Ajakan Agar Agen Wisata Promosikan Destinasi Halal di Riau

foto: GoRiau.com

MTN, Pekanbaru – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Riau, Suti Mulyati, mengajak agen perjalanan wisata mempromosikan destinasi wisata halal di Riau.

Dilansir dari Info Publik, menurut Suti, saat ini telah banyak lokawisata dan event wisata di Riau yang memiliki keunikan dengan beragam kearifan lokal, adat, dan resam.

Suti Mulyati juga mengajak agen perjalanan wisata untuk memperhatikan wisata halal di daerah berjuluk “Bumi Lancang Kuning” itu.

“Untuk wisatanya juga saya pikir tidak hanya di luar negeri saja, di Indonesia sendiri banyak tempat wisata halal yang bisa dipromosikan,” ujar Suti Mulyati, saat acara pembukaan agen perjalanan wisata Ceria Halal Holiday di Pekanbaru, Minggu (21/1/2024).

Dikatakan oleh Suti, agen perjalanan wisata bisa mempromosikan destinasi wisata di Indonesia dan Riau khususnya. Kampanye bisa dilakukan melalui berbagai kanal media, yakni melalui media sosial, media massa, spanduk, brosur, dan media lainnya.

“Tentunya kita harapkan promosi ini bisa berjalan dengan baik sesuai dengan harapan yang diinginkan,” tuturnya.

Suti Mulyati juga meminta, kepada agen perjalanan wisata mampu memberikan pelayanan terbaik. Karena pelayanan yang baik merupakan faktor terpenting agar wisatawan merasa nyaman.

Lalu Suti Mulyati mengatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan umat Islam dalam melakukan perjalanan wisata yang bernilai ibadah harus didukung dengan adanya fasilitas, aksesibilitas, amenitas halal, dan pemandu wisata berkompeten. Hal ini sejalan dengan meningkatnya rasa kesadaran masyarakat muslim saat ini wisata halal sudah menjadi gaya hidup atau lifestyle.

“Hal ini akan terus meningkat, bahwa halal itu bagian dari agama. Tentunya dengan harapan bisa memberikan banyak manfaat untuk semua aspek, bukan hanya wisata tapi juga memberikan wawasan Islam, budaya, dengan merasakan sensasi wisata nyaman untuk beribadah,” pungkasnya.

Asosiasi Agen Wisata Indonesia Ajak Riau Perkuat Wisata Religi

ilustrasi (foto: menara.co.id)

MTN, Pekanbaru – Pihak ASITA (Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies) mengajak Pemrov Riau bersinergi untuk perkuat sektor wisata religi dan halal tourism.

Hal tersebut disampaikan Ketua Asita Riau, Dede Firmansyah, yang berharap Pemprov Riau bisa memberikan dukungan pada sektor pariwisata religi dan halal tourism tahun 2024. Namun, permasalahannya terletak pada kurangnya keterlibatan langsung pelaku pariwisata dalam pembahasan kebijakan.

Dilansir dari HalloRiau, menurut Ketua Asita Riau tersebut, partisipasi mereka dalam dialog dengan pemerintah sangat diharapkan, terutama karena mereka merupakan pelaku langsung yang berinteraksi dengan wisatawan. Itu terbukti mencatat bahwa Riau telah meraih penghargaan dalam bidang pariwisata religi sebelum memegang jabatan di Riau.

“Pentingnya program Pemprov Riau melalui Dinas Pariwisata untuk sejalan dengan Asita Riau. Sektor pariwisata religi agar selaras dengan nilai-nilai keagamaan. Untuk itu perlu keterlibatan langsung,” kata Dede, Rabu (27/12/2023).

Dede mencontohkan seperti Gerakan Sholat Subuh Berjamaah (GSSB) Provinsi Riau yang digagas Gubernur Riau, Edy Natar Nasution juga bisa diintegrasikan sektor pariwisata dengan nilai-nilai religi. Jika disokong dengan terlibatkan pelaku pariwisata tentu dapat berdampak positif.

