MUI dan Pemerintah Kerjasama Kembangkan Wisata Halal

foto: Republika

MTN, Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah resmi tandatangani MoU untuk pengembangan wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Hidayatullah, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) berkomitmen untuk mengembangkan pariwasata dan ekonomi kreatif halal di Indonesia.

Komitmen tersebut tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, dan Wakil Ketua Umum MUI, Buya Anwar Abbas.

“Hari ini kami menandatangani kerja sama kesepahaman dengan MUI dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif (yang) butuh bimbingan MUI,” kata Sandiaga Uno di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, (19/3/2024).

Penandatanganan kerja sama ini, kata Sandiaga, sebagai sinergi dalam meningkatkan pengembangan parekraf dan ekonomi keumatan, khususnya pada pengembangan pariwisata halal dan wisata religi melalui peningkatan kapasitas sumber daya, pertukaran informasi dan kegiatan yang bisa dikolaborasikan bersama.

Sebelumnya, ungkapnya, pihaknya juga sudah rutin melakukan konsultasi kepada MUI berkaitan dengan pariwisata halal dan ekonomi kreatif. Semua hasil konsultasi dan masukan dari MUI telah diimplementasikan oleh Kemenparekraf.

Meski begitu, jelasnya, penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan bentuk kerja sama secara formal untuk meningkatkan pariwisata dan ekonomi kreatif halal.

Dengan adanya ini secara formal ini, MUI bakal memberikan saran dan masukan terkait kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan oleh Kemenparekraf.

“Jadi setiap ada kebijakan maupun pandangan – pandangan MUI yang sesuai dengan Islam yang ‘rahmatan lil alamin’, kita harus aplikasikan untuk kepentingan, karena ekonomi kita ini kan disusun dengan prinsip kebersamaan dan kekeluargaan,” ungkapnya.

“Harapannya ini bisa membuka peluang usaha dan saat Indonesia dinobatkan sebagai destinasi halal dunia terbaik, ini bisa kita pertahankan. Dan bisa membuka lapangan usaha dan kerja khususnya bagi para UMKM,” sambungnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum MUI Buya Anwar Abbas mengatakan, kerja sama merupakan sesuatu yang didambakan. Karena dengan kerja sama sesuatu yang berat bisa menjadi ringan.

“Mudah-mudahan dengan adanya kerja sama inu kehidupan pariwisata halal dan ekonomi kreatif di Indonesia semakin banyak,” kata Buya Anwar.

Buya Anwar menambahkan, apabila para pelaku usaha ekonomi kreatif bisa dikembangkan dengan baik, maka diharapkan ada mobilitas vertikal, masyarakat bawah bisa naik ke lapisan masyarakat menengah.

“Kita harapkan jumlah masyarakat menengah kita ke depan semakin membesar. Jika semakin membesar, maka daya beli masyarakat akan meningkat. Dan kalau daya beli masyarakat meningkat, apapun yang kita buat asalkan dibutuhkah oleh pasar InsyaAllah akan laku terjual, sebelum 2040 kita masuk 4 besar dunia pariwisata halal,” pungkasnya.

Indonesia Jaga Predikat Wisata Halal Terbaik Dunia

ilustrasi (foto: kemenparekraf.go.id)

MTN, Jakarta – Indonesia terus berupaya jaga predikat sebagai wisata halal terbaik di dunia.

Dilansir dari Republika, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, berupaya menjaga status pariwisata halal Indonesia agar tetap menjadi yang terbaik dan nomor satu di dunia sehingga bisa berkontribusi bagi perekonomian bangsa.

“Indonesia dinobatkan menjadi destinasi wisata halal terbaik dunia, kami butuh bimbingan dari MUI agar ini bisa kita pertahankan dan membuka peluang usaha dan lapangan kerja khususnya bagi para UMKM,” ujar Sandiaga usai penandatanganan nota kesepahaman bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam pengembangan dan peningkatan pariwisata dan ekonomi kreatif halal di Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Sandiaga mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan dalam menjaga status Indonesia sebagai pariwisata halal nomor satu di dunia yakni dengan menjalin kerja sama dengan MUI. Menurut Sandiaga, MUI nantinya akan memberikan saran dan masukan terkait kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Kemenparekraf dalam pengembangan dan peningkatan pariwisata halal.

