MUI dan Pemerintah Kerjasama Kembangkan Wisata Halal

foto: Republika

MTN, Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan pemerintah resmi tandatangani MoU untuk pengembangan wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Hidayatullah, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bersama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) berkomitmen untuk mengembangkan pariwasata dan ekonomi kreatif halal di Indonesia.

Komitmen tersebut tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, dan Wakil Ketua Umum MUI, Buya Anwar Abbas.

“Hari ini kami menandatangani kerja sama kesepahaman dengan MUI dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif (yang) butuh bimbingan MUI,” kata Sandiaga Uno di Kantor MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, (19/3/2024).

Penandatanganan kerja sama ini, kata Sandiaga, sebagai sinergi dalam meningkatkan pengembangan parekraf dan ekonomi keumatan, khususnya pada pengembangan pariwisata halal dan wisata religi melalui peningkatan kapasitas sumber daya, pertukaran informasi dan kegiatan yang bisa dikolaborasikan bersama.

Sebelumnya, ungkapnya, pihaknya juga sudah rutin melakukan konsultasi kepada MUI berkaitan dengan pariwisata halal dan ekonomi kreatif. Semua hasil konsultasi dan masukan dari MUI telah diimplementasikan oleh Kemenparekraf.

Meski begitu, jelasnya, penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan bentuk kerja sama secara formal untuk meningkatkan pariwisata dan ekonomi kreatif halal.

Dengan adanya ini secara formal ini, MUI bakal memberikan saran dan masukan terkait kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan oleh Kemenparekraf.

“Jadi setiap ada kebijakan maupun pandangan – pandangan MUI yang sesuai dengan Islam yang ‘rahmatan lil alamin’, kita harus aplikasikan untuk kepentingan, karena ekonomi kita ini kan disusun dengan prinsip kebersamaan dan kekeluargaan,” ungkapnya.

“Harapannya ini bisa membuka peluang usaha dan saat Indonesia dinobatkan sebagai destinasi halal dunia terbaik, ini bisa kita pertahankan. Dan bisa membuka lapangan usaha dan kerja khususnya bagi para UMKM,” sambungnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum MUI Buya Anwar Abbas mengatakan, kerja sama merupakan sesuatu yang didambakan. Karena dengan kerja sama sesuatu yang berat bisa menjadi ringan.

“Mudah-mudahan dengan adanya kerja sama inu kehidupan pariwisata halal dan ekonomi kreatif di Indonesia semakin banyak,” kata Buya Anwar.

Buya Anwar menambahkan, apabila para pelaku usaha ekonomi kreatif bisa dikembangkan dengan baik, maka diharapkan ada mobilitas vertikal, masyarakat bawah bisa naik ke lapisan masyarakat menengah.

“Kita harapkan jumlah masyarakat menengah kita ke depan semakin membesar. Jika semakin membesar, maka daya beli masyarakat akan meningkat. Dan kalau daya beli masyarakat meningkat, apapun yang kita buat asalkan dibutuhkah oleh pasar InsyaAllah akan laku terjual, sebelum 2040 kita masuk 4 besar dunia pariwisata halal,” pungkasnya.

Indonesia Jaga Predikat Wisata Halal Terbaik Dunia

ilustrasi (foto: kemenparekraf.go.id)

MTN, Jakarta – Indonesia terus berupaya jaga predikat sebagai wisata halal terbaik di dunia.

Dilansir dari Republika, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, berupaya menjaga status pariwisata halal Indonesia agar tetap menjadi yang terbaik dan nomor satu di dunia sehingga bisa berkontribusi bagi perekonomian bangsa.

“Indonesia dinobatkan menjadi destinasi wisata halal terbaik dunia, kami butuh bimbingan dari MUI agar ini bisa kita pertahankan dan membuka peluang usaha dan lapangan kerja khususnya bagi para UMKM,” ujar Sandiaga usai penandatanganan nota kesepahaman bersama Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam pengembangan dan peningkatan pariwisata dan ekonomi kreatif halal di Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Sandiaga mengatakan, salah satu upaya yang dilakukan dalam menjaga status Indonesia sebagai pariwisata halal nomor satu di dunia yakni dengan menjalin kerja sama dengan MUI. Menurut Sandiaga, MUI nantinya akan memberikan saran dan masukan terkait kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Kemenparekraf dalam pengembangan dan peningkatan pariwisata halal.

