UMKM di Jateng Didorong untuk Sertifikasi Halal Produk-produknya

MTN, Semarang – Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, mendorong akselerasi sertifikasi halal bagi produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di wilayah tersebut untuk jaminan kehalalan produknya.

“Sampai saat ini baru sekira 4.700 pelaku usaha UMKM yang sudah mendapatkan sertifikasi halal,” ujar Nana.

Dilansir dari Antara, Nana menambahkan, tahun ini ada sekira 500 sertifikat halal yang akan diberikan kepada pelaku UMKM, dan tahun berikutnya diharapkan bisa meningkat 1.000-2.000 pelaku usaha yang menyusul sertifikasi halal.

Pj Gubernur Jateng tersebut mengingatkan bahwa sertifikat jaminan produk halal ini sangat penting bagi pelaku usaha untuk bisa meningkatkan citra positif tentang penjaminan produk, membangun kepercayaan konsumen, dan memperkuat Unique Selling Point.

“Dan tentunya meningkatkan kesempatan atau peluang produk untuk masuk ke pasar atau industri halal,” jelas Nana, yang juga purnawirawan jenderal polisi bintang tiga itu.

Sebab, ujar Nana, populasi penduduk Muslim di Jateng saat ini sekira 35,6 juta orang, sehingga cukup mendorong permintaan produk halal yang tinggi.

Di Jateng, menurut Nana, penguatan rantai pasok halal dilakukan melalui sertifikasi produk halal, pembinaan secara berkelanjutan, pengembangan potensi wisata halal, penguatan keuangan syariah, penguatan UMKM, dan penguatan ekonomi digital.

“Dalam hal ini, Pemprov Jateng bekerja sama dengan MUI bersama-sama memberikan bimbingan teknis kepada masyarakat dalam pembuatan sertifikasi halal bagi pelaku UMKM,” tuturnya.

Selain itu, program bantuan tambahan modal bagi pelaku usaha yang membutuhkan juga digenjot, sebagai salah satu upaya pengentasan kemiskinan, selain untuk mendorong UMKM naik kelas,

Pemprov Jateng juga mendorong pengembangan ekosistem halal dengan berkolaborasi dengan instansi lainnya, misalnya UMKM makanan olahan dari daging atau ayam juga diharuskan menggunakan bahan yang halal melalui sertifikasi halal untuk rumah pemotongan hewan (RPH).

Dari 78 unit rumah pemotongan hewan (RPH) di Jateng, RPH yang telah bersertifikat halal dan sertifikat nomor kontrol veteriner (NKV) ada 10 unit, sedangkan rumah pemotongan unggas (RPU) yang bersertifikat halal sejumlah 33 unit dari total dari 50 unit.

“Jadi, untuk Pemprov lebih fokus pada UMKM. Untuk RPH sudah diarahkan ke pemerintah kabupaten/kota. Kami akan terus meningkatkan dan meminta RPH lain untuk mengurus sertifikasi halal,” pungkas Nana.

Cak Imin Ingin Wisata Halal Indonesia Kalahkan Malaysia

Cak Imin (foto: viva.id)

MTN, Pasuruan – Cak Imin dalam janji kampanyenya, ingin peruas wisata halal dan kalahkan Malaysia untuk urusan wisata halal.

Dilansir dari Inilah, cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di haul Masyayikh Ke-21 dan Silaturrohim Nasional Alumni Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini Pasuruan Jawa Timur, bicara tentang wisata halal.

Cak Imin bicara soal potensi wisata halal di Indonesia. Dia bertekad ingin membenahi wisata halal menjadi lebih luas keberadaannya di Indonesia.

“Menjadi destinasi baru dunia di berbagai titik, makanan halal, wisata halal, fashion, semua. Akan dalam satu integritas, termasuk perbankan syariahnya,” kata Cak Imin saat menghadiri Haul Masyayikh Ke-21 dan Silaturrohim Nasional Alumni Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini, Pasuruan, Jawa Timur (14/1/2024).

Cak Imin menjelaskan, potensi pasar sekaligus umat Islam terbanyak di dunia merupakan kekuatan ekonomi yang bisa mendongkrak wisata halal masuk Indonesia.

“Tetapi belum dikonsolidasikan dengan baik oleh pemerintah, sehingga lebih banyak wisata halal dari berbagai negara ke Malaysia dibanding ke Indonesia,” ujarnya.

