Kemenparekraf & Dubes Kazakhstan Kolaborasi Majukan Pariwisata Indonesia

Menparekraf, Sandiaga Uno (foto: promediateknologi.com)

MTN, Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sepakat untuk kerjasama dengan Duta Besar Kazakhstan demi majukan pariwisata di Indonesia.

Dilansir dari SindoNews, Kemenparekraf terus menjajaki potensi kerja sama dengan negara sahabat untuk membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif nasional, salah satunya dengan Kazakhstan.

Hal tersebut terekam dalam pertemuan antar Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dengan Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia, Daniyar Sarekenov, Rabu (16/6/2021).

Sandiaga mengatakan, hubungan Indonesia dengan Kazakhstan secara resmi dibentuk sejak tahun 1993. Kedua negara memiliki banyak kemiripan dari segi sumber daya alam yang melimpah, memiliki mayoritas Muslim yang moderat dan dipenuhi keberagaman.

Berbekal kesamaan yang dimiliki oleh kedua negara, Sandiaga mengatakan Indonesia dan Kazakhstan bersepakat untuk melakukan kerja sama di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Kami tertarik untuk memaksimalkan potensi Indonesia dan Kazakhstan dalam kerja sama bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya di industri wisata, bisnis dan produk-produk halal,” kata Sandiaga.

Sandiaga berharap, kerja sama ini bisa memberi dampak positif bagi kedua negara khususnya dapat memulihkan jumlah lapangan kerja yang tergerus selama pandemi Covid-19.

“Di saat seperti ini kita harus gerak cepat, gerak bersama, dan garap semua potensi lapangan kerja yang ada, agar pemulihan ekonomi nasional dapat segera terwujud,” pungkas Sandiaga.

Aceh Siap Kembangkan Sektor Pariwisata Halal

ilustrasi (foto: bandaacehkota.go.id)

MTN, Jakarta – Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) kini tengah bersiap untuk kembangkan sektor industri pariwisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari ValidNews, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, ketika melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). membahas sejumlah hal terkait pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Aceh.

Di antaranya adalah, tindak lanjut atas rencana investasi Uni Emirat Arab di Aceh dengan nilai sekira US$500 juta atau Rp7 triliun. Sebelumnya, perusahaan asal UEA, Murban Energy Ltd, telah menyatakan komitmennya untuk melakukan investasi di Aceh.

Hal tersebut ditandai dengan penandatanganan Letter of Intent antara Pemerintah Aceh dengan Murban Energy di sela-sela kegiatan forum bisnis “Indonesia-Emirates Amazing Week (IEAW) 2021” pada bulan Maret kemarin.

Pengembangan kawasan wisata dengan menggandeng investor dari Uni Emirat Arab (UEA) itu rencananya akan dipusatkan di Kepulauan Banyak, Kabupaten Aceh Singkil.

“Setelah ini akan kita lakukan rapat lanjutan dengan kementerian dan lembaga terkait,” kata Sandiaga.

Sandi menjelaskan, provinsi yang dikenal dengan sebutan Tanah Rencong itu memiliki potensi wisata dan ekonomi kreatif yang kaya. Jadi patut dikembangkan agar potensi ini dikenal luas oleh wisatawan nusantara dan mancanegara.

“Aceh ini punya beberapa produk kreatif unggulan seperti batik dan juga Kopi. Ini akan kita pasarkan dengan taraf dunia untuk membangkitkan dan memulihkan ekonomi serta membuka peluang kerja,” katanya.

Sandi juga mengungkapkan, pihaknya akan mengembangkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Aceh dengan bingkai penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin. Tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan wisatawan khususnya wisatawan nusantara untuk berkunjung dengan panduan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin.

Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menjelaskan kalau pihaknya mempersiapkan segala hal yang dibutuhkan dalam rangka merealisasikan rencana investasi dari Uni Emirat Arab.

Dengan adanya investasi ini, Nova berharap akan lebih banyak lagi investasi dari negara sahabat lain yang masuk ke Aceh.

Di sisi lain, Sandi juga melihat sudah saatnya Aceh menjadi episentrum wisata halal di Indonesia. Salah satu destinasi wisata halal nomor satu di Aceh adalah Masjid Baiturrahman.

“Pusat wisata halal ini atau muslim friendly tourism ini sudah kita tata ulang karena ini bagian dari extension of service yaitu bagian perluasan dari jenis produk dan jasa yang lebih diarahkan kepada pariwisata muslim,” pungkasnya.

