Tiga Konsep yang Harus Dimiliki oleh Wisata Halal di Indonesia

ilustrasi (gambar: Kompasiana)

MTN, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengatakan kalau ada tiga konsep besar yang harus dimiliki oleh wisata halal di Indonesia. Apa saja?

Dilansir dari Kompas, Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan, ada cukup banyak potensi wisata halal yang bisa dikembangkan di Indonesia. Namun ada tiga konsep besar yang harus dimiliki oleh wisata berbasis religi.

Pernyataan tersebut disampaikan Menparekraf saat kegiatan Weekly Press Briefing secara virtual, awal bulan ini (4/4).

Menparekraf juga menjelaskan, konsep wisata halal berfokus pada extension of service (perluasan layanan) dengan mengusung tiga konsep.

“Akan kami pastikan persiapan konsep extension of service, sebagai bagian dari perluasan konsep wisata halal, yaitu need to have atau must have, good to have, dan nice to have,” katanya.

Ketiganya memiliki arti masing-masing. Need to have artinya sebuah destinasi mempunyai fasilitas tempat ibadah yang layak, hingga makanan yang halal.

Lalu, good to have memiliki tujuan agar wisatawan memperoleh pengalaman yang berkesan serta berbeda. Sedangkan, nice to have adalah wisata halal di Indonesia harus mampu bersaing dengan negara lain.

“Wisata halal adalah tambahan layanan atau extended services. Ada tiga kategori layanan yang pertama harus ada adalah makanan halal, tempat ibadah, water friendly washroom, dan no Islamphobia. Kemudian, good to have dan nice to have,” Sandiaga menambahkan.

Lebih lanjut, menurutnya, konsep tersebut dijabarkan pada lima komponen penting pariwisata, seperti hotel halal, transportasi halal, makanan halal, paket tur halal, dan keuangan halal.

Menparekraf juga menjelaskan wisata halal juga telah menarik devisa dari wisatawan muslim dengan optimal.

Data State of The Global Islamic Economy Report 2019 menyebutkan, jumlah pengeluaran wisatawan muslim dunia sebesar 200,3 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau 12 persen dari total pengeluaran wisatawan global sebesar 1,66 triliun dolar AS.

“Indonesia berada di urutan ke-5 dari “TOP 5 Negara Muslim Traveler” dengan pengeluaran terbesar setelah Saudi Arabia, UEA (Uni Emirat Arab), Qatar, dan Kuwait,” pungkas Sandiaga.

Menparekraf: Wisata Religi Jadi Pilihan Utama saat Ramadan

ilustrasi (gambar: pikiran-rakyat.com)

MTN, Jakarta – Menparekraf memprediksi kalau objek wisata reliji bakal ramai dikunjungi selama bulan ramadan tahun ini.

Dilansir dari Okezone, menyambut bulan suci Ramadan 1443 Hijriah, sejumlah destinasi wisata religi diprediksi akan dipadati oleh para wisatawan. Begitu yang dikatakan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno.

“Wisata religi atau wisata halal, apalagi kita akan memasuki Ramadan akan menjadi pilihan utama,” ujar Sandiaga, dalam Weekly Press Briefing secara virtual, Senin (28/03).

Sandiaga melanjutkan, khususnya Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang telah memiliki prestasi sebagai salah satu destinasi wisata halal terbaik. Serta menyandang sebagai best honeymoon destination in the world.

Oleh karena itu, kata Sandiaga, pihaknya akan terus berupaya mendorong potensi wisata religi atau halal di Indonesia ini. Di mana penduduk Indonesia merupakan mayoritas muslim, sehingga bisa lebih nyaman ketika melancong ke berbagai daerah di seluruh penjuru Nusantara.

“Tentunya ini akan terus kita dorong, karena potensi pasarnya besar, dan ini konsepnya extension of service yaitu perluasan dari pelayanan untuk para wisatawan,” terangnya.