Ia juga menyoroti potensi anak muda Indonesia yang saat ini menempati 52 persen dari keseluruhan jumlah penduduk nasional. Sehingga, lanjut dia, anak-anak muda harus mendapat perhatian agar menjadi kekuatan besar bagi bangsa. “Insya Allah perubahan itu akan terjadi di masa yang akan datang. Insya Allah 14 Februari perubahan akan terwujud,” kata dia.

“Ada banyak juga yang mengganggu wisata halal itu, antara lain tumbuh kembangnya makan-makan haram yang tidak di sertifikasi sehingga liar,” tambahnya.

Cak Imin menghadiri Haul Masyayikh Ke-21 dan Silaturrohim Nasional Alumni Pondok Pesantren Terpadu Al-Yasini Pasuruan. Kemudian, ia akan sowan ke Kyai Bahar di Kraton Pasuruan pukul 10.30 WIB.

Selanjutnya, pukul 13:00 WIB Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini akan meghadiri acara Peneguhan Tekad Habaib Ulama’ dan Guru Ngaji se Probolinggo Raya untuk Pasangan AMIN di Pondok Pesantren Asem Agung As Salafiyah Desa Banjarsari Sumberasih, Kab. Probolinggo.

Kemudian, sorenya pukul 15:00 WIB ia menghadiri Slepet Imin bersama Pelaku Ekonomi Kreatif di J’BING 3 Rest Area Cafe & Resto Probolinggo.

Menutup kunjungan di Jatim, Cak Imin akan hadir dalam acara konsolidasi pemenangan AMIN oleh Laskar Santri di Pondok Pesantren Riyadlus Solihin Ketapang Kota Probolinggo.

“Pesantren Itu Super Penting bagi Wisata Halal di Jatim”

Sandiaga Uno (foto: ngopibareng.id)

MTN, Banyuwangi – Sandiaga Uno mengatakan bahwa peran pesantren itu super penting bagi wisata halal di Jawa-Timur.

Dilansir dari Detik, Menparekraf Sandiaga Uno menyebutkan bahwa ribuan pesantren di Jatim akan menjadi lokomotif penggerak wisata halal yang potensial.

“Pesantren (itu) super penting bagi lokomotif wisata halal yang sekarang menjadi peluang untuk total penciptaan 4,48 juta tenaga kerja. Dan pariwisata halal ini market terbesarnya justru Jawa timur,” ujar Menparekraf Sandiaga Uno saat sambang kiai di momen 1 Rajab di Banyuwangi (12/1/2024).

Sandiaga menyebutkan bahwa Banyuwangi menjadi rute baru wisata halal dengan destinasi ziarah yang bisa menjadi tujuan wisata.

“Yang mengirimkan wisatawan Nusantara tapi destinasi terbanyak itu Jatim ada Wali Songo dan Banyuwangi sampai ke Bali yang menjadi pusat perhatian para peziarah,” jelas Sandiaga Uno.

Sementara, untuk tujuan ziarah di Banyuwangi, Pondok Pesantren Al-Imaratul Mustaqimah yang diasuh oleh KH Ali Hasan Kafrawi bisa menjadi tujuan perjalanan yang diketahui ada makam leluhur Muslim di ponpes itu.

“Jalur ini adalah rute perjalanan baru yang bisa kita kembangkan untuk destinasi wisata halal yang baru,” jelasnya.

Lebih-lebih terkait aneka kuliner seafood dengan aneka bumbu khas Banyuwangi. Menurut Sandi itu bisa dikembangkan menjadi tujuan wisata kuliner bagi wisatawan domestik maupun internasional.

“Apalagi kulinernya. Ada rajungan, ikan bakar, dan aneka olahan laut tadi enak sekali,” pungkas Sandi yang pada hari yang sama sempat menemui sejumlah nelayan di Grajakan.

Brasil Mulai Terpincut Wisata Ramah Muslim

ilustrasi (foto: Republika)

MTN, Sao Paulo – Brasil kini mulai terpincut wisata ramah Muslim. Seperti apa?

Dilansir dari Republika, saat ini Brasil terkenal sebagai pengekspor sumber protein halal terbesar di dunia, yaitu daging sapi halal.