“Kami butuh bimbingan dari MUI, karena pariwisata dan ekonomi kreatif ini berkembangnya cepat sekali jadi masukan-masukan dari MUI kami butuhkan,” ucap Sandiaga.

Dia mengatakan bahwa pihaknya juga akan melakukan peningkatan sumber daya manusia (SDM), mendorong agar penggiat pariwisata halal mempelajari kemampuan baru, berinovasi, beradaptasi dengan perkembangan zaman dan terus kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya.

“Kami terus mendorong dan kita perlu bimbingan dari MUI, kita harus terus berinovasi dengan bimbingan para ulama. Karena fokus ke depan adalah Muslim Friendly Tourism, bukan hanya kita bicara mengenai halal hotel, halal transport, halal food, halal tour packages dan halal finance,” ungkap Sandiaga.

Berdasarkan Laporan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 menempatkan Indonesia peringkat pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia, mengalahkan 140 negara lainnya.

“Jadi kita sempat terlempar di luar tiga besar. Alhamdulillah berkat doa dari para ulama dan juga dari perjuangan penggerak pariwisata halal, kita kembali dan ini sekaligus rekor kita bisa menempatkan diri sebagai peringkat pertama,” tuturnya.

Dijelaskannya bahwa wisata halal memiliki tiga yang pertama need to have meliputi halal food, prayer facilities, water-friendly washroom, no Islamphobia. Kedua good to have yakni lebih baik jika ada fasilitas yang lebih bersih dan nyaman untuk social causes, ramah dan services.

“Selanjutnya (yang ketiga) tingkatan tertinggi yakni nice to have yakni fasilitas rekreasi yang ramah Muslim. Berlapang-lapang dalam menjaga privasi, bagaimana kita juga bisa menutup nonhalal services terutama di bulan Ramadhan,” jelas Sandiaga.

Dia berharap bahwa posisi Indonesia sebagai tujuan pariwisata halal utama akan membuka peluang lapangan kerja baru, yang pada gilirannya akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara.

“Jadi kalau bicara mengenai pariwisata halal atau halal tourism ini, 99 persen adalah para UMKM. UMKM ini 97 persen menciptakan lapangan kerja. Semakin besar pariwisata halal ini, maka semakin besar UMKM kita memberikan kontribusi kepada ekonomi,” pungkasnya.

Melihat Tampilan Baru Pulau Penyengat, Distinasi Wisata Halal di Kepri

Masjid Raya Sultan Riau, Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kepulauan Riau (foto: rmnews.id)

MTN, Kepulauan Riau – Pulau Penyengat di Kepulauan Riau yang telah menjadi destinasi halal, di tahun 2024 ini mendapat tampilan baru.

Dilansir dari Batam Pos, pemerintah Provinsi Kepri dibawah kendali Gubernur Kepri, Ansar Ahmad telah memplot Pulau Penyengat sebagai destinasi wisata halal di Provinsi Kepri. Selama ini, Penyengat memang telah melekat sebagai destinasi andalan untuk wisata religi.

Gubernur Kepri, Ansar Ahmad menyadari benar, Pulau Penyengat adalah aset yang harus tersu dirawat. Menyiasati ini, Pemprov Kepri telah memulai pembenahan Pulau Penyengat, Tanjungpinang sejak 2022 lalu. Gubernur Ansar mengatakan, setelah proses pembenahan jalan di tahun 2023 lalu, tahun 2024 ini ada beberapa pekerjaan yang harus dilanjutkan.

Sebagaimana diketahui Pemerintah Provinsi Kepri sebelumnya telah mengajukan kepada Pemerintah Pusat melakui Bappenas anggaran sebeaar Rp93 miliar untuk melanjutkan menata Pulau Penyengat di tahun 2024 ini. Yang mana dana tersebut sebesar Rp35 miliar untuk perbaikan sarana prasarana Balai Adat, Rp33 miliar untuk lanjutan penataan jalan lingkar dan sebesar Rp25 miliar untuk pembangunan Monumen Bahas Nasional.

“Kita perlu dukungan doa dari masyarakat agar usaha kita untuk menata Pulau Penyengat ini dimudahkan dan dilancarkan. Kita tau APBD kita terbatas, makanya kita mengadukannya kepada Pemerintah Pusat. Kita. Dan kita patut bersyukur karena permintaan masyarakat ini dikabulkan, sehingga nanti Penyengat akan lebih tertata, lebih rapi, lebih cantik dan lebih memikat para wisatawan,” ucap Gubernur Kepri, Ansar Ahmad.