Ketua Asita Riau tersebut berharap agar suara pelaku pariwisata didengar dan terlibat aktif dalam kebijakan.

Riau Siapkan Kawasan Wisata Kuliner Halal

ilustrasi (foto: menara.co.id)

MTN, Pekanbaru – Pemprov Riau kini tengah menyiapkan kawasan wisata kuliner halal yang aman dan sehat. Seperti apa?

Dilansir dari Antara, pemerintah Provinsi Riau kini tengah mempersiapkan Riau Garden menjadi kawasan kuliner halal, aman dan sehat, yang memiliki nuansa berbeda, dengan wisata yang sudah ada sebelumnya di Kota Pekanbaru.

“(para) Pemiliknya sudah setuju, nanti akan dibuat kuliner halal, aman dan sehat,” kata Gubernur Riau, Syamsuar, di Pekanbaru, Minggu (29/10).

Orang nomor satu di Riau itu menyampaikan bahwa sebelumnya kawasan kuliner halal, aman dan sehat juga sudah dibuat di Jalan Sumatera dan Arifin Achmad. Komite Nasional dan Keuangan Syariah juga langsung mengecek kondisi di lapangan.

Akan tetapi mereka menilai tidak memungkinkan untuk diterapkan sebagai kawasan halal aman dan sehat. Untuk makan dipilih Riau Garden yang berada di Jl HR Soebrantas.

“Jadi artinya Riau Garden ini yang pas, sehingga kami setuju kalau Riau Garden ini kami jadikan sebagai tempat kuliner halal, aman dan sehat,” katanya lagi.

Dari segi fasilitas, objek wisata Riau Garden sangat lengkap. Parkir yang luas, dilengkapi Anjungan Tunai Mandiri (ATM), tempat bermain anak-anak, kuliner, fasilitas di sabel, ruang asi, dan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Selain itu, Riau Garden juga menyediakan tempat pertemuan untuk rapat, seminar bahkan menyelenggarakan acara ulang tahun hingga resepsi perkawinan. Memiliki lahan yang terbilang luas, tentunya bermacam event bisa digelar di sini.

Dan yang lebih menarik, di Riau Garden pengunjung akan dimanjakan dengan tempat swafoto cantik yang instagramable, dan ke depannya akan dipadukan dengan agrowisata.

“Riau Garden yang nantinya kami jadikan sebagai tempat kuliner halal, aman dan sehat merupakan program Komite Nasional Keuangan Syariah yang dipimpin oleh Wakil Presiden,” pungkas Syamsuar.

Pembangunan Ekonomi di Riau Libatkan Wisata Halal

Pulau Penyengat, Riau (foto: yopiefranz.com)

MTN, Riau – Pembangunana ekonomi yang kini tengah diperkuat kembali di provinsi Riau turut melibatkan wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari RiauOnline, provinsi Riau dikenal dengan kekayaan sumber daya alam yang bersumber dari minyak. Namun, potensi wisata alam yang kurang membuat provinsi yang berada di Pulau Sumatera ini kini berpatok pada wisata halal.

Kabid Perekonomian Bappeda Litbang Provinsi Riau, Abdul Madian, menyebut destinasi wisata halal kini menjadi favorit.

“Wisata halal yang dimaksud meliputi sektor kuliner dan UMKM yang ramah muslim,” ungkap Abdul.

Dalam hal ini, lanjut pria yang kerap disapa Madian tersebut, untuk sertifikat halal terus berlanjut. Saat ini menurutnya yang sedang dikerjakan adalah di wilayah Tenayan Raya.

“Yang tengah dikerjakan adalah kawasan industri halal di wilayah Tenayan. Ini harus tersertifikasi. Memang tidak gampan,g namun tidak mungkin kalau itu bisa terjadi,” ujarnya.