Wisata ramah Muslim menjadi garapan besar Brasil berikutnya. Wisatawan Muslim mampu menciptakan pendapatan 238 miliar dolar AS setiap tahunnya di Brasil. Saat ini, wisatawan dari negara-negara mayoritas Muslim masih terbilang rendah. Maka itu, ada keinginan dari pemerintah Brasil untuk melipatgandakannya.

Sao Paulo, hub ekonomi utama Brasil, misalnya, tahun lalu hanya kedatangan 21.500 wisatawan dari negara-negara Arab. Ali Zoghbi, sekjen International Halal Academy; lembaga yang menawarkan pelatihan mengenai produk dan layanan halal, berkeinginan membantu Brasil mewujudkan tekadnya untuk menggaet lebih besar wisatawan Muslim.

Zoghbi menyatakan, baik Sao Paulo maupun Distrik Federal di mana ibu kota Brasil, Brasilia berada, sedang berupaya menjadi tujuan wisata ramah Muslim.

“Kami yakin, Sao Paulo dapat sejumlah keuntungan saat jadi tujuan wisata Muslim. Maka kami mulai bermitra dengan kementerian wisata menyiapkan hotel, restoran, dan transportasi untuk wisatawan Muslim,” ujarnya.

Sao Paulo memiliki populasi beragam, termasuk di dalamnya terdapat komunitas Muslim yang berusia seabad, serta keberadaan sejumlah masjid. Hal ini merupakan gerbang bagi Brasil dan detinasi terpenting bagi pengusaha dari dunia Islam.

“Kami mengembangkan panduan wisata ramah Muslim, termasuk informasi mengenai masjid, konsulat negara berpenduduk mayoritas Muslim, dan destinasi wisata yang menarik,” imbuh Koordinator Wisata Brasil, Ana Clemente.

Clemente menyatakan tujuan pemerintahnya adalah meningkatkan kualitas pengalaman wisatawan Muslim di Sao Paulo, dengan memberikan informasi yang berguna bagi mereka serta melatih pekerja hotel dan restoran agar memberi layanan memadai.

“Ide lainnya juga mengurangi potensi prasangka terhadap Muslim,” katanya menegaskan. Saat ini, menurut dia, wisatawan dari AS, Eropa, Chile, dan Argentina mendominasi kunjungan ke Sao Paulo setiap tahunnya.

Meski demikian, jelas dia, ada sejumlah destinasi menarik bagi wisatawan Muslim di wilayah metropolitan ataupun pinggiran. Sejak program berjalan, menurut dia, hotel terkemuka di Sao Paulo telah memiliki sertifikat ramah Muslim, dua lainnya sedang dalam proses.

Penyesuaian-penyesuaian yang besar tak begitu dituntut, tetapi sejumlah detail sangat penting. Misalnya, kata Zoghbi, stiker di kamar hotel yang menunjukkan arah kiblat, menyingkirkan minuman beralkohol dari kamar yang diisi tamu Muslim serta daging babi dari menu.

Membuat semacam pancuran di kamar mandi untuk berwudhu, menyediakan sajadah, serta Alquran. “Tantangan terbesarnya membuat tamu merasa ada di rumah. Kami harus paham siapa mereka dan apa yang mereka perlukan,” kata Zoghbi menjelaskan.

Setelah Sao Paulo memulai program wisata ramah Muslim pada 2023, Distrik Federal juga tertarik mengembangkan program yang sama. Ia melihat upaya menarik wisatawan Muslim, hampir sama saat Brasil pertama kali mengekspor daging sapi halal ke dunia Arab pada 1976.

“Penjualan daging sapi halal untuk pertama kalinya memang tak relevan, hanya dalam jumlah kecil. Namun, sekarang Brasil dikenal sebagai produsen terbesar sumber protein halal di dunia,” pungkas Zoghbi.

Sumbar Masuk 10 Besar Provinsi Wisata Halal Unggulan

ilustrasi (foto: remisya.org)

MTN, Jakarta – Sumatera Barat masuk ke daftar 10 besar provinsi wisata halal unggulan. Seperti apa?

Dilansir dari Harian Haluan, setidaknya, ada 10 provinsi utama yang menjadi destinasi unggulan wisata halal di Indonesia, yakni Nusa Tenggara Barat, Aceh, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, dan Sumatera Selatan.