Kemenparekraf Resmikan Halal Center di Masjid Istiqlal sebagai Destinasi Wisata Halal

Masjid Istiqlal (foto: bigindonesia.id)

MTN, Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama Badan Pengelola Masjid Istiqlal (BPMI) resmikan Halal Center di Masjid Istiqlal sebagai destinasi wisata halal.

Dilansir dari CNN Indonesia, peresmian halal center di Masjid Istiqlal tersebut dilakukan pada pekan lalu (5/5).

Menparekraf Sandiaga Uno menjelaskan bahwa Masjid Istiqlal selain menjadi tempat ibadah, memiliki potensi dikembangkan sebagai destinasi wisata religi. Sebab Masjid Istiqlal selalu menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara yang ingin menikmati wisata religi.

“Masjid Istiqlal sudah menjadi ikon Indonesia, sebab banyak turis sebelum pandemi berkunjung ke Indonesia untuk melihat indahnya Masjid Istiqlal. Sudah banyak juga kepala negara yang berkunjung ke Masjid Istiqlal,” ujar Sandiaga.

Kerja sama ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga, Salahuddin Uno, bersama Imam Besar Masjid Istiqlal, KH. Nasaruddin Umar.

Lebih lanjut, Sandiaga menginginkan empat pilar besar Kemenparekraf dapat diwujudkan dalam lingkup MoU tersebut, yakni: destinasi, kelembagaan dan industri, pemasaran, dan ekonomi kreatif.

Adapun kegiatan yang bisa dikerjasamakan antara BPMI dan Kemenparekraf, di antaranya kolaborasi ekosistem halal program untuk ekonomi kreatif.

Nantinya wisatawan dapat menikmati wisata kuliner dan wisata berbelanja produk lokal halal di pelataran Masjid Istiqlal dengan rasa aman dan nyaman.

“Memang harapan kita bahwa kerja sama ini akan mewujudkan pariwisata halal, wisata ramah muslim ini dalam pilarnya. Saya mendorong peran Masjid Istiqlal sebagai pilar pusat peradaban Islam dan pengembangan wisata ramah Muslim tersebut. Dan saya titip sekali mengenai ekonomi kreatif, UMKM dan beberapa kegiatan yang betul-betul berpihak terhadap rakyat, berpihak kepada ekonomi untuk kebermanfaatan kita bersama. Di Masjid Istiqlal nantinya akan ada layanan kuliner halal, jadi ada halal center,” jelasnya.

Imam Besar Masjid Istiqlal, KH Nasaruddin Umar menjelaskan bahwa Masjid Istiqlal kini sudah selesai tahap renovasi, di mana Masjid Istiqlal juga bisa menjadi jendela bagi turis yang ingin mengenal Indonesia. Karena dari segi arsitektur dan sejarah pembangunan, Masjid Istiqlal sangat mencerminkan Indonesia.

“Isu kita kali ini adalah New Istiqlal, bukan hanya masjidnya saja yang baru, tapi kita memiliki berbagai program yang baru, salah satunya punya program strategi itu yakni pariwisata. New Istiqlal ini menampilkan nuansa lokal, yang sebagaimana menandakan bahwa masyarakat Indonesia, kita bangga dengan budaya yang dimiliki,” ujarnya.

KH Nasaruddin mengatakan bahwa pihaknya akan siap membuat program yang dapat mendukung pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia.

“Kita juga nantinya akan mengadakan festival seperti festival musik spiritual. Misalnya grup-grup selawatan dari Turki. Dan tidak hanya Islam tapi juga akan menampilkan grup spiritual dari negara-negara lain,” pungkasnya.

Kembangkan Wisata Halal, Menparekraf Akan Kunjungi Sumbar dan Aceh

ilustrasi (foto: Tribun News)

MTN, Jakarta – Demi kembangkan wisata halal, Menparekraf, Sandiaga Uno, akan kunjungi Sumatera Barat dan Aceh.

Dilansir dari Okezone, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengatakan kalau pemerintah akan menata ulang pariwisata halal di Indonesia. Lombok, Sumatera Barat dan Aceh masih jadi destinasi wisata halal populer di Tanah Air.

“Untuk destinasinya, Lombok masih jadi destinasi wisata halal terbaik. Ada beberapa kandidat lain juga. Namun kita harus pastikan bahwa muslim friendly itu bukan tentang destinasi, tapi extention of service,” ujar bang Sandi.

Pemerintah sudah mengembangkan potensi pariwisata halal di Tanah Air sejak 2016, namun mulai 2020 laju pertumbuhannya terhenti akibat pandemi COVID-19.