Dalam rangka memberikan semangat pada UMKM agar tidak gulung tikar, pihaknya melalui Perindag tetap memberikan permodalan melalui mata UMKM.

“Mata UMKM sebagai inovasi pemprov yang diikutkan secara nasional agar terdata dengan baik,” terangnya.

Selain itu, Madian sebut, kuliner mana yang menarik di Riau nantinya teman-teman teknis akan melihat itu. Sementara, jika berbicara kalender wisata 2023 katanya akan diluncurkan oleh Dinas Pariwisata.

“Dengan adanya kalender wisata daya tariknya luar biasa dan dahsyat. Abdul berharap pihak Dispar akan membuat wisata baru. Yang diharapkan adalah pengulangannya agar tidak sekali saja datangnya. Tapi, balik kembali dan tolong habiskan uangnya di sini (Riau),” tutup Abdul Madian.

Wisatawan, Jangan Ragu Cari Tempat Ibadah dan Makanan Halal di Riau

Masjid Agung An-Nur, Pekanbaru, Riau (foto: www.masjid.asia)

MTN, Jakarta – Gubernur Riau berpesan kepada para wisatawan agar jangan ragu mencari tempat ibadah dan makanan halal di Riau.

Dilansir dari Go Riau, Provinsi Riau sudah terkenal dengan wisata halal. Hal tersebut lantaran tahun ini Riau telah berhasil memborong Anugerah Adinata Syariah.

Daerah yang dijuluki Bumi Lancang Kuning itu, mendapatkan tiga kategori penghargaan yakni, kategori Ekonomi Hijau dan Berkelanjutan, Keuangan Syariah, dan kategori Industri Halal.

“Bagi tamu-tamu muslim yang datang ke Bumi Lancang Kuning tidak perlu khawatir untuk mencari tempat ibadah dan makanan halal,” ujar Gubernur Riau, Syamsuar, diwakili Asisten I Setdaprov Riau, Masrul Kasmy, saat menyambut baik kedatangan rombongan tamu Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) yang berasal dari Pattani Thailand.

Kegiatan penyambutan ini dilaksanakan di Aula Gedung Dharma Wanita, Jalan Diponegoro, Kota Pekanbaru, pekan lalu (20/10).

“Riau selalu mengutamakan destinasi wisata halal. Kalau saudara-saudara berkeliling ke Riau, banyak sekali tempat ibadahnya dan ragam makanan-makanan yang ditemukan, itu tentu saja dijamin halal,” jelasnya.

Ditambahkannya, Riau sangat membuka kehadiran siapapun yang datang ke Provinsi Riau. Apalagi yang berkaitan dengan kegiatan dakwah.

Kehadiran rombongan DMDI, tambahnya, dapat memiliki dampak positif untuk membangun hubungan silaturahmi antar negara tetangga, sekaligus bisa mengenalkan destinasi pariwisata Provinsi Riau.

“Pertemuan ini tentunya mempunyai makna yang besar dalam membangun silaturahmi dan marwah antar negara bertetangga. Bagi kami kunjungan saudara-saudara tersebut juga dapat menjadi wadah untuk memperkenalkan objek-objek wisata di 12 Kabupaten/Kota Provinsi Riau,” ujarnya.

Pertemuan ini, ujar Masrul, sekaligus dapat menjalin hubungan budaya dan adat istiadat termasuk menjalin kerja sama sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Organisasi DMDI Thailand Tinjau Wisata Halal di Riau

Istana Siak, Riau (foto: venuemagz.com)

MTN, Jakarta – Perwakilan organisasi Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) cabang Thailand meninjau wisata halal di Riau. Seperti apa?

Dilansir dari InfoPublik, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyambut baik kedatangan rombongan tamu Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) yang berasal dari Pattani, Thailand.

Kegiatan penyambutan ini dilaksanakan di Aula Gedung Dharma Wanita, Jalan Diponegoro, Kota Pekanbaru, Kamis (20/10).