“Kami butuh bimbingan dari MUI, karena pariwisata dan ekonomi kreatif ini berkembangnya cepat sekali jadi masukan-masukan dari MUI kami butuhkan,” ucap Sandiaga.

Dia mengatakan bahwa pihaknya juga akan melakukan peningkatan sumber daya manusia (SDM), mendorong agar penggiat pariwisata halal mempelajari kemampuan baru, berinovasi, beradaptasi dengan perkembangan zaman dan terus kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya.

“Kami terus mendorong dan kita perlu bimbingan dari MUI, kita harus terus berinovasi dengan bimbingan para ulama. Karena fokus ke depan adalah Muslim Friendly Tourism, bukan hanya kita bicara mengenai halal hotel, halal transport, halal food, halal tour packages dan halal finance,” ungkap Sandiaga.

Berdasarkan Laporan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 menempatkan Indonesia peringkat pertama sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia, mengalahkan 140 negara lainnya.

“Jadi kita sempat terlempar di luar tiga besar. Alhamdulillah berkat doa dari para ulama dan juga dari perjuangan penggerak pariwisata halal, kita kembali dan ini sekaligus rekor kita bisa menempatkan diri sebagai peringkat pertama,” tuturnya.

Dijelaskannya bahwa wisata halal memiliki tiga yang pertama need to have meliputi halal food, prayer facilities, water-friendly washroom, no Islamphobia. Kedua good to have yakni lebih baik jika ada fasilitas yang lebih bersih dan nyaman untuk social causes, ramah dan services.

“Selanjutnya (yang ketiga) tingkatan tertinggi yakni nice to have yakni fasilitas rekreasi yang ramah Muslim. Berlapang-lapang dalam menjaga privasi, bagaimana kita juga bisa menutup nonhalal services terutama di bulan Ramadhan,” jelas Sandiaga.

Dia berharap bahwa posisi Indonesia sebagai tujuan pariwisata halal utama akan membuka peluang lapangan kerja baru, yang pada gilirannya akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi negara.

“Jadi kalau bicara mengenai pariwisata halal atau halal tourism ini, 99 persen adalah para UMKM. UMKM ini 97 persen menciptakan lapangan kerja. Semakin besar pariwisata halal ini, maka semakin besar UMKM kita memberikan kontribusi kepada ekonomi,” pungkasnya.

Tradisi Khas Kudus Ini Digagas jadi Destinasi Wisata Halal

Festival Dandangan di Kudus (foto: mondes.co.id)

MTN, Kudus – Pemerintah Kabupaten Kudus menggagas tradisi Dandangan sebagai destinasi wisata halal atau halal tourism di wilayah mereka. Seperti apa?

Dilansir dari TribunNews, bahkan pemerintah kabupaten akan mengomunikasikannya dengan pihak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, agar tradisi Dandangan masuk dalam agenda halal tourism secara nasional.

“Dandangan ini agenda yang bisa masuk wisata halal dan di dalamnya ada nilai jual,” ujar Penjabat Bupati Kudus, Muhammad Hasan Chabibie.

Segenap peranti pendukung wisata halal yang ada di dalam Dandangan juga sudah mendukung. Untuk itu perlu adanya penambahan minor yang mana agenda ini agar bisa masuk dalam kalender nasional sebagai tradisi yang layak untuk disebut sebagai destinasi wisata halal skala nasional.

Gagasan untuk mendongkrak Dandangan sebagai destinasi wisata halal juga bagian dari menjaga marwah Dandangan sebagai tradisi yang memiliki substansi religi. Untuk itu, kata Hasan, jangan sampai Dandangan tercederai dengan adanya praktik-praktik yang melanggar syariat misalnya selama rangkaian seluruh pedagang makanan menjajakan kudapan halal dan tidak ada praktik yang berbau judi.