Berdasarkan data tersebut, Masjid Jamik Minangkabau di Bukit Sangok, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar yang baru saja dibangun Desember ini akan dijadikan sebagai Indonesian Islamic Tourism Center dan digadang-gadang akan menjadi ikon pariwisata halal baru Indonesia.

Proyek pengembangan pariwisata halal terus menjadi prioritas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Hal ini dilatarbelakangi oleh data GMTI 2019 yang menyebut bahwa hingga tahun 2030, jumlah wisatawan muslim (wislim) diproyeksikan akan menembus angka 230 juta di seluruh dunia.

Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar dunia, tentu tidak akan melewati momen tersebut. Bahkan, Indonesia telah menyiapkan pariwisata halal sejak 2016. Hasilnya, tahun ini Indonesia berhasil memuncaki Top Muslim Friendly Destination of The Year 2023 atau Wisata Ramah Muslim (Halal) Terbaik Dunia, menurut Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023. Prestasi ini menunjukkan kemajuan yang luar biasa, mengingat posisi tersebut merupakan target yang rencananya akan dicapai setidaknya dua tahun lagi.

“Saya tadinya menargetkan 2025 (meraih peringkat pertama), ternyata di 2023 ini tim yang mempersiapkan berhasil mengeksekusi beberapa program-program andalan kita. Sehingga kita pada akhirnya ada di posisi pertama, dan ini merupakan sebuah prestasi,” ujar Menparekraf RI, Sandiaga Uno.

Ranking dan penilaian pada GMTI ditekankan pada aspek ACES (Access, Communications, Environment, dan Services). Dalam hal ini, Indonesia unggul pada aspek komunikasi. Indonesia bersama Malaysia dan Mesir menjadi tiga negara yang memiliki Kemahiran Komunikasi berdasarkan kemahiran dalam 10 bahasa teratas yang dituturkan oleh wisatawan muslim. Bahasa tersebut antara lain Bahasa Inggris, Arab, Bahasa Melayu, Rusia, Urdu, Bahasa Indonesia, Turki, Prancis, Persia, dan Jerman.

Lima Destinasi Wisata Halal di Selandia Baru

ilustrasi (foto: akurat.co)

MTN, Jakarta- Ada sejumlah destinasi wisata halal di Selandia Baru, terutama di wilayah Pulau Selatan. Apa saja?

Dilansir dari Medcom, berikut ini adalah beberapa tempat wisata dan kuliner di destinasi Pulau Selatan, Selandia Baru:

Ziptrek Ecotours, Queenstown

Bagi anda para penggemar destinasi wisata yang memicu adrenalin, Ziptrek Ecotours dapat menjadi pilihan yang tidak boleh dilewatkan. Terletak di hutan yang alami, tempat wisata ini tidak hanya menawarkan sensasi petualangan, tetapi juga membawa anda pada perjalanan konservasi dan pendidikan.

Beroperasi dengan dampak lingkungan yang minimal serta melibatkan upaya penghijauan, Ziptrek Ecotours menyuguhkan petualangan ekologi yang tak terlupakan, memungkinkan anda menjelajahi alam dari ketinggian saat zipline melintasi Lake Wakatipu, sambil menikmati pemandangan memukau dengan keindahan alam di sekitarnya.

Restoran terdekat: Erik’s Fish and Chips, Queenstown

Perjalanan ke Selandia Baru tak lengkap rasanya tanpa menikmati lezatnya hidangan fish and chips. Anda bisa merasakan kenikmatan Erik’s Fish and Chips di tepi danau yang indah di Queenstown.

Bahan-bahan yang digunakan juga berasal dari produk lokal, mulai dari kentang yang ditanam di Canterbury hingga ikan yang berasal dari Dunedin. Jika ingin mencoba yang lebih unik, kamu dapat menambahkan buah kiwi goreng yang sudah mendunia ke dalam pesanan Anda!

Status halal: Bersertifikat Halal

Kayak dan Paddleboard dengan Paddle Wanaka, Otago

Bagi para pencinta wisata air, kamu dapat menjelajahi destinasi dan menyatu dengan alam secara tenang melalui Paddle Wanaka. Terdapat pilihan untuk melakukan kayak atau paddleboard, sambil menikmati pemandangan menakjubkan dari Pegunungan Selatan yang tercermin di kejernihan air Lake Wanaka dan Lake Hawea.

