Jatim Buka Peluang Ekspor Produk Halal

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa (foto: republika.co.id)

MTN, Surabaya – Pertemuan antara Duta Besar Thailand untuk Indonesia dengan Gubernur Jatim buka peluang ekspor produk halal dari Jawa-Timur.

Dilansir dari Disway, Duta Besar Thailand untuk Indonesia, H.E Mr Prapan Disyatat, berkunjung ke Surabaya. Salah satu agenda utamanya adalah bertemu dengan Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024, Khofifah Indar Parawansa, pada Rabu malam, 28 Februari 2024.

Sambil makan malam, Khofifah dan Disyayat membahas potensi kerja sama Indonesia dan Thailand yang akan terus dikembangkan.

Menurut Khofifah, Thailand merupakan salah satu negara favorit tujuan wisata bagi warga Indonesia. Termasuk warga Jawa Timur banyak yang berkunjung ke Thailand untuk berwisata.

Dalam bidang perdagangan, Thailand termasuk 10 besar negara tujuan ekspor utama Jawa Timur. Setidaknya dalam lima tahun terakhir. Dengan latar belakang itu, potensi kerja sama di bidang lain juga sangat mungkin dijalin dengan Thailand.

“Alhamdulillah malam ini kami berkesempatan untuk bertemu dengan H.E Mr Prapan Disyatat. Sebuah kehormatan bahwa dalam kunjungannya selama empat hari di Jawa Timur, beliau menyempatkan diri untuk berdiskusi intens terkait prospek kerja sama antara Thailand dengan Jawa Timur ke depan,” kata Khofifah.

Sektor lain yang dibahas keduanya antara lain sektor industri, pelayaran, pertanian, industri halal, permakanan, dan juga pariwisata. Bahkan, Dubes Thailand tersebut juga membawa sejumlah calon investor yang berminat untuk berinvestasi di Jawa Timur.

“Dubes Thailand menyampaikan bahwa beliau ke Jatim selama empat hari ini dengan membawa banyak calon investor untuk menjajaki investasi di Jatim khususnya di sektor green industry,” kata Khofifah.

“Green industry juga sangat getol dikembangkan di Jatim dan Indonesia. Untuk itu mereka tadi juga menyampaikan bagaimana dukungan pemerintah dalam pengembangan industri hijau, khususnya apakah ada insentif bagi investor Thailand yang berinvestasi green industry di Jatim,” urai Khofifah.

Khofifah juga menyelipkan satu isu penting bagi Jawa timur. Yakni terkait bidang ketahanan pangan dan industri halal. Disyatat tertarik untuk mengembangkan kerja sama dengan Jawa timur di bidang tersebut.

Jawa Timur selama ini dikenal kaya akan produksi makanan dan minuman halal serta beraneka ragam produk halal. Bahkan Jatim juga memiliki Kawasan Industri Halal yang fokus menjadi wadah pengembangan dan perdagangan produk-produk halal ke mancanegara di dunia.

“Pesantren Itu Super Penting bagi Wisata Halal di Jatim”

Sandiaga Uno (foto: ngopibareng.id)

MTN, Banyuwangi – Sandiaga Uno mengatakan bahwa peran pesantren itu super penting bagi wisata halal di Jawa-Timur.

Dilansir dari Detik, Menparekraf Sandiaga Uno menyebutkan bahwa ribuan pesantren di Jatim akan menjadi lokomotif penggerak wisata halal yang potensial.

“Pesantren (itu) super penting bagi lokomotif wisata halal yang sekarang menjadi peluang untuk total penciptaan 4,48 juta tenaga kerja. Dan pariwisata halal ini market terbesarnya justru Jawa timur,” ujar Menparekraf Sandiaga Uno saat sambang kiai di momen 1 Rajab di Banyuwangi (12/1/2024).

Sandiaga menyebutkan bahwa Banyuwangi menjadi rute baru wisata halal dengan destinasi ziarah yang bisa menjadi tujuan wisata.

“Yang mengirimkan wisatawan Nusantara tapi destinasi terbanyak itu Jatim ada Wali Songo dan Banyuwangi sampai ke Bali yang menjadi pusat perhatian para peziarah,” jelas Sandiaga Uno.