Pulau Penyengat di Tanjungpinang, Kepulauan Riau menawarkan pesona bangunan bersejarah, yakni Masjid Raya Sultan Riau yang megah.

Jelajahi jalan-jalan yang dipenuhi dengan nuansa budaya Melayu yang kental, sambil menikmati kelezatan kuliner lokal dan kehangatan keramahtamahan penduduk setempat. Kesempurnaan Pulau Penyengat tak hanya terletak pada pesona arsitektur dan kebudayaannya, tetapi juga pada pantai berpasir putihnya yang memikat, menawarkan peluang untuk bersantai di bawah sinar matahari yang gemilang sambil menikmati keindahan panorama laut yang memukau.

Pulau Penyengat yang dikenal sebagai emas kahwin Engku Putri ini juga merupakan pusat istana raja-raja Kesultanan Riau Lingga. Peninggalan yang ada adalah merupakan aset berharga bagi daerah ini. Potensi-potensi yang ada kemudian terus dirawat oleh Pemerintah Daerah.

Taiwan Buka Pusat Informasi Pariwisata dan Kuliner Halal

ilustrasi (foto: asiatoday.id)

MTN, Jakarta – Tarik wisatawan Indonesia, Taiwan buka pusat informasi pariwisata dan kuliner halal. Seperti apa?

Dilansir dari Krjogja, Taiwan membuka Taiwan Tourism Information Center di Jakarta. Kehadiran pusat informasi ini akan mempermudah masyarakat Indonesia mmemperoleh informasi seputar pariwisata Taiwan. Mulai dari destinasi wisata, transportasi, tempat belanja, hingga rekomendasi kuliner halal.

Menurut Wakil Ditjen Pariwisata Taiwan, Chou Ting-chang, di Jakarta (28/2/2024), sejak Januari hingga November 2023, jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Taiwan telah mencapai 181.504 orang.

Angka ini memperlihatkan pemulihan hampir 90% dibandingkan dengan jumlah wisatawan pada periode yang sama di masa sebelum pandemi (tahun 2019) sebesar 205.153 orang. “Ini menunjukan keantusiasan wisatawan Indonesia untuk berwisata ke Taiwan,” ujarnya.

Chou Ting-chang juga menyebut, Taiwan telah menggalakkan lingkungan ramah Muslim lebih dari 15 tahun lalu. Berdasarkan Indeks Pariwisata Muslim Global (GMTI) 2023 oleh MasterCard-Crescent, Taiwan mendapat kepercayaan menduduki peringkat ketiga destinasi pariwisata non-OKI (non-OIC destinations) dan meraih penghargaan ‘Destinasi Pariwisata non-OKI Yang Paling Toleransi’ untuk tahun 2022.

Dalam upaya pencapaian target 12 juta wisatawan mancanegara, Taiwan juga akan ikut berpartisipasi dalam Pameran Pariwisata Musim Semi Indonesia (Astindo Travel Fair 2024) yang akan berlangsung pada 29 Februari – 3 Maret 2024.

Direktorat Jenderal Pariwisata Kementerian Perhubungan Taiwan akan memboyong 30 perwakilan dari 11 instansi seperti agen perjalanan, hotel dan lainnya sebagai delegasi Taiwan untuk turut berpartisipasi dalam pameran tersebut.

Dalam pameran itu, Direktorat Jenderal Pariwisata Kementerian Perhubungan Taiwan akan menghadirkan Paviliun Taiwan dengan tema utama bubble tea atau teh susu boba sebagai salah satu daya tarik kuliner klasik Taiwan. Selain dapat meracik dan menikmati teh susu boba secara langsung, para pengunjung juga berkesempatan melukis lampion kecil bernuansa tahun baru Imlek yang diajarkan langsung oleh Master Tseng Yen-hui dengan pengalaman lebih dari 30 tahun.

Selain itu, pengunjung akan dimanjakan dengan pertunjukan dari grup seni akrobat kontemporer Taiwan Eye Catching Circus yang membawa tema utama Keindahan Pulau. Paviliun Taiwan juga mengundang influencer Instagram di bidang wisata dan kuliner yakni Cindy Gula untuk berbagi pengalaman terbaru dan menarik ketika mengunjungi Taiwan.

