Bandara Udara Uzbekistan Terapkan Kebijakan ‘Open Sky’ untuk Tarik Wisatawan

Samarkand International Airport (foto: airport-world.com)

MTN, Jakarta – Untuk menarik lebih banyak lagi wisatawan, pemerintah Uzbekistan terapkan kebijakan Open Sky di bandara udara mereka. Seperti apa?

Untuk mengembangkan sektor penerbangan sipil serta untuk memanfaatkan dan meningkatkan potensi pariwisata Republik Uzbekistan, Kementerian Perhubungan Uzbekistan umumkan “Kebijakan Langit Terbuka” yang diterapkan di Bandara Internasional Samarkand, Uzbekistan, mulai 1 Oktober 2022.

“Kebijakan Open Sky di Bandara Internasional Samarkand efektif untuk pengoperasian penerbangan penumpang, tanpa batasan frekuensi, dan rute,” tulis pihak Kementerian Perhubungan Uzbekistan di surat keterangan resminya.

Alokasi slot dan persetujuan bandara akan dikelola oleh “Bandara Uzbekistan” JSC (perusahaan pengelola semua bandara) dan penanganan darat disediakan oleh “Air Marakanda” (operator swasta Bandara Samarkand) dengan mempertimbangkan kemampuan teknis bandara.

“Izin operasi” akan diberikan kepada maskapai penerbangan yang menyerahkan semua persyaratan dokumen bersama dengan “Formulir R” kepada Otoritas Penerbangan Sipil dan Kementerian Perhubungan. “Formulir R” dapat diunduh di www.uzcaa.uz.

“Kebijakan Langit Terbuka” akan berlaku hingga akhir musim “Musim Panas-2023” IATA dengan potensi perpanjangan lebih lanjut atau perubahan kondisi kebijakan setelahnya.

Dalam penerbangan sipil, kebijakan Open Skies berarti liberalisasi dan kemudahan akses, serta aturan penggunaan bandara nasional untuk maskapai asing. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan arus wisatawan dan mengembangkan potensi sebagai hub udara regional.

Disbudpar Aceh Gelar Pelatihan Peningkatan SDM Wisata Halal

Disbudpar Aceh sedang memberikan pelatihan peningkatan SDM Wisata Halal (foto:

MTN, Aceh Selatan – Disbudpar Aceh gelar pelatihan peningkatan SDM wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari noa.co.id, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh gelar kegiatan pelatihan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) wisata halal untuk para pelaku wisata dan UMKM di Kabupaten Aceh Selatan, di Aula Hotel Pante Cahaya Tapaktuan Lt III, Selasa (15/11).

Kepala Bidang Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan (PUPK) Disbudpar Aceh, Dedek, mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apa itu wisata halal serta meningkatkan SDM mereka.

Pelatihan yang diikuti 30 orang peserta pelaku usaha pariwisata, UMKM, serta dinas terkait ini, diharapkan bisa mengembangkan branding wisata halal yang ada di Kabupaten Aceh Selatan,” ujar Dedek.

Dalam pelatihan tersebut, sambung Dedek, pihaknya melibatkan pemateri dari Disbudpar Aceh, MPU Aceh Selatan, serta Dinas Syariat Islam.

“Tentunya dengan pelatihan ini kita berharap para pelaku usaha wisata bisa mengembangkan wisata halal dengan konsepnya, serta memberikan fasilitas pendukung seperti tempat shalat, serta makanan-makanan yang halal,” harap Dedek.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Aceh Selatan, Muchsin, menyampaikan bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Selatan sangat mendukung kegiatan yang diselenggarakan oleh Disbudpar Aceh dalam meningkatkan SDM dalam sektor pariwisata yang ada di Aceh Selatan.

“Kepada para peserta yang melibatkan pelaku usaha wisata dan UMKM, agar dapat mengikuti pelatihan tersebut dalam peningkatan SDM wisata halal selama 3 (tiga) hari, sejak 15-17 November 2022,” ujarnya.

Terakhir, Muchsin berharap kepada para pelaku usaha wisata serta UMKM yang ada di Aceh Selatan agar dapat mengembangkan objek wisata yang halal sesuai dengan syariat islam serta kultural di Kabupaten Aceh Selatan.

Religion Youth Festival 2022 Dukung Wisata Halal Indonesia

Religion Youth Festival 2022 (foto: Kata Kini.com)

MTN, Jakarta – Acara Religion Youth Festival 2022 yang baru digelar di Jakarta (10-11 November 2022) dinilai bisa jadi highlight wisata halal Indonesia dengan melibatkan generasi muda. Seperti apa?

Dilansir dari IDXChannel, acara Religion Youth Festival 2022 dinilai bisa jadi highlight wisata halal atau muslim friendly di Indonesia, dan melibatkan peran generasi muda.

“Kegiatan ini didukung oleh kemenparekraf, memang ini tujuannya untuk meng-highlight wisata halal di Indonesia, yang juga di-highlight di forum G20,” ujar Presiden Organization of Islamic Cooperation (OIC) Youth Indonesia, Astrid Nadya Rizqita, dalam pembukaan Religon Youth Festival 2022 di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (10/11).

Dalam mendukung wisata halal