Sementara, untuk tujuan ziarah di Banyuwangi, Pondok Pesantren Al-Imaratul Mustaqimah yang diasuh oleh KH Ali Hasan Kafrawi bisa menjadi tujuan perjalanan yang diketahui ada makam leluhur Muslim di ponpes itu.

“Jalur ini adalah rute perjalanan baru yang bisa kita kembangkan untuk destinasi wisata halal yang baru,” jelasnya.

Lebih-lebih terkait aneka kuliner seafood dengan aneka bumbu khas Banyuwangi. Menurut Sandi itu bisa dikembangkan menjadi tujuan wisata kuliner bagi wisatawan domestik maupun internasional.

“Apalagi kulinernya. Ada rajungan, ikan bakar, dan aneka olahan laut tadi enak sekali,” pungkas Sandi yang pada hari yang sama sempat menemui sejumlah nelayan di Grajakan.

Al Azhar Gelar Akselerasi Sertifikasi Halal di Lamongan

foto: chanelmuslim.com

MTN, Lamongan – Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al Azhar Jawa Timur berkolaborasi dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (Unair) dan Bank Jatim Syariah melakukan upaya akselerasi sertifikasi halal.

Dilansir dari chanelmuslim, Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al Azhar Jawa Timur berkolaborasi dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (Unair) dan Bank Jatim Syariah melakukan upaya akselerasi sertifikasi halal pada Sabtu pekan lalu, (17/06).

Hal tersebut dilakukan di Desa Besur, Kecamatan Sekaran, Lamongan. Desa Besur ini sempat viral di tahun 2018, karena mempunyai potensi agrowisata yang sangat besar.

Desa Wisata Besur menjadi salah satu wisata favorit yang sering dikunjungi wisatawan lokal dan sekitarnya. Desa ini juga menjadi pilihan tempat wisata karena harga tiket masuknya yang tergolong murah.

Sering juga digunakan oleh sekolah-sekolah untuk wisata edukasi untuk belajar Manajemen Tanaman Sehat (MTS), yang artinya menanam menggunakan pupuk organik,” ungkap Aditya, selaku Kepala Kantor Perwakilan di LAZ Al Azhar Jawa Timur.

Sayangnya sejak pandemi melanda Indonesia, destinasi wisata ini semakin melemah hingga akhirnya berhenti beroperasi.

Dengan memanfaatkan potensi yang besar inilah LAZ Al Azhar bersama para mitra sinergi, mulai berusaha untuk membangun kembali potensi yang ada di Desa Besur, Lamongan.

Adapun upaya untuk membuat Desa Wisata Besur menjadi desa wisata yang berbasis halal value chain, maka harus dipersiapkan hulu hilir kehalalan desa dan yang mendukung. Baik itu dari sisi makanan, tempat ibadah, maupun souvenir yang akan dijual.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan pelatihan-pelatihan kepada para pelaku UMKM di Desa Besur untuk mendapatkan sertifikasi halal agar dapat mengoptimalkan potensi yang dimiliki dan meningkatkan produktivitas.

Selain itu, program pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat tersebut juga melibatkan lembaga pemerintahan seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan serta Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Lamongan.

PKL di Kota Batu Berharap Wisata Kuliner Halal Segera Diwujudkan

Ilustrasi (foto: malangvoice.com)

MTN, Batu – Para pedagang kaki lima (PKL) di alun-aun kota Batu, Jawa-Timur, berharap agar wisata kuliner halal segera diterapkan diwujudkan di tempat mereka.

Dilansir dari Radar Malang, para pedagang kaki lima (PKL) di Alun-Alun Kota Batu berharap agar wisata kuliner halal segera diwujudkan. Karena hal tersebut diharapkan bisa jadi daya tarik bagi wisatawan dan menaikkan omzet penjualan para PKL bisa naik.

Sofi Galuh Pratiwi, salah satu pedagang di area tersebut mengatakan, bahwa mayoritas pedagang sudah mengantongi sertifikat halal. “Karena dampaknya juga positif ke para pedagang,” jelasnya.

Dengan adanya sertifikasi halal, maka tidak akan menimbulkan keraguan di benak pembeli. “Untuk itu para PKL juga harus semakin kreatif,” ujar penjual minuman berbagai rasa itu.