Menurut Chou, saat ini terdapat banyak penawaran menarik bagi para wisatawan yang akan berkunjung ke Taiwan, seperti undian Taiwan Lucky Land yang berhadiah senilai NT$5.000 bagi dua orang wisatawan yang menggunakan kereta cepat (High Speed Rail) bersamaan. Salah satu dari wisatawan tersebut akan mendapatkan pembebasan biaya atau gratis, kartu Taiwan Pass yang dipadukan dengan diskon HSR, MRT dan Taiwan Tourist Shuttle.

“Lalu untuk grup wisata berkesempatan mendapatkan subsidi maksimum NT$50.000, tergantung dari jumlah peserta dan lamanya periode wisata di Taiwan. Selain itu, selama pameran berlangsung, para pembeli produk wisata Taiwan dapat mengisi angket yang kemudian bisa ditukarkan dengan hadiah eksklusif,” jelasnya.

Tak berhenti di situ, setelah pameran berakhir, delegasi pariwisata Taiwan akan menggelar workshop B2B sebagai bentuk promosi pariwisata Taiwan di Pullman Jakarta Central Park Hotel pada 4 Maret 2024 dan JW Marriott Hotel Medan pada 6 Maret 2024, dengan mengundang lebih dari seratus pelaku industri pariwisata lokal Indonesia.

Pada kesempatan ini, Direktorat Jenderal Pariwisata Kementerian Perhubungan Taiwan juga mengundang pakar Muslim dari Chinese Muslim Association untuk memperkenalkan sumber daya pariwisata muslim Taiwan yang terbaru, dengan harapan dapat mendorong kerja sama yang lebih erat antara industri pariwisata Taiwan dan Indonesia.

Jatim Buka Peluang Ekspor Produk Halal

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (foto: republika.co.id)

MTN, Surabaya – Pertemuan antara Duta Besar Thailand untuk Indonesia dengan Gubernur Jatim buka peluang ekspor produk halal dari Jawa-Timur.

Dilansir dari Disway, Duta Besar Thailand untuk Indonesia, H.E Mr Prapan Disyatat, berkunjung ke Surabaya. Salah satu agenda utamanya adalah bertemu dengan Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, pada Rabu malam, 28 Februari 2024.

Sambil makan malam, Khofifah dan Disyayat membahas potensi kerja sama Indonesia dan Thailand yang akan terus dikembangkan.

Menurut Khofifah, Thailand merupakan salah satu negara favorit tujuan wisata bagi warga Indonesia. Termasuk warga Jawa Timur banyak yang berkunjung ke Thailand untuk berwisata.

Dalam bidang perdagangan, Thailand termasuk 10 besar negara tujuan ekspor utama Jawa Timur. Setidaknya dalam lima tahun terakhir. Dengan latar belakang itu, potensi kerja sama di bidang lain juga sangat mungkin dijalin dengan Thailand.

“Alhamdulillah malam ini kami berkesempatan untuk bertemu dengan H.E Mr Prapan Disyatat. Sebuah kehormatan bahwa dalam kunjungannya selama empat hari di Jawa Timur, beliau menyempatkan diri untuk berdiskusi intens terkait prospek kerja sama antara Thailand dengan Jawa Timur ke depan,” kata Khofifah.

Sektor lain yang dibahas keduanya antara lain sektor industri, pelayaran, pertanian, industri halal, permakanan, dan juga pariwisata. Bahkan, Dubes Thailand tersebut juga membawa sejumlah calon investor yang berminat untuk berinvestasi di Jawa Timur.

“Dubes Thailand menyampaikan bahwa beliau ke Jatim selama empat hari ini dengan membawa banyak calon investor untuk menjajaki investasi di Jatim khususnya di sektor green industry,” kata Khofifah.

“Green industry juga sangat getol dikembangkan di Jatim dan Indonesia. Untuk itu mereka tadi juga menyampaikan bagaimana dukungan pemerintah dalam pengembangan industri hijau, khususnya apakah ada insentif bagi investor Thailand yang berinvestasi green industry di Jatim,” urai Khofifah.

