Wisata Halal Itu Juga Termasuk Kebersihan Tempat dan Makanan Sehat
MTN, Jakarta – Banyak orang mengira kalau konsep wisata halal itu hanya bicara tentang Islam, padahal cakupannya luas, termasuk kepada kebersihan tempat dan makanan sehat.
Dilansir dari NewsCom, konsep wisata halal itu tidak hanya berbicara tentang Islam, tetapi lebih kepada pelayanan dan tempat wisata yang bersih dan sehat, termasuk proses membuat makanan yang higienis.
Asisten Staf Khusus Wakil Presiden Republik Indonesia Bidang Ekonomi dan Keuangan, Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si., mengonfirmasi hal tersebut di acara diskusi Wisata Halal dan Momentum Kebangkitan Pariwisata Indonesia.
“Wisata halal merupakan solusi dari pandemi Covid-19. Halal itu berbicara tentang kebersihan, kesehatan, tentang makanan yang sehat dan tempat yang bersih,” tutur Guntur Subagja.
Inovasi wisata halal yang diterapkan di NTB, lanjut Guntur, berfungsi lebih dari sekedar pemantik untuk mempercepat pemulihan pariwisata. Konsep ini tidak hanya berbicara tentang Islam, tetapi lebih kepada layanan dan tempat yang mengedepankan kebersihan.
Menurut Ketua Center for Strategic Policy Studies (CSPS) ini, wisatawan yang datang ke suatu daerah akan ditawarkan pilihan, apakah ingin menikmati konsep wisata konvensional atau konsep wisata halal. Jadi semuanya berdasarkan permintaan wisatawan.
“Halal tourism bukan dikotomi antara Muslim dan Non-Muslim, tetapi tentang pilihan konsep pelayanan dan gaya hidup wisatawan yang sedang berkembang. Apalagi Indonesia merupakan negara muslim terbesar, ini adalah opportunities (kesempatan),” paparnya.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Insan Tani dan Nelayan Indoensia (INTANI) itu juga menjelaskan data tentang negara-negara eksportir produk halal terbesar di dunia pada tahun 2019. Data tersebut dilansir dari laporan Global Islami Economic Report (GIER) Tahun 2019.
“Berdasarkan laporan GIER tahun 2019, negara-negara eksportir produk halal terbesar di dunia justru bukan negara berpenduduk mayoritas Muslim. Brazil merupakan eksportir produk halal nomor satu di dunia dengan nilai US$5,5 miliar dollar,” ungkapnya.
Sedangkan posisi nomor dua, ucapnya, ditempati oleh Australia dengan nilai ekspor US$2,4 miliar. Lalu bagaimana dengan Indonesia?
“Sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia, kita hanya menjadi konsumen produk halal terbesar kedua di dunia setelah Kerajaan Arab Saudi,” jelas Guntur Subagja.
“Inilah saatnya Indonesia mengambil peluang dari konsep wisata halal. Wisata halal merupakan solusi pariwisata di masa pandemi Covid-19” tutup Guntur.
Narasumber lainnya dalam acara ini ialah Jubir Dr. H. Sandiaga Salahuddin Uno, B.B.A., M.B.A., Bidang Pariwisata, Taufan Rahmadi. Sedangkan moderator sekaligus pembawa acara ini ialah Dadang Hidayat dari KICKNEWS Today.
Tonton video acaranya di bawah ini.