Taiwan Buka Pusat Informasi Pariwisata dan Kuliner Halal

ilustrasi (foto: asiatoday.id)

MTN, Jakarta – Tarik wisatawan Indonesia, Taiwan buka pusat informasi pariwisata dan kuliner halal. Seperti apa?

Dilansir dari Krjogja, Taiwan membuka Taiwan Tourism Information Center di Jakarta. Kehadiran pusat informasi ini akan mempermudah masyarakat Indonesia mmemperoleh informasi seputar pariwisata Taiwan. Mulai dari destinasi wisata, transportasi, tempat belanja, hingga rekomendasi kuliner halal.

Menurut Wakil Ditjen Pariwisata Taiwan, Chou Ting-chang, di Jakarta (28/2/2024), sejak Januari hingga November 2023, jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Taiwan telah mencapai 181.504 orang.

Angka ini memperlihatkan pemulihan hampir 90% dibandingkan dengan jumlah wisatawan pada periode yang sama di masa sebelum pandemi (tahun 2019) sebesar 205.153 orang. “Ini menunjukan keantusiasan wisatawan Indonesia untuk berwisata ke Taiwan,” ujarnya.

Chou Ting-chang juga menyebut, Taiwan telah menggalakkan lingkungan ramah Muslim lebih dari 15 tahun lalu. Berdasarkan Indeks Pariwisata Muslim Global (GMTI) 2023 oleh MasterCard-Crescent, Taiwan mendapat kepercayaan menduduki peringkat ketiga destinasi pariwisata non-OKI (non-OIC destinations) dan meraih penghargaan ‘Destinasi Pariwisata non-OKI Yang Paling Toleransi’ untuk tahun 2022.

Dalam upaya pencapaian target 12 juta wisatawan mancanegara, Taiwan juga akan ikut berpartisipasi dalam Pameran Pariwisata Musim Semi Indonesia (Astindo Travel Fair 2024) yang akan berlangsung pada 29 Februari – 3 Maret 2024.

Direktorat Jenderal Pariwisata Kementerian Perhubungan Taiwan akan memboyong 30 perwakilan dari 11 instansi seperti agen perjalanan, hotel dan lainnya sebagai delegasi Taiwan untuk turut berpartisipasi dalam pameran tersebut.

Dalam pameran itu, Direktorat Jenderal Pariwisata Kementerian Perhubungan Taiwan akan menghadirkan Paviliun Taiwan dengan tema utama bubble tea atau teh susu boba sebagai salah satu daya tarik kuliner klasik Taiwan. Selain dapat meracik dan menikmati teh susu boba secara langsung, para pengunjung juga berkesempatan melukis lampion kecil bernuansa tahun baru Imlek yang diajarkan langsung oleh Master Tseng Yen-hui dengan pengalaman lebih dari 30 tahun.

Selain itu, pengunjung akan dimanjakan dengan pertunjukan dari grup seni akrobat kontemporer Taiwan Eye Catching Circus yang membawa tema utama Keindahan Pulau. Paviliun Taiwan juga mengundang influencer Instagram di bidang wisata dan kuliner yakni Cindy Gula untuk berbagi pengalaman terbaru dan menarik ketika mengunjungi Taiwan.

Menurut Chou, saat ini terdapat banyak penawaran menarik bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Taiwan, seperti undian Taiwan Lucky Land yang berhadiah senilai NT$5.000 bagi dua orang wisatawan yang menggunakan kereta cepat (High Speed Rail) bersamaan. Salah satu dari wisatawan tersebut akan mendapatkan pembebasan biaya atau gratis, kartu Taiwan Pass yang dipadukan dengan diskon HSR, MRT dan Taiwan Tourist Shuttle.

“Lalu untuk grup wisata berkesempatan mendapatkan subsidi maksimum NT$50.000, tergantung dari jumlah peserta dan lamanya periode wisata di Taiwan. Selain itu, selama pameran berlangsung, para pembeli produk wisata Taiwan dapat mengisi angket yang kemudian bisa ditukarkan dengan hadiah eksklusif,” jelasnya.