Namun dia juga belum mengetahui kapan wisata kuliner halal akan diwujudkan. “Karena mayoritas sudah halal, sebaiknya segera diwujudkan saja,” terang warga Desa Oro-oro Ombo itu.

Sementara itu, Analis Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Batu Batu, Andry Yunanto mengatakan, jika dengan mengubah imej bisa berpengaruh ke penjualan maupun harga jual. Dia mencontohkan antara perbedaan penjualan nasi goreng yang ada di restoran dan di pinggir jalan, bagaimana kekuatan image bisa membuat kenaikan harga jual.

Dengan demikian diharapkan adanya wisata kuliner halal bisa meningkatkan kunjungan dan harga jual produk. “Akhirnya membuat kesejahteraan para PKL meningkat,” ujarnya, Jumat pekan lalu (26/5).

Sementara itu, menurut dia, saat ini ada sekitar 491 PKL yang ada di alun-alun, dari jumlah tersebut ada sekitar 80 persen pedagang yang menjual produk makanan dan minuman. “Untuk saat sudah ada sekitar 200 PKL yang sudah memegang sertifikasi halal. Ia menargetkan agar wisata kuliner halal bisa terwujud tahun ini. “Dan menjadi yang pertama wisata kuliner halal,” katanya.

Beberapa hal yang menjadi poin mereka adalah bagaimana para pengunjung bisa merasa aman, nyaman dan terjamin. Para pengunjung akan merasa aman karena makanan para PKL sudah lulus uji badan pengawas obat dan makanan (BPOM).

Kadin: “Jatim Miliki Potensi Wisata Halal yang Besar”

ilustrasi (gambar: Republika)

MTN, Surabaya – Pihak Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mengatakan kalau wilayah Jawa-Timur miliki potensi wisata halal yang besar. Seperti apa?

Dilansir dari Antara News, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) wilayah Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, mengatakan kalau destinasi wisata di Jawa Timur menyimpan potensi besar untuk menjadi wisata ramah muslim atau wisata halal.

“Jawa Timur memiliki segalanya, ada wisata alam, wisata pantai, wisata budaya hingga wisata religi. Tinggal menggerakkan menjadi wisata ramah muslim,” kata Adik melalui keterangan tertulis, Rabu.

Beberapa lokasi pariwisata yang menurutnya punya potensi sebagai wisata ramah muslim, seperti: Gili Iyang di Sumenep, Blue Fire Ijen di Banyuwangi, makam Sunan Ampel di Surabaya, dan makam Sunan Giri di Gresik.

Kendati demikian, realisasi wisata muslim di Jawa Timur butuh dirigen sebagai pengarah untuk memaksimalkan potensi yang ada, sekaligus membantu langkah pemerintah provinsi setempat mengambil kebijakan pengembangan pariwisata.

“Kalau Jatim sudah memiliki dirigen, saya yakin akan cepat mengalahkan Jateng dan Jabar yang sudah terlebih dahulu declare sebagai destinasi wisata halal atau pariwisata ramah muslim,” ucapnya.

Ketua Komite Tetap Bidang Fiskal Kadin Jatim, Zaki Basalamah, menambahkan, potensi wisata halal di Jawa Timur belum dimaksimalkan sepenuhnya, hal itu bisa dilihat dari nilai Muslim Travel Indonesia (MTI) yang sebesar 4,12 persen.

Oleh karenanya dia mendorong pengembangan dilakukan merata, sehingga Jawa Timur mampu menjadi proyek percontohan “One-Stop Integrated Edu-Art Halal Entertainment Islamic Centre pertama” di Indonesia.

“97,814 persen penduduknya beragama Islam (Muslim) ini adalah potensi yang sangat luar biasa. Ini juga ditunjang dengan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa yang memiliki “ghiroh” dalam mengembangkan Ekonomi dan Keuangan Syariah di Provinsi Jawa Timur,” ujar Zaki.

Menparekraf Dukung Pengembangan Wisata Halal di Bangkalan

Sandiaga Uno (foto: Antara News)

MTN, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Sandiaga Salahuddin Uno, menyatakan dukungannya untuk pengembangan kawasan wisata halal di Bangkalan, Jawa Timur.

