Sumbar Masuk 10 Besar Provinsi Wisata Halal Unggulan

ilustrasi (foto: remisya.org)

MTN, Jakarta – Sumatera Barat masuk ke daftar 10 besar provinsi wisata halal unggulan. Seperti apa?

Dilansir dari Harian Haluan, setidaknya, ada 10 provinsi utama yang menjadi destinasi unggulan wisata halal di Indonesia, yakni Nusa Tenggara Barat, Aceh, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, dan Sumatera Selatan.

Berdasarkan data tersebut, Masjid Jamik Minangkabau di Bukit Sangok, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar yang baru saja dibangun Desember ini akan dijadikan sebagai Indonesian Islamic Tourism Center dan digadang-gadang akan menjadi ikon pariwisata halal baru Indonesia.

Proyek pengembangan pariwisata halal terus menjadi prioritas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Hal ini dilatarbelakangi oleh data GMTI 2019 yang menyebut bahwa hingga tahun 2030, jumlah wisatawan muslim (wislim) diproyeksikan akan menembus angka 230 juta di seluruh dunia.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar dunia, tentu tidak akan melewati momen tersebut. Bahkan, Indonesia telah menyiapkan pariwisata halal sejak 2016. Hasilnya, tahun ini Indonesia berhasil memuncaki Top Muslim Friendly Destination of The Year 2023 atau Wisata Ramah Muslim (Halal) Terbaik Dunia, menurut Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023. Prestasi ini menunjukkan kemajuan yang luar biasa, mengingat posisi tersebut merupakan target yang rencananya akan dicapai setidaknya dua tahun lagi.

“Saya tadinya menargetkan 2025 (meraih peringkat pertama), ternyata di 2023 ini tim yang mempersiapkan berhasil mengeksekusi beberapa program-program andalan kita. Sehingga kita pada akhirnya ada di posisi pertama, dan ini merupakan sebuah prestasi,” ujar Menparekraf RI, Sandiaga Uno.

Ranking dan penilaian pada GMTI ditekankan pada aspek ACES (Access, Communications, Environment, dan Services). Dalam hal ini, Indonesia unggul pada aspek komunikasi. Indonesia bersama Malaysia dan Mesir menjadi tiga negara yang memiliki Kemahiran Komunikasi berdasarkan kemahiran dalam 10 bahasa teratas yang dituturkan oleh wisatawan muslim. Bahasa tersebut antara lain Bahasa Inggris, Arab, Bahasa Melayu, Rusia, Urdu, Bahasa Indonesia, Turki, Prancis, Persia, dan Jerman.

Dukung Wisata Halal, Sumbar Targetkan Seribu ‘Juleha’

(foto: visinews.net)

MTN, Padang – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat menargetkan bisa menghadirkan seribu “Juleha” (Juru Sembelih Halal) guna mendukung pengembangan konsep wisata halal di daerah tersebut.

Dilansir dari Republika, Gubernur Sumbar Mahyeldi di Padang, Rabu (26/7), mengatakan bahwa ketersediaan juru sembelih halal penting untuk menjamin ketersediaan konsumsi halal di provinsi yang telah mencanangkan wisata halal tersebut.

“Yang disebut makanan halal itu tidak saja berkaitan dengan cara dan bahan yang digunakan untuk memasak, tetapi mulai dari proses awal. Jika untuk kuliner berbahan dasar daging, maka dimulai dari penyembelihan,” ujar Mahyeldi.

Ia menyebutkan, salah satu tugas pemerintah untuk mendukung wisata halal adalah memastikan setiap produk telah terjamin higienis dan kehalalannya, terutama untuk produk kuliner yang harus sesuai dengan syariat Islam baik secara kandungan mau pun proses pengolahannya.

“Kita tingkatkan pengetahuan petugas juru sembelih halal. Karena kesempurnaan yang sesuai syariat, tentu berpengaruh terhadap kualitas produk hewan yang akan kita konsumsi,” imbuhnya.