Tak berhenti di situ, setelah pameran berakhir, delegasi pariwisata Taiwan akan menggelar workshop B2B sebagai bentuk promosi pariwisata Taiwan di Pullman Jakarta Central Park Hotel pada 4 Maret 2024 dan JW Marriott Hotel Medan pada 6 Maret 2024, dengan mengundang lebih dari seratus pelaku industri pariwisata lokal Indonesia.

Pada kesempatan ini, Direktorat Jenderal Pariwisata Kementerian Perhubungan Taiwan juga mengundang pakar Muslim dari Chinese Muslim Association untuk memperkenalkan sumber daya pariwisata muslim Taiwan yang terbaru, dengan harapan dapat mendorong kerja sama yang lebih erat antara industri pariwisata Taiwan dan Indonesia.

Jatim Buka Peluang Ekspor Produk Halal

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (foto: republika.co.id)

MTN, Surabaya – Pertemuan antara Duta Besar Thailand untuk Indonesia dengan Gubernur Jatim buka peluang ekspor produk halal dari Jawa-Timur.

Dilansir dari Disway, Duta Besar Thailand untuk Indonesia, H.E Mr Prapan Disyatat, berkunjung ke Surabaya. Salah satu agenda utamanya adalah bertemu dengan Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, pada Rabu malam, 28 Februari 2024.

Sambil makan malam, Khofifah dan Disyayat membahas potensi kerja sama Indonesia dan Thailand yang akan terus dikembangkan.

Menurut Khofifah, Thailand merupakan salah satu negara favorit tujuan wisata bagi warga Indonesia. Termasuk warga Jawa Timur banyak yang berkunjung ke Thailand untuk berwisata.

Dalam bidang perdagangan, Thailand termasuk 10 besar negara tujuan ekspor utama Jawa Timur. Setidaknya dalam lima tahun terakhir. Dengan latar belakang itu, potensi kerja sama di bidang lain juga sangat mungkin dijalin dengan Thailand.

“Alhamdulillah malam ini kami berkesempatan untuk bertemu dengan H.E Mr Prapan Disyatat. Sebuah kehormatan bahwa dalam kunjungannya selama empat hari di Jawa Timur, beliau menyempatkan diri untuk berdiskusi intens terkait prospek kerja sama antara Thailand dengan Jawa Timur ke depan,” kata Khofifah.

Sektor lain yang dibahas keduanya antara lain sektor industri, pelayaran, pertanian, industri halal, permakanan, dan juga pariwisata. Bahkan, Dubes Thailand tersebut juga membawa sejumlah calon investor yang berminat untuk berinvestasi di Jawa Timur.

“Dubes Thailand menyampaikan bahwa beliau ke Jatim selama empat hari ini dengan membawa banyak calon investor untuk menjajaki investasi di Jatim khususnya di sektor green industry,” kata Khofifah.

“Green industry juga sangat getol dikembangkan di Jatim dan Indonesia. Untuk itu mereka tadi juga menyampaikan bagaimana dukungan pemerintah dalam pengembangan industri hijau, khususnya apakah ada insentif bagi investor Thailand yang berinvestasi green industry di Jatim,” urai Khofifah.

Khofifah juga menyelipkan satu isu penting bagi Jawa timur. Yakni terkait bidang ketahanan pangan dan industri halal. Disyatat tertarik untuk mengembangkan kerja sama dengan Jawa timur di bidang tersebut.

Jawa Timur selama ini dikenal kaya akan produksi makanan dan minuman halal serta beraneka ragam produk halal. Bahkan Jatim juga memiliki Kawasan Industri Halal yang fokus menjadi wadah pengembangan dan perdagangan produk-produk halal ke mancanegara di dunia.

Tradisi Khas Kudus Ini Digagas jadi Destinasi Wisata Halal

Festival Dandangan di Kudus (foto: mondes.co.id)

MTN, Kudus – Pemerintah Kabupaten Kudus menggagas tradisi Dandangan sebagai destinasi wisata halal atau halal tourism di wilayah mereka. Seperti apa?