Menurut Sandiaga, ada tiga hal yang menunjang adanya wisata religi ini. Pertama, Good to Have yakni disediakannya seperti makanan halal, tempat ibadah di sejumlah tempat wisata. Khususnya untuk menyambut G20, di mana fasilitas tersebut dapat semakin memperlengkap penyambutan forum kerja sama multilateral itu.

Kedua adalah Nice to Have, yakni yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan pariwisata berbasis halal.

Kemudian ketiga yaitu Must to Have, artinya selain menyediakan tempat ibadah juga makanan-makanan yang dijual harus bersertifikasi halal.

Pulau Penyengat di Kepulauan Riau Didorong Jadi Ikon Wisata Halal

Masjid Sultan Riau di Pulau Penyengat (foto: https://www.dodonulis.com)

MTN, Jakarta – Menparekraf melihat kalau Pulau Penyengat di Kepulauan Riau miliki potensi besar untuk jadi ikon wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Beritasatu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengaku terkesima saat pertama kali menginjakkan kaki ke Pulau Penyengat di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri).

Sandiaga tiba di Pulau Penyengat, akhir bulan lalu (22/1) dan disambut dengan pemasangan tanjak (topi khas Melayu) di kepala, sebagai penanda ucapan selamat datang dari pengurus lembaga adat melayu (LAM) setempat.

Setelahnya, Sandiaga Uno langsung berjalan masuk ke dalam Masjid Sultan Riau Penyengat, bahkan sempat menunaikan ibadah salat.

Selama ini, Sandiaga Uno memang sudah banyak mendengar tentang cerita atau hikayat Masjid Penyengat. “Saya baru kali ini salat di sini, suasananya sangat sejuk. Ini semacam penanda kalau wisatawan nusantara, harus berkunjung kemari,” katanya.

Sandiaga menyatakan, Pulau Penyengat sangat cocok untuk dikembangkan sebagai kawasan wisata berbasis 3S, yakni Spirituality (spritual), Serenity (ketenangan), dan Sustainability (keberlanjutan).

Ia juga akan mendorong Pulau Penyengat menjadi salah satu ikon wisata halal ke depannya.

Selain itu, menurut Sandiaga Uno, produk ekonomi kreatif di pulau bersejarah itu pun punya potensi untuk dikembangkan. Ada nasi dagang, deram-deram, air dohot dan produk milenial lainnya.

“Wisatawan nusantara wajib datang ke sini, karena Pulau Penyengat adalah titik nol Kesultanan Islam Riau dan Johor,” ungkapnya.

Menparekraf Pertegas Potensi Besar Industri Wisata Halal bagi Indonesia

Menparekraf, Sandiaga Uno (foto: bisnis.com)

MTN, Jakarta – Menparekraf kembali pertegas potensi besar industri wisata halal bagi Indonesia. Seperti apa?

Dilansir dari Akurat, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menyebut istilah wisata halal masih sering disalahartikan oleh sebagian orang. Menurutnya masih banyak yang mengartikan bahwa wisata halal adalah mensyar’iahkan sebuah tempat wisata.

“Jadi sebetulnya wisata halal itu adalah extendtion of service (layanan tambahan). Apa saja tambahannya? Amenitas, daya tarik wisata, dan aksesibilitas untuk memenuhi pengalaman, kebutuhan dan keinginan wisatawan Muslim,” ujarnya dalam Pengajian PP Muhammadiyah ‘Industri dan Wisata Halal’ yang disarankan melalui YouTube tvMu Channel, akhir pekan lalu (11/02).

“Misalnya, saya ke destinasi wisata, yang must have dan nice to have itu adalah tempat ibadah dan makanan dan minuman halal,” imbuh Sandiaga.

Sandi mengungkapkan, saat ini hampir semua destinasi wisata di Indonesia mempunyai fasilitas halal tersebut. Termasuk lima destinasi wisata super prioritas, seperti Danau Toba, Kupang, Labuan Bajo, Mandalika dan Borobudur.

“Mereka memiliki tempat untuk kita mendirikan salat, ibadah dan ada layanan makanan yang halal,” ucap Menparekraf tersebut.

