NTB Raih Penghargaan Destinasi Wisata Ramah Muslim dari Menparekraf

Islamic Center di NTB (foto: radarlombok.co.id)

MTN, Jakarta – Pemprov NTB raih penghargaan destinasi pariwisata ramah muslim dari Menparekraf. Seperti apa?

Dilansir dari Kompas, pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat mendapatkan penghargaan peringkat pertama Indonesia muslim travel indeks (IMTI) atau destinasi pariwisata ramah muslim dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), pada Rabu pekan lalu (25/10).

“Alhamdulillah setelah dilakukan penilaian dan peninjauan lapangan oleh tim juri, NTB awalnya masuk nominasi top 5 dan diumumkan mendapatkan peringkat pertama sebagai daerah destinasi pariwisata ramah muslim,” kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Jamaluddin Malady.

Jamal mengatakan, IMTI award merupakan program Kemenparekarf bersama Bank Indonesia (B)I, komite nasional ekonomi dan keuangan syariah (KNEKS), masyarakat ekonomi syariah (MES) pusat dan perkumpulan pariwisata halal Indonesia (PPHI) untuk menciptakan ekosistem pariwisata syariah.

Komandan Lapangan MotoGP 2023 ini menjelaskan, penjurian IMTI telah berlangsung sejak Juli 2023.

Kriteria penilaian adalah ketersediaan sarana dan prasarana ibadah dan makanan halal di lokasi destinasi wisata.

“Adapun sasaran penilaian di antaranya airport Bizam, hotel Svarga Senggigi, rumah makan Taliwang Irama, destinasi wisata Loang Baloq dan keseriusan Dispar NTB menerima penjelasan regulasi wisata halal dan konsep wisata halal yang menekankan pada produk wisata halal, penyediaan pelayanan/amenitas seperti tempat-tempat sarana ibadah yang bersih dan tdk nakjis,” kata Jamal.

Ada dua juri utama serta tiga orang dari Kemenparekarf yang terlibat dalam penghargaan IMTI.

Adapun penghargaan diberikan langsung oleh Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, di Jakarta.

“Penghargaan ini semakin memacu semangat kami mengembangkan destinasi wisata halal di samping banyaknya event sport tourism di Lombok seperti MotoGP dengan adanya sirkuit Mandalika,” pungkas Jamal.

Putri Hijab NTB 2022 Berharap Bisa Bantu Sukseskan Wisata Halal NTB

Iin Karina, Putri Hijab NTB 2022

MTN, Jakarta – Putri Hijab NTB 2022 berharap bisa bantu sukseskan wisata halal di daerahnya, NTB.

Dilansir dari Kick News Today, Iin Karina sukses menempati 25 besar finalis Putri Hijabfluencer 2022 di Jakarta, pada 25 November lalu. Selain itu, The Winner Putri Hijab NTB 2022 juga terpilih sebagai juara provinsi terbaik 1 pada ajang tahunan itu.

“Alhamdulillah saya merasa bangga, walaupun tidak masuk tiga besar,” ujar wanita 25 tahun asal Kecamatan Gunung Sari Lombok Barat.

Karin mencerita pengalaman mengikuti karantina selama sepekan di ajang Putri Hijab Indonesia 2022. Selain menjalin silaturahmi dengan para peserta, tentu banyak hal yang dipelajari.

“Peserta keseluruhan ada 59 orang. Saya terpilih di 25 besar,” kata Karin.

Tampil di Putri Hijab Indonesia 2022 bagi Karin bukan sekadar event. Pada visinya, Karin ingin menghijabkan Indonesia secara Islam dan budaya.

“Misi saya membuka peluang usaha hijab. Itu yang sedang saya sukseskan sepulang dari event Putri Hijab Nasional, agar bisa terus menginspirasi dengan hijab saya,” aku Karin.

Selama kegiatan, para finalis dikunjungi para pihak dari eksekutif hingga legislatif. Salah satunya kata Karin adalah Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda. Dalam kunjungannya, Syaiful mendorong Putri Hijab sebagai icon yang mempresentasikan masing-masing keunggulan di bidang fashion, kuliner hingga pariwisata.