Dilansir dari TribunNews, bahkan pemerintah kabupaten akan mengomunikasikannya dengan pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, agar tradisi Dandangan masuk dalam agenda halal tourism secara nasional.

“Dandangan ini agenda yang bisa masuk wisata halal dan di dalamnya ada nilai jual,” ujar Penjabat Bupati Kudus, Muhammad Hasan Chabibie.

Segenap peranti pendukung wisata halal yang ada di dalam Dandangan juga sudah mendukung. Untuk itu perlu adanya penambahan minor yang mana agenda ini agar bisa masuk dalam kalender nasional sebagai tradisi yang layak untuk disebut sebagai destinasi wisata halal skala nasional.

Gagasan untuk mendongkrak Dandangan sebagai destinasi wisata halal juga bagian dari menjaga marwah Dandangan sebagai tradisi yang memiliki substansi religi. Untuk itu, kata Hasan, jangan sampai Dandangan tercederai dengan adanya praktik-praktik yang melanggar syariat misalnya selama rangkaian seluruh pedagang makanan menjajakan kudapan halal dan tidak ada praktik yang berbau judi.

“Untuk itu jangan sampai visi Dandangan peninggalan Sunan Kudus tercederai. Ini merupakan khas Kudus,” jelas Hasan.

Ditambah nilai jual Dandangan secara konkret sudah sudah tercatat sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 2021. Untuk itu perlu adanya unsur kebudayaan yang lebih ditonjolkan.

Sekilas mengenai Dandangan merupakan tradisi menyambut awal Ramadan yang digelar di Kudus. Dilansir dari laman Kemendikbud.go.id Dandangan merupakan tradisi peninggalan Sunan Kudus sebagai pemimpin agama di wilayah tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu warga berkumpul dan menunggu di sekitar Masjid Menara untuk menanti pengumuman tiba awal 1 Ramadan oleh Sunan Kudus. Berkumpulnya masyarakat di situ menjadi ajang mremo atau aji mumpung bagi para pedagang untuk menjual sejumlah barang dagangannya.

Kata Dandangan sendiri merupakan onomatope dari suara beduk. Saat beduk Menara Kudus ditabuh berarti 1 Ramadan telah tiba. Resonansi tabuhan beduk yang menimbulkan suara dang..dang..dang kemudian masyarakat menyebut tradisi menyambut awal Ramadan sebagai Dandangan.

“GP Ansor Eks Tapanuli: Danau Toba Ramah Wisata Halal untuk F1H2O”

ilustrasi (foto:inews.co.id)

MTN, Jakarta – Pihak GP Ansor Tapanuli pastikan bahwa kawasan Danau Toba sudah ramah wisata halal jelang lomba balap F1H2O. Seperti apa?

Dilansir dari Mimbar Sumut, GP Ansor Eks Tapanuli, melalui Sekretarisnya Heri, menegaskan komitmennya untuk menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata yang ramah dan inklusif bagi semua pengunjung, termasuk wisatawan Muslim.

Dalam persiapannya menyambut ajang balap F1H2O, pihak GP Ansor Eks Tapanuli memastikan ketersediaan fasilitas dan layanan yang sesuai dengan prinsip wisata halal, Jumat (23/2).

“Di Toba ini sudah banyak dijumpai rumah makan Islam. Toko oleh-oleh khas Batak halal juga ada, seperti toko Silua Toba di Porsea,” ujar Heri, Sekretaris GP Ansor Eks Tapanuli.

Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan ibadah, terdapat empat masjid di Balige. Informasi lebih detail dapat diperoleh melalui aplikasi Google Maps.

Ansor Eks Tapanuli berharap upaya ini dapat memperluas daya tarik Danau Toba sebagai destinasi wisata yang bersahabat dan inklusif bagi semua jenis wisatawan.

“Indonesia Perlu Masifkan Promosi agar jadi Pusat Wisata Halal”

ilustrasi (foto: voi.id)

MTN, Jakarta – Ketua Umum Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Riyanto Sofyan, mengatakan bahwa Indonesia perlu upaya promosi yang lebih masif agar menjadi pusat wisata halal dunia. Seperti apa?