“Untuk itu jangan sampai visi Dandangan peninggalan Sunan Kudus tercederai. Ini merupakan khas Kudus,” jelas Hasan.

Ditambah nilai jual Dandangan secara konkret sudah sudah tercatat sebagai warisan budaya tak benda oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sejak 2021. Untuk itu perlu adanya unsur kebudayaan yang lebih ditonjolkan.

Sekilas mengenai Dandangan merupakan tradisi menyambut awal Ramadan yang digelar di Kudus. Dilansir dari laman Kemendikbud.go.id Dandangan merupakan tradisi peninggalan Sunan Kudus sebagai pemimpin agama di wilayah tersebut pada abad ke-16. Pada saat itu warga berkumpul dan menunggu di sekitar Masjid Menara untuk menanti pengumuman tiba awal 1 Ramadan oleh Sunan Kudus. Berkumpulnya masyarakat di situ menjadi ajang mremo atau aji mumpung bagi para pedagang untuk menjual sejumlah barang dagangannya.

Kata Dandangan sendiri merupakan onomatope dari suara beduk. Saat beduk Menara Kudus ditabuh berarti 1 Ramadan telah tiba. Resonansi tabuhan beduk yang menimbulkan suara dang..dang..dang kemudian masyarakat menyebut tradisi menyambut awal Ramadan sebagai Dandangan.

“GP Ansor Eks Tapanuli: Danau Toba Ramah Wisata Halal untuk F1H2O”

ilustrasi (foto:inews.co.id)

MTN, Jakarta – Pihak GP Ansor Tapanuli pastikan bahwa kawasan Danau Toba sudah ramah wisata halal jelang lomba balap F1H2O. Seperti apa?

Dilansir dari Mimbar Sumut, GP Ansor Eks Tapanuli, melalui Sekretarisnya Heri, menegaskan komitmennya untuk menjadikan Danau Toba sebagai destinasi wisata yang ramah dan inklusif bagi semua pengunjung, termasuk wisatawan Muslim.

Dalam persiapannya menyambut ajang balap F1H2O, pihak GP Ansor Eks Tapanuli memastikan ketersediaan fasilitas dan layanan yang sesuai dengan prinsip wisata halal, Jumat (23/2).

“Di Toba ini sudah banyak dijumpai rumah makan Islam. Toko oleh-oleh khas Batak halal juga ada, seperti toko Silua Toba di Porsea,” ujar Heri, Sekretaris GP Ansor Eks Tapanuli.

Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan ibadah, terdapat empat masjid di Balige. Informasi lebih detail dapat diperoleh melalui aplikasi Google Maps.

Ansor Eks Tapanuli berharap upaya ini dapat memperluas daya tarik Danau Toba sebagai destinasi wisata yang bersahabat dan inklusif bagi semua jenis wisatawan.

Menparekraf Bicara tentang Wisata Religi di Gorontalo

Masjid Walima Emas, Gorontalo (foto: Tribun Gorontalo)

MTN, Jakarta – Kunjungi Gorontalo, Menparekraf Sandiaga Uno bicara soal wisata religi. Seperti apa?

Dilansir dari Diskursus Network, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menggelar pertemuan dengan para pelaku usaha yang tergabung dalam KADIN (Kamar Dagang dan Industri) dan HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), untuk mengidentifikasi beberapa peluang potensial untuk mempercepat Pertumbuhan pariwisata dan ekonomi kreatif Kolombia di Gorontalo.

Sandiaga, mengatakan salah satu rekomendasi pertemuan tersebut adalah menetapkan wilayah utara Gorontalo sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata dan Kreatif (KEK Parekraf).

“Kita harapkan KEK Parekraf ini bisa mempercepat investasi dan pengembangan destinasi,” ujar Menparekraf Sandiaga usai menghadiri acara makan malam bersama KADIN, di Angelato, Gorontalo, Selasa malam (27/2/2024).

