata, Singgih masih menunggu rekomendasi dari Gugus Tugas Penanganan COVID-19 DIY dan Pemda DIY. Saat ini pihaknya memastikan persiapan untuk pembukaan wisata berjalan lancar sehingga nantinya jika sudah dibuka semua destinasi wisata termasuk SDM siap menyambut wisatawan.

“Berkaitan dengan kapan dibukanya destinasi wisata tentunya akan melihat kesiapan baik SDM maupun destinasi. Kami juga masih melihat kondisi perkembangan Corona sembari menunggu rekomendasi dari gugus tugas,” kata dia.