Dilansir dari Antara News, Ketua Umum Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Riyanto Sofyan, mengatakan bahwa Indonesia perlu upaya promosi yang lebih masif agar menjadi pusat wisata halal dunia, mengingat kurang optimalnya upaya marketing dan branding pariwisata halal domestik.

“Tingkat kegiatan pemasaran kita masih tawaduk (malu-malu). Kalau kita lihat Malaysia, bagaimana agresifnya mereka dalam pemasaran dan branding bahwa mereka itu the best. Nah ini strategi dan solusi bagaimana bisa kita menjadi the world best halal tourism destination,” ujar Riyanto Sofyan di Jakarta, Senin.

Riyanto mengatakan bahwa sebenarnya strategi serupa pernah diterapkan saat mengembangkan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi destinasi wisata halal dunia, sehingga mendapatkan penghargaan sebagai destinasi halal terbaik pada World Halal Travel Summit 2015.

Ketua PPHI tersebut menuturkan bahwa hal itu memberikan dampak positif bagi perekonomian setempat dengan adanya peningkatan devisa sekitar Rp5 triliun dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp500 miliar.

Sedangkan program pengembangan wisata yang dijalankan menelan biaya yang jauh lebih kecil, yaitu Rp7 miliar.

“Jadi bisa dilihat bahwa dengan (strategi) ini paling efisien dan efektif,” kata Riyanto.

Selain pemasaran, Riyanto menilai tantangan lain dalam pengembangan pariwisata halal di Indonesia adalah kurang optimalnya konektivitas, literasi, tingkat kesadaran dan komitmen para pelaku usaha, ekosistem, serta integrasi dengan sektor-sektor pendukung.

Ketua PPHI tersebut pun menyatakan bahwa pemerintah dan para pelaku usaha perlu mengembangkan destinasi, industri, serta kelembagaan atau ekosistem pariwisata yang ada untuk meningkatkan daya saing dan daya tahan usaha.

Riyanto juga menuturkan bahwa para pelaku usaha wisata halal juga perlu menunjukkan aspek profesionalisme sebagai branding bisnis mereka.

“Karena Ini kan berjualan jasa atau experience (pengalaman),” pungkasnya.

Menparekraf Bicara tentang Wisata Religi di Gorontalo

Masjid Walima Emas, Gorontalo (foto: Tribun Gorontalo)

MTN, Jakarta – Kunjungi Gorontalo, Menparekraf Sandiaga Uno bicara soal wisata religi. Seperti apa?

Dilansir dari Diskursus Network, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menggelar pertemuan dengan para pelaku usaha yang tergabung dalam KADIN (Kamar Dagang dan Industri) dan HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), untuk mengidentifikasi beberapa peluang potensial untuk mempercepat Pertumbuhan pariwisata dan ekonomi kreatif Kolombia di Gorontalo.

Sandiaga, mengatakan salah satu rekomendasi pertemuan tersebut adalah menetapkan wilayah utara Gorontalo sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata dan Kreatif (KEK Parekraf).

“Kita harapkan KEK Parekraf ini bisa mempercepat investasi dan pengembangan destinasi,” ujar Menparekraf Sandiaga usai menghadiri acara makan malam bersama KADIN, di Angelato, Gorontalo, Selasa malam (27/2/2024).

Selain KEK Parekraf, pembentukan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Gorontalo juga menjadi harapan bersama para pelaku usaha.
Keikutsertaan KSPN diharapkan dapat mendorong pengembangan destinasi wisata dari desa wisata menjadi wisata alam, wisata budaya, wisata buatan dan lain sebagainya.

Selain itu, menurut Sandiaga adanya keinginan kuat dari ekosistem dunia usaha untuk menciptakan wisata halal di Gorontalo.

Gorontalo yang dijuluki Serabi Medina memiliki banyak destinasi wisata religi, mulai dari masjid tertua (Masjid Gento Sultan Amai Gorontalo yang menjadi situs cagar budaya), makam tokoh agama hingga kain Desa Wisata Religi Bohubango.