Sandi kemudian menjelaskan good to have dalam wisata halal. Misalnya toilet yang dapat digunakan dengan baik oleh Muslim dan Muslimat.

“Tidak semua destinasi punya, tapi mayoritas ada. Ini toilet yang paling penting. Karena tentunya setiap ke destinasi wisata harus meninggalkan kenangan yang baik,” katanya.

Terakhir, kata Sandi, nice to have seperti fasilitas rekreasi yang family friendly.

“Misalnya kolam renangnya hari senin adalah untuk Muslim, hari Selasa buat Muslimah dan itu tidak perlu kolam renangnya dipisah,” tuturnya.

Meskipun begitu, Sandi menyebut Indonesia memiliki potensi wisata halal yang sangat besar. Sebab menurutnya, Indonesia menjadi negara belanja Muslim traveler terbesar ke lima di dunia setelah Saudi Arabia, UEA, Qatar dan Kuwait.

“Kita punya peluang dari wisata halal ini. Sayangnya ini ditangkap dengan baik oleh Turki, Egypt, Uzbekistan yang menawarkan paket-paket yang menarik. Sementara itu kita asyik gelut saja di dalam negeri tentang wisata halal ini, padahal kita punya peluang yang luar biasa,” jelasnya.

“Hampir setiap daerah punya peluang untuk wisata religi, halal dan sebagainya,” pungkasnya.

Menparekraf Apresiasi Wisata Halal yang Ditawarkan oleh Desa di Gorontalo

foto: sulawesion.com

MTN, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengaku, baru menemukan satu hal yang cukup unik di Desa Wisata Religi Bubohu, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo yaitu pesantren alam.

Dilansir dari Republika, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengaku, baru menemukan satu hal yang cukup unik di Desa Wisata Religi Bubohu, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo yaitu pesantren alam. Di pesantren ini, belajar agama menyatu dengan alam, sehingga para santri juga bisa mencintai alam sambil memperdalam ilmu agamanya.

“Cukup menarik, lokasinya juga bisa membuat wisata religi sehingga masyarakat punya banyak pilihan untuk wisata,” ujar Sandiaga, tengah pekan lalu (24/11).

Sandi menegaskan, yang ditemukan di Gorontalo ini sangat unik, di saat ini dirinya masih berupaya meningkatkan wisata halal di Indonesia. Pasalnya, Indonesia dengan penduduk mayoritas muslim, punya peluang besar untuk memulihkan pariwisata dan ekonomi kreatif melalui wisata halal. “Pariwisata halal banyak diminati oleh wisatawan nusantara,” ujarnya.

“Kita melihat pariwisata berbasis komunitas, dan desa. Di sini kita melihat ada tadabur alam dan tadabur quran, ibu bisa menjadi paket disaat liburan karena wisatwan nusantara ingin sekali pengalaman sepiritual, di desa ini nanti kita bisa kembangkan,” tambah Sandiaga.

Menparekraf: “Semua Bentuk Kekerasan yang Dilakukan Terhadap Hewan Bukan Bagian dari Wisata Halal”

gambar via wowkeren.com

Jakarta, CNN Indonesia – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, akhirnya angkat bicara tentang kasus kematian anjing bernama Canon di Aceh Singkil, Provinsi Aceh.

“Wisata halal bukan berarti mensyariahkan tempat wisata,” kata dia dalam ‘Weekly Press Briefing Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)’, awal pekan ini (1/11).

Hal ini dikatakan sebagai respon atas kekerasan terhadap kasus anjing bernama Canon di Aceh Singkil, Provinsi Aceh.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan sebuah destinasi wisata disebut sebagai kawasan wisata halal ketika memperhatikan kenyamanan wisatawan Muslim di tempat wisata.

“Semua bentuk kekerasan yang dilakukan terhadap hewan bukan bagian dari wisata halal,” katanya.