Dilansir dari CNN Indonesia, dukungan ini merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan ekonomi dan membuka peluang usaha pascapandemi.

Sandiaga menyebutkan bahwa Bangkalan sendiri sudah punya modal infrastruktur pendukung wisata halal secara holistik. Dia mencontohkan salah satunya yakni nanti akan dibangun Islamic Science Park.

“Saya juga mengucapkan terimakasih kepada UTM yang telah menggelar diskusi tentang pariwisata halal yang akan dikembangkan di Bangkalan. Kami yakin pariwisata halal ini akan membangkitkan ekonomi di Madura Raya, dan membuka peluang usaha di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif,” ujar Sandiaga saat berdiskusi dengan civitas akademika dan pelaku parekraf di Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Bangkalan, Jawa Timur, awal bulan ini (1/4).

Menparekraf juga menjelaskan bahwa wisata halal juga telah menarik devisa dari moslem traveler dengan optimal.

Data State of The Global Islamic Economy Report 2019 menyebutkan, jumlah pengeluaran wisatawan muslim dunia mencapai US$200,3 miliar atau sebesar 12 persen dari total pengeluaran wisatawan global yang mencapai US$1,66 triliun.

“Dengan demikian, Indonesia berada di urutan kelima dari ‘Top 5 Negara Muslim Traveler’ dengan pengeluaran terbesar setelah Saudi Arabia, UAE, Qatar, dan Kuwait,” pungkas Sandiaga.

Sambut Ramadhan, Objek Wisata Populer di Pasuruan Gelar Bazaar

Ngopibareng Pintu Langit (foto: Travels Promo)

MTN, Jakarta – Menyambut Ramadhan 2022, objek wisata populer di Pasuruan, Ngopibareng Pintulangit, menggelar bazar. Seperti apa?

Dilansir dari TribunNews, memasuki bulan Ramadhan 2022, lokasi wisata Ngopibareng PintuLangit di Ledug, Prigen, Pasuruan, Jawa-Timur, akan menggelar ‘Pesta Rakyat’.

Ini adalah sebuah festival dan bazaar Ramadhan yang rutin diselenggarakan di tengah gunung setiap harinya selama bulan suci tersebut.

“Ramadhan adalah momentum untuk mendekatkan diri dengan keluarga dan kerabat, dan itu bisa dilakukan di festival Ramadhan di PintuLangit kali ini,” kata Farid Irmawan, Manager Ngopibareng Pintulangit.

Ada beragam kegiatan, diantaranya adalah ngabuburit menikmati sunset di area Pintulangit diiringi live music religi.

Ada banyak bazaar makanan UMKM, area permainan anak, area piknik yang luas hingga spot foto cantik dengan dekorasi unik khusus bulan Ramadhan.

Ngabuburit sangat nikmat karena area wisata halal ini berada di perbukitan Prigen dengan ketinggian 800 meter di atas permukaan laut.

“Menjelang buka puasa, sambil menikmati sunset dan menunggu adzan magrib. Suasana yang tentu sangat ditunggu bagi umat muslim. Setelah berbuka, para pengunjung dapat melanjutkan ibadah tarawih dengan nyaman di dalam area wisata” kata Farid.

“Tujuan kegiatan ini untuk menjadikan area Pintulangit sebagai tempat yang nyaman dalam mendekatkan diri pada Allah dengan cara mengadakan kegiatan yang positif selama bulan Ramadhan,” ujar Farid.

Selama Festival Ramadhan ‘Pesta Rakyat’, tersedia bazaar food truck, bursa baju import, Pameran lukisan dan Parade musik religi di area Ngopibareng Pintulangit

Kegiatan selama Ramadhan di Pintulangit akan dimulai pukul 15.00-15.30 dengan tadarus Al Qur’an, kemudian 15.30-17.30 live music religi dan Ngabuburit, lantas pukul 17.30-18.15 buka puasa dan salat magrib berjamaah.

Selain itu pada pukul 18.15-18.45 ada tausiyah, kemudian pukul 18.45-19.45 salat isyak berjamaah dan tarawih, kemudian pada pukul 19.45-22.00 akan ditutup dengan musik religi.