“Ini nanti yang akan kita kembangkan, kita masukkan ke dalam sebuah paket wisata yang berbasis wisata religi,” ungkap Sandiaga.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini juga mendorong dunia usaha untuk berperan aktif dalam menyelenggarakan berbagai acara di Gorontalo. Ini tidak hanya menyajikan acara-acara yang relevan dengan budaya tetapi juga menyelenggarakan konser.

Mengembangkan Potensi Wisata Halal di Sulsel

Masjid Raya Makassar (foto: remisya.org)

MTN, Makassar – Sulawesi Selatan memiliki potensi yang besar di bidang wisata halal. Hal ini sangat didukung oleh pihak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (HRI).

Dilansir dari Fajar, Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga, menuturkan pihaknya sangat mendukung wisata halal. Sebab, iklim untuk menggarap pasar ini sangat kuat di Sulsel.

Hal tersebut juga sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja ekonomi syariah di Sulsel. Menurut dia, PHRI selalu mendorong para pelaku usaha hotel mengurus sertifikasi halalnya.

Itu untuk meyakinkan bahwa industri telah siap untuk menyambut wisata halal. Saat ini, beberapa hotel memilki sertifikat halal seperti, Hotel Claro Makassar, Aston, Almadera, Dalton, dan Khas Makassar hotel.

“Hal yang menghambat pengembangan ini hanya terletak dari keseriusan semua pihak saja untuk menyatukan semua instrumen. Dan jika industri menyebut bahwa biaya sertifikat mahal, pemerintah harus hadir memberikan solusi atau jaringan terkait pengurusan sertifikat tersebut,” jelasnya.

Saat ini, lanjutnya, yang bisa dilakukan adalah memberi motivasi, seperti seluruh hotel grup Phinisi yang telah memiliki sertifikat halal. Saat ini sedang proses perpanjangan serta meminta agar pemerintah memfasilitasi biaya sertifikasinya.

Manajer Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulsel, Rafdy Hifdhurrahman menuturkan dalam tataran global, Ekonomi Syariah (Eksyar) Indonesia masih pada posisi keempat setelah Malaysia, Arab Saudi, dan UEA, namun dengan peningkatan signifikan pada sektor makanan halal sehingga kinerja dari ekonomi syariah tersebut bisa terus diakselerasi.

“Jadi untuk pangsa aktivitas usaha syariah meningkat mencapai 45,66 persen,” ucapnya.

Saat ini kinerja Eksyar juga terus menujukan tren yang positif. Dimana pemulihan kinerja sektor unggulan Halal Value Chain (HVC) terus berlanjut didorong oleh sektor pariwisata ramah muslim (PRM) dan sektor pertanian.

Lalu inflasi sektor makanan minuman halal dan HVC meningkat seiring peningkatan permintaan serta kendala pada sisi produksi. Transaksi e-Commerce produk halal tumbuh di tengah kembali normalnya mobilitas masyarakat.

“Kinerja ekspor bahan makanan halal terjaga ditopang peningkatan harga
komoditas pangan global dan literasi Eksyar juga mengalami peningkatan,” ucapnya.

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Sulsel Didi Leonardo Manaba menuturkan wisata halal adalah konsep berwisata yang bisa di konsumsi oleh semua pelaku perjalanan.

Hal ini memudahkan khususnya traveller muslim, tetapi tidak ada kaitannya dengan agama. Maka dari itu untuk mengembangkan hal tersebut, banyak hal yang harus dilakukan. Sebab, bukan hanya berhubungan dengan makan dan minuman, tetapi ketersediaan fasilitas-fasilitas untuk memanjakan wisatawan muslim.

Kemudian untuk tantangan yang dihadapi mensosialisasikan konsep tersebut ke destinasi yang minoritas muslim seperti Toraja, namun itu bukan kendala karena stakeholder di Toraja sudah mulai mengerti.

“Karena sudah mulai banyaknya wisatawan Malaysia dan domestik yang mulai kunjungi Toraja,” pungkasnya.

Ajakan Agar Agen Wisata Promosikan Destinasi Halal di Riau

foto: GoRiau.com

MTN, Pekanbaru – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Riau, Suti Mulyati, mengajak agen perjalanan wisata mempromosikan destinasi wisata halal di Riau.