Selain itu, Putri Hijab didorong untuk mendukung industri halal yang tengah serius didorong pemerintah saat ini. Salah satunya, mengembangkan wisata halal di Nusa Tenggara Barat (NTB).

“Semoga Putri Hijabfluencer bisa membantu NTB dalam mewujudkan program wisata halal,” harap Karin. 

Karin mengaku tidak menyangka bisa tampil di Putri Hijab Nasional 2022. Meski demikian, ia tetap bersyukur bisa menjadi yang terbaik berkat dukungan dan doa keluarga.

Dia pun menceritakan sekelumit pengalaman hingga sukses menjuarai pemilihan Putri Hijab NTB 2022 dan tampil di Putri Hijab Nasional.

Postingan itu rupanya menarik perhatian salah Admin Putri Hijab Indonesia dan menyarankan untuk ikut pemilihan. Berkat arahan itu, Karin pun berinisiatif mendaftarkan namanya dan mengirim beberapa foto dan video via online.

“Kebetulan seleksinya via online. Jadi, saya tinggal kirim foto dan video,” jelas Karin.

Setelah diverifikasi, namanya lolos sebagai peserta. Saat itu jumlah pesertanya sebanyak 12 orang utusan dari berbagai daerah di NTB.

Proses seleksinya pun berlangsung ketat. Selain, kecakapan, usia dan tinggi badan, kriteria peserta juga dinilai dari public speaking dan attitude.

“Awalnya seleksi 5 besar. Kemudian 2 terbaik, dan Alhamdulillah saya terpilih sebagai yang terbaik,” aku Karin.

Karin merasa banyak perubahan setelah menjuarai event tersebut. Salah satunya, dituntut bisa beradaptasi dengan dunia entertain. Mulai dari tutur kata, sikap, cara berpakaian dan bijak bermedia sosial.

Tidak hanya itu, setelah menjuarai Putri Hijab NTB, Karin mengaku kebanjiran job. Selain diundang di sejumlah acara BUMN maupun pemerintah, juga sebagai endorser produk parfum, usaha kuliner hingga mutiara.

“Followers saya juga banyak bertambah,” sebut Karin.

Bahkan ia juga mendapat banyak dukungan dan sponsor, diantaranya, Oshien Skincare, Polda NTB, Air Asia dan lain-lain.

Wisata Halal di NTB akan Terus Digaungkan

Lombok, NTB (foto: Jakarta Kita com)

MTN, Mataram – Wisata Halal di Nusa Tenggara Barat akan terus digaungkan oleh para pelaku industrinya. Seperti apa?

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi model pengembangan wisata halal atau ramah muslim (moslem friendly) di tanah air. Atas branding yang disematkan selama ini diharapkan dapat mendongkrak kunjungan wisatawan dalam maupun luar negeri.

“Wisata halal adalah ikhtiar dalam mendatangkan angka kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara ke NTB. Bahkan beberapa daerah juga sudah berkunjung ke Islamic Center untuk belajar tentang tata kelola wisata halal NTB,” ujar Sekretaris Dinas Pariwisata NTB, Lalu Hasbulwadi, yang dilansir dari Radar Lombok.

Diterangkannya, sebagaimana amanat yang tertuang dalam Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2016 tentang pariwisata halal, wisata halal NTB akan terus digaungkan bersama berbagai stakeholder terkait, agar target kunjungan wisatawan terpenuhi, tidak hanya wisatawan Muslim tetapi juga Non Muslim.

“Kita terus melakukan sosialisasi dan integritas dengan pihak stakeholder untuk mengembangkan konsep-konsep wisata halal ini sehingga diterima oleh semua pihak,” ucapnya.

Hasbulwadi menyebut upaya untuk menggaungkan wisata halal NTB tidak mudah, sehingga membutuhkan kerja sama antar semua pihak. Apalagi selama masa pandemi Covid-19 dua tahun belakangan, pariwisata NTB sempat tersendat dan mati suri. Karena pelaku pariwisata dan Pemerintah tidak bisa berbuat banyak untuk kebangkitan pariwisata NTB, terutama dalam memberikan sertifikasi usaha pariwisata yang berbasis sertifikasi halal. 

“Tahun-tahun berikutnya kita coba genjot kembali untuk mensertifikasi halal khusus usaha pariwisata. Mulai dari hotel sampai dengan tempat SPA memiliki sertifikasi halal. Sudah ada 2 ribuan usaha pariwisata serifikat berbasis halal,” jelasnya.