Kota Gresik Diajak untuk Kembangkan Potensi dan Wisata Halal

Arumi Bachsin Emil Elestianto Dardak (foto: nawacita.co)

MTN, Jakarta – Mengikuti perkembangan di industri pariwisata saat ini, Gresik turut diajak untuk kembangkan potensi wisata halal di kota mereka. Seperti apa?

Dilansir dari Kominfo Jatim, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jawa Timur, Arumi Bachsin Emil Elestianto Dardak, mengimbau Bupati dan Dekranasda Kab. Gresik untuk bisa mengembangkan wisata halal. Mengingat Indonesia, termasuk Kab. Gresik memiliki penduduk yang mayoritas muslim.

Arumi Bachsin Emil Elestianto Dardak mengatakan hal tersebut ketika menghadiri Pelantikan Pengurus Dekranasda Kabupaten Gresik Masa Bhakti 2021-2024 di Kantor Pemkab Gresik, awal pekan lalu (15/12).

Pelantikan tersebut dilakukan oleh Bupati Gresik H. Fandi Akhmad Yani berdasarkan Keputusan Dekranasda Jatim No. 35/Dekran.Jatim/SK/XII/2021. Dalam hal ini, Nurul Haromaini Ali Akhmad Yani menjadi Ketua Dekranasda Kab. Gresik.

Dalam sambutannya, Arumi Bachsin panggilan akrab Ketua Dekranasda Jatim itu mengatakan, Kabupaten Gresik memiliki potensi kerajinan dan UMKM yang luar biasa. Salah satunya ada kerajinan kain tenun dari Kab. Gresik yang bisa dikembangkan, meskipun dari segi popularitasnya masih berbeda-beda.

Melihat potensi tersebut, Arumi mengajak, Dekranasda Kab. Gresik bersama stakeholder bisa lebih mengembangkan lagi. Yang terpenting bisa dikerjakan dengan hati dan semangat dalam mengembangkannya.

Potensi Kabupaten Gresik ini sangat luar biasa. Ini perlu dikembangkan lebih lagi. Kondisi pandemi yang sudah mulai melandai, dapat dimanfaatkan Dekranasda Kab. Gresik untuk mengembangkan potensi dengan tetap menerapkan kedisiplinan terhadap protokol kesehatan (prokes). Harapannya bisa dimulai dari Kabupaten Gresik, jelas Arumi.

Kawasan Pesisir Lamongan Disiapkan jadi Kawasan Wisata Halal

foto: Eko Sujarwo (Detik.com)

MTN, Jakarta – Gubernur Jawa-Timur, Khofifah Indar Parawansa, kini tengah menyiapkan kawasan pesisir Lamongan untuk jadi kawasan wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari SindoNews, Khofifah Indar Parawansa tengah menyiapkan kawasan pesisir utara Lamongan untuk jadi desa-desa wisata halal .

“Bila 8.501 desa/kelurahan di Jatim separuhnya punya desa wisata halal, pasti ada penyerapan tenaga kerja. Selain itu, adanya BUMDesa juga dapat membantu pengelolaan ekonomi desa, sehingga (bisa) meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujar Khofifah di acara Yuk Ke Laut! di Pantai Pengkolan, Desa Kandang Semangkong, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, akhir pekan lalu (12/12).

Tidak hanya itu, lanjut Khofifah, hilirisasi dari sektor perikanan juga merupakan hal penting, yakni dengan cara memaksimalkan industri olahan ikan. Apalagi permintaan pasar di luar negeri sangat tinggi. Hal ini tentunya dapat meningkatkan nilai tambah secara ekonomi bagi para nelayan.

“Kami juga telah menggelar sejumlah program untuk peningkatan produksi perikanan. Yakni melakukan revitalisasi pelabuhan perikanan, pemulihan sumberdaya ikan melalui underwater restocking, bantuan hibah alat penangkapan ikan hingga penguatan produksi budidaya laut,” terang Khofifah.

Di sisi lain, Khofifah menjelaskan bahwa wilayah pesisir dan laut memiliki arti yang strategis dan penting. Dimana ekosistem pesisir berperan sangat besar untuk menjaga kelestarian ekosistem laut dan sekaligus menjaga sumber daya alam yang ada di dalamnya.