Gubernur Riau, Syamsuar, diwakilkan Asisten I Setdaprov Riau, Masrul Kasmy, mengapresiasi kunjungan yang dilakukan oleh pihak DMDI Pattani Thailand.

Menurut dia, kehadiran rombongan DMDI dapat memiliki dampak positif untuk membangun hubungan silaturahmi antarnegera tetangga, sekaligus bisa mengenalkan destinasi pariwisata Provinsi Riau.

“Pertemuan ini tentunya mempunyai makna yang besar dalam membangun silaturahmi dan marwah antarnegara bertetangga. Bagi kami kunjungan saudara-saudara tersebut juga dapat menjadi wadah untuk memperkenalkan objek-objek wisata di 12 Kabupaten/Kota Provinsi Riau,” ujarnya.

Pertemuan ini, kata Masrul, sekaligus dapat menjalin hubungan budaya dan adat istiadat termasuk menjalin kerja sama sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Masrul jelaskan, bahwa saat ini Provinsi Riau sudah terkenal dengan wisata halal. Hal itu, lantaran pada tahun ini Riau telah berhasil memborong Anugerah Adinata Syariah. Daerah yang dijuluki Bumi Lancang Kuning itu, mendapatkan tiga kategori penghargaan yakni, kategori Ekonomi Hijau dan Berkelanjutan, Keuangan Syariah, dan kategori Industri Halal.

Sehingga, lanjut Masrul, bagi tamu-tamu muslim yang datang ke Bumi Lancang Kuning tidak perlu khawatir untuk mencari tempat ibadah dan makanan halal.

“Oleh karena itulah, di Riau selalu mengutamakan destinasi wisata halal. Kalau saudara-saudara berkeliling ke Riau ini banyak sekali tempat ibadahnya dan ragam makanan-makanan yang ditemukan, itu tentu saja dijamin halal,” jelasnya.

“Makanya, kami sangat membuka kehadiran siapapun yang datang ke Provinsi Riau. Apalagi yang berkaitan dengan kegiatan dakwah,” lanjut Masrul.

Dengan begitu, dirinya pun berharap bahwa ini dapat menjadi langkah dalam membangun kerja sama pada sektor wisata, budaya, adat istiadat dan perekonomian.

“Mudah-mudahan, adanya pertemuan malam ini dapat membangun kerja sama kita dalam membangkitkan wisata, budaya, ekonomi, dan adat istiadat,” pungkasnya.

Sebagai Informasi, tamu dari Pattani Thailand ini sebanyak 37 orang, mereka merupakan guru-guru Tadika negeri pattani yang diketuai oleh Datuk Hasan Yamabidu.

Kehadirannya ke Provinsi Riau untuk melakukan studi banding ke sekolah-sekolah di Pekanbaru selama 15 hari.

Riau Berkomitmen untuk Kembangkan Wisata Halal

Masjid Agung An-Nur di Pekanbaru,Riau (foto: www.masjid.asia)

MTN, Jakarta – Dispar provinsi Riau optimis kembangkan wisata halal, UMKM produk Parekraf diminta untuk ajukan sertifikasi halal.

Dilansir dari HarianHaluan, Dinas Pariwisata (Dispar) Pemerintah Provinsi Riau berkomitmen untuk kembangkan pariwisata halal di tengah pandemi Covid-19.

Salah satu upaya yang dilakukan Dispar Riau adalah membantu UMKM produk parekraf di bidang Pangan Industri Rumah Tangga (P-IRT) agar bisa mendapatkan sertifikasi halal yang nantinya diterbitkan oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LP POM MUI).