Hasbulwadi mengakui jika saat ini pihaknya tengah mengembangkan konsep wisata halal dengan mengintegrasi konsep CHSE pada seluruh usaha pariwisata dan friendly moeslim turisme. Hal ini karena tujuannya agar pariwisata halal di NTB semakin banyak dikenal oleh wisatawan. 

“Mungkin gaungnya tidak terlalu terdengar, tapi memang ini menjadi tugas semua pihak untuk menggaungkan wisata halal NTB,” pungkasnya.

Program Tour Spiritual Destinasi Wisata Halal Akan Dimulai dari Lombok

ilustrasi (foto: Cheria Holiday)

MTN, Jakarta – Pemerintah akan memulai program tour spiritual destinasi wisata halal dari Lombok. Seperti apa?

Dilansir dari iNews.id, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, menyebutkan kalau pemerintah akan memulai program tour spiritual destinasi wisata halal dari Lombok NTB.

Hal tersebut Menparekraf sampaikan saat berbicara di Muktamar perdana Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) yang berlangsung di Pancor, Lombok Timur, Minggu (30/1).

Menurut Sandiaga, NTB yang pernah meraih penghargaan World Best Halal Tourism Destination dan World Best Halal Honeymoon Destination menjadi contoh pengembangan wisata halal di Indonesia.

Terkait dengan itu, pihaknya akan mendorong konsep moslem-friendly tentu ditopang dengan regulasi, pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), hingga pengembangan infrastruktur.

“Tour spritual destinasi wisata halal dimulai dari Lombok sehingga nantinya penting kita mengembangkan destinasi wisata, pengembangan produk kuliner, dan memperbanyak event,” ujar Sandiaga Uno, lewat aplikasi Zoom.

Sandiago Uno mengatakan perluasan pasar wisata juga harus dilakukan untuk mendukung sektor pariwisata. Dia mencontohkan banyak produk kuliner NTB baik dari Lombok, Sumbawa, maupun Mbojo yang perlu dikembangkan.

“Jika saat ini sudah ada Ayam Taliwang, Pelcing Kangkung, dan sebagainya, maka nanti perlu ada lagi kuliner lain untuk memperkaya produk wisata kita. Ada juga Nasi Puyung yang tidak kalah nikmat bisa dikembangkan,” ujarnya.

Terkait itu, dia mengajak jemaah NWDI untuk bersma-sama mendukung program pemerintah baik dari sektor pariwisata maupun sektor pengembangan ekonomi. NWDI juga didorong menyukseskan wisata halal tentu dengan memunculkan produk khas NWDI.

Konferensi Wisata Halal Dunia Digelar di NTB Akhir Tahun 2022

ilustrasi (foto:Travelink Indonesia)

MTN, Jakarta – Konferensi wisata halal dunia, World Halal Tourism Summit (WHTS) 2022, akan digelar di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada akhir tahun 2022 ini. Seperti apa?

Dilansir dari Suara NTB, pemprov NTB sangat siap untuk mendukung dan mensukseskan World Halal Tourism Summit (WHTS) 2022 yang akan diselenggarakan di NTB, pada bulan November mendatang.

Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, M.Sc, saat menerima ketua Komisi Luar Negeri DP MUI, Dubes Bunyan Saptomo, bersama Rektor UIN Mataram, Prof. Dr. Masnun Tahir.

“Pemerintah akan terus menggaungkan dan mematangkan konsep wisata halal di NTB, mengingat NTB sebagai salah satu daerah yang concern akan hal itu,” ungkap Zulkieflimansyah.

Gubernur NTB tersebut juga menjelaskan bahwa penerapan konsep wisata halal di NTB bertujuan untuk memudahkan layanan bagi wisatawan muslim saat berlibur di Lombok tanpa membatasi pergerakan wisata konvensional yang telah ada.

Dengan kata lain, pemerintah tidak mewajibkan wisatawan-wisatawan yang datang ke Lombok untuk makan dan menginap di tempat-tempat tertentu. Hal itu tetap menjadi hak para wisatawan.