Khofifah juga menyelipkan satu isu penting bagi Jawa timur. Yakni terkait bidang ketahanan pangan dan industri halal. Disyatat tertarik untuk mengembangkan kerja sama dengan Jawa timur di bidang tersebut.

Jawa Timur selama ini dikenal kaya akan produksi makanan dan minuman halal serta beraneka ragam produk halal. Bahkan Jatim juga memiliki Kawasan Industri Halal yang fokus menjadi wadah pengembangan dan perdagangan produk-produk halal ke mancanegara di dunia.

Tradisi Khas Kudus Ini Digagas jadi Destinasi Wisata Halal

Festival Dandangan di Kudus (foto: mondes.co.id)

MTN, Kudus – Pemerintah Kabupaten Kudus menggagas tradisi Dandangan sebagai destinasi wisata halal atau halal tourism di wilayah mereka. Seperti apa?

Dilansir dari TribunNews, bahkan pemerintah kabupaten akan mengomunikasikannya dengan pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, agar tradisi Dandangan masuk dalam agenda halal tourism secara nasional.

“Dandangan ini agenda yang bisa masuk wisata halal dan di dalamnya ada nilai jual,” ujar Penjabat Bupati Kudus, Muhammad Hasan Chabibie.

Segenap peranti pendukung wisata halal yang ada di dalam Dandangan juga sudah mendukung. Untuk itu perlu adanya penambahan minor yang mana agenda ini agar bisa masuk dalam kalender nasional sebagai tradisi yang layak untuk disebut sebagai destinasi wisata halal skala nasional.

Gagasan untuk mendongkrak Dandangan sebagai destinasi wisata halal juga bagian dari menjaga marwah Dandangan sebagai tradisi yang memiliki substansi religi. Untuk itu, kata Hasan, jangan sampai Dandangan tercederai dengan adanya praktik-praktik yang melanggar syariat misalnya selama rangkaian seluruh pedagang makanan menjajakan kudapan halal dan tidak ada praktik yang berbau judi.

“Untuk itu jangan sampai visi Dandangan peninggalan Sunan Kudus tercederai. Ini merupakan khas Kudus,” jelas Hasan.

Ditambah nilai jual Dandangan secara konkret sudah sudah tercatat sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 2021. Untuk itu perlu adanya unsur kebudayaan yang lebih ditonjolkan.

Sekilas mengenai Dandangan merupakan tradisi menyambut awal Ramadan yang digelar di Kudus. Dilansir dari laman Kemendikbud.go.id Dandangan merupakan tradisi peninggalan Sunan Kudus sebagai pemimpin agama di wilayah tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu warga berkumpul dan menunggu di sekitar Masjid Menara untuk menanti pengumuman tiba awal 1 Ramadan oleh Sunan Kudus. Berkumpulnya masyarakat di situ menjadi ajang mremo atau aji mumpung bagi para pedagang untuk menjual sejumlah barang dagangannya.

Kata Dandangan sendiri merupakan onomatope dari suara beduk. Saat beduk Menara Kudus ditabuh berarti 1 Ramadan telah tiba. Resonansi tabuhan beduk yang menimbulkan suara dang..dang..dang kemudian masyarakat menyebut tradisi menyambut awal Ramadan sebagai Dandangan.

“GP Ansor Eks Tapanuli: Danau Toba Ramah Wisata Halal untuk F1H2O”

ilustrasi (foto:inews.co.id)

MTN, Jakarta – Pihak GP Ansor Tapanuli pastikan bahwa kawasan Danau Toba sudah ramah wisata halal jelang lomba balap F1H2O. Seperti apa?

Dilansir dari Mimbar Sumut, GP Ansor Eks Tapanuli, melalui Sekretarisnya Heri, menegaskan komitmennya untuk menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata yang ramah dan inklusif bagi semua pengunjung, termasuk wisatawan Muslim.

Dalam persiapannya menyambut ajang balap F1H2O, pihak GP Ansor Eks Tapanuli memastikan ketersediaan fasilitas dan layanan yang sesuai dengan prinsip wisata halal, Jumat (23/2).

“Di Toba ini sudah banyak dijumpai rumah makan Islam. Toko oleh-oleh khas Batak halal juga ada, seperti toko Silua Toba di Porsea,” ujar Heri, Sekretaris GP Ansor Eks Tapanuli.

Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan ibadah, terdapat empat masjid di Balige. Informasi lebih detail dapat diperoleh melalui aplikasi Google Maps.

