Pembangunan Ekonomi di Riau Libatkan Wisata Halal

Pulau Penyengat, Riau (foto: yopiefranz.com)

MTN, Riau – Pembangunana ekonomi yang kini tengah diperkuat kembali di provinsi Riau turut melibatkan wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari RiauOnline, provinsi Riau dikenal dengan kekayaan sumber daya alam yang bersumber dari minyak. Namun, potensi wisata alam yang kurang membuat provinsi yang berada di Pulau Sumatera ini kini berpatok pada wisata halal.

Kabid Perekonomian Bappeda Litbang Provinsi Riau, Abdul Madian, menyebut destinasi wisata halal kini menjadi favorit.

“Wisata halal yang dimaksud meliputi sektor kuliner dan UMKM yang ramah muslim,” ungkap Abdul.

Dalam hal ini, lanjut pria yang kerap disapa Madian tersebut, untuk sertifikat halal terus berlanjut. Saat ini menurutnya yang sedang dikerjakan adalah di wilayah Tenayan Raya.

“Yang tengah dikerjakan adalah kawasan industri halal di wilayah Tenayan. Ini harus tersertifikasi. Memang tidak gampan,g namun tidak mungkin kalau itu bisa terjadi,” ujarnya.

Dalam rangka memberikan semangat pada UMKM agar tidak gulung tikar, pihaknya melalui Perindag tetap memberikan permodalan melalui mata UMKM.

“Mata UMKM sebagai inovasi pemprov yang diikutkan secara nasional agar terdata dengan baik,” terangnya.

Selain itu, Madian sebut, kuliner mana yang menarik di Riau nantinya teman-teman teknis akan melihat itu. Sementara, jika berbicara kalender wisata 2023 katanya akan diluncurkan oleh Dinas Pariwisata.

“Dengan adanya kalender wisata daya tariknya luar biasa dan dahsyat. Abdul berharap pihak Dispar akan membuat wisata baru. Yang diharapkan adalah pengulangannya agar tidak sekali saja datangnya. Tapi, balik kembali dan tolong habiskan uangnya di sini (Riau),” tutup Abdul Madian.

Bangka Belitung Siapkan Tour Wisata Halal untuk Kongres Halal Internasional

Belitung (foto: inacraftnews.com)

MTN, Jakarta – Bangka Belitung (Babel) akan menjadi tuan rumah Kongres Halal Internasional 2022, yang akan digelar pada Mei 2022 mendatang. Provinsi ini pun akan siapkan tour wisata halal saat pagelaran acara tersebut.

Dilansir dari Tribun News, kegiatan ini direncanakan akan dihadiri perwakilan dari 50 negara dengan jumlah peserta sebanyak 450 orang.

Direktur Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) Provinsi Bangka Belitung (Babel), Nardi Pratomo, mengatakan persiapan kongres halal internasional ini sudah mencapai 80 persen.

“Alhamdulillah, kita berkoordinasi dengan pusat, harapannya acara ini nanti dibuka oleh pak Presiden RI Joko Widodo. Kita sudah berkoordinasi dengan LPPOM pusat, BPJPH pusat, dan kementerian terkait,” ujar Nardi, pada Selasa (29/3).

Untuk teknis acara seperti pembukaan hingga penutupan sudah tertata. Kegiatan akan direncanakan dimulai pada tanggal 9 Mei 2022 di Novotel Bangka Hotel and Convention Centre.

“Inti acara nanti dua hari pada tanggal 9-10 Mei 2022. Itu acara kongres. 11-13 Mei itu nanti acara tour wisata halal di kabupaten/kota, nanti dibagi-bagi. 450 peserta ke Belitung kita kirim 120 orang, untuk ke kabupaten/kota nanti mungkin rata-rata 50 orang,” jelas Nardi.

Kegiatan kongres ini didukung oleh bupati dan walikota dari tujuh kabupaten kota di Bangka Belitung.

“Sasaran kita di acara kongres ini, UMKM kita ketemu dengan buyer atau investor, maka kita pilih UMKM yang kuat, legalitas lengkap, agar nanti jika diminta dalam jumlah yang banyak, bisa dicakupi,” katanya.

Selain menemukan buyer dengan UMKM, kongres ini juga akan launching produk halal Babel, dan melahirkan resolusi halal dunia serta ingin memperkenalkan Babel.

“Kita berharap dengan kegiatan ini Babel akan semakin dikenal dunia,” pungkas Nardi.

