Potensi Wisata Muslim di Solo
MTN, Jakarta – Tahun 2022 ini sepertinya peluang kota Solo di industri wisata halal menjadi lebih besar, karena ada banyak upaya yang dilakukan.
Dilansir dari Antara, pihak ITMA (Indonesian Tour Leader Moslem Association) DPD Jawa Tengah akan menggarap potensi wisata sejarah Islam di kota Solo, seiring dengan tingginya permintaan wisata halal oleh masyarakat.
“Kalau di Soloraya ada paket (wisata) keraton, masjid. Di Solo konsennya wisata sejarah Islam, di keraton ada jejak sejarah Islam. Di Solo juga ada masjid tertua di Laweyan, itu kan sejarah bisa jadi paket wisata,” ujar Ketua ITMA DPD Jawa Tengah, Rochmad Sugiarto.
Rochmad Sugiarto mengatakan ITMA diharapkan bisa menjadi wadah bagi pelaku jasa wisata muslim untuk lebih optimal menggarap wisata halal.
“Bukan hanya dari sisi turnya tetapi juga memperhatikan tentang kehalalan tur, makanan, destinasi, termasuk (kemudahan wisatawan) ketika berhenti untuk salat,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, Dewan Kode Etik ITMA Setyo Legowo mengatakan secara umum wisata halal di Jawa Tengah sangat menjanjikan.
“Didukung dengan beberapa destinasi wisata, berkaitan dengan ziarah yang sekarang diminati oleh kaum milenial,” katanya.
Terkait perjalanan wisata tersebut, saat ini sudah ada paket wisata halal di antaranya Semarang, Kudus, dan Demak. “Ini jadi market kami untuk jual paket wisata halal yang didukung dengan makanan halal,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum ITMA, Iman Kadarisman, mengatakan saat ini pemerintah sudah meluncurkan Pelaku Pariwisata Halal Indonesia (PPHI). “Ini terobosan yang luar biasa. Lucu kalau Indonesia sebagai negara muslim di dunia tetapi tidak bicara halal,” katanya.
Untuk mengoptimalkan pasar tersebut, saat ini pihaknya juga sudah menggandeng Ikatan Pesantren Indonesia yang jumlahnya mencapai 27.973 pesantren.
Sementara itu, Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury, ingin agar Indonesia melalui sektor kuliner halalnya dapat menjadi Dapur Halal Global atau The World Halal Kitchens.
Menurut Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury, upaya menjadikan Indonesia sebagai Dapur Halal Global bisa dimulai dengan membangun ekosistem kuliner halal yang berada di Kampung Batik Kauman Solo, Jawa Tengah.
“Tetapi tentunya hal ini diharapkan bisa dikembangkan di wilayah-wilayah lainnya sehingga nantinya kawasan industri halal yang berada di Surakarta tersebut secara keseluruhan bisa menjadi salah satu model untuk kota wisata halal di dunia,” ujarnya.
Seperti diketahui bahwa ekonomi syariah merupakan sebuah peluang yang bernilai multi triliunan dolar AS, bukan hanya di Indonesia tetapi juga secara global dimana tingkat spending umat Muslim di dunia bisa mencapai hingga 1,9 triliun dolar AS dan kurang lebih sekitar 60 persennya merupakan sektor makanan dan minuman halal.
Di samping itu, sektor kawasan makanan dan minuman juga merupakan salah satu yang sangat besar di Indonesia dimana 36,4 persen dari PDB Indonesia itu dikontribusikan oleh sektor makanan dan minuman.
Dilansir dari Tempo, Wamen BUMN melihat hal ini merupakan potensi yang harus dikembangkan. Terutama dimulai dari kawasan kuliner halal di Kauman, Solo, Jawa Tengah yang diharapkan juga bisa dikembangkan ke wilayah-wilayah lainnya.
Pengembangan kawasan halal makanan dan minuman di Kauman Solo, diharapkan bisa menjadi salah satu model untuk bisa diimplementasikan di kawasan-kawasan lainnya.
Kemudian, di Solo akan segera diresmikan Masjid Raya Sheikh Zayed. Masjid ini berlokasi di bekas Depo Pertamina, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo. Masjid ini didirikan sebagai simbol persahabatan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA).
Dilansir dari Kompas, Masjid Raya Sheikh Zayed ini merupakan hibah dari Putra Mahkota Uni Emirat Arab, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, untuk Presiden Joko Widodo.
“Masjid yang punya nilai sejarah kontemporer ini akan didedikasikan kepada seluruh umat Islam dan dikelola oleh Pemerintah RI. Masjid ini insya Allah akan membawa manfaat yang besar kepada masyarakat,” ujar Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, saat peletakan batu pertama pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed, pada 6 Maret 2021.
Menurut Yaqut, Masjid Raya Sheikh Zayed diharapkan menjadi salah satu mercusuar syiar Islam di Nusantara, sekaligus simbol moderasi beragama dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia dan keadilan sosial.
Ke depannya, masjid yang dibangun dengan hibah penuh dari putra mahkota UEA itu diproyeksikan tak hanya menjadi tempat shalat berjemaah, tetapi juga berfungsi menjadi pusat kegiatan dakwah, sosial dan pembinaan umat, serta destinasi wisata religi.
Menteri Energi dan Industri UEA, Suhail Mohammed Al Mazroui, mengatakan, Pemerintah UEA berupaya agar bangunan masjid di Solo tersebut mendekati masjid aslinya di Abu Dhabi, UEA.
“Seperti kita ketahui bersama bahwa masjid itu merupakan simbol dari arsitektur yang begitu istimewa, bukan hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga menjadi destinasi wisata. Masjid yang dibangun di sini bukan hanya mencerminkan ketinggian dari arsitektur bangunan tetapi juga bisa menjadi sumber devisa,” ucapnya.
Di sekitar kompleks masjid akan dibangun Islamic Center. Tempat tersebut diharapkan bisa menjadi pusat pendidikan dan pengajaran Islam.
Dalam Islamic Center akan didirikan Taman Pendidikan Al Quran (TPA), tempat tafsir Al Quran, madrasah, dan tempat pengembangan ekonomi syariah yang menjual produk-produk halal market.
Memiliki luas bangunan utama sekitar 8.000 meter persegi, Masjid Raya Sheikh Zayed mampu menampung hingga 10.000 orang jemaah.
Adapun fasilitas Masjid Raya Sheikh Zayed antara lain ruang VIP, perpustakaan seluas 20 meter persegi, dan basemen yang diperuntukkan sebagai tempat wudu jemaah putra dan putri.
Masjid Raya Sheikh Zayed Solo rencananya akan diresmikan pada 17 November 2022.
Peresmian rencananya dihadiri Presiden Joko Widodo dan Putra Mahkota UEA, Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan.