Masjid di Sukabumi Ini Pagarnya Terbuat dari Akuarium

Masjid Jami At Taqwa (foto: Liputan6)

MTN, Jakarta – Sebuah masjid di wilayah Sukabumi memiliki pagar yang terbuat dari akuarium. Seperti apa?

Sebuah masjid di kota Sukabumi memiliki pagar dari akuarium yang berisi banyak ikan hias.

Masjid tersebut adalah Masjid At Taqwa yang berada di kompleks Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Kota Sukabumi. BBPBAT merupakan lembaga yang berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan.

“Pagar masjid yang berbentuk akuarium ini selesai dibangun Januari 2018 kemarin,” ujar Wakil Ketua II Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid At Taqwa, yang juga seorang perekayasa teknologi Bioflok BBPBAT, Adi Sucipto.

Dilansir dari Republika, keberadaan pagar akuarium ini hadir bersamaan dengan renovasi bangunan masjid yang dilakukan pada tahun lalu. Masjid At Taqwa dibangun pada 1992, dan diresmikan pada 5 Maret 1993.

Seiring dengan perjalanan, masjid ini dilakukan renovasi dan terakhir selesai dilakukan pada awal 2018.

Masjid Jami At Taqwa (foto: Republika)

Adi menerangkan, pemasangan akuarium di pagar masjid ini dilakukan untuk mempercantik bagian eksterior. Terlebih, BBPBAT merupakan balai yang bergerak di bidang perikanan sehingga sangat berkaitan.

Adi mengatakan, pengurus masjid berupaya membuat konsep dengan membuat pagar akuarium. Saat ini, jumlah akuarium yang mengelilingi masjid sebanyak 15 unit.

Di dalam akuarium ini terdapat beragam jenis ikan hias. Misalnya, jenis ikan Memphis, Koki, Platy, Guppy, Sapu dan ikan lainnya.

Menurut Adi, ukuran akuarium sengaja dibuat kecil agar tidak cepat kotor dan berlumut. Pengoperasian akuarium ini dijalankan dengan mesin pompa kecil untuk sirkulasi ikan dan menggunakan magnet.

Pagar akuarium ini semakin cantik dan indah dipandang pada malam hari. “Kalau malam hari ada pencahayaan yang menarik,” kata dia.

Kehadiran pagar akuarium ini menjadi daya tarik bagi warga atau jamaah masjid yang datang beribadah. Mereka menjadi betah berlama-lama di masjid untuk melihat ikan hias di akuarium setelah selesai menjalankan ibadah.

Pada sore hari anak-anak yang belajar mengaji dan ilmu agama di masjid juga makin bersemangat karena melihat akuarium. Masjid ini menggiatkan kajian agama setiap Rabu malam yang dihadiri banyak jamaah.

Selain pagar akuarium, Masjid At Taqwa juga mempunyai kelebihan lainnya. Sarana toilet dan wudhu untuk para wanita dibangun dengan konsep mewah seperti di hotel. Sementara di dalam masjid terdapat lampu hias yang mewah dan menarik untuk dilihat.

Jerman Mulai Promosikan Wisata Muslim

ilustrasi (foto: Halal Trip)

MTN, Jakarta – Merasa kalau potensi industri wisata muslim kian besar, Jerman pun mulai promosikan wisata muslim di negara mereka. Seperti apa?

Managing Director IndoGerman Travel, Dana Schuster, di sela acara Silaturahim dan Tukar Wawasan Tour Halal Jerman & Swiss yang digelar Komunitas Pasar Wisata Halal di Jakarta, mengatakan kalau Jerman sudah mulai promosikan wisata muslim di negara mereka.

Dilansir dari ElShinta, menurut Dana, melihat potensi halal tourism yang bagus, terlebih dengan banyaknya wisatawan dari negara-negara muslim, seperti Arab Saudi, Turki, Lebanon dan negara muslim Asia, pemerintah Jerman pun sudah mulai mempersiapkan hal-hal yang menjadi pendukung wisata halal.

“Selain makanan halal yang tidak mengandung babi, pemerintah Jerman juga membangun lokasi untuk beribadah bagi wisatawan muslim, seperti musala-musala di bandara atau masjid di beberapa tempat,” ungkap Dana.

Untuk makanan halal, Dana mengatakan kalau beberapa restoran di destinasi wisata di Jerman bahkan sudah ada yang bisa melayani langsung permintaan wisatawan atau bisa dipesan terlebih dahulu, khususnya bagi wisatawan yang datang secara berkelompok atau rombongan.

Sedangkan untuk sarana peribadatan, diakui oleh Dana kalau pemerintah Jerman juga telah membangun beberapa masjid atau yang mereka sebut dengan Moschee untuk wisatawan menjalankan ibadah salat. “Hanya saja, masjid di Jerman memang bukan seperti di negara lain atau negara muslim di mana masjid-masjidnya berukuran besar atau masjid raya. Di Swiss dan Jerman masjid tidak megah, namun bersih,” jelas Dana.

Dana juga mengakui bahwa terjadi peningkatan jumlah wisatawan muslim, khususnya dari Indonesia yang berkunjung ke Eropa, seperti Jerman dan Swiss setiap tahunnya. Itu terbukti dari perjalanan wisata yang digarap IndoGerman Travel di mana meningkat tiap tahunnya.

“Satu bulan bisa dua kali pemberangkatan ke Jerman dan Eropa pada umumnya, dan jumlahnya dalam setahun diperkirakan bisa mencapai 240 orang wisatawan muslim,” ucapnya.

Travalal, Platform Digital untuk Umroh & Wisata Halal

MTN, Jakarta – Meski tempat-tempat wisata Muslim di Indonesia dan Asia Tenggara sudah ramai, namun platform digital penyedia layanannya masih sedikit. Menjawab hal tersebut, kini telah hadir Travalal.

Travalal adalah sebuah layanan digital sebagai marketplace dan platform untuk umrah dan dan wisata halal.

“Penduduk Muslim di Asia Tenggara (SEA) khususnya adalah pasar yang besar dan belum dimanfaatkan oleh industri pariwisata,” ujar Joyo Diharjo, pendiri dan CEO Travalal.

Dilansir dari KabarJatim, Joyo mengungkapkan bahwa Travalal bisa jadi platform yang mudah dan efisien serta dapat digunakan oleh semua pelaku di industri travel.

“Kami membawa sesuatu yang berbeda dengan marketplace travel lainnya yang sudah bermain di pasar umroh dan pariwisata. Travalal menawarkan sistem SaaS (Software as a Service) yang dapat digunakan oleh para agen travel untuk Sales Management Dashboard, Data User Management, Statistics, Agenda dan banyak fitur lainnya,” jelas Joyo.

Dengan sistem manajemen tersebut, tambah Joyo, agen travel bisa memberikan informasi dan pemesanan online bagi para wisatawan muslim untuk menemukan paket umrah terbaik, hotel, tempat wisata, restoran halal yang muslim friendly, juga semua kebutuhan wisatawan muslim seperti wifi portabel, tiket transportasi publik, dan lain-lain.

Untuk mendapatkan agen travel yang menjadi mitranya, Travalal melakukan verifikasi, uji kredibilitas dan integritas. “Hal ini kami lakukan mengingat beberapa tahun belakangan sempat ramai masalah mengenai agen travel umrah yang melakukan penipuan dan akhirnya merugikan puluhan ribu jemaah,” ujarnya.

Untuk menghindari kejadian seperti itu, Travalal dilengkapi payment gateway, sehingga agen tidak memegang uang tunai sebelum wisatawan mendapatkan hak paketnya.

Kedepannya Travalal ingin mengembangkan UMK (Usaha Mikro dan Kecil), terutama yang digerakkan oleh Ibu-Ibu untuk menjadi agen mikro dari Travalal.

“Kami yakin dan percaya, Ibu-ibu dapat menjadi agen mikro yang efektif untuk kembangkan bisnis muslim friendly tourism. Karena Ibu-ibu kan biasanya aktif bersosialisasi melalui pertemuan-pertemuan informal seperti arisan dan pengajian,” ujarnya.

Hingga kini, Travalal telah memiliki 85 travel agen resmi yang tersebar di seluruh Indonesia yang siap memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan muslim.

Coba cek layanan Travalal melalui alamat situs https://www.travalal.com/

Saka Buana, Masjid Unik Berbahan Bambu Terbesar di Indonesia

Masjid Saka Buana (foto: Radar Banten)

MTN, Jakarta – Di Serang, Banten, kini ada masjid unik berbahan bambu, yang diklaim sebagai terbesar di Indonesia. Seperti apa?

Di wilayah Kragilan, Serang, Banten, dibangun sebuah masjid unik berbahan bambu bernama Saka Buana, yang diklaim sebagai yang terbesar di Indonesia untuk jenisnya.

Dilansir dari Banten News, Masjid Saka Buana memiliki luas bangunan 260 meter persegi.

Pihak Yayasan Bambu Indonesia menyebut Saka Buana sebagai masjid bambu terbesar se-Indonesia.

Gaya arsitektur masjid Saka Buana bergaya Jawa Barat dengan model menyerupai “Parahu Nangkub”.

Masjid ini berlokasi tepat di halaman Kantor Operasional Toll Tangerang-Merak di Ciujung, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten.

Presiden Direktur PT Marga Mandalasakti (MMS), Kris Ade Sudiyono, mengatakan, Masjid Saka Buana dibangun menggunakan material bambu karena ingin mengambil konsep alam dan unik.

“Bambu yang dipilih sebagai material utama pada desain bangunan masjid merupakan khasanah budaya dan kearifan lokal. Dengan komposisi 60% struktur bangunan masjid menggunakan material dari bambu,” ujar Kris.

Kris menambahkan, masjid yang diresmikan pada Senin 20 Januari 2020 tersebut diberi nama Masjid Saka Buana mengutip bahasa Sansekerta dari kata “saka” yang berarti tiang dan “buana” yang berarti dunia. Jadi Saka Buana memiliki arti “Tiang Dunia”.

Dilansir dari Radar Banten, masjid Saka Buana diresmikan pada 20 Januari 2020, yang berada di kantor operasional gerbang Tol Ciujung.

Tampak depan masjid bambu Saka Buana mirip Masjid Agung Banten Lama yang bangunannya lebih lebar-lebar pada sisi masjid dan bentuk menara.

Bambu dengan diameter berukuran besar digunakan sebagai tiang penyangga konstruksi agar kokoh menopang rangkaian bambu lain. Sementara bambu yang berukuran kecil digunakan untuk jendela yang dibentuk bervariasi agar indah dipandang mata. Bambu juga dijadikan rangka atap dan anyaman bambu sebelum ditutup genting berwarna merah marun.

Untuk fondasi memang tidak menggunakan bambu, tetapi fondasi pada umumnya dengan coran semen. Ini agar fondasi tetap kuat menopang konstruksi bambu yang ada.

Untuk pintu dan beberapa jendela tetap menggunakan kayu dan kaca. Sementara tempat wudhu baik laki-laki maupun perempuan menggunakan keramik.

Pada bagian dalam tempat salat, karpet berwarna hijau membuat masjid tampak luas karena tidak ada tiang penyangga di tengah ruang salat. Masjid bambu mampu menampung ratusan jamaah. Untuk mimbar juga terbuat dari bambu agar selaras dengan konsep alam yang diusung.

Bagian dalam masjid Saka Buana (foto: Moeslim Choice)

Diperkirakan lebih dari 1.000 bambu untuk membangun masjid yang diberi nama Masjid Saka Buana.

Untuk pembuatan masjid Saka Buana, bambu-bambu dengan kualitas tinggi didatangkan dari Lebak, Pandeglang, Bogor, dan Sukabumi.

Masjid dibangun di atas lahan 947 meter persegi dengan luas bangunan 260 meter persegi.

Pembangunan masjid itu hanya empat bulan, yang dimulai dari September 2019

Lokasi gerbang Tol Ciujung dipilih sebagai lokasi yang cocok untuk pembangunan masjid karena merupakan titik tengah Tol Tangerang-Merak. Selain itu, di Ciujung ada kantor operasional MMS sehingga masjid ini mampu mengakomodasi karyawan. Lokasi dari masjid Saka Buana juga tidak jauh dari permukiman warga.

Konstruksi masjid Saka Buana yang terbuat dari bambu membuat bangunan banyak ventilasi udara sehingga suasana dalam semakin sejuk.

Alamat: Jl. Raya Serang, Kragilan, Kec. Kragilan, Serang, Banten, 42184
Jam buka: 24 jam
Telepon: (0254) 207879

Pakistan, Menyimpan Potensi Wisata Halal yang Besar

Objek-objek pariwisata di Pakistan (foto: parhlo.com)

MTN, Jakarta – Pakistan sebagai satu-satunya negara yang resmi menggunakan nama ‘Republik Islam’ tentu menyimpan potensi wisata halal yang besar. Seperti apa?

Negara Pakistan memiliki nama resmi Islamic Republic of Pakistan. Kemudian Pakistan juga merupakan negara kelima terpadat di dunia. Untuk luas wilayah, Pakistan yang terletak di Asia Selatan merupakan negara ke-33 terluas di dunia.

“Beberapa destinasi wisata di Pakistan juga termasuk di rekomendasi wisata halal,” ungkap Abdul Salik Khan, Duta Besar Republik Islam Pakistan untuk Republik Indonesia, kepada Muslim Travel News, di Jakarta.

Dubes Pakistan untuk RI tersebut menjelaskan kalau 97% warga Pakistan adalah Muslim. Sisa tiga persennya adalah Hindu, Kristen, dan lain-lain. “Makanan halal di Pakistan tersedia di mana-mana,” ujar Salik Khan.

“Ada beberapa situs pariwisata di Pakistan yang sudah masuk ke UNESCO,” jelas Abdul Salik Khan.

Beberapa situs tersebut adalah: Moenjodaro, Taxila, Takht-i-Bahi, The Fort, Shalamar Gardens, Makli, Rohtas Fort, dan lain-lain.

“Kemudian tiga lokasi tertinggi di dunia berlokasi di Pakistan,” tambah Salik Khan.

Lokasi-lokasi tertinggi tersebut adalah: Karakoram (8.611 m), Himalaya (8.126 meter) & Passu Cones (6.106 meter).

“Meskipun begitu, masih banyak pekerjaan yang harus kami lakukan. Joint ventures masih diperlukan untuk sektor halal-tourism,” ujar Abdul.

Dubes Pakistan untuk RI tersebut menjelaskan kalau negaranya bagus untuk Halal Tourism. “Karena Pakistan merupakan negara yang toleran, negara yang aman dan ada banyak hotel,” terangnya.

Mengenai kerjasama bidang pariwisata antara Pakistan dengan RI, Abdul Salik Khan mengaku kalau ia baru-baru ini sudah membuka obrolan dengan pihak Garuda. “Mudah-mudahan nantinya bisa ada direct-flight dari Jakarta ke Islamabad,” ungkapnya.

Ibukota Pakistan adalah Islamabad, tapi dulunya adalah Karachi, yang pada tahun 1961 dipindahkan ke Islamabad.

Kedubes Pakistan untuk RI sekarang ada di Kuningan. Pindah pada tahun 2007, setelah sebelumnya berada di Menteng, sejak tahun 1950.

Muslim Travel News dengan Dubes Pakistan, Abdul Salik Khan.

Abdul Salik Khan, Duta Besar Pakistan untuk Indonesia

Abdul Salik Khan

MTN, Jakarta – Pada 23 Januari 2020 kemarin Muslim Travel News berkunjung ke Kedubes Pakistan di Jakarta, dan berbincang dengan sang Duta Besarnya. Siapakah dia?

MTN, Jakarta – Pada 23 Januari 2020 kemarin Muslim Travel News berkunjung ke Kedubes Pakistan di Jakarta, dan berbincang dengan sang Duta Besarnya. Siapakah dia?

Duta Besar Republik Islam Pakistan untuk Indonesia terbaru adalah H.E. Mr Abdul Salik Khan, yang resmi dilantik pada 16 Juli 2018.

Sebelum menjabat sebagai Dubes Pakistan untuk Indonesia, Salik Khan menjabat sebagai Dubes Pakistan untuk Kazakhstan pada Februari 2015 hingga Juli 2018.

Lalu, sebelumnya ia pernah menjabat sebagai Director General (China & SCO), Director General (Afganistan), dan Director General East Asia Pacific (EAP) di Minsitry of Foreign Affairs dari Januari 2013 hingga Januari 2015.

Salik Khan juga pernah menjabat sebagai Consul General di Pakistan, Jeddah, Arab Saudi (2010 – Desember 2012), serta Minister / Deputy Head of Mission di Beijing, China pada 2006 hingga 2010.

Beliau memegang gelar pendidikan Master untuk Literature dan Diploma di National Security. Khan juga pernah mengikuti kursus bahasa Arab di American University, Kairo.

Sepanjang karir profesionalnya di Departemen Luar Negeri, Salik Khan pernah menjabat sebagai: Director untuk wilayah China – Jepang – Korea selama periode 2005 – 2006, Director untuk wilayah Teluk pada tahun 2004 – 2005, Deputy Chief of Protocol Camp Office Quetta (1996 – 1997), Desk Officer / Acting Director untuk wilayah Asia Selatan (1995 – 1996), Desk Officer United Nations (1990 – 1991), dan Desk Officer untuk wilayah Kanada serta Amerika Latin (1988 hingga 1989).

Tugas penempatan luar negeri lainnya dari Salik Khan juga termasuk di: Oman (1991 – 1995), Jerman (1997 – 2000) dan Yaman (2000 – 2004).

Abdul Salik Khan menikah dengan Fauzia Durrani Salik dan memiliki tiga orang anak.

Inilah Tiga Masjid Terindah di Pakistan

MTN, Jakarta – Pakistan adalah sebuah negara Islam yang cukup populer di wilayah Asia Selatan. Banyak pula masjid indah yang dimiliki oleh negara ini.

Republik Islam Pakistan memiliki banyak sekali masjid indah. Tiga di antaranya adalah Faisal Mosque (di kota Islamabad), Wazir Khan Mosque, (di kota Lahore) & Tooba Mosque (di kota Karachi).

Dilansir dari Wanderlust, berikut adalah sekilas mengenai ketiga masjid tersebut:

Faisal Mosque (foto: Lonely Planet)

Faisal Mosque (Islamabad)
Masjid ini didesain dengan gaya modern dan diambil dari namamnya raja Saudi, Faisal Bin Abdulaziz. Masjid ini berlokasi di kaki bukit Margalla Hills.

Faisal Mosque didesain oleh arsitek Turki yang bernama Vedat Dalokay. Bangunannya mampu menampung 100 ribu orang jemaah.

Wazir Khan Mosque

Wazir Khan Mosque (Lahore)
Terletak di jalanan Lahore Tua yang riuh, masjid Wazir Khan banyak disebut sebagai salah satu masjid terindah di Pakistan.

Interior tembok dalam maupun luar ditutupi oleh mozaik yang berkilau. Wazir Khan dibangun tahun 1634 ketika rezim Mughal Emperor Shah Jahan berkuasa.

Masjid ini juga berhiaskan banyak kaligrafi kutipan ayat suci Al-Quran, puisi-puisi Persia, pola geometris dan desain floral.

Tooba Mosque (foto: karachi.wordpress)

Tooba Mosque (Karachi)
Masjid Tooba berlokasi di distrik Korangi, Karachi. Penduduk setempat menyebutnya juga sebagai Masjid Gol dan Masjid Melingkar.

Tooba Mosque juga memiliki fitur air mancur yang sangat indah ketika dilihat pada malam hari.

Masjid ini didesain oleh seorang arsitek Pakistan yang bernama Babar Hamid Chauhan dan dibangun pada tahun 1969, serta dapat menampung hingga 5.000 orang jamaah.

Agen Perjalanan Indonesia Ini Gelar Program Wisata Reliji ke Uzbekistan

Uzbekistan (foto: travel.earth)

MTN, Jakarta – Pihak Amirania Tours & Travel menggelar program wisata reliji ke Uzbekistan. Seperti apa?

Salah satu alasan mengapa pihak Amirania Tours & Travel menggelar program ini adalah untuk mengenal lebih dekat sejarah Islam di negara-negara di Asia Tengah; pecahan negara Uni Soviet, yang salah satunya adalah Uzbekistan.

Dilansir dari MinaNews, Suriati Uwes dari Amirania Tours & Travel menjelaskan, pihaknya bakal memberangkatkan 20 orang untuk melakukan perjalanan religius selama tujuh hari ke Uzbekistan. Rencananya ziarah tersebut dilakukan dari 15 hingga 21 Maret 2020 mendatang.

Menurutnya, perjalanan religius ini sekaligus ingin mengulang kembali kejayaan Islam pada abad ke-11 lalu, yang lebih dikenal dengan Silk Road atau Jalur Sutra.

“Insya Allah, kami adalah pelopor untuk perjalanan religius yang menggabungkan wisata dan edukasi tentang negara-negara Islam bekas Uni Soviet, kami menyebutnya Islamic Heritage Tour,” ujar Suriati.

Untuk perjalanannya ke Uzbekistan, lanjut dia, peziarah bakal terbang langsung dari Jakarta ke Tashkent, dan bermalam di ibukota Uzbekistan tersebut. Perjalanan akan dilanjutkan keesokan harinya dari Tashkent ke kota Bukhara yang indah dan merupakan sisa peninggalan masa kejayaan kekaisaran Persia di Asia Tengah.

Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi Sitorai Moxi Hossa, rumah musim panas Emir Bukhara Ismail Samonid yang indah dengan kebun mawar yang beraneka ragam. Lalu ke Makam Ismail Samonid, Museum Air di Bukhara Chasma Ayub, setelah itu rombongan akan kembali ke hotel dan bermalam di Bukhara yang sudah berusia 2.000 tahun lebih itu.

Suriati yang juga Ketua Korps Mubaligh/Mubalighoh Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini menambahkan bahwa di Bukhara perjalanan dilanjutkan ke beberapa tempat yang kental dengan sejarah Islam diantaranya mengunjungi Poi-Kalyan Ensemble yang berfungsi sebagai Madrasah Miri-Arab, Taqi sebagai pusat perdagangan dan mengunjungi tempat pembuatan karpet Uzbek yang terkenal sangat Indah.

“Pada hari keempat rombongan akan dibawa mengunjungi kota tua lainnya, Samarkand, dihari kelima itu, rombongan bakal mengunjungi makam Amir Timur, pendiri Uzbekistan atau biasa disebut Gur-Emir, kemudian ke Registan Ensemble, Shah-i-Zinda necropolis,” imbuh Suriati.

Karena sejarah dan budaya, kawasan Registan bersama Kota Tua Samarkand ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Suriati juga menjelaskan lebih lanjut bahwa rombongan akan diajak mengunjungi tempat pembuatan sutra yang terkenal yang masih menggunakan kertas tradisional. Di sana, rombongan akan diajak mengikuti pembuatan kertas sutera.

“Ziarah ke makam Nabi Daniel yang berada di komplek pemakaman yang indah di Samarkand, di hari selanjutnya rombongan akan kembali ke ibukota Tashkent dan akan dibawa ke pegunungan Chimgan,” jelasnya.

