Indonesia Muslim Travel Index Resmi Diluncurkan
MTN, Jakarta – Indonesia Muslim Travel Index resmi diluncurkan, yang merupakan Hasil Kerja dari BI, PPHI, dan KNEKS. Seperti apa?
Dilansir dari Suara Merdeka, gelaran akbar ini merupakan hasil kolaborasi apik dari Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Bank Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Komite Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).
IMTI 2023 juga didukung CrescentRating selaku tim independen yang melakukan proses pembobotan dan skoring hasil evaluasi.
Ketua Umum PPHI Riyanto Sofyan menyampaikan, dukungan luar biasa dari pemerintah membuat pemulihan sektor pariwisata akibat pandemi ini bisa lebih cepat.
Dukungan ini dan berkat kolaborasi semua pihak mampu mengembalikan ke posisi puncak Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 yang diluncurkan Juni lalu di Singapura.
Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim Berkelanjutan ini diharapkan bisa meningkatkan daya saing industri dan destinasi di Indonesia.
IMTI 2023 pada rangkaian kegiatannya sudah dilakukan Lokakarya pengisian Borang IMTI dimana seluruh Kepala Dinas Pariwisata daerah yang masuk nominasi diminta mengikuti.
Ada 15 provinsi hadir sebagai nominasi. Selanjutnya, tim pelaksana IMTI yang dikoordinir oleh PPHI melakukan pendampingan pengisian borang dan diskusi lapangan dengan seluruh stakeholder pariwisata ramah muslim di tiap provinsi tersebut.
PPHI yang didampingi oleh tim Kemenpar menurunkan tim ahli dan pakar di bidang pariwisata ramah muslim untuk melakukan peninjauan terhadap kesiapan tiap provinsi dalam meningkatkan implementasi pariwisata ramah muslim di daerah tersebut.
Dari hasil kunjungan, tim ahli merumuskan beberapa evaluasi lapangan yang kemudian dianalisis dengan data borang yang sudah diisi oleh tim Dinas Pariwisata dari masing-masing daerah.
Seluruh data tersebut kemudian dianalisis secara independen oleh tim CrescentRating sebagai pemilik ACES Model yang juga menjadi dasar penilaian dalam ajang Mastercard-Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI).
Tim analis kemudian juga mengumpulkan data pasar terkait pariwisata ramah-muslim dari tiap daerah nominasi untuk dilakukan pembobotan dan skoring secara menyeluruh.
Hasil analisis tersebut tersaji dalam laporan komprehensif yang bertujuan untuk menggambarkan kesiapan daerah dalam mengimplementasikan pariwisata ramah muslim secara optimal.
Selain itu, hasil analisis tersebut juga bisa menjadi panduan dalam menentukan arah kebijakan bagi para pemangku kepentingan di bidang pariwisata untuk masa yang akan datang.