Anda juga bisa mendapatkan wawasan baru tentang ekosistem lokal dan pelestarian lingkungan alam yang luar biasa saat anda mengikuti tur dengan pemandu. Pengalaman ini cocok untuk semua tingkatan keterampilan.

Restoran terdekat: The Spice Room, Wanaka

Untuk para pecinta kuliner India, anda dapat mencicipi restoran dan lounge India, The Spice Room, yang menawarkan hidangan segar dan sehat dengan cita rasa autentik India.

Rasakan kehangatan dengan camilan India yang beragam, salad, hingga hidangan kari.

Status halal: Meskipun restoran ini tidak bersertifikat halal, restoran ini menawarkan menu hidangan laut dan vegetarian.

Waka on Avon, Christchurch

Jika kamu tertarik untuk berpetualang di Sungai, coba deh destinasi dan aktivitas berikut ini. Dengan starting point di 794 Colombo Street, tepat di depan Victoria Square, petualangan dayung waka selama 45 menit ini menghadirkan eksplorasi budaya yang menakjubkan dari Sungai ?t?karo Avon.

Anda juga akan merasakan kerja sama tim dan keterampilan yang diperlukan untuk mendayung waka sepanjang Sungai ?t?karo Avon, sambil mendapatkan wawasan tentang pentingnya waka dalam budaya M?ori terdahulu.

Restoran terdekat: Dux Dine, Christchurch

Bagi anda yang menyukai hidangan boga bahari dan vegetarian, silakan mencoba bersantap di restoran Dux Dine. Di sini, anda akan menemukan berbagai pilihan hidangan boga bahari segar yang langsung ditangkap dari pantai Pulau Selatan, serta sayuran yang berasal dari kebun organik mereka.

Selain itu, menu mereka dapat berubah sesuai dengan musim, menawarkan pengalaman kuliner yang selalu segar dan berbeda di setiap kunjungan.

Status halal: Meskipun restoran ini tidak bersertifikat halal, restoran ini menyajikan menu boga bahari dan vegetarian.

Blue Penguins Pukekura, Dunedin

Blue Penguins Pukekura kini menawarkan tur selama 5 jam untuk mengenal lebih dalam Blue Penguins Pukekura serta memberikan kesempatan bagi kamu untuk menyelami sejarah, budaya, dan cerita M?ori di wilayah tersebut.

Tempat ini sempurna bagi para pencintaalam yang ingin belajar tentang ekosistem unik di daerah ini.

Restoran terdekat: The Good Earth Cafe, Dunedin

Setelah selesai berwisata di Blue Penguins Pukekura, kamu dapat mencoba restoran yang memiliki bangunan indah dan bersejarah yang telah berdiri sejak tahun 1885, yaitu The Good Earth Cafe.

Dapat ditempuh dengan perjalanan selama 40 menit, The Good Earth Cafe menawarkan makanan organik berkualitas tinggi dan kopi Fair Trade yang disangrai langsung oleh barista berpengalaman.

Tempat ini juga sempurna untuk pecinta makanan penutup dengan menu populer mereka seperti pai lemon, roti panggang Prancis, dan kue bagel.

Status halal: Bersertifikat Halal

Owen River Lodge – Fly Fishing Guides, Murchison

Destinasi berikutnya yang cocok untuk berlibur bersama keluarga adalah Owen River Lodge, yang menawarkan pengalaman memancing dengan pemandu yang berpengalaman di Selandia Baru.

Di sini, kamu dan keluarga dapat bersantai dalam lingkungan yang menyenangkan,menikmati layanan luar biasa, dan memanfaatkan keahlian luar biasa dari pemandu memancing mereka. Dengan bantuan pemandu, berwisata seharian di sungai akan penuh dengan aksi, kegembiraan, dan banyak tawa!
Restoran terdekat: Zen’s Kitchen, Murchison

Jika anda mencari pengalaman kuliner yang berbeda, coba ke restoran Zen’s
Kitchen. Restoran ini beroperasi sebagai food caravan, jadi kamu dapat menikmati berbagai makanan plant-based organik dan bergizi yang bersumber langsung dari Selandia Baru.

Status halal: Bersertifikat Halal

Rekomendasi Empat Makanan Khas Bali yang Halal

Nasi Campur Bali (foto: urbanasia.com)

MTN, Jakarta – Anda sedang berwisata di Bali? Ingin mencoba makanan-makanan khas Bali yang halal? Kami ada beberapa rekomendasi untuk anda.