Selain KEK Parekraf, pembentukan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) di Gorontalo juga menjadi harapan bersama para pelaku usaha.
Keikutsertaan KSPN diharapkan dapat mendorong pengembangan destinasi wisata dari desa wisata menjadi wisata alam, wisata budaya, wisata buatan dan lain sebagainya.

Selain itu, menurut Sandiaga adanya keinginan kuat dari ekosistem dunia usaha untuk menciptakan wisata halal di Gorontalo.

Gorontalo yang dijuluki Serabi Medina memiliki banyak destinasi wisata religi, mulai dari masjid tertua (Masjid Gento Sultan Amai Gorontalo yang menjadi situs cagar budaya), makam tokoh agama hingga kain Desa Wisata Religi Bohubango.

“Ini nanti yang akan kita kembangkan, kita masukkan ke dalam sebuah paket wisata yang berbasis wisata religi,” ungkap Sandiaga.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif ini juga mendorong dunia usaha untuk berperan aktif dalam menyelenggarakan berbagai acara di Gorontalo. Ini tidak hanya menyajikan acara-acara yang relevan dengan budaya tetapi juga menyelenggarakan konser.

Mengembangkan Potensi Wisata Halal di Sulsel

Masjid Raya Makassar (foto: remisya.org)

MTN, Makassar – Sulawesi Selatan memiliki potensi yang besar di bidang wisata halal. Hal ini sangat didukung oleh pihak Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (HRI).

Dilansir dari Fajar, Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga, menuturkan pihaknya sangat mendukung wisata halal. Sebab, iklim untuk menggarap pasar ini sangat kuat di Sulsel.

Hal tersebut juga sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja ekonomi syariah di Sulsel. Menurut dia, PHRI selalu mendorong para pelaku usaha hotel mengurus sertifikasi halalnya.

Itu untuk meyakinkan bahwa industri telah siap untuk menyambut wisata halal. Saat ini, beberapa hotel memilki sertifikat halal seperti, Hotel Claro Makassar, Aston, Almadera, Dalton, dan Khas Makassar hotel.

“Hal yang menghambat pengembangan ini hanya terletak dari keseriusan semua pihak saja untuk menyatukan semua instrumen. Dan jika industri menyebut bahwa biaya sertifikat mahal, pemerintah harus hadir memberikan solusi atau jaringan terkait pengurusan sertifikat tersebut,” jelasnya.

Saat ini, lanjutnya, yang bisa dilakukan adalah memberi motivasi, seperti seluruh hotel grup Phinisi yang telah memiliki sertifikat halal. Saat ini sedang proses perpanjangan serta meminta agar pemerintah memfasilitasi biaya sertifikasinya.

Manajer Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulsel, Rafdy Hifdhurrahman menuturkan dalam tataran global, Ekonomi Syariah (Eksyar) Indonesia masih pada posisi keempat setelah Malaysia, Arab Saudi, dan UEA, namun dengan peningkatan signifikan pada sektor makanan halal sehingga kinerja dari ekonomi syariah tersebut bisa terus diakselerasi.

“Jadi untuk pangsa aktivitas usaha syariah meningkat mencapai 45,66 persen,” ucapnya.

Saat ini kinerja Eksyar juga terus menujukan tren yang positif. Dimana pemulihan kinerja sektor unggulan Halal Value Chain (HVC) terus berlanjut didorong oleh sektor pariwisata ramah muslim (PRM) dan sektor pertanian.

Lalu inflasi sektor makanan minuman halal dan HVC meningkat seiring peningkatan permintaan serta kendala pada sisi produksi. Transaksi e-Commerce produk halal tumbuh di tengah kembali normalnya mobilitas masyarakat.

“Kinerja ekspor bahan makanan halal terjaga ditopang peningkatan harga
komoditas pangan global dan literasi Eksyar juga mengalami peningkatan,” ucapnya.

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Association of The Indonesian Tours And Travel Agencies (Asita) Sulsel Didi Leonardo Manaba menuturkan wisata halal adalah konsep berwisata yang bisa di konsumsi oleh semua pelaku perjalanan.