“Keberlanjutan ekosistem pesisir bergantung pada pengelolaan yang dilakukan secara baik oleh seluruh elemen masyarakat,” pungkasnya.

Tangkap Peluang Wisata Halal Global, Jawa Timur Ingin Menjadi Sentra Produk Halal Indonesia

MTN, Jakarta – Pemerintah provinsi Jawa Timur mengupayakan agar wilayahnya bisa jadi pusat produk halal Indonesia. Seperti apa?

Dilansir dari Surya, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, bersama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) terus bekerja keras untuk mengembangkan potensi industri halal di Jatim. Bahkan, ada tekad baru untuk menjadikan Jawa Timur sebagai sentra produk halal Indonesia.

Pekan lalu (26/5/2021) dilakukan penandatanganan nota kesepahaman terkait pemberdayaan ekonomi dan pengembangan halal value chain Jawa Timur di Situbondo.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur Difi Johansyah, KH Hasan Mutawakkil Alallah, Bank Jatim, dan sejumlah jajaran terkait.

Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Khofifah menegaskan, bahwa potensi pengembangan industri halal pengembangan produk makanan dan minuman halal dunia sangat besar. Sehingga Indonesia, khususnya Jawa Timur harus memanfaatkan potensi atau peluang tersebut untuk bisa meningkatkan ekonomi masyarakat Jatim.

“Halal memang sudah menjadi gaya hidup masyarakat global. Jadi tolong diartikan lebih luas bahwa peluang industri hal ini juga sudah semakin meluas. Itu kenapa kita sekarang menggalakkan adanya ekonomi syariah, bahwa ada banyak hal yang kita harus gerak untuk ikut berpartisipasi dalam perkembangan global,” kata Khofifah.

Ia mencontohkan, bahwa Korea sudah cukup lama mencanangkan untuk menjadi pusat wisata halal dunia. Begitu pula juga dengan negara Thailand yang sudah mencanangkan dirinya sebagai pusat dapur halal dunia.

Artinya, tagline tersebut juga dibuat untuk menarik wisatawan untuk datang dan berkunjung tanpa khawatir karena wisata halal dan makanan halal sudah banyak tersedia di negara-negara tersebut.

“Yang ingin saya sampaikan bahwa tidak ada kaitannya produk halal dengan mayoritas agama di negara tersebut, karena lihat saja bawa Thailand tagline-nya adalah menjadi Dapur Halal Dunia,” tambahnya.

Lebih jauh Gubernur Khofifah juga menyampaikan, bahwa prediksi omzet wisata pada lima tahun mendatang mencapai U$D300 miliar. Jika 10 persennya saja Jawa Timur atau Indonesia ikut ambil peran, maka peluang yang bisa ditangkap nilainya sudah mencapai US$30 miliar.

Oleh sebab itu, mulai saat ini menurut Khofifah sudah selayaknya diinisiasi pengembangan industri halal di Jawa Timur termasuk sektor UKM di Jawa Timur juga harus sudah mampu untuk menyediakan kebutuhan pasar akan produk produk halal, di mana nanti pemerintah akan memfasilitasi terkait izin dan juga sertifikasi halalnya.

“Oleh sebab itu, IKM UKM di Jatim ayo bersama-sama menjadikan Jatim untik menjadi sentra produk halal Indonesia,” tegasnya.

Apa yang dilakukan Pemprov Jatim hari ini turut didukung oleh Nur Shodiq Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Jatim. Ia mengatakan bahwa pihaknya siap mendukung program ini. Bahkan MUI juga akan langsung mengawal untuk sertifikasi halal pada produk-produk UKM IKM Jawa Timur khususnya bidang kuliner.

“Kita akan fokus untuk UKM dan IKM untuk mengarahkan agar mereka mengurus sertifikasi halal. Dan yang kedua kepada industri terutama yang terkait dengan kuliner maka akan kita coba untuk kita aja bicara tentang bagaimana mereka ini memenuhi ketentuan, karena prospeknya kita ingin Jawa Timur nanti menjadi sentra produk halal dari Indonesia,” tegasnya.

Dari Pemprov ada juga ada layanan yang membantu pengurusan seritfikasi halal. Dan juga akan diberikan pendampingan bagi yang belum lolos mendapatkan sertifikasi halal.