Dilansir dari CNN, Kebijakan pengembangan wisata ramah Muslim bukan hanya mengedepankan headline (tajuk utama) semata, lanjutnya, tetapi lebih kepada substansi yang menyediakan layanan “Moslem friendly” (konsep pemenuhan kebutuhan dasar terhadap wisatawan Muslim), antara lain; hotel, transportasi, paket wisatawan, perbankan, dan paket wisata yang halal.

Selain buka suara mengenai wisata halal, Kemenparekraf juga berbicara mengenau upaya mendorong pemulihan bagi lembaga konservasi kebun binatang (LK/KB), agar satwa tetap terlindungi dan para tenaga kerja di dalamnya tetap sehat dengan kehidupan ekonomi yang layak di masa pandemi COVID-19.

Adanya lembaga konservasi bertujuan untuk melindungi keanekaragaman hayati dan mengentaskan kemiskinan orang-orang yang hidup bersama satwa liar, melalui beragam sektor yang didominasi sektor pariwisata.

“Pariwisata menjadi salah satu sumber pendanaan untuk keberlanjutan tersebut,” ujar dia.

Baginya, satwa liar menjadi aset negara yang harus dijaga populasinya. Penerapan konsep ecotourism (ekowisata) yang diidentikkan dengan konsep safari dapat menjadi strategi untuk melindungi satwa liar, dalam konteks pariwisata untuk keberlanjutan ekonomi dan konservasi kebun binatang.

Imbangi Arus Wisatawan ke Luar Negeri, Menparekraf Himbau untuk Genjot Wisata Halal

Menparekraf Sandiaga Uno (foto: wowkeren.com)

MTN, Jakarta – Demi bisa tekan arus wisatawan lokal ke luar, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, himbau untuk genjot wisata halal.

Dilansir dari Sindonews, Menparekraf himbau untuk terus genjot wisata halal. Pasalnya, Indonesia memiliki jumlah penduduk mayoritas muslim yang berpeluang besar untuk memulihkan pariwisata dan ekonomi kreatif melalui wisata halal.

Menurut pria yang akrab disapa Mas Menteri ini, pariwisata halal banyak diminati oleh wisatawan Nusantara. Sebab, pada kenyataannya, banyak ditemui wisatawan lokal yang pergi berwisata ke negeri orang untuk berwisata religi. Itulah yang menjadi dasar Sandi fokus pada pengembangan wisata halal di Tanah Air.

“Yang menjadi potensi terbesar dari pariwisata halal ini adalah wisatawan Nusantara. Dan wisatawan Nusantara ini yang terbiasa berwisata di luar negeri untuk berwisata religi maupun berwisata yang konsepnya muslim friendly tourism. Dikarenakan pandemi tidak memiliki banyak pilihan, dan ini yang harus kita fokuskan,” ujar Sandiaga di acara Weekly Press Briefing, pekan lalu (27/9).

Menparekraf mengatakan kalau beberapa provinsi di Indonesia sudah ada yang mengambil posisi kepemimpinan sebagai pariwisata halal. Tentunya, hal ini menjadi langkah yang baik untuk mendorong provinsi lain dalam mengembangkan wisata halal. Keuntungan dari program ini tak jauh untuk meningkatkan ekonomi kreatif setiap daerah.

“Beberapa provinsi sudah mengambil posisi kepemimpinan di pariwisata halal ini. Di antaranya Sumatera Barat, Aceh, Jawa Barat, dan NTB yang tentunya pernah menjadi destinasi terbaik halal dunia,” sebut Sandiaga.

Kabar baiknya, kata Sandi, saat ini sudah ada beberapa provinsi yang mengajukan daerahnya untuk dijadikan wisata halal. Seperti, Kalimantan Selatan, Gorontalo, serta beberapa provinsi lain yang memiliki konsep secara holistik.

Potensi Industri Wisata Halal Indonesia Diperirakan Mencapai Rp22 Ribu Triliun

ilustrasi (foto: pariwisatasumut.net)

MTN, Jakarta – Mengingat Indonesia adalah negara muslim terbesar, tak mengherankan kalau potensi nilai industri wisata halalnya sangat besar. Menparekraf memprediksi kalau nilainya sebesar Rp22 ribu triliun!

