Indonesia Akan Jadi Destinasi Utama Wisata Halal Dunia
MTN, Jakarta – Seorang pakar startegi pariwisata nasional berkata bahwa Indonesia akan jadi destinasi utama wisata halal dunia. Seperti apa?
Dilansir dari Rakyat Merdeka, berdasarkan data Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023, diproyeksikan, jumlah wisatawan Muslim global akan mencapai 230 juta pada tahun 2028. Ini membuka peluang Indonesia menjadi destinasi utama wisata halal dunia.
“Indonesia menempati posisi yang sangat kompetitif dalam penyediaan wisata halal. Berdasarkan data GMTI 2023, Indonesia menempati peringkat pertama bersama Malaysia sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia. Tentu ini potensi besar yang akan terus berkembang,” kata pakar strategi pariwisata nasional, Taufan Rahmadi dalam keterangan resminya, Sabtu (21/9/2024).
Menurut Taufan, saat ini pemerintah terus mendorong industri pariwisata dengan mengembangkan infrastruktur serta layanan yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan Muslim, baik domestik maupun internasional.
Ditopang dengan panorama indah pantai dan pegunungan hingga warisan budaya yang tersebar di Indonesia, wisata halal di Indonesia diyakini akan menjadi destinasi utama dunia.
“Keberagaman ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan Muslim yang mencari pengalaman yang unik namun tetap sesuai dengan prinsip-prinsip layanan halal,” jelas Taufan, yang juga penerima World Halal Travel Award di Abu Dhabi, Dubai pada 2015.
Untuk pariwisata halal domestik, Taufan menilai, banyak daerah di Indonesia, seperti Aceh, Lombok, Jawa Barat dan Sumatera Barat telah berkembang menjadi destinasi utama wisata halal domestik.
“Sebagai negara mayoritas Muslim, kebutuhan masyarakat akan destinasi yang ramah terhadap wisata halal tentu semakin meningkat. Tidak hanya mencakup ketersediaan makanan halal, tetapi juga kemudahan akses fasilitas ibadah, dan layanan yang sesuai dengan nilai-nilai Islami,” kata Taufan.
“Berbagai akomodasi, restoran, dan layanan juga telah memenuhi standar halal internasional,” tambah penggagas wisata halal di Nusa Tenggara Barat (NTB) ini.
Taufan siap mendukung langkah presiden terpilih Prabowo Subianto menggenjot potensi besar wisata halal ini. Beberapa langkah penting, diantaranya dengan mengoptimalkan sertifikasi halal.
“Restoran, hotel, dan penyedia layanan wisata lainnya perlu memastikan bahwa produk dan layanan mereka tersertifikasi halal, baik dari segi makanan maupun fasilitas lainnya,” jelas Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah NTB (2014-2016).
Pelatihan karyawan dalam memahami kebutuhan wisatawan Muslim juga sangat penting. Pengetahuan tentang waktu dan fasilitas ibadah, serta pengaturan makanan halal harus ditingkatkan.
Sementara infrastruktur penunjang seperti fasilitas seperti musholla yang memadai, panduan perjalanan berbasis syariah, dan penunjuk arah kiblat di hotel atau tempat wisata akan mendorong kenyamanan wisatawan Muslim.
“Penyediaan aplikasi mobile atau platform digital yang memberikan informasi mengenai tempat ibadah, restoran halal, dan akomodasi dengan standar halal juga akan mempermudah wisatawan dalam merencanakan perjalanan mereka,” urai anggota Tim Percepatan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas dan PIC Mandalika Kemenparekraf RI (2016-2018).
Tak kalah penting yang harus dilakukan adalah berkolaborasi dengan pemerintah dan industri untuk mempromosikan wisata halal secara yang tepat sasaran, baik di dalam maupun luar negeri.
“Dengan demikian, Indonesia dapat semakin memperkuat posisinya sebagai destinasi utama wisata halal global, yang tidak hanya menguntungkan dari segi ekonomi, tetapi juga menciptakan citra positif bagi negara di mata wisatawan Muslim dunia,” tutup penulis beberapa buku terkait pariwisata Indonesia ini.