Pelaku Industri Halal Siap Aktifkan Kembali Dunia Wisata
MTN, Jakarta – Para pelaku usaha indutri halal menyatakan siap untuk mengaktifkan kembali dunia wisata. Seperti apa?
Dilansir dari Republika, Ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Riyanto Sofyan, menyampaikan kalau pelaku usaha telah siap untuk menerima aktivitas wisata kembali.
“Kita tentu selalu siap karena kita juga ingin hidup kembali,” kata Riyanto akhir pekan lalu (3/4).
Riyanto menilai, kebijakan pelonggaran wisata di Indonesia saat ini sudah lebih baik dibandingkan penerapan pada tahun lalu. Dia menyoroti, ketika Bali dibuka untuk wisatawan asing, sejumlah kesiapan belum terintegrasi, seperti layanan imigrasi hingga maskapai.
Pembukaan perbatasan pun tidak berdampak langsung pada pemulihan sektor pariwisata. Dia mencontohkan, Turki membuka perbatasan dan melakukan integrasi di seluruh pemangku kepentingan mulai dari pemerintah hingga pelaku industri.
Hal ini menyebabkan sektor pariwisata halal di Turki dapat kembali pulih. “Harus sinkron antara kebijakan dengan implementasi di lapangan,” kata Riyanto.
Riyanto mengatakan, pemulihan pariwisata tidak akan optimal apabila pembukaan perbatasan tidak sejalan dengan suplai penerbangan dan layanan imigrasi. Ia menilai, hal itu sempat terjadi di Thailand ketika membuka perbatasannya.
“Wisatawan bisa masuk dan penerbangan terus tersedia, namun restoran ditutup, tidak ada atraksi, dan sejumlah amenities tidak siap,” ujarnya.
PPHI juga menyoroti peringkat Indonesia yang terjun bebas dari sektor wisata halal dalam laporan State of Global Islamic Economy (SGIE) 2022. Menurut Riyanto, hal itu disebabkan Indonesia tidak bisa memenuhi standar penilaian, seperti keberadaan regulasi terkait wisata halal, jumlah pelaku usaha wisata halal yang tersertifikasi, serta peliputan atau informasi media terkait wisata halal.
Riyanto mengatakan, Indonesia sempat memiliki fokus untuk mengangkat wisata halal dengan membentuk divisi khusus pengembangan seperti Malaysia. Indonesia juga dulu sempat aktif dalam berbagai ajang wisata halal global.
Pandemi Covid-19 telah menekan industri pariwisata global termasuk segmen wisata ramah Muslim. Meski begitu, pada 2021, pariwisata ramah Muslim mulai menggeliat setelah mengalami kemunduran tajam pada 2020.
SGIE 2022 melaporkan, konsumsi Muslim untuk pariwisata meningkat dari 58 miliar dolar AS ke 102 miliar dolar AS pada 2021. Sektor ini diharapkan tumbuh sebesar 50 persen pada 2022 menjadi 154 miliar dolar AS.
CEO dan Managing Partner Dinar Standard, Rafiuddin Shikoh, mengatakan, ekonomi Islam telah pulih dengan cepat dari pandemi Covid-19. Sejumlah disrupsi juga membawa peluang dalam akselerasi digital dan investasi.
“Di sektor pariwisata halal, perjalanan dan pariwisata global telah mulai pulih dengan beberapa acara besar, seperti Olimpiade Tokyo dan Dubai Expo 2020. Investasi di sektor ini juga terus meningkat,” kata Shikoh.
Industri pariwisata ramah Muslim mengalami penurunan hingga 70 persen pada 2020. Penurunan perjalanan terjadi hingga satu miliar pelancong. Hal ini menyebabkan pukulan berat bagi pelaku industri termasuk di sektor makanan halal yang dijajakan restoran halal di seluruh dunia. Selain itu, perjalanan haji dan umrah juga menurun drastis pada 2020 karena pembatasan.