Dilansir dari Liputan6, Menparekraf, Sandiaga Uno, menyebut kalau potensi nilai industri wisata halal di Indonesia adalah lebih dari USD 1,6 triliun atau sekitar Rp 22,9 kualidriun (kurs 14.334 per dolar AS).

Hal tersebut disampaikan Sandiaga Uno dalam Webinar Nasional sekaligus Pelantikan Pengurus Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Komisariat UIN Sultan Syarif Kasim Riau periode 2020-2023, pekan lalu (4/8).

Sandi menilai Industri halal memiliki potensi yang luar biasa, serta mampu mencetak lapangan pekerjaan. Besarnya potensi wisata halal yang dimiliki Indonesia merujuk peringkat Indonesia dalam World Travel and Tourism Console Index tahun 2018.

Indonesia, kata Sandiaga, menempati posisi kesembilan di dunia dan nomor satu di Asia Tenggara. Sedangkan, berdasarkan Globaly Economy Report, terdapat lima negara muslim di dunia yang memiliki potensi wisata halal terbesar, yaitu Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Qatar, Kuwait dan Indonesia.

Namun pandemi Covid-19 memicu kemerosotan. Kontribusi sektor parekraf yang sudah hampir menyentuh lima persen terhadap ekonomi nasional pun kini anjlok.

Alasannya karena wisatawan mancanegara turun sebesar 75% dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.

Tapi Menparekraf meyakini kalau wisata muslim friendly tourism akan berhasil. Hal ini karena pariwisata nantinya akan lebih personalized, customized dan smaller in size; yang mengacu kepada prinsip halal dan thoyib dengan aspek CHSE-kebersihan, kesehatan, keselamatan dan keberlanjutan dari segi lingkungan.

Menparekraf: Indonesia Teratas di Bidang Wisata Halal

ilustrasi (foto: pontas.id)

MTN, Jakarta – Menparekraf menyatakan kalau Indonesia itu berada di posisi teratas untuk bidang wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Detik, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan kalau Indonesia menjadi negara yang teratas dalam hal pariwisata halal.

“Sebagaimana kita ketahui Indonesia merupakan salah satu negara berkembang untuk menjadi destinasi pariwisata halal di dunia. Menurut laporan dari The State Of Global Islamic Economy di 2019, Indonesia tercatat menjadi 5 negara teratas dengan pengeluaran terbesar untuk wisata Muslim halal,” jelas Sandiaga Uno, pada Rabu (7/7/2021).

“Tetapi, selama lebih dari setahun terakhir, kita sangat berjuang untuk menghadapi pandemi Covid-19. Yang berdampak amat fatal kepada berbagai sektor termasuk Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Kondisi ini membuat perubahan pada trend dari turisme, menjadi pariwisata yang personalize, customize, localize, dan small in size,” ungkap Sandiaga Uno.

Untuk mencapai Indonesia sebagai negara tujuan utama dari pariwisata halal, Kemenparekraf kata Sandiaga Uno terus meningkatkan kualitas dari pariwisata di Indonesia melalui tiga platform yang disebut inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.

“Kita sedang berada di tengah pandemi Covid-19, dan kami harus memastikan dari kesehatan, kebersihan, keamanan, dan keberlanjutan lingkungan dengan konsep Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin yang mengajarkan konsep yang sama,” ungkap Sandiaga Uno.

Pihaknya juga mengimplementasikan kolaborasi dengan bekerja sama yang disebut Tawoon, konsep dari kerjasama mutual dan sinergitas yang disebut gotong royong dalam bahasa Indonesia.