Amirania Tours & Travel bagian dari Amirania Foundation merupakan wadah bagi mereka yang memiliki ketertarikan untuk belajar bersama tentang sejarah masa Jalur Sutra yang penuh keberagaman etnik, suku bangsa, seni & budaya yang menyatu pada bangsa-bangsa yang berasal dari Asia, Eropa, dan Afrika.

Hotel Syariah Bintang Tujuh Akan Hadir di Jakarta

ilustrasi (foto: Tribunnews)

MTN, Jakarta – Hotel syariah di lokal biasanya mentok di kelas bintang tiga atau empat. Dalam waktu dekat hotel syariah kelas bintang tujuh akan hadir di Jakarta.

Dilansir dari Suara, pihak Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) akan mengembangkan hotel bintang tujuh yang ramah bagi wisatawan muslim di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Chairman IHLC, Sapta Nirwandar, usai menemui Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (13/1/2020). Sapta menjelaskan kalau hotel yang akan dikembangkan tersebut adalah Raffles Hotel yang berada di Jakarta.

“Raffles Hotel di Jakarta akan menjadi muslim friendly hotel bintang tujuh. Supaya kita juga bisa punya tempat wisawatan mancanegara yang muslim untuk menginap, untuk conference, dan lain-lain,” kata Sapta.

Dengan Indonesia memiliki hotel syariah berbintang tujuh, maka kita akan mampu bersaing dengan hotel-hotel di luar negeri, serta meraup keuntungan dari wisatawan muslim khususnya dari Timur Tengah.

“Bayangkan kalau Raja Salman menginap, itu berapa tarifnya. Ini meningkatkan devisa,” ujar Sapta.

Produk Cokelat Halal Belgia Resmi Hadir di Indonesia

cokelat Rudolf Braun

MTN, Jakarta – Cokelat merupakan makanan favorit hampir seluruh orang di dunia. Di Indonesia cokelat Belgia merupakan salah satu jenis cokelat favorit. Kini cokelat halal Belgia telah hadir di Indonesia.

Rudolf Braun, salah satu merk cokelat asal Belgia yang telah bersertifikat halal, resmi hadir di Indonesia.

Dilansir dari Mina News, cokelat merek Rudolf Braun dipresentasikan langsung oleh Pavel Krupka, CEO Rudolf Braun di hadapan para pengelola travel muslim di Jakarta, Selasa (14/1).

Menurut Chairman IITCF, H. Priyadi Abadi, MPar, keistimewaan dari coklat Rudolf Braun ini sudah memiliki sertifikat halal.

“Tidak banyak coklat di Belgia yang memiliki sertifikat halal, coklat Rudolf Braun menjadi salah satu alternatif pilihan wisatawan muslim,” ungkapnya.

“IITCF telah melakukan kampanye wisata halal di setiap destinasi yang menjadi tujuan wisatanya, terutama di Eropa. Alhamdulillah IITCF berhasil meyakinkan beberapa partner untuk menyajikan makanan halal, salah satunya coklat Rudolf Braun,” jelasnya.

Tepatnya pada Juni 2019 lalu, coklat Rudolf Braun telah mendapat sertifikat halal.

Dilansir dari Elshinta, CEO Rudolf Braun, Pavel Krupka, mengatakan bahwa selain tak berhenti mengurus sertifikat, pihaknya juga terus gencar melakukan sosialisasi cokelat halal ke beberapa negara berpenduduk muslim yang banyak berkunjung ke Belgia, seperti Indonesia, Malaysia dan Brunai Darussalam.

“Travel muslim mencari vendor yang mempunyai sertifikat halal dan kehalalan ini menjadi prioritas utama di banding lainnya. Karena coklat halal tak mudah di Eropa,” jelas Priyadi.

Ke Belgia tak lengkap jika belum merasakan coklat Rudolf Braun. Coklat handmade yang sudah melegenda ini sudah ada sejak tahun 1899.