Asosiasi Agen Wisata Indonesia Ajak Riau Perkuat Wisata Religi

ilustrasi (foto: menara.co.id)

MTN, Pekanbaru – Pihak ASITA (Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies) mengajak Pemrov Riau bersinergi untuk perkuat sektor wisata religi dan halal tourism.

Hal tersebut disampaikan Ketua Asita Riau, Dede Firmansyah, yang berharap Pemprov Riau bisa memberikan dukungan pada sektor pariwisata religi dan halal tourism tahun 2024. Namun, permasalahannya terletak pada kurangnya keterlibatan langsung pelaku pariwisata dalam pembahasan kebijakan.

Dilansir dari HalloRiau, menurut Ketua Asita Riau tersebut, partisipasi mereka dalam dialog dengan pemerintah sangat diharapkan, terutama karena mereka merupakan pelaku langsung yang berinteraksi dengan wisatawan. Itu terbukti mencatat bahwa Riau telah meraih penghargaan dalam bidang pariwisata religi sebelum memegang jabatan di Riau.

“Pentingnya program Pemprov Riau melalui Dinas Pariwisata untuk sejalan dengan Asita Riau. Sektor pariwisata religi agar selaras dengan nilai-nilai keagamaan. Untuk itu perlu keterlibatan langsung,” kata Dede, Rabu (27/12/2023).

Dede mencontohkan seperti Gerakan Sholat Subuh Berjamaah (GSSB) Provinsi Riau yang digagas Gubernur Riau, Edy Natar Nasution juga bisa diintegrasikan sektor pariwisata dengan nilai-nilai religi. Jika disokong dengan terlibatkan pelaku pariwisata tentu dapat berdampak positif.

Ketua Asita Riau tersebut berharap agar suara pelaku pariwisata didengar dan terlibat aktif dalam kebijakan.

Agen-Agen Perjalanan di Sumut Sudah Terlatih Layani Wisata Halal

Danau Toba (foto: okezone.com)

MTN, Medan – Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia/Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita), mengatakan bahwa agen-agen perjalanan di Sumatera Utara sudah terlatih layani wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, Ketua DPD Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia/Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Sumatra Utara, Solahuddin Nasution, memastikan agen-agen perjalanan anggotanya terlatih melayani wisata halal.

“Biro perjalanan dapat memenuhi semua kebutuhan wisatawan, baik ibadah maupun makanan halal,” ujar dia di Medan, Minggu, tengah bulan ini (12/9).

Menurut Solahuddin, aspek kehalalan penting bagi wisatawan Muslim yang melakukan perjalanan ke daerah atau tempat yang jumlah pemeluk agama Islam-nya sedikit.

Di Sumut, kata dia, agen-agen perjalanan sudah berpengalaman dalam menciptakan kenyamanan bagi semua pihak.

Meski demikian, Solahuddin mengemukakan pentingnya Provinsi Sumut menafsirkan kembali definisi dari wisata halal.

Wisata halal, katanya, seharusnya tidak bersifat kaku dan diartikan secara sempit.

Oleh sebab itu, Solahuddin lebih memilih menggunakan istilah “muslim friendly tourism” alias pariwisata yang ramah umat Muslim.

“Pariwisata jenis itu tengah dikembangkan di negara-negara, seperti Korea Selatan dan Jepang. ‘Muslim friendly’ artinya dapat memenuhi harapan turis Muslim ketika berkunjung ke daerah wisata minoritas Muslim. Jadi, semua hal untuk wisata itu bisa didiskusikan, termasuk rencana perjalanannya,” kata Solahuddin.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Sumatera Utara Zumri Sulthony menyampaikan Duta Besar Malaysia untuk Indonesia Dato’ Syed Mohamad Hasrin bin Tengku Hussin menyoroti wisata halal di Danau Toba saat bertemu Wakil Gubernur Sumatra Utara Musa Rajekshah di Medan, 25 Agustus 2023.

Dubes Malaysia, dia mengatakan, menyebut bahwa warga dari “Negeri Jiran” –sebutan untuk Malaysia– akan senang jika kebutuhan halal mereka, terutama makanan, di kawasan Danau Toba dapat terfasilitasi.

Selama ini, kata dia, wilayah Danau Toba sudah akrab dengan kehalalan, tetapi hal tersebut masih perlu ditingkatkan.

“Kita bukan ingin menghilangkan kebiasaan yang sudah ada. Justru yang sudah ada diperbaiki kualitasnya sambil menyadari bahwa wisatawan luar negeri juga membutuhkan objek wisata yang bersahabat dengan kehalalan,” pungkasnya.