‘’Karena mayoritas di NTB muslim, jadi konsep wisata halal ini tentunya akan memudahkan para wisatawan muslim, mulai dari makanan, tempat ibadah, hotel dan lain-lain, tapi juga tidak akan mematikan konsep wisata konvensional kita,’’ jelasnya.

Oleh sebab itu, Pemerintah Provinsi NTB kian fokus dalam memperkuat penerapan konsep wisata halal guna mempersiapkan World Halal Tourism Summit pada bulan November 2022 mendatang.

Sebagai informasi, pada tahun 2015 lalu, NTB berhasil meraih penghargaan sebagai World Best Halal Tourism Destination dan World Best Halal Honeymoon Destination dalam acara World Halal Travel Award 2015.

Meski Dimulai Sejak 2010, Konsep Pariwisata Halal di NTB Masih Terus Digodok

Islamic Centre NTB (foto: jurnaland.com)

MTN, Jakarta – Meski sudah digencarkan sejak tahun 2010, namun konsep pariwisata halal di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih terus digodok.

Dilansir dari Kompas, Sekretaris Daerah Nusa Tenggara Barat (NTB), Lalu Gita Aryadi, mengungkapkan, pariwisata halal atau wisata ramah Muslim sudah digencarkan di NTB sejak tahun 2010, namun diakui kalau konsep pariwisata halal di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih terus digodok.

Lalu Gita Aryadi mengatakan pada tahun 2010 pariwisata halal mulai digencarkan di Nusa Tenggara Barat.

Ditegaskan oleh Lalu kalau maksud dari wisata halal bukanlah menggantikan jenis wisata konvensional, melainkan penambahan segmentasi pasar.

“Betapa banyak potensi-potensi pasar dari Timur Tengah yang tidak tergarap secara optimal. Justru yang memanfaatkannya adalah negara-negara lain,” ucap dia.

Lalu melanjutkan, potensi wisatawan mancanegara (wisman) asal Timur Tengah ini berawal dari asumsi bahwa mereka memiliki kendala saat berkunjung ke Bali.

Adanya kendala itu membuat mereka berkunjung ke destinasi wisata lain yang ramah Muslim di luar Indonesia.

Hal itu karena mereka tidak tahu bahwa Nusantara memiliki destinasi wisata lain yang, menurut Lalu, mungkin menawarkan nuansa familiar bagi kalangan wisman asal Timur Tengah.

“Misalnya Yogyakarta, Sumatera Barat, dan termasuk NTB. Sehingga kita coba untuk bagaimana wisman Timur Tengah menjadi tambahan dari potensi pasar yang dimiliki,” jelas Lalu.

Meski pariwisata halal sudah mengalami pertumbuhan sejak digaungkan pada 2010, Lalu mengaku bahwa pihaknya masih dalam proses untuk mencari format pariwisata halal yang ideal.

“Jadi, ikon wisata yang kita jual (selain menjadi tempat liburan dan bulan madu) adalah MICE (meeting, incentive, conference, and exhibitions) dan destinasi wisata halal. (Tapi) destinasi wisata halal masih dalam proses untuk (mencari) format bentuk yang idealnya bagaimana,” tutur Lalu.

Dia mengungkapkan, adanya konsep pariwisata itu bermula dari periode low season di NTB atau saat jumlah kunjungan wisatawan ada di titik rendah pada tahun 2010.

“Branding pariwisata NTB adalah sebagai tempat liburan dan bulan madu, tapi bersifat temporal karena ada low season di luar Mei – Agustus dan November – Desember,” jelas Lalu.

Hal itu disampaikan olehnya dalam Konferensi Internasional Mandalika bertajuk ‘Infinity Experiences of Nature and Sport Tourism’ pada awal bulan ini (1/12).

Lalu menjelaskan, sekitar 2010-an, pariwisata NTB mulai bergerak ke arah MICE (meeting, incentive, conference, and exhibitions) untuk mengisi periode low season itu.

“Untuk datangkan orang ke NTB, tidak hanya menunggu wisatawan yang ingin berlibur atau bulan madu. Tapi bagaimana menjadikan NTB sebagai tempat untuk orang bekerja sambil wisata. Tempat pertemuan, rapat kerja yang bersifat nasional dan internasional,” katanya.