Secara statistik, kunjungan wisatawan Muslim di Indonesia meningkat setiap tahun sebelum virus corona mewabah. Pada 2019 tercata, dari 14,92 juta wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Nusantara, 20% di antaranya turis Muslim.

Sandiaga Uno yakin bahwa di masa pandemi COVID-19 ini waktu yang tepat untuk menata ulang pariwisata halal Indonesia. Sehingga setelah pandemi selesai, maka destinasi wisata halal diyakini bakal banyak wisatawan.

Target wisatawan yang berpotensi besar digaet pemerintah saat ini adalah dari Malaysia, Singapura, dan domestik. Sementara untuk wisatawan asal Timur Tengah belum menunjukkan tren positif, mengingat masih pandemi Covid-19.

Untuk mengembangkan pariwisata halal, Sandiaga menjadwalkan kunjungan langsung ke Sumatera Barat dan Aceh. Kedua daerah dikenal sangat kental dengan budaya Islamnya.

“Kebetulan saya akan ke Sumatera Barat, kita akan bahas dengan para pemangku kepentingan. Setelah itu ke Aceh, bagaimana mengembangkan potensi pariwisata ramah muslim potensi bisa untuk dijadikan penggerak karena saat ini wisatawan nusantara menjadi fokus utama,” kata Sandiaga Uno.

Platform Digital & Konten Kreatif Diharapkan Bisa Tarik Kembali Wisatawan ke Indonesia

foto: Reuters

MTN, Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf / Baparekraf) berharap platform digital & konten kreatif bisa tarik kembali wisatawan ke Indonesia.

Dilansir dari keterangan resminya, pihak Kemenparekraf / Baparekraf berharap pemanfaatan platform digital dan konten kreatif bisa menjadi sarana edukasi yang efektif untuk menarik kepercayaan wisatawan agar kembali berwisata di Indonesia.

“Gaining trust dan confidence adalah kunci dalam percepatan pemulihan sektor pariwisata namun hal ini tidak mudah, butuh upaya yang luar biasa dan kerja sama dari kita semua,” kata Nia Niscaya, Deputi Bidang Pemasaran Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nia Niscaya, saat Webinar Workshop Konten Kreatif Travel Vlogger bersama travel vlogger Ariev Rahman dan Sutiknyo, Jumat (26/6).

Berdasarkan data dari social listening tools Sprinklr Analytic, selama periode 9-16 Juni 2020, ada peningkatan signifikan persepsi negara lain terhadap Indonesia terkait pandemi COVID-19 dari bulan-bulan sebelumnya yang minus dibawah angka nol, minggu ini mulai positif, variatif dan ada yang di atas 50 persen.

“Melalui webinar ini diharapkan dapat menginspirasi masyarakat untuk membuat konten kreatif vlogging, khususnya dalam mempromosikan keindahan dan keunikan pariwisata tanah air. Wisatawan nusantara diharapkan dapat menjadi pionir yang mempopulerkan normal baru pariwisata Indonesia berdasarkan protokol Cleanliness, Health, and Safety CHS yang tengah kami persiapkan,” ujar Nia.

Ketika kondisi Covid19 mulai mereda dan kondusif, masyarakat diharapkan tetap saling mengingatkan untuk menegakkan protokol kesehatan. Belajar dari negara lain yang berhasil menangani Covid19 dengan baik, yang bangkit terlebih dahulu adalah wisatawan domestiknya. Begitu pula dengan Indonesia, jika kondisi sudah kondusif, wisatawan domestik akan menjadi harapan, sehingga Kemenparekraf membuat kampanye aktivasi #DiIndonesiaAja yang mengajak wisatawan domestik untuk berwisata di dalam negeri dengan tetap menegakkan protokol CHS.

Untuk membangun kepercayaan terhadap destinasi Indonesia, penerapan protokol CHS tengah dipersiapkan, didukung dengan acuan penerapan protokol kesehatan yang telah dikeluarkan Kementerian Kesehatan dan diturunkan kedalam panduan protokol kesehatan sektor Parekraf, yang antara lain dalam bentuk digital handbook dan pembuatan konten kreatif bekerja sama dengan hotel, rumah makan dan sektor Ekraf lainnya yang akan segera diluncurkan.

Penggunaan media sosial secara intensif untuk membagikan konten-konten edukasi seperti video animasi untuk mengingatkan kebiasaan baru yang harus dipraktikkan di era normal baru seperti pemakaian masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak dengan orang lain.