Ansor Eks Tapanuli berharap upaya ini dapat memperluas daya tarik Danau Toba sebagai destinasi wisata yang bersahabat dan inklusif bagi semua jenis wisatawan.

“Indonesia Perlu Masifkan Promosi agar jadi Pusat Wisata Halal”

ilustrasi (foto: voi.id)

MTN, Jakarta – Ketua Umum Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Riyanto Sofyan, mengatakan bahwa Indonesia perlu upaya promosi yang lebih masif agar menjadi pusat wisata halal dunia. Seperti apa?

Dilansir dari Antara News, Ketua Umum Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Riyanto Sofyan, mengatakan bahwa Indonesia perlu upaya promosi yang lebih masif agar menjadi pusat wisata halal dunia, mengingat kurang optimalnya upaya marketing dan branding pariwisata halal domestik.

“Tingkat kegiatan pemasaran kita masih tawaduk (malu-malu). Kalau kita lihat Malaysia, bagaimana agresifnya mereka dalam pemasaran dan branding bahwa mereka itu the best. Nah ini strategi dan solusi bagaimana bisa kita menjadi the world best halal tourism destination,” ujar Riyanto Sofyan di Jakarta, Senin.

Riyanto mengatakan bahwa sebenarnya strategi serupa pernah diterapkan saat mengembangkan Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi destinasi wisata halal dunia, sehingga mendapatkan penghargaan sebagai destinasi halal terbaik pada World Halal Travel Summit 2015.

Ketua PPHI tersebut menuturkan bahwa hal itu memberikan dampak positif bagi perekonomian setempat dengan adanya peningkatan devisa sekitar Rp5 triliun dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp500 miliar.

Sedangkan program pengembangan wisata yang dijalankan menelan biaya yang jauh lebih kecil, yaitu Rp7 miliar.

“Jadi bisa dilihat bahwa dengan (strategi) ini paling efisien dan efektif,” kata Riyanto.

Selain pemasaran, Riyanto menilai tantangan lain dalam pengembangan pariwisata halal di Indonesia adalah kurang optimalnya konektivitas, literasi, tingkat kesadaran dan komitmen para pelaku usaha, ekosistem, serta integrasi dengan sektor-sektor pendukung.

Ketua PPHI tersebut pun menyatakan bahwa pemerintah dan para pelaku usaha perlu mengembangkan destinasi, industri, serta kelembagaan atau ekosistem pariwisata yang ada untuk meningkatkan daya saing dan daya tahan usaha.

Riyanto juga menuturkan bahwa para pelaku usaha wisata halal juga perlu menunjukkan aspek profesionalisme sebagai branding bisnis mereka.

“Karena Ini kan berjualan jasa atau experience (pengalaman),” pungkasnya.

Menparekraf Bicara tentang Wisata Religi di Gorontalo

Masjid Walima Emas, Gorontalo (foto: Tribun Gorontalo)

MTN, Jakarta – Kunjungi Gorontalo, Menparekraf Sandiaga Uno bicara soal wisata religi. Seperti apa?

Dilansir dari Diskursus Network, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menggelar pertemuan dengan para pelaku usaha yang tergabung dalam KADIN (Kamar Dagang dan Industri) dan HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), untuk mengidentifikasi beberapa peluang potensial untuk mempercepat Pertumbuhan pariwisata dan ekonomi kreatif Kolombia di Gorontalo.

Sandiaga, mengatakan salah satu rekomendasi pertemuan tersebut adalah menetapkan wilayah utara Gorontalo sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata dan Kreatif (KEK Parekraf).

“Kita harapkan KEK Parekraf ini bisa mempercepat investasi dan pengembangan destinasi,” ujar Menparekraf Sandiaga usai menghadiri acara makan malam bersama KADIN, di Angelato, Gorontalo, Selasa malam (27/2/2024).

Selain KEK Parekraf, pembentukan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Gorontalo juga menjadi harapan bersama para pelaku usaha.
Keikutsertaan KSPN diharapkan dapat mendorong pengembangan destinasi wisata dari desa wisata menjadi wisata alam, wisata budaya, wisata buatan dan lain sebagainya.

Selain itu, menurut Sandiaga adanya keinginan kuat dari ekosistem dunia usaha untuk menciptakan wisata halal di Gorontalo.