LP POM MUI Riau, mulai tahun 2013-2020 telah melakukan sertifikasi kepada 2.509 orang pelaku usaha di bidang kuliner di Riau. Dengan rincian, Kota Pekanbaru 824, Dumai 391, Kabupaten Siak 145, Inhil 125, Pelalawan 129, Kampar 148, Bengkalis 356, Inhu 21, Rohil 114, Rohul 47, Kuansing 34, Meranti 175.

Untuk meningkatkan jumlah tersebut, Dispar Riau melatih para usahawan dan pelaku yang bergerak di bidang parekraf, khususnya pada sektor UMKM P-IRT untuk bisa lebih proaktif mengembangkan usaha.

Pelatihan telah digelar selama dua hari, tanggal 6-7 September 2021 di Pekanbaru. Melibatkan 28 orang peserta. Setelah menjalani pelatihan, pihak LP POM MUI akan mendatangi tempat usaha 28 peserta P-IRT, untuk memverifikasi secara faktual.

LP POM MUI akan memeriksa secara faktual, layak atau tidak usaha 28 peserta P-IRT itu untuk mendapatkan sertifikasi halal. Jika layak, pembiayaan sertifikasi akan dibebankan melaui APBD Pemprov Riau.

Kepala Dispar Riau, Roni Rakhmat mengatakan, langkah ini dilakukan dalam upaya untuk membantu pengembangan usaha pangan dan kuliner bisa tetap tumbuh dan berkembang di masa pandemi saat ini.

Ia menyadari, bahwa UMKM saat ini sangat mengalami kesulitan dalam pemasaran dan penjualan produknya. Sehingga pada APBD tahun 2021 ini, Pemprov Riau menggulirkan terobosan dengan memfasilitasi P-IRT pada UMKM untuk mendapatkan sertifikasi halal dari LP POM-MUI.

“Tujuannya adalah agar produk pangan yang dihasilkan bisa memberikan kemudahan bagi wisatawan untuk berwisata yang ramah muslim di destinasi wisata yang ada di Riau,” kata Roni Rakhamat, pekan lalu (8/9) di Pekanbaru.

Pariwisata Halal di Riau Diklaim Berkembang dengan Baik

Masjid Raya An Nur, Pekanbaru, Riau (foto: itinku.com)

MTN, Jakarta – Pemprov Riau mengklaim kalau pariwisata halal berkembang baik di wilayahnya.

Dilansir dari Riau1, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Riau, Ahmad Syah Harrofie, mengatakan kalau pengembangan destinasi halal di Riau harus Komitmen bersama.

“Destinasi halal bertujuan baik untuk muslim, yaitu dengan tujuan sebagai destinasi halal terbaik,” terang Ahmad Syah Harrofie.

Ahmad menjelaskan, Indonesia dan Malaysia ditetapkan sebagai destinasi wisata halal (halal tourism) terbaik dunia 2019 berdasarkan standar Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019; mengungguli 130 situs destinasi lainnya dari seluruh dunia.

Selanjutnya, sambung Ahmad lagi, Industri pariwisata mampu meningkatkan peran pendapatan Pemerintah dan juga memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

Ahmad Syah Harrofie menambahkan, hal ini mampu memicu kompetisi antar daerah untuk menarik para wisatawan. Pariwisata yang paling berkembang di Provinsi Riau adalah Pariwisata Halal, makanya produk dengan label Halal tentunya sangat diinginkan.

“Untuk mempercepat Pariwisata halal, kementrian pariwisata telah menetapkan 15 Provinsi yang menjadi fokus pengembangan destinasi ikatan muslim,” terangnya.

Dengan harapan, masing-masing Provinsi untuk dapat mengembangkan potensi wisata halal tersendiri, inilah yang diperlukan Provinsi Riau dengan tentunya dukungan dari berbagai organisasi dan pemangku kepentingan, agar komitmen dalam mengembangkan destinasi halal ini berhasil.

“Berdasarkan penilaian Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2019, Provinsi Riau menempati peringkat ketiga mengalahkan ibukota negara DKI Jakarta,” pungkas Ahmad.