Vietnam Terus Berupaya Kembangkan Pariwisata Halal
MTN, Jakarta – Pemerintah Vietnam terus memfasiitasi persyaratan Visa untuk para wisatawan, demi pengembangan industri wisata halal di negeri mereka.
Dilansir dari Iqna, pihak pemerintah Vietnam mengumumkan alasan tindakan ini untuk meningkatkan wisatawan. Sekarang, negara ini memiliki pembebasan visa untuk pelancong dari 25 negara. Ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan 162 negara untuk Malaysia, 157 negara untuk Filipina dan 68 negara untuk Thailand.
Menurut rencana ini, 13 negara dari Eropa dan dua negara di Asia telah diberikan pembebasan visa dan warga negaranya dapat tinggal di Vietnam hingga 15 hari. Pelancong dari 9 negara Asia Tenggara dapat tinggal di Vietnam hingga 30 hari.
Selain itu, pemerintah menyediakan e-visa hingga 80 negara kepada wisatawan tanpa perlu melalui agen visa.
Vietnam juga berusaha mengembangkan industri wisata halalnya, mengingat 42 persen penduduk Asia Tenggara, atau sekitar 240 juta orang di kawasan itu, beragama Islam.
Dalam beberapa tahun terakhir, negara-negara yang bukan anggota Organisasi Kerjasama Islam, seperti Jepang, Prancis, Italia, dan Korea Selatan, berusaha menerima wisatawan Muslim dengan menyediakan fasilitas penting seperti musholla dan makanan halal. Negara-negara ini sangat ingin mendapatkan bagian dari pengeluaran pariwisata halal global, yang diperkirakan akan mencapai $274 miliar pada tahun 2023.
Sebagai produsen makanan utama di kawasan ini, Vietnam telah mengalami peningkatan dalam bisnis yang mengajukan sertifikasi halal. Sekitar 60% provinsi dan kota negara ini akan memproduksi barang bersertifikat halal untuk ekspor pada tahun 2021.
Vietnam mengharapkan setidaknya ada 8 juta turis asing untuk memasuki negara itu pada tahun 2023.
Pemerintah Vietnam sedang mempertimbangkan strategi untuk meningkatkan e-visa dari 30 hari menjadi maksimal tiga bulan. E-Visa akan berlaku untuk multiple entry atau single entry.
Saat ini, pengunjung dari 80 negara dapat memasuki Vietnam dengan visa satu bulan.