Hal ini memudahkan khususnya traveller muslim, tetapi tidak ada kaitannya dengan agama. Maka dari itu untuk mengembangkan hal tersebut, banyak hal yang harus dilakukan. Sebab, bukan hanya berhubungan dengan makan dan minuman, tetapi ketersediaan fasilitas-fasilitas untuk memanjakan wisatawan muslim.

Kemudian untuk tantangan yang dihadapi mensosialisasikan konsep tersebut ke destinasi yang minoritas muslim seperti Toraja, namun itu bukan kendala karena stakeholder di Toraja sudah mulai mengerti.

“Karena sudah mulai banyaknya wisatawan Malaysia dan domestik yang mulai kunjungi Toraja,” pungkasnya.

Ajakan Agar Agen Wisata Promosikan Destinasi Halal di Riau

foto: GoRiau.com

MTN, Pekanbaru – Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Riau, Suti Mulyati, mengajak agen perjalanan wisata mempromosikan destinasi wisata halal di Riau.

Dilansir dari Info Publik, menurut Suti, saat ini telah banyak lokawisata dan event wisata di Riau yang memiliki keunikan dengan beragam kearifan lokal, adat, dan resam.

Suti Mulyati juga mengajak agen perjalanan wisata untuk memperhatikan wisata halal di daerah berjuluk “Bumi Lancang Kuning” itu.

“Untuk wisatanya juga saya pikir tidak hanya di luar negeri saja, di Indonesia sendiri banyak tempat wisata halal yang bisa dipromosikan,” ujar Suti Mulyati, saat acara pembukaan agen perjalanan wisata Ceria Halal Holiday di Pekanbaru, Minggu (21/1/2024).

Dikatakan oleh Suti, agen perjalanan wisata bisa mempromosikan destinasi wisata di Indonesia dan Riau khususnya. Kampanye bisa dilakukan melalui berbagai kanal media, yakni melalui media sosial, media massa, spanduk, brosur, dan media lainnya.

“Tentunya kita harapkan promosi ini bisa berjalan dengan baik sesuai dengan harapan yang diinginkan,” tuturnya.

Suti Mulyati juga meminta, kepada agen perjalanan wisata mampu memberikan pelayanan terbaik. Karena pelayanan yang baik merupakan faktor terpenting agar wisatawan merasa nyaman.

Lalu Suti Mulyati mengatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan umat Islam dalam melakukan perjalanan wisata yang bernilai ibadah harus didukung dengan adanya fasilitas, aksesibilitas, amenitas halal, dan pemandu wisata berkompeten. Hal ini sejalan dengan meningkatnya rasa kesadaran masyarakat muslim saat ini wisata halal sudah menjadi gaya hidup atau lifestyle.

“Hal ini akan terus meningkat, bahwa halal itu bagian dari agama. Tentunya dengan harapan bisa memberikan banyak manfaat untuk semua aspek, bukan hanya wisata tapi juga memberikan wawasan Islam, budaya, dengan merasakan sensasi wisata nyaman untuk beribadah,” pungkasnya.

Cak Imin Ingin Wisata Halal Indonesia Kalahkan Malaysia

Cak Imin (foto: viva.id)

MTN, Pasuruan – Cak Imin dalam janji kampanyenya, ingin peruas wisata halal dan kalahkan Malaysia untuk urusan wisata halal.

Dilansir dari Inilah, cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di haul Masyayikh Ke-21 dan Silaturrohim Nasional Alumni Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini Pasuruan Jawa Timur, bicara tentang wisata halal.

Cak Imin bicara soal potensi wisata halal di Indonesia. Dia bertekad ingin membenahi wisata halal menjadi lebih luas keberadaannya di Indonesia.

“Menjadi destinasi baru dunia di berbagai titik, makanan halal, wisata halal, fashion, semua. Akan dalam satu integritas, termasuk perbankan syariahnya,” kata Cak Imin saat menghadiri Haul Masyayikh Ke-21 dan Silaturrohim Nasional Alumni Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini, Pasuruan, Jawa Timur (14/1/2024).

Cak Imin menjelaskan, potensi pasar sekaligus umat Islam terbanyak di dunia merupakan kekuatan ekonomi yang bisa mendongkrak wisata halal masuk Indonesia.