Gorontalo yang dijuluki Serabi Medina memiliki banyak destinasi wisata religi, mulai dari masjid tertua (Masjid Gento Sultan Amai Gorontalo yang menjadi situs cagar budaya), makam tokoh agama hingga kain Desa Wisata Religi Bohubango.

“Ini nanti yang akan kita kembangkan, kita masukkan ke dalam sebuah paket wisata yang berbasis wisata religi,” ungkap Sandiaga.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini juga mendorong dunia usaha untuk berperan aktif dalam menyelenggarakan berbagai acara di Gorontalo. Ini tidak hanya menyajikan acara-acara yang relevan dengan budaya tetapi juga menyelenggarakan konser.

Mengembangkan Potensi Wisata Halal di Sulsel

Masjid Raya Makassar (foto: remisya.org)

MTN, Makassar – Sulawesi Selatan memiliki potensi yang besar di bidang wisata halal. Hal ini sangat didukung oleh pihak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (HRI).

Dilansir dari Fajar, Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga, menuturkan pihaknya sangat mendukung wisata halal. Sebab, iklim untuk menggarap pasar ini sangat kuat di Sulsel.

Hal tersebut juga sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja ekonomi syariah di Sulsel. Menurut dia, PHRI selalu mendorong para pelaku usaha hotel mengurus sertifikasi halalnya.

Itu untuk meyakinkan bahwa industri telah siap untuk menyambut wisata halal. Saat ini, beberapa hotel memilki sertifikat halal seperti, Hotel Claro Makassar, Aston, Almadera, Dalton, dan Khas Makassar hotel.

“Hal yang menghambat pengembangan ini hanya terletak dari keseriusan semua pihak saja untuk menyatukan semua instrumen. Dan jika industri menyebut bahwa biaya sertifikat mahal, pemerintah harus hadir memberikan solusi atau jaringan terkait pengurusan sertifikat tersebut,” jelasnya.

Saat ini, lanjutnya, yang bisa dilakukan adalah memberi motivasi, seperti seluruh hotel grup Phinisi yang telah memiliki sertifikat halal. Saat ini sedang proses perpanjangan serta meminta agar pemerintah memfasilitasi biaya sertifikasinya.

Manajer Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulsel, Rafdy Hifdhurrahman menuturkan dalam tataran global, Ekonomi Syariah (Eksyar) Indonesia masih pada posisi keempat setelah Malaysia, Arab Saudi, dan UEA, namun dengan peningkatan signifikan pada sektor makanan halal sehingga kinerja dari ekonomi syariah tersebut bisa terus diakselerasi.

“Jadi untuk pangsa aktivitas usaha syariah meningkat mencapai 45,66 persen,” ucapnya.

Saat ini kinerja Eksyar juga terus menujukan tren yang positif. Dimana pemulihan kinerja sektor unggulan Halal Value Chain (HVC) terus berlanjut didorong oleh sektor pariwisata ramah muslim (PRM) dan sektor pertanian.

Lalu inflasi sektor makanan minuman halal dan HVC meningkat seiring peningkatan permintaan serta kendala pada sisi produksi. Transaksi e-Commerce produk halal tumbuh di tengah kembali normalnya mobilitas masyarakat.

“Kinerja ekspor bahan makanan halal terjaga ditopang peningkatan harga
komoditas pangan global dan literasi Eksyar juga mengalami peningkatan,” ucapnya.

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Sulsel Didi Leonardo Manaba menuturkan wisata halal adalah konsep berwisata yang bisa di konsumsi oleh semua pelaku perjalanan.

Hal ini memudahkan khususnya traveller muslim, tetapi tidak ada kaitannya dengan agama. Maka dari itu untuk mengembangkan hal tersebut, banyak hal yang harus dilakukan. Sebab, bukan hanya berhubungan dengan makan dan minuman, tetapi ketersediaan fasilitas-fasilitas untuk memanjakan wisatawan muslim.

Kemudian untuk tantangan yang dihadapi mensosialisasikan konsep tersebut ke destinasi yang minoritas muslim seperti Toraja, namun itu bukan kendala karena stakeholder di Toraja sudah mulai mengerti.

“Karena sudah mulai banyaknya wisatawan Malaysia dan domestik yang mulai kunjungi Toraja,” pungkasnya.