Provinsi Banten Siap Kembangkan Wisata Halal

ilustrasi (foto: Minews.id)

MTN, Jakarta – Banten kini sedang bersiap untuk kembangkan wisata halal untuk provinsi mereka. Seperti apa?

Dilansir dari SuaraBanten, provinsi Banten segera mendesain beberapa destinasi wisatanya dengan konsep wisata halal.

Hal tersebut kini sedang dirancang oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi setempat. Kini Pemprov Banten hanya butuh sertifikasi dari Majlis Ulama Indonesia (MUI).

“Banten sangat berpotensi menjadi wisata halal, namun itu harus ada sertifikasi, di internal kita obrolkan di bidang-bidang, MUI kita perlu koordinasi,” ujar Kepala Dispar Banten, Agus Setiawan.

Agus mengatakan, pedoman wisata halal itu baru keluar dari Kementerian Pariwisata. Ia menjelaskan, wisata halal pada dasarnya dapat memudahkan umat muslim melaksanakan ibadah, seperti ada musala dan juga di tempat wisata itu tidak menjual sesuatu yang diharamkan, serta tidak ada atraksi pornografi.

“Pada dasarnya wisata halal itu adalah kemudahan untuk umat muslim; rumah makan kita halal dan tidak ada atraksi pornografi,” katanya.

Selain itu, kepala Dinas yang baru dilantik ini mengaku setelah pendemi Covid-19 berakhir, wisata di Banten diprediksi akan dipenuhi pengunjung.

“Setelah masa normal, wisata akan panen, karena yang tadinya mau jalan jalan tapi tidak jalan jalan, Begitu kondisinya normal akan dilampiaskan, sekarang peluang kita untuk memperbaiki,” ujar Agus.

Tak bisa dipungkiri, Provinsi Banten memiliki destinasi yang sangat menarik untuk dikunjungi. Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) di Kabupaten Pandeglang, menjadi salah satu destinasi yang kerap didatangi wisawatan.

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Banten nomor 6 tahun 2019 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Banten, daerah yang terletak di ujung Pulau Jawa ini memiliki delapan Destinasi Wisata Provinsi (DPP) serta 11 Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP).

Kian Kuat Fondasi Sumbar di Industri Wisata Halal

ilustrasi (foto: hariansinggalang.co.id)

MTN, Jakarta – Posisi provinsi Sumatera Barat kian kini kian kuat dalam industri halal. Seperti apa?

Dilansir dari Antara, pihak Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) menilai Sumatera Barat merupakan provinsi yang memiliki potensi besar dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di Tanah Air.

“Dari sisi regulasi, sudah ada peraturan daerah tentang industri halal dan pariwisata halal, dan perda soal konversi bank pembangunan daerah menjadi syariah,” kata Direktur Infrastruktur Ekosistem Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, Prof Sutan Emir Hidayat, pada webinar Festival Ekonomi Syariah regional Sumatera yang digelar oleh Bank Indonesia perwakilan Sumbar.

Untuk pembangunan pariwisata halal pemerintah daerah punya target menjadikan Sumbar sebagai daerah tujuan wisata utama berbasis halal dengan keunggulan alam, budaya dan kuliner.

Sementara untuk pengembangan fesyen, muslim Sumbar punya potensi untuk busana muslim dan orang dari Malaysia juga jadi konsumen produk busana muslim.

Sedangkan untuk sektor makanan dan produk halal rendang dapat menjadi unggulan serta pengelola rumah makan memenuhi sertifikasi halal.

Kemudian Sumbar juga sudah beberapa kali penghargaan tentang daerah tujuan wisata halal hingga world best halal destination dan world best halal culinary destination.

Pada 2016 Sumatera Barat juga meraih penghargaan dari The World Halal Tourism Award 2016 pada kategori World’s Best Halal Destination atau tujuan wisata halal terbaik dan World’s Best Halal Culinary Destination atau tujuan wisata kuliner halal terbaik.

Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (Unand) Padang, Prof Syafruddin Karimi, berpendapat kalau Indonesia adalah pelopor dan pemimpin dalam membangkitkan perekonomian halal di dunia.

Di daftar Top 10 Islamic Finance Indonesia masuk rangking lima, dan di daftar top 10 negara yang paling ramah wisata muslim, Indonesia masuk ke rangking empat setelah Malaysia, Uni Emirat Arab dan Turki.

“Artinya potensi ekonomi syariah global memberi peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama,” kata Syafruddin.

Ia melihat saat ini peran ekonomi syariah Indonesia sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru baru didukung oleh potensi besar prospek konsumsi masyarakat muslim global dan pemenuhan kebutuhan domestik di berbagai sektor industri halal.