Pada saat ini, ujar Lalu, industri pariwisata NTB melihat bahwa potensi untuk mendatangkan wisatawan juga terlihat dari pasar Timur Tengah.

UMK bisa Majukan Pariwisata Halal NTB

ilustrasi (gambar: Kantor Berita Kemanusiaan)

MTN, Jakarta – Para pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) dianggap bisa majukan pariwisata halal di Nusa Tengga Barat. Seperti apa?

“Untuk mengoptimalkan wisata halal di NTB, penguatan produk halal termasuk produk UMK merupakan keniscayaan untuk terus dilaksanakan,” tegas Plt Kepala BPJPH, Mastuki, di hadapan para pelaku UMK dalam seminar “Kemudahan Sertifikasi Halal dalam Mendukung Pengembangan UMKM dan Pariwisata Halal”. Seminar inj digelar Kemenko Perekonomian, di Senggigi, Nusa Tenggara Barat, Kamis (3/6/2021).

Dilansir dari JurnalIslam, Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama memastikan bahwa pariwisata halal tidak dapat terpisahkan dari adanya ketersediaan produk halal. Karenanya, penguatan produk halal, baik berupa barang ataupun jasa, merupakan hal mendasar dalam membangun dan mengembangkan pariwisata halal.

Mastuki mengapresiasi inisiatif pengembangan pariwisata halal di NTB. Dua tahun lalu, Indonesia ditetapkan sebagai destinasi wisata halal (halal tourism) terbaik dunia oleh Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019. Peringkat itu diperoleh setelah Indonesia mengungguli 130 destinasi dunia. Pada tahun itu juga, Lombok menduduki peringkat pertama pariwisata halal Indonesia versi Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2019.

Menurut Mastuki, dengan potensi pariwisata dan pengembangan produk halal yang terus dilakukan, maka pariwisata halal di NTB tak hanya akan menjadi kebanggaan Indonesia, namun juga dunia.

Untuk itu, Mastuki mendorong para pelaku UMK di NTB untuk dengan penuh kesadaran melaksanakan sertifikasi halal bagi produknya. Terlebih, melalui regulasi JPH terbaru, pemerintah memberikan banyak kemudahan bagi UMK dalam bersertifikasi halal.

“Produk halal dan thayyib merupakan jaminan kualitas yang lebih dari sekedar mutu. Dan menghasilkan produk seperti ini merupakan aktivitas mulia yang membuktikan tanggung jawabnya sebagai pelaku usaha dalam memberikan service yang baik bagi konsumen,” jelas mantan Juru Bicara Kemenag itu.

Tengah Pandemi, Kota Mataram Tutup Objek Wisata Religi

MTN, Jakarta – Pemerintah Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, menutup sementara sejumlah objek wisata religi. Seperti apa?

Dilansir dari Antara, beberapa objek wisata religi yang ditutup terutama adalah dua makam yang dikeramatkan warga di Pulau Lombok, untuk menghindari adanya aktivitas ziarah makam saat Lebaran Topat 1441 Hijriah di tengah pandemi COVID-19.

“Tahun ini kami meniadakan kegiatan perayaan Lebaran Topat atau ketupat yang dirayakan seminggu setelah Lebaran Idul Fitri, yakni pada 8 Syawal, guna memutus mata rantai penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19),” kata Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh di Mataram.

Dengan demikian, semua makam yang dikeramatkan terutama Makam Loang Baloq di Kecamatan Sekarbela dan Makam Bintaro di Kecamatan Ampenan, yang menjadi tujuan ziarah makam saat Lebaran Topat, ditutup.

“Kami juga menutup objek wisata di kawasan pantai yang menjadi pusat keramaian saat Lebaran Topat, serta melakukan rekayasa lalulintas guna mencegah keramaian, sesuai dengan protokol COVID-19,” katanya.

Peniadaan kegiatan Lebaran Topat ini, lanjut wali kota, telah dilakukan sosialisasi kepada camat dan lurah untuk diteruskan hingga tingkat lingkungan agar masyarakat bisa merayakan Lebaran Topat di rumah saja bersama keluarga.

“Karena itu, tim gugus juga akan melakukan pengawasan dengan menempatkan sejumlah aparat dari tim terpadu pada titik-titik yang berpotensi menjadi pusat keramaian saat Lebaran Topat,” katanya.