Dilansir dari Kumparan, berikut adalah rekomendasi empat makanan khas Bali yang halal:

Nasi Campur Bali (foto: trevallog.com)

Nasi Campur Bali
Nasi campur Bali adalah salah satu makanan khas Bali yang paling populer dan mudah ditemukan. Nasi campur Bali terdiri dari nasi putih yang disajikan dengan berbagai lauk-pauk seperti ayam betutu, sate lilit, lawar, sambal matah, dan kerupuk.

Wisatawan juga bisa memilih lauk-pauk yang halal dan sesuai dengan selera. Nasi campur Bali memiliki rasa yang gurih.

Ayam Betutu (foto: Liputan6)

Ayam Betutu
Ayam betutu adalah makanan khas Bali yang terkenal dengan rasa dan aroma yang khas. Ayam betutu dibumbui dengan base genep, yaitu bumbu khas Bali yang terdiri dari berbagai macam rempah-rempah seperti bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, lengkuas, kemiri, cabai, dan lain-lain.

Ayam betutu dimasak dengan cara dipanggang atau dikukus dalam daun pisang. Ayam betutu biasanya disajikan dengan sambal matah, yaitu sambal khas Bali yang terbuat dari irisan bawang merah, cabai rawit, serai, dan jeruk limau.

Nasi Jinggo (foto: Bobobox)

Nasi Jinggo
Nasi jinggo adalah makanan khas Bali yang bisa ditemukan di pinggir jalan atau warung-warung kecil. Nasi jinggo adalah nasi putih yang disajikan dalam porsi kecil dengan lauk-pauk seperti ayam suwir, serundeng, telur dadar, tempe goreng, dan sambal.

Sate Lilit (foto: viva.id)

Sate Lilit
Sate lilit adalah makanan khas Bali yang berbeda dengan sate pada umumnya. Sate lilit terbuat dari daging cincang yang dibumbui dengan base genep dan santan, lalu dililitkan pada tusuk bambu atau serai.

Daging yang digunakan bisa berupa ayam, sapi, ikan, atau udang. Sate lilit dimasak dengan cara dipanggang di atas bara api. Sate lilit memiliki rasa yang gurih dan harum.

Azerbaijan Will Host Halal Business and Tourism Forum 2024

photo: orient.tm

MTN, Baku – Azerbaijan will host halal business and tourism forum, next year. What will it be like?

Reported from aitf.az, an MOU for Azerbaijan Halal Business and Tourism Forum 2024 just signed.

This Memorandum of Understanding on organization of the Azerbaijan Halal Business and Tourism Forum was signed within the framework of the 35th meeting of the Board of Directors of the Islamic Chamber of Commerce, Industry and Agriculture (ICCIA).

The signing of the Memorandum of Understanding took place at the opening ceremony of the 35th meeting of the Board of Directors of the Islamic Chamber of Commerce, Industry and Agriculture held in Baku. The document was sealed by Orkhan Mammadov, the Chairman of the Board of the Small and Medium Business Development Agency of the Republic of Azerbaijan (KOBIA), Fuad Nagiyev, the Chairman of the State Tourism Agency, Marat Kabayev, the President of the International Association of Islamic Business, Yusif Khalavi, the Secretary General of ICCIA, and Bahruz Hidayatzade, the executive director of “Caspian Event Organizers” LLC.

The Memorandum of Understanding regulates joint activity on issues related to the organization of Azerbaijan Halal Business and Tourism Forum in 2024, as well as mutual cooperation on the implementation of joint projects.

Caspian Event Organisers LLC (CEO) is the organiser of a series of annual international exhibitions and conferences in Azerbaijan.

The scale and importance of the events arranged, including the “ADEX” Azerbaijan International Defence Exhibition, “Caspian Agro” Azerbaijan International Agriculture Exhibition, “InterFood Azerbaijan” Azerbaijan International Food Industry Exhibition, “AITF” Azerbaijan International Tourism and Travel Exhibition, “BakuBuild” Azerbaijan International Construction Exhibition, “TransLogistica Caspian” Caspian International Transport, Transit and Logistics Exhibition and others indicates the high professionalism of the services provided by CEO.