Dilansir dari Info Publik, menurut Suti, saat ini telah banyak lokawisata dan event wisata di Riau yang memiliki keunikan dengan beragam kearifan lokal, adat, dan resam.

Suti Mulyati juga mengajak agen perjalanan wisata untuk memperhatikan wisata halal di daerah berjuluk “Bumi Lancang Kuning” itu.

“Untuk wisatanya juga saya pikir tidak hanya di luar negeri saja, di Indonesia sendiri banyak tempat wisata halal yang bisa dipromosikan,” ujar Suti Mulyati, saat acara pembukaan agen perjalanan wisata Ceria Halal Holiday di Pekanbaru, Minggu (21/1/2024).

Dikatakan oleh Suti, agen perjalanan wisata bisa mempromosikan destinasi wisata di Indonesia dan Riau khususnya. Kampanye bisa dilakukan melalui berbagai kanal media, yakni melalui media sosial, media massa, spanduk, brosur, dan media lainnya.

“Tentunya kita harapkan promosi ini bisa berjalan dengan baik sesuai dengan harapan yang diinginkan,” tuturnya.

Suti Mulyati juga meminta, kepada agen perjalanan wisata mampu memberikan pelayanan terbaik. Karena pelayanan yang baik merupakan faktor terpenting agar wisatawan merasa nyaman.

Lalu Suti Mulyati mengatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan umat Islam dalam melakukan perjalanan wisata yang bernilai ibadah harus didukung dengan adanya fasilitas, aksesibilitas, amenitas halal, dan pemandu wisata berkompeten. Hal ini sejalan dengan meningkatnya rasa kesadaran masyarakat muslim saat ini wisata halal sudah menjadi gaya hidup atau lifestyle.

“Hal ini akan terus meningkat, bahwa halal itu bagian dari agama. Tentunya dengan harapan bisa memberikan banyak manfaat untuk semua aspek, bukan hanya wisata tapi juga memberikan wawasan Islam, budaya, dengan merasakan sensasi wisata nyaman untuk beribadah,” pungkasnya.

UMKM di Jateng Didorong untuk Sertifikasi Halal Produk-produknya

MTN, Semarang – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, mendorong akselerasi sertifikasi halal bagi produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di wilayah tersebut untuk jaminan kehalalan produknya.

“Sampai saat ini baru sekira 4.700 pelaku usaha UMKM yang sudah mendapatkan sertifikasi halal,” ujar Nana.

Dilansir dari Antara, Nana menambahkan, tahun ini ada sekira 500 sertifikat halal yang akan diberikan kepada pelaku UMKM, dan tahun berikutnya diharapkan bisa meningkat 1.000-2.000 pelaku usaha yang menyusul sertifikasi halal.

Pj Gubernur Jateng tersebut mengingatkan bahwa sertifikat jaminan produk halal ini sangat penting bagi pelaku usaha untuk bisa meningkatkan citra positif tentang penjaminan produk, membangun kepercayaan konsumen, dan memperkuat Unique Selling Point.

“Dan tentunya meningkatkan kesempatan atau peluang produk untuk masuk ke pasar atau industri halal,” jelas Nana, yang juga purnawirawan jenderal polisi bintang tiga itu.

Sebab, ujar Nana, populasi penduduk Muslim di Jateng saat ini sekira 35,6 juta orang, sehingga cukup mendorong permintaan produk halal yang tinggi.

Di Jateng, menurut Nana, penguatan rantai pasok halal dilakukan melalui sertifikasi produk halal, pembinaan secara berkelanjutan, pengembangan potensi wisata halal, penguatan keuangan syariah, penguatan UMKM, dan penguatan ekonomi digital.

“Dalam hal ini, Pemprov Jateng bekerja sama dengan MUI bersama-sama memberikan bimbingan teknis kepada masyarakat dalam pembuatan sertifikasi halal bagi pelaku UMKM,” tuturnya.