Dua makam yang menjadi pusat perayaan Lebaran Topat di Mataram adalah Makam Bintaro di Kecamatan Ampenan dan Makam Loang Baloq di Kecamatan Sekarbela yang merupakan makam seorang ulama besar yang berhasil menyebarkan agama Islam di Pulau Lombok.

Perayaan Lebaran Topat diawali dengan ziarah makam kemudian dirangkaikan dengan kegiatan selakaran, zikir, doa dan “ngurisan” atau cukur rambut bayi dan dilanjutkan dengan sejumlah acara adat salah satunya pemotongan “Topat Agung Kote Mentaram” sebagai tanda dimulainya perayaan Lebaran Topat.

Saat Lebaran Topat, hampir seluruh garis pantai Kota Mataram sepanjang 9 kilometer dipenuhi oleh masyarakat yang merayakan Lebaran Topat.

Kondisi serupa juga terjadi di kabupaten lainnya di Pulau Lombok, baik itu Lombok Barat, Lombok Utara, Lombok Tengah maupun Lombok Timur.

NTB, Destinasi Wisata Halal Terbaik Nasional 2019

Islamic Center Hubbul Wathan NTB (foto: contractorkubahmasjid.com)

MTN, Jakarta – Nusa Tenggara Barat (NTB) terpilih sebagai destinasi wisata halal terbaik nasional untuk tahun 2019 versi Muslim Travel Index (IMTI) 2019. Seperti apa?

Nusa Tenggara Barat (disingkat NTB) ialah sebuah provinsi di Indonesia yang berada pada bagian barat Kepulauan Nusa Tenggara. Provinsi ini beribu kota di Mataram dan memiliki 10 Kabupaten dan Kota.

Pada awal kemerdekaan Indonesia, wilayah ini termasuk dalam wilayah Provinsi Sunda Kecil yang beribu kota di Singaraja. Kemudian, wilayah Provinsi Sunda Kecil dibagi menjadi tiga provinsi: Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Dua pulau terbesar di provinsi ini adalah Lombok yang terletak di barat dan Sumbawa yang terletak di timur.

Sebagian besar dari penduduk Lombok berasal dari suku Sasak, sementara masyarakat Bima (suku Mbojo) dan Sumbawa merupakan kelompok etnis terbesar di Pulau Sumbawa. Mayoritas penduduk Nusa Tenggara Barat beragama Islam, yaitu sekitar (94%).

Pulau Lombok dikenal dengan julukan Pulau 1000 Masjid. Julukan ini disematkan karena pulau kecil seluas 5.435 km2 ini memiliki 4.500 lebih masjid yang tersebar di 598 desa dan kelurahan di pulau Lombok.

Berikut adalah tujuh masjid termegah di pulau Lombok yang patut anda kunjungi:

  1. Islamic Center Hubbul Wathan NTB
  2. Masjid Nurul Bilad
  3. Masjid Al Akbar Masbagik, Lombok Timut
  4. Masjid Darussalam Kopang, Lombok Tengah
  5. Masjid Agung Praya, Lombok Tengah
  6. Masjid Jamiq Al Mujahidin Selong, Lombok Timur
  7. Masjid Jamiq Baitur Rahman Kediri

Objek-objek Wisata di Nusa Tenggara Barat secara keseluruhan:

  • Pantai Sengginggi dan Gili Trawangan (Lombok Barat)
  • Pulau Senggigi, Kepulauan Gili (Meno, Air, Nangu), Taman Narmada, Hutan Wisata Suranadi (Lombok Barat).
  • Mataram, Ibukota Lombok. Lokasi yang cocok untuk mempelajari budaya asli Lombok (Lombok Tengah).
  • Desa Suka Rara yang jadi pusat pengrajin tenun, Desa Sade, Kota Tua Ampenan, Museum Nusa Tenggara Barat, Makam Loang Baloq yang menjadi lokasi wisata ziarah, dan Pura Suci (Lombok Tengah).
  • Lokasi bulan madu terbaik dunia di Kecamatan Sembalun yang terdiri dari enam desa (Lombok Timur).
  • Gunung Rinjani, Pantai Pink, dan Pantai Tebing (Lombok Timur).