Dr. Firdaus Fanny Putera Perdana in LinkedIn, analyzing Azerbaijan’s halal industry potential, using S.W.O.T (Strengths – Weakness – Opportunities – Threats) method. Here is his analysis.

Azerbaijan, a nation with a rich history and a significant presence in the global oil market, is embarking on a strategic journey with its Halal industry potential. This comprehensive initiative represents a pivotal shift toward economic diversification, steering the country beyond its traditional reliance on the oil sector. Leveraging its stable economy, favorable climate, and commitment to ongoing reforms, Azerbaijan is positioning itself for sustained economic development, increased trade engagement, and the flourishing of its Halal industry. This multifaceted approach not only ensures the nation’s long-term economic stability but also strengthens its resilience in the face of global uncertainties.

Strengths

Azerbaijan boasts several strengths that form the foundation of its Halal industry potential. The country’s stable economy, characterized by price stability, provides a conducive environment for business growth and investment. The favorable climate for agriculture and livestock further supports the development of a robust Halal industry.

Rich resources for Muslim-friendly tourism, combined with the growth in the transport and communication sectors, present opportunities for diversification. The Caspian Sea, a strategic asset, contributes to fishing and caviar production, adding another dimension to Azerbaijan’s economic potential. Strong political stability and commitment, along with key infrastructure projects such as new ports and railways, reinforce the nation’s capabilities.

Weaknesses

Despite the strengths mentioned above, Azerbaijan faces certain weaknesses that require strategic attention. The delayed privatization of major firms, coupled with a lingering reliance on oil revenues for exports and budget, poses challenges to economic diversification. Customs procedures present obstacles, and infrastructure gaps with outdated technologies need addressing.

The underdeveloped financial sector for Islamic banking and existing sectorial monopolies underscore the need for comprehensive reforms. Regional development disparities and transportation barriers between regions demand targeted interventions to ensure inclusive growth.

Opportunities

Azerbaijan’s Halal industry potential aligns with a spectrum of opportunities that can catalyze its economic transformation. Increased foreign investment in non-oil sectors is a key avenue for diversification, offering the potential for sustainable growth. The nation’s commitment to deepening integration into the global economy positions it as an attractive partner for international trade.

Azerbaijan’s strong transition to a free-market economy enhances its competitiveness, while its strategic location at trade and historical crossroads opens up avenues for value-added opportunities in logistics and free economic zones. Participation in North-South transport corridors connecting Iran, Russia, and Europe, as well as a crucial role in China-Europe trade via the Silk Road, positions Azerbaijan at the center of evolving global trade dynamics.

Threats

Amidst the opportunities, Azerbaijan faces certain threats that require careful navigation.

The absence of direct access to the sea and ocean limits maritime trade options, emphasizing the importance of optimizing existing transportation routes. Strong competition in the corridor, including alternatives like the Trans-Siberian – Kazakhstan and sea freights, as well as the combination of railways in Iran and Turkmenistan, underscores the need for strategic planning to maintain Azerbaijan’s competitiveness.

Conclusion

Ultimately, Azerbaijan’s Halal Masterplan represents a bold and strategic initiative poised to propel the nation into a new era of economic diversification and growth. The strengths of a stable economy, favorable climate, and rich resources, combined with opportunities for increased global integration, position Azerbaijan for sustainable development. However, addressing weaknesses and navigating threats, including geopolitical challenges and regional competition, is crucial for the successful implementation of the Halal industry initiatives. As Azerbaijan embraces this multifaceted approach, it sets the stage for long-term economic stability and resilience in an ever-evolving global landscape.

KNEKS Berharap Industri Halal Jadi Fokus Para Capres 2024

MTN, Jakarta – Pihak Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) berharap industri halal jadi fokus para capres 2024, karena Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim punya potensi besar untuk pengembangan industri halal dan keuangan syariah.

Dilansir dari IDXChannel, Direktur Industri Produk Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Afdhal Aliasar, mengatakan Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim punya potensi besar untuk pengembangan industri halal dan keangan syariah.

Afdhal mengungkapkan sudah ada master plan untuk pengembangan industri halal Indonesia 2023 – 2029. Tujuannya, untuk mempercepat pengembangan industri dan menjadi komponen dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Masterplan yang sudah disusun diharapkan mampu menjadi perhatian dari para calon presiden dan calon wakil presiden yang mendaftar untuk untuk bertanding dalam kontestasi politik 2024. Sehingga masterplan yang sudah dibuat dapat dijalankan dalam bentuk program kerja pemerintahan yang baru nantinya.