Selain itu, program bantuan tambahan modal bagi pelaku usaha yang membutuhkan juga digenjot, sebagai salah satu upaya pengentasan kemiskinan, selain untuk mendorong UMKM naik kelas,

Pemprov Jateng juga mendorong pengembangan ekosistem halal dengan berkolaborasi dengan instansi lainnya, misalnya UMKM makanan olahan dari daging atau ayam juga diharuskan menggunakan bahan yang halal melalui sertifikasi halal untuk rumah pemotongan hewan (RPH).

Dari 78 unit rumah pemotongan hewan (RPH) di Jateng, RPH yang telah bersertifikat halal dan sertifikat nomor kontrol veteriner (NKV) ada 10 unit, sedangkan rumah pemotongan unggas (RPU) yang bersertifikat halal sejumlah 33 unit dari total dari 50 unit.

“Jadi, untuk Pemprov lebih fokus pada UMKM. Untuk RPH sudah diarahkan ke pemerintah kabupaten/kota. Kami akan terus meningkatkan dan meminta RPH lain untuk mengurus sertifikasi halal,” pungkas Nana.

Cak Imin Ingin Wisata Halal Indonesia Kalahkan Malaysia

Cak Imin (foto: viva.id)

MTN, Pasuruan – Cak Imin dalam janji kampanyenya, ingin peruas wisata halal dan kalahkan Malaysia untuk urusan wisata halal.

Dilansir dari Inilah, cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di haul Masyayikh Ke-21 dan Silaturrohim Nasional Alumni Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini Pasuruan Jawa Timur, bicara tentang wisata halal.

Cak Imin bicara soal potensi wisata halal di Indonesia. Dia bertekad ingin membenahi wisata halal menjadi lebih luas keberadaannya di Indonesia.

“Menjadi destinasi baru dunia di berbagai titik, makanan halal, wisata halal, fashion, semua. Akan dalam satu integritas, termasuk perbankan syariahnya,” kata Cak Imin saat menghadiri Haul Masyayikh Ke-21 dan Silaturrohim Nasional Alumni Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini, Pasuruan, Jawa Timur (14/1/2024).

Cak Imin menjelaskan, potensi pasar sekaligus umat Islam terbanyak di dunia merupakan kekuatan ekonomi yang bisa mendongkrak wisata halal masuk Indonesia.

“Tetapi belum dikonsolidasikan dengan baik oleh pemerintah, sehingga lebih banyak wisata halal dari berbagai negara ke Malaysia dibanding ke Indonesia,” ujarnya.

Ia juga menyoroti potensi anak muda Indonesia yang saat ini menempati 52 persen dari keseluruhan jumlah penduduk nasional. Sehingga, lanjut dia, anak-anak muda harus mendapat perhatian agar menjadi kekuatan besar bagi bangsa. “Insya Allah perubahan itu akan terjadi di masa yang akan datang. Insya Allah 14 Februari perubahan akan terwujud,” kata dia.

“Ada banyak juga yang mengganggu wisata halal itu, antara lain tumbuh kembangnya makan-makan haram yang tidak di sertifikasi sehingga liar,” tambahnya.

Cak Imin menghadiri Haul Masyayikh Ke-21 dan Silaturrohim Nasional Alumni Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini Pasuruan. Kemudian, ia akan sowan ke Kyai Bahar di Kraton Pasuruan pukul 10.30 WIB.

Selanjutnya, pukul 13:00 WIB Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini akan meghadiri acara Peneguhan Tekad Habaib Ulama’ dan Guru Ngaji se Probolinggo Raya untuk Pasangan AMIN di Pondok Pesantren Asem Agung As Salafiyah Desa Banjarsari Sumberasih, Kab. Probolinggo.

Kemudian, sorenya pukul 15:00 WIB ia menghadiri Slepet Imin bersama Pelaku Ekonomi Kreatif di J’BING 3 Rest Area Cafe & Resto Probolinggo.

Menutup kunjungan di Jatim, Cak Imin akan hadir dalam acara konsolidasi pemenangan AMIN oleh Laskar Santri di Pondok Pesantren Riyadlus Solihin Ketapang Kota Probolinggo.