“Tetapi belum dikonsolidasikan dengan baik oleh pemerintah, sehingga lebih banyak wisata halal dari berbagai negara ke Malaysia dibanding ke Indonesia,” ujarnya.

Ia juga menyoroti potensi anak muda Indonesia yang saat ini menempati 52 persen dari keseluruhan jumlah penduduk nasional. Sehingga, lanjut dia, anak-anak muda harus mendapat perhatian agar menjadi kekuatan besar bagi bangsa. “Insya Allah perubahan itu akan terjadi di masa yang akan datang. Insya Allah 14 Februari perubahan akan terwujud,” kata dia.

“Ada banyak juga yang mengganggu wisata halal itu, antara lain tumbuh kembangnya makan-makan haram yang tidak di sertifikasi sehingga liar,” tambahnya.

Cak Imin menghadiri Haul Masyayikh Ke-21 dan Silaturrohim Nasional Alumni Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini Pasuruan. Kemudian, ia akan sowan ke Kyai Bahar di Kraton Pasuruan pukul 10.30 WIB.

Selanjutnya, pukul 13:00 WIB Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini akan meghadiri acara Peneguhan Tekad Habaib Ulama’ dan Guru Ngaji se Probolinggo Raya untuk Pasangan AMIN di Pondok Pesantren Asem Agung As Salafiyah Desa Banjarsari Sumberasih, Kab. Probolinggo.

Kemudian, sorenya pukul 15:00 WIB ia menghadiri Slepet Imin bersama Pelaku Ekonomi Kreatif di J’BING 3 Rest Area Cafe & Resto Probolinggo.

Menutup kunjungan di Jatim, Cak Imin akan hadir dalam acara konsolidasi pemenangan AMIN oleh Laskar Santri di Pondok Pesantren Riyadlus Solihin Ketapang Kota Probolinggo.

“Pesantren Itu Super Penting bagi Wisata Halal di Jatim”

Sandiaga Uno (foto: ngopibareng.id)

MTN, Banyuwangi – Sandiaga Uno mengatakan bahwa peran pesantren itu super penting bagi wisata halal di Jawa-Timur.

Dilansir dari Detik, Menparekraf Sandiaga Uno menyebutkan bahwa ribuan pesantren di Jatim akan menjadi lokomotif penggerak wisata halal yang potensial.

“Pesantren (itu) super penting bagi lokomotif wisata halal yang sekarang menjadi peluang untuk total penciptaan 4,48 juta tenaga kerja. Dan pariwisata halal ini market terbesarnya justru Jawa timur,” ujar Menparekraf Sandiaga Uno saat sambang kiai di momen 1 Rajab di Banyuwangi (12/1/2024).

Sandiaga menyebutkan bahwa Banyuwangi menjadi rute baru wisata halal dengan destinasi ziarah yang bisa menjadi tujuan wisata.

“Yang mengirimkan wisatawan Nusantara tapi destinasi terbanyak itu Jatim ada Wali Songo dan Banyuwangi sampai ke Bali yang menjadi pusat perhatian para peziarah,” jelas Sandiaga Uno.

Sementara, untuk tujuan ziarah di Banyuwangi, Pondok Pesantren Al-Imaratul Mustaqimah yang diasuh oleh KH Ali Hasan Kafrawi bisa menjadi tujuan perjalanan yang diketahui ada makam leluhur Muslim di ponpes itu.

“Jalur ini adalah rute perjalanan baru yang bisa kita kembangkan untuk destinasi wisata halal yang baru,” jelasnya.

Lebih-lebih terkait aneka kuliner seafood dengan aneka bumbu khas Banyuwangi. Menurut Sandi itu bisa dikembangkan menjadi tujuan wisata kuliner bagi wisatawan domestik maupun internasional.

“Apalagi kulinernya. Ada rajungan, ikan bakar, dan aneka olahan laut tadi enak sekali,” pungkas Sandi yang pada hari yang sama sempat menemui sejumlah nelayan di Grajakan.

