Pentingnya Kehadiran Makanan Halal di Destinasi Wisata
MTN, Jakarta – Menurut pihak KNEKS, makanan halal penting kehadirannya di destinasi wisata halal. Seberapa pentingnya?
Dilansir dari Liputan6, menurut Afdhal Aliasar selaku Direktur Industri Produk Halal KNEKS (Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah), makanan halal penting tersedia di destinasi wisata di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia.
“Halal bukan hanya tentang proses. Halal bagi traveler muslim itu layanan khusus. Itu makanya makanan halal diterima di seluruh dunia karena halal adalah bagian dari layanan yang dibutuhkan,” terang Afdhal (25/11).
Menurut Direktur Industri Produk Halal KNEKS tersebut, layanan kuliner halal yang diberikan oleh restoran dapat menarik lebih banyak wisatawan atau turis muslim. “Ini bisnis. Kalau tidak membuat atau menyediakan makanan halal, mereka akan kehilangan sebagian pendapatannya karena wisatawan muslim tidak mau makan di sana,” ucap Afdhal.
Ia mencontohkan Bali dan Bangkok, meski dinilai banyak memiliki makanan non-halal, ada sejumlah restoran Padang yang dapat dijangkau oleh umat muslim. “Masyarakat Bali mayoritas Hindu, Bangkok mayoritas Buddha, tetapi jangan lupa ada banyak Muslim traveler atau visitor, itu makanya ada banyak makanan halal di Bangkok dan Bali, makanan halal diperlukan,” ujar Afdhal.
“Makanan halal itu basic (hal mendasar) bagi orang muslim, karena berkaitan dengan kepercayaan,” lanjutnya. Menurut Afdhal, pihaknya mendorong destinasi-destinasi wisata yang ada di Indonesia untuk mampu meningkatkan extended services-nya seperti jaminan makanan halal, demi menyambut wisatawan lokal maupun internasional.
Hafizuddin Ahmad, pengamat wisata halal sekaligus Sekertaris Dewan Pengawas Syariah, Majelis Ulama Indonesia (MUI). Menurut Hafizuddin, wisata halal tak hanya soal ibadah ritual, kewajiban seorang muslim untuk mengonsumsi makanan halal juga membutuhkan jaminan dari pengelola restoran.
Ia mengatakan, Indonesia punya persoalan mendasar soal kesadaran untuk memiliki sertifikat halal di restoran. Hal itu disebabkan karena faktor Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.