Menurut Mahyeldi, sistem penyembelihan halal itu juga disenangi oleh masyarakat nonmuslim dan tidak ada halangan bagi mereka karena penyembelihan secara halal tersebut memberikan kebaikan pada produk hewan yang dikonsumsi, terutama segi kebersihannya.

Dengan cara pemotongan halal, daging akan lebih higienis dan bersih sehingga membawa manfaat lebih baik ketika dikonsumsi.

Dalam penyembelihan itu, petugas harus memperhatikan beberapa faktor seperti penggunaan pisau yang tajam dan memperhatikan kesejahteraan hewan sehingga hewan tersebut tidak teraniaya saat proses penyembelihan.

Apalagi secara dunia internasional juga sangat memperhatikan perlakuan kita memotong hewan sehingga kesempurnaan pelaksanaannya menghasilkan kualitas daging yang baik.

Dalam konteks internasional, Juleha merupakan salah satu profesi yang bisa terpakai secara luas karena sekarang pemotongan hewan secara halal sudah menjadi gaya hidup.

“Kita ingin menjadi terdepan dalam penyediaan Juleha untuk unggas, sapi dan kerbau. Ketika masyarakat nanti mencari produk daging halal, maka produknya sudah tersedia, karena dipotong oleh Juleha,” jelasnya.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sumbar Sukarli mengatakan, target menciptakan seribu Juleha tersebut akan dipenuhi hingga tahun 2026. Hingga akhir tahun 2023, direncanakan total Juleha yang sudah dilatih ada sebanyak 338 orang.

Ia menyebutkan, pelaksanaan pelatihan Juleha akan disebar pada sejumlah kabupaten/kota dan dilaksanakan oleh Lembaga Pelatihan Keterampilan (LPK) Halal Madani.

Ketua LPK Halal Madani Gustia Mahendra menyebutkan, hingga menjelang akhir Juli 2023, pihaknya sudah memberikan pelatihan untuk delapan angkatan dengan total 236 orang.

Dipuji Menparekraf, Sumbar Siap Dikembangkan untuk Pariwisata Halal

Jam Gadang di Sumatera Barat (foto: Cheria Travel)

MTN, Jakarta – Sumatera Barat siap dikembangkan untuk industri pariwisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Suara Sumbar, menurut Menparekraf Sandiaga Uno, destinasi wisata halal di Indonesia akan ditingkatkan dari segi kesiapan layanan kuliner dan akomodasi halal. Kemudian, juga bakal dikembangkan ekosistem ekonomi syariah mulai dari pelatihan, pendampingan, pemasaran, logistik, dan pembiayaan.

“Kemenparekraf juga akan memberikan layanan tambahan bagi wisatawan, seperti halal package, halal food, halal hotel, halal finance dan transportasi,” ujar Sandiaga, di Jakarta (30/1).

Sejumlah provinsi sudah menyampaikan ketertarikan terhadap pengembangan pariwisata halal. Di antaranya; Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Barat, Kepulauan Riau, Sumatera Barat dan Aceh.

Sandiaga Uno juga menyatakan bahwa Sumbar benar-benar daerah yang ‘beautiful’ alias cantik. Sumbar memiliki budaya dan desa wisata yang memukau. “Sumbar itu kulinernya enak, budayanya khas, dan alamnya indah. Bahkan ada satu desa wisata yang disebut sebagai yang terindah di dunia. Tidak rugi bila berwisata ke Sumbar,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy, mengungkapkan kalau Visit Beautiful West Sumatera 2023 adalah program yang ditujukan untuk mengembalikan jumlah kunjungan wisatawan ke provinsi itu.

Audy menyebut sebelum pandemi Covid-19, jumlah kunjungan wisatawan ke Sumbar mencapai 8,2 juta orang. Setengahnya berkurang pada saat pandemi melanda.

“Target kita tidak muluk-muluk. Untuk langkah awal bagaimana angka 8,2 juta wisatawan itu bisa kembali pada tahun 2023,” katanya.

Untuk mencapai target itu, Pemprov Sumbar bersama kabupaten/kota sudah meluncurkan 77 buah program event untuk bisa menarik wisatawan ke daerah itu.

Selain itu, persoalan tiket pesawat yang masih relatif mahal juga dicarikan solusi dengan menjalin komunikasi dengan berbagai maskapai agar bisa membuka penerbangan ke Sumbar.

“Kita berharap semua upaya ini bisa mendorong agar target 8,2 juta wisatawan itu bisa kembali tercapai,” pungkasnya.

Pemprov Sumbar Jadikan Masjid Raya Sumbar Pusat Wisata Religi

Masjid Raya Sumbar

MTN, Jakarta – Pemprov Sumatera Barat jadikan Masjid Raya Sumbar sebagai pusat pembelajaran Adat Basandi Syarak – Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) dan wisata religi.

“Sedari awal kita telah berkomitmen untuk menjadikan kawasan Mesjid Raya sebagai pusat edukasi Adat Basandi Syarak -Syarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) dan destinasi wisata religi di Sumbar yang dituangkan kedalam Progul, Alhamdulillah secara bertahap bisa kita wujudkan, itu artinya Progul yang telah disusun tidak hanya sebatas wacana tetapi merupakan program nyata,” ungkap Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansyarullah, saat meresmikan pemanfaatan Masjid Raya sumbar sebagai pusat edukasi dan destinasi wisata religi di Padang (28/12).

Dilansir dari Harian Haluan, Mahyeldi mengatakan, dengan terpilihnya Masjid Raya Sumbar sebagai salah satu mesjid dengan desain terbaik di dunia versi Abdullatif Al-Fozan Award pada tahun 2021, tentu akan memberikan dampak positif, karena akan semakin banyak tamu yang akan berkunjung ke Sumbar baik dari dalam maupun luar negeri, untuk merasakan suasana beribadah dalam mesjid terbesar di Sumbar ini.

“Masjid raya Sumbar telah dikenal luas bahkan telah berhasil memenangkan penghargaan di tingkat internasional karena keunikan desainnya, kita tinggal mengembangkan menjadi salah satu pusat edukasi dan destinasi wisata religi di Sumatera Barat melalui kerjasama dengan berbagai pihak,” jelasnya.

Mahyeldi mengatakan, Pemprov Sumbar terus melakukan berbagai upaya mulai dari kerjasama dengan BUMD, BUMN, Universitas dan berbagai lembaga lainnya.

Selanjutnya, Masjid ini nanti akan dijadikan pusat kegiatan dan bimbingan umat sebagai tempat mendapatkan pencerahan dalam banyak hal, sehingga betul-betul bermanfaat dan terkelola secara baik.

Pemprov Sumbar Mulai Sosialisasikan Wisata Halal

iustrasi (foto: remisya.org)

MTN, Jakarta – Pemprov Sumatera Barat mulai sosialisasikan Pergub penyelenggaraan pariwisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Antara, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) menyosialisasikan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 19 Tahun 2022 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2020 tentang penyelenggaraan pariwisata halal, kepada para pemangku kepentingan di daerah itu.

“Wisata halal di Sumbar itu bukan hanya untuk wisatawan yang beragama Islam namun juga non Islam. Wisata halal itu bagaimana memberikan keamanan dan kenyamanan kepada seluruh wisatawan,” kata Kepala Bidang Destinasi dan Industri Pariwisata Dinas Pariwisata Sumbar, Doni Hendra, saat membuka kegiatan tersebut di Pariaman, Selasa.

Doni mengatakan wisata halal yang diterapkan, adalah bagaimana memberikan tambahan lebih terhadap wisatawan muslim dan non muslim dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka selama berkunjung di Sumbar.

Ia menyampaikan secara sederhana kalau penerapan wisata halal di Sumbar bebas dari porno aksi. Masjid dan musala harus bersih dan nyaman. Di bidang pelaku usaha pariwisata, penerapannya di antaranya, hotel dan penginapan harus memasang arah kiblat di kamar, rumah makan bersih dan halal, serta biro travel memperhatikan jadwal salat. Selain itu usaha spa memisahkan tempat dan menyesuaikan pelayan dengan gender konsumen.

“Itu secara sederhananya namun berdasarkan Pergub tersebut harus memiliki sertifikasi halal. Tapi karena anggaran, kita belum ke arah sana, minimal bisa memahami konsep wisata halal,” katanya.

Namun, kata Doni banyak pihak termasuk organisasi di daerah itu membantu menguruskan sertifikasi halal pelaku usaha di provinsi tersebut.

“Sumbar identik dengan filosofinya ‘adat basandi sarak, sarak basandi kitabbullah yang dalam hal ini telah masuk pariwisata halal. Tapi Sumbar ingin menjadi wisata halal yang ‘friendly’,” ujarnya.

Sosialisasi Pergub tersebut dilakukan kepada sejumlah pihak di antaranya organisasi perangkat daerah, pemilik hotel dan penginapan, rumah makan, dan pemandu wisata yang ada di provinsi itu.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman, Dwi Marhen Yono, mengatakan 19 kabupaten dan kota di Sumbar telah sepakat mulai 2022 mencitrakan diri Sumbar sebagai destinasi wisata halal terbaik di Indonesia.

“Halal ini bukan secara artian halal dan haram, tapi bagaimana menciptakan nyaman, aman dan menciptakan rasa bahagia untuk semua wisatawan,” pungkasnya.

PT Sucofindo Kerjasama dengan Pemprov Sumbar untuk Pariwisata Halal

ilustrasi (foto: madaninews.id)

MTN, Jakarta – PT Sucofindo gandeng pemerinth provinsi Sumatera Barat untuk percepat pengembangan pariwisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, Holding BUMN Jasa Survei (IDSurvey), PT Sucofindo (Persero), mendukung Provinsi Sumatera Barat dalam mengembangkan sektor pariwisata halal. Hal ini dapat mempercepat pusat industri halal di Indonesia.

Direktur Komersial Sucofindo Darwin Abas mengatakan kalau Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang ditargetkan oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin melalui Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) sebagai salah satu pusat industri halal di Tanah Air.

“Kami berharap, ke depannya peluang-peluang kerja sama antara Sucofindo dan Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dapat membantu upaya percepatan Sumatra Barat sebagai salah satu pusat industri halal di Indonesia,” ujarnya dalam keterangan resmi, awal bulan ini (7/3).

Menurut Darwin, potensi sektor pariwisata halal ke depan masih sangat besar. Berdasarkan riset Master Card & Crescent Rating tentang Global Muslim Travel Index, terdapat potensi wisata Muslim sebanyak 270 juta orang pada 2026 naik signifikan dibandingkan 2017 sebanyak 147 juta wisatawan.

“Oleh sebab itu, sektor pariwisata halal di Sumatera Barat harus dikembangkan lebih baik, dioptimalkan lagi sehingga wisatawan domestik maupun mancanegara berkunjung ke Sumatera Barat,” ucapnya.

Darwin menyebut potensi pariwisata halal di Sumatera Barat juga didukung dengan prestasi yang telah diraih sebelumnya, World Halal Tourism Award 2016, yang dilaksanakan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Di acara tersebut Pemprov Sumatera Barat berhasil mendapatkan tiga penghargaan, antara lain World Best Halal Destination, Culinary, dan Tour Travel.

Selanjutnya, untuk mendukung daya saing destinasi pariwisata halal, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mengeluarkan Perda No 1 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pariwisata Halal.

Selain dari sisi regulasi, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat juga telah membentuk tim percepatan industri halal yang diketuai oleh kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sumatra Barat.

Sementara itu, Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi Ansharullah, menambahkan kalau Pemerintah Provinsi bersama dengan pemerintah kabupaten dan kota di Sumatera Barat akan berkolaborasi dengan Sucofindo dalam pengembangan wisata halal dan ekonomi syariah.

“Adanya kerja sama dengan Sucofindo tentu akan mempercepat langkah-langkah yang sudah kita lakukan dalam pengembangan wisata halal dan ekonomi syariah serta industri halal,” ujar Mahyeldi.

Menurutnya Pemerintah Provinsi Sumatra Barat sedang menyiapkan pariwisata halal dan industri halal termasuk ekonomi dan keuangan syariah. Perekonomian dan keuangan syariah, katanya, sejalan dengan percepatan pariwisata halal dan industri halal di Sumatra Barat.

“Dengan adanya Sucofindo tentu semakin mempercepat upaya kita. Prinsipnya, kita menyambut sangat baik kolaborasi dengan Sucofindo,” ucap Mahyedi.

Gubernur Sumbar tersebut menyebut kalau kolaborasi Sucofindo dan Pemerintah Provinsi Sumatra Barat sudah sejalan dengan agenda West Sumatera Nature Cultural and Creative Tourism Festival pada 2023.

Pemkot Bukittinggi Didorong untuk Keluarkan Perda Wisata Halal

ilustrasi (foto: Radar Sumbar)

MTN, Jakarta – Pemerintah Kota (Pemkot) Bukittinggi mendapat dorongan untuk mengeluarkan peraturan daerah wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari AntaraNews, Pemkot Bukittinggi mendapat dorongan dari lembaga penerbit sertifikat halal kalangan masyarakat, Halal Madani, untuk mengeluarkan peraturan daerah yang meminta penyelenggara ekonomi di daerah tersebut untuk mengurus sertifikat halal.

“Bukan untuk mempersulit warga, sebaliknya selagi dengan adanya program pengurusan sertifikat ini diharapkan semuanya bisa segera dimulai,” ujar Direktur Eksekutif Halal Madani, Hastrini Nawir, di Bukittinggi, tengah pekan ini (5/1).

Hastrini mengatakan pada 2021 pemerintah pusat mengalokasikan 3.200 slot pengurusan penerbitan sertifikat halal gratis secara nasional.

“Namun sayang, hanya Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah yang maksimal mengambil kesempatan itu, Sumbar hanya mengambil 144 dan lima di antaranya dari Kota Bukittinggi,” jelas Hastrini.

Ia mengatakan, saat ini penyelenggara Usaha Kecil Mikro dan Menengah (UMKM) di Sumatera Barat belum semuanya mengetahui tentang aturan pensertifikatan usaha mereka.

“Undang-Undang nomor 33 tahun 2014 tentang jaminan produk halal, diperkuat dengan UU Cipta Kerja, bahkan adanya Perda nomor satu tentang pariwisata halal di Sumbar, semuanya mengatur tentang persertifikatan itu,” terang Hastrini.

Menurutnya, UMKM dan jenis usaha yang bergerak dalam makanan, minuman, jasa penyembelihan dan hasil produk penyembelihan akan dibatasi kegiatannya pada 2024 jika belum mengurus sertifikat halal.

Selain untuk mematuhi aturan yang ada, penyertaan label halal juga menjadi standar tolak ukur dari datangnya wisatawan ke setiap daerah.

“Kami meyakini produk apalagi makanan dan minuman saudara kita di Sumbar ini adalah halal, tapi label halal yang disesuaikan standar resmi yang diterbitkan Majelis Ulama Indonesia tetap menjadi acuan kedatangan orang untuk datang dan mengonsumsinya,” ujar Hastrini.

Hastrini berharap UMKM di Sumbar bisa mendapatkan sertifikat halal usahanya dan literasi yang masif terkhusus dari media massa untuk menyepakati wisata halal di daerah setempat.

“Saat ini kita berjuang mendekati pemerintahan di seluruh daerah khususnya yang memiliki nilai tinggi dalam peringkat tujuan wisatanya agar UMKM dan pelaku usaha lainnya mendapatkan kemudahan pengurusan sertifikat halal,” kata dia menutupi.

Halal Madani menjadi lembaga penerbit sertifikat halal dari kalangan masyarakat satu-satunya asal Sumatera Barat dengan jumlah Auditor besertifikat sebanyak lima orang, dua lembaga lainnya berasal dari Jakarta dan Jawa Barat.

Tol Padang-Pekanbaru Akan Pula Dongkrak Wisata Halal di Sumbar

Tol Padang – Pekanbaru (foto: kemenkeu.go.id)

MTN, Jakarta – Pihak Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat menilai keberadaan tol Padang-Pekanbaru akan meningkatkan kunjungan pariwisata ke daerah mereka.

“Jika tol Padang-Pekanbaru sudah selesai dibangun maka kunjungan pariwisata akan meningkat, apalagi wisata merupakan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi baru di Sumbar,” kata Kepala BI perwakilan Sumbar, Wahyu Purnama, di Padang, Kamis (29/04/2021), seperti yang dilansir dari Akurat.Co.

Menurutnya pariwisata Sumbar akan jauh lebih berkembang ketika tol tersebut sudah beroperasi, oleh sebab itu pihaknya juga berharap agar pengerjaannya cepat dirampungkan.

Wahyu memaparkan semenjak 2013 atau delapan tahun terakhir pertumbuhan ekonomi Sumbar terus melambat. Pada 2013 ekonomi Sumbar mampu tumbuh 6,08 dan berada di atas angka nasional yang hanya 5,56 persen.

Namun setelah itu kendati tetap berada di atas nasional, ekonomi Sumbar terus mengalami perlambatan yang tercatat pada 2014 sebesar 5,88 persen, 2015 sebesar 5,53 persen, 2016 5,27 persen, 2017 sebesar 5,30 persen, 2018 sebesar 5,16 persen dan 2019 sebesar 5,02 persen sedangkan 2020 anjlok menjadi minus 1,60 persen.

Melihat kondisi itu, Wahyu menilai perlu ada upaya mengembangkan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang selama ini bertumpu pada sektor pertanian. Ia melihat sektor pariwisata potensial dikembangkan sebagai sumber ekonomi baru karena Sumbar memiliki kekayaan alam, budaya dan semangat wirausaha yang besar sebagai modal pengembangan sektor wisata.

“Melihat angka pertumbuhan ekonomi Sumbar yang selama ini yang mengandalkan ekspor, sektor pertanian dan lainnya, butuh penggerak baru yakni sektor pariwisata,” kata Wahyu.

Menurutnya Sumatera Barat memiliki laut yang indah, danau, pergunungan, serta alam yang indah dan tinggal mengemas semuanya menjadi sebuah kekuatan baru agar menjadi objek wisata yang dikenal tidak hanya skala nasional namun juga internasional.

Apalagi pada 2016 Sumatera Barat juga meraih penghargaan dari The World Halal Tourism Award 2016 pada kategori World’s Best Halal Destination atau tujuan wisata halal terbaik dan World’s Best Halal Culinary Destination atau tujuan wisata kuliner halal terbaik. Tentu keberadaan tol baru tersebut juga bakal mendongkrak wisata halal di Sumbar.

Wahyu berpendapat jika sektor pariwisata sudah maju, maka akan pula mendorong pertumbuhan Usaha Kecil Menengah dan Mikro seperti kuliner, fesyen dan lainnya.

“Dan pengembangan sektor ini akan menjadi stimulan bagi sektor lain untuk tumbuh dan pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan,” pungkasnya.

Masjid Terapung di Sumbar Resmi Dibuka

Masjid Terapung Pantai Carocok (foto: Jurnal Sumbar)

MTN, Jakarta – Masjid terapung di Sumatera Barat yang bernama Masjid Terapung Pantai Carocok baru saja diresmikan.

Dilansir dari Langgam, masjid terapung yang bernama Masjid Terapung Pantai Carocok baru saja (5/2) diresmikan oleh Bupati Pesisir Selatan, Hendrajoni.

Masjid yang dibangun dengan dana sebesar Rp27,5 miliar tersebut berlokasi di Pantai Cerocok, Painan, Iv Jurai, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

“Masjid Samudera Ilahi sebagai rumah ibadah kaum muslimin di Pantai Carocok Painan, sekaligus sebagai pusat syiar agama Islam di Kabupaten Pesisir Selatan,” kata Hendrajoni.

Usai diresmikan, langsung digelar salat Jumat perdana di masjid tersebut dengan khatib Rektor UIN Imam Bonjol Padang, Eka Putra Wirman.

Eka Putra Wirman berharap, kehadiran masjid ini sekaligus bisa menjadi landmark Kabupaten Pesisir Selatan sebagai destinasi wisata terkemuka yang bernuansa religi, khususnya di Sumbar dan Indonesia pada umumnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Pesisir Selatan, Syahriwan mengatakan, memastikan pembangunan masjid terapung sudah selesai 100 persen.

Syahriwan menjelaskan, masjid ini dibangun di atas lahan seluas 1.795 meter persegi. Fasilitas yang dimiliki antara lain, tempat salat dengan kapasitas 300 orang jemaah, selasar, dua menara setinggi 32 meter dan taman.

Tonton video liputan Masjid Terapung Pantai Carocok oleh saluran YouTube, Kaliliang Pasisia, di bawah ini.

Kian Kuat Fondasi Sumbar di Industri Wisata Halal

ilustrasi (foto: hariansinggalang.co.id)

MTN, Jakarta – Posisi provinsi Sumatera Barat kian kini kian kuat dalam industri halal. Seperti apa?

Dilansir dari Antara, pihak Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menilai Sumatera Barat merupakan provinsi yang memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air.

“Dari sisi regulasi, sudah ada peraturan daerah tentang industri halal dan pariwisata halal, dan perda soal konversi bank pembangunan daerah menjadi syariah,” kata Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, Prof Sutan Emir Hidayat, pada webinar Festival Ekonomi Syariah regional Sumatera yang digelar oleh Bank Indonesia perwakilan Sumbar.

Untuk pembangunan pariwisata halal pemerintah daerah punya target menjadikan Sumbar sebagai daerah tujuan wisata utama berbasis halal dengan keunggulan alam, budaya dan kuliner.

Sementara untuk pengembangan fesyen, muslim Sumbar punya potensi untuk busana muslim dan orang dari Malaysia juga jadi konsumen produk busana muslim.

Sedangkan untuk sektor makanan dan produk halal rendang dapat menjadi unggulan serta pengelola rumah makan memenuhi sertifikasi halal.

Kemudian Sumbar juga sudah beberapa kali penghargaan tentang daerah tujuan wisata halal hingga world best halal destination dan world best halal culinary destination.

Pada 2016 Sumatera Barat juga meraih penghargaan dari The World Halal Tourism Award 2016 pada kategori World’s Best Halal Destination atau tujuan wisata halal terbaik dan World’s Best Halal Culinary Destination atau tujuan wisata kuliner halal terbaik.

Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (Unand) Padang, Prof Syafruddin Karimi, berpendapat kalau Indonesia adalah pelopor dan pemimpin dalam membangkitkan perekonomian halal di dunia.

Di daftar Top 10 Islamic Finance Indonesia masuk rangking lima, dan di daftar top 10 negara yang paling ramah wisata muslim, Indonesia masuk ke rangking empat setelah Malaysia, Uni Emirat Arab dan Turki.

“Artinya potensi ekonomi syariah global memberi peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama,” kata Syafruddin.

Ia melihat saat ini peran ekonomi syariah Indonesia sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru baru didukung oleh potensi besar prospek konsumsi masyarakat muslim global dan pemenuhan kebutuhan domestik di berbagai sektor industri halal.