“Saya mengundang seluruh organisasi pariwisata nasional, tourism internasional board, stakeholders di industri pariwisata, dan industri travel online, di seluruh dunia untuk menghadiri diskusi panel yang dilaksanakan pada 13-15 Juli 2021 dengan tema meningkatkan kualitas pariwisata halal dengan nilai-nilai gaya hidup halal, yang berkolaborasi dengan Crusted Reading, Perjalanan Halal, dan Asosiasi Pariwisata Halal Indonesia yang dikepalai Riyanto Sofyan,” kata Sandiaga Uno.

Ia berharap dengan diskusi panel secara virtual tersebut dapat memberikan pemikiran baru dalam mengemban pariwisata ramah Muslim di dunia khususnya di masa pandemi Covid-19.

“Saya percaya dan saya harap kita bisa menghadapi ini dan kita mendapatkan banyak hal positif dari pandemi ini. Kita akan mendapatkan kebaikan dan keberkahan dari cobaan ini. Mari kita lanjutkan berjuang bersama perjuangan ini dan unggul dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini,” tandas Sandiaga Uno.

Sebelumnya saat berdiskusi dengan mahasiswa UGM, Sandiaga juga menyentil soal wisata halal ini. Menurut dia penciptaan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan pun dipaparkannya meliputi pariwisata halal nasional.

Terkait hal tersebut, lanjutnya, terdapat tiga aspek utama yang harus dipenuhi, yaitu need to have (harus untuk dimiliki), good to have (baik untuk dimiliki) dan nice to have (senang untuk dimiliki).

Keberadaan musalah dalam pariwisata halal katanya sangat penting.

Sehingga wisatawan muslim yang berkunjung ke Pantai Lampuuk tak hanya menikmati keindahan alam, tetapi juga tetap dapat beribadah.

“Karena selama ini kita di pantai menikmati alam yang indah, tapi saat masuk waktu salat kita susah menemukan tempat ibadah.Jadi itu yang pertama, need to have-nya dihadirkan,” ungkap Sandiaga Uno.

“Dan terakhir adalah nice to have, nice to have ini kita bersaing dengan negara-negara lain, kita harus hadirkan produk-produk ekonomi kreatif yang mumpuni, jadi misalnya muslim fesyen, modest fashion ini sedang berkembang, dan kita lagi mencanangkan Jakarta sebagai Ibu Kota Modest Fashion of The World,” jelas Sandiaga Uno.

Kemenparekraf & Dubes Kazakhstan Kolaborasi Majukan Pariwisata Indonesia

Menparekraf, Sandiaga Uno (foto: promediateknologi.com)

MTN, Jakarta – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sepakat untuk kerjasama dengan Duta Besar Kazakhstan demi majukan pariwisata di Indonesia.

Dilansir dari SindoNews, Kemenparekraf terus menjajaki potensi kerja sama dengan negara sahabat untuk membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif nasional, salah satunya dengan Kazakhstan.

Hal tersebut terekam dalam pertemuan antar Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dengan Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia, Daniyar Sarekenov, Rabu (16/6/2021).

Sandiaga mengatakan, hubungan Indonesia dengan Kazakhstan secara resmi dibentuk sejak tahun 1993. Kedua negara memiliki banyak kemiripan dari segi sumber daya alam yang melimpah, memiliki mayoritas Muslim yang moderat dan dipenuhi keberagaman.

Berbekal kesamaan yang dimiliki oleh kedua negara, Sandiaga mengatakan Indonesia dan Kazakhstan bersepakat untuk melakukan kerja sama di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Kami tertarik untuk memaksimalkan potensi Indonesia dan Kazakhstan dalam kerja sama bidang pariwisata dan ekonomi kreatif, khususnya di industri wisata, bisnis dan produk-produk halal,” kata Sandiaga.

Sandiaga berharap, kerja sama ini bisa memberi dampak positif bagi kedua negara khususnya dapat memulihkan jumlah lapangan kerja yang tergerus selama pandemi Covid-19.

“Di saat seperti ini kita harus gerak cepat, gerak bersama, dan garap semua potensi lapangan kerja yang ada, agar pemulihan ekonomi nasional dapat segera terwujud,” pungkas Sandiaga.