“Kita berharap calon pemimpin bisa melihat master plan industri halal ini, dan bisa menjadikan bagian dari program kerja atau program sosialisasi mereka,” ujar Afdhal dalam Market Review IDXChannel, Senin (30/10).

Setidaknya ada tiga target utama yang masuk dalam masterplan industri halal 2023-2029. Pertama, meningkatkan nilai tambah, lapangan kerja dan investasi di sektor rill dan industrialisasi. Kedua, menguatkan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi.

Ketiga, meningkatkan ekspor bernilai tambah tinggi dan substitusi impor. Keempat, menguatkan kewirausahaan dan industri/usaha mikro, kecil, dan menegah. Kelima, menguatnya halal brand dan awareness.

“Kami menunggu paea calon pemimpin Indonesia untuk segera memperhatikan sektor ekonomi syariah, sektor industri halal, karena ini merupakan bagian penting dalam perekonomian nasional,” lanjut Afdhal.

Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim punya potensi besar untuk pengembangan industri halal dan keangan syariah.

Lewat master plan tersebut, industri halal sendiri terbagi dalam dua jenis. Pertama industri halal inti yang terdiri dari makanan, farmasi, kosmetik, dan jasa yang terkait. Jenis industri halal kedua industri halal berkembang, seperti modest fashion, pariwisata ramah muslim, dan ekonomi kreatif syariah.

Menurut Afdhal, produk halal bukan soal syariah saja, tetapi dalam proses produksinya juga harus menyangkut aspek kesehatan.

“Penduduk kita besar, membutuhkan industri yang baik, sehat dan berdaya saing, oleh karena itu produk sektor halal menjadi bisa menjadi kontributor ke depan dalam pertumbuhan ekonomi, sehingga secara politik menarik juga untuk diperhatikan,” pungkasnya.

Indonesia Bisa jadi Kiblat Fesyen Muslim Dunia

ilustrasi (foto: Indonesia International Modest Fashion Festival 2022)

MTN, Jakarta – Indonesia berupaya jadi kiblat fesyen muslim dunia di taun 2024. Seperti apa?

Dilansir dari Liputan 6, persaingan memperebutkan pasar dunia hingga saat ini masih menjadi target Indonesia. Salah satu sektor yang cukup menjanjikan ialah industri wisata halal, tak terkecuali sektor fashion muslim.

Belakangan ini, potensi muslim dunia seperti tren busana yang marak diperbincangkan oleh media internasional.

Namun sayangnya potensi menjanjikan yang dimiliki oleh Indonesia ini bahkan sering tak tertangkap oleh analis-analis luar. Mayoritas pemerhati industri busana muslim dalam banyak mendiskusikan hanya pasar-pasar Eropa, Amerika Serikat, atau Timur Tengah.

Oleh karena itu, di samping potensi yang ada perlu dilakukan pembenahan dan strategi untuk mewujudkan mimpi tersebut. Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah gencar dalam melakukan inovasi dan branding produk ke luar negeri misalnya dapat dimulai dengan menggelar event fashion show. 

Beberapa event yang biasanya dimanfaatkan oleh para designer Indonesia seperti: Islamic Fashion Fair (IIFF), Indonesia Fashion Week (IFW), Jakarta Fashion Week (JFW), Ramadhan Runway, dan beberapa event lainnya.

Perlu juga untuk diperhatikan bahwa adanya inovasi dan branding juga harus sejalan dengan dengan harga yang kompetitif artinya dapat menyesuaikan dengan kualitas produk.

Dan terakhir yang tidak kalah penting adalah dukungan penuh dari pemerintah Indonesia serta semua pihak yang terlibat dalam industri ekonomi domestik maupun global.

Halal Trade Forum juga turut mengidentifikasi sejumlah tantangan bagi industri halal dan busana muslim.

Di antaranya dalam menghadapi tuntutan pasar yang dinamis diharapkan para pelaku industri dapat meningkatkan kualitas produk, kompetitif dalam persaingan global, pemenuhan terhadap kebutuhan regulasi dan panduan implementasi halal, serta perlunya sertifikasi halal yang dapat diterima secara global.