Brasil Mulai Terpincut Wisata Ramah Muslim

ilustrasi (foto: Republika)

MTN, Sao Paulo – Brasil kini mulai terpincut wisata ramah Muslim. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, saat ini Brasil terkenal sebagai pengekspor sumber protein halal terbesar di dunia, yaitu daging sapi halal.

Wisata ramah Muslim menjadi garapan besar Brasil berikutnya. Wisatawan Muslim mampu menciptakan pendapatan 238 miliar dolar AS setiap tahunnya di Brasil. Saat ini, wisatawan dari negara-negara mayoritas Muslim masih terbilang rendah. Maka itu, ada keinginan dari pemerintah Brasil untuk melipatgandakannya.

Sao Paulo, hub ekonomi utama Brasil, misalnya, tahun lalu hanya kedatangan 21.500 wisatawan dari negara-negara Arab. Ali Zoghbi, sekjen International Halal Academy; lembaga yang menawarkan pelatihan mengenai produk dan layanan halal, berkeinginan membantu Brasil mewujudkan tekadnya untuk menggaet lebih besar wisatawan Muslim.

Zoghbi menyatakan, baik Sao Paulo maupun Distrik Federal di mana ibu kota Brasil, Brasilia berada, sedang berupaya menjadi tujuan wisata ramah Muslim.

“Kami yakin, Sao Paulo dapat sejumlah keuntungan saat jadi tujuan wisata Muslim. Maka kami mulai bermitra dengan kementerian wisata menyiapkan hotel, restoran, dan transportasi untuk wisatawan Muslim,” ujarnya.

Sao Paulo memiliki populasi beragam, termasuk di dalamnya terdapat komunitas Muslim yang berusia seabad, serta keberadaan sejumlah masjid. Hal ini merupakan gerbang bagi Brasil dan detinasi terpenting bagi pengusaha dari dunia Islam.

“Kami mengembangkan panduan wisata ramah Muslim, termasuk informasi mengenai masjid, konsulat negara berpenduduk mayoritas Muslim, dan destinasi wisata yang menarik,” imbuh Koordinator Wisata Brasil, Ana Clemente.

Clemente menyatakan tujuan pemerintahnya adalah meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan Muslim di Sao Paulo, dengan memberikan informasi yang berguna bagi mereka serta melatih pekerja hotel dan restoran agar memberi layanan memadai.

“Ide lainnya juga mengurangi potensi prasangka terhadap Muslim,” katanya menegaskan. Saat ini, menurut dia, wisatawan dari AS, Eropa, Chile, dan Argentina mendominasi kunjungan ke Sao Paulo setiap tahunnya.

Meski demikian, jelas dia, ada sejumlah destinasi menarik bagi wisatawan Muslim di wilayah metropolitan ataupun pinggiran. Sejak program berjalan, menurut dia, hotel terkemuka di Sao Paulo telah memiliki sertifikat ramah Muslim, dua lainnya sedang dalam proses.

Penyesuaian-penyesuaian yang besar tak begitu dituntut, tetapi sejumlah detail sangat penting. Misalnya, kata Zoghbi, stiker di kamar hotel yang menunjukkan arah kiblat, menyingkirkan minuman beralkohol dari kamar yang diisi tamu Muslim serta daging babi dari menu.

Membuat semacam pancuran di kamar mandi untuk berwudhu, menyediakan sajadah, serta Alquran. “Tantangan terbesarnya membuat tamu merasa ada di rumah. Kami harus paham siapa mereka dan apa yang mereka perlukan,” kata Zoghbi menjelaskan.

Setelah Sao Paulo memulai program wisata ramah Muslim pada 2023, Distrik Federal juga tertarik mengembangkan program yang sama. Ia melihat upaya menarik wisatawan Muslim, hampir sama saat Brasil pertama kali mengekspor daging sapi halal ke dunia Arab pada 1976.

“Penjualan daging sapi halal untuk pertama kalinya memang tak relevan, hanya dalam jumlah kecil. Namun, sekarang Brasil dikenal sebagai produsen terbesar sumber protein halal di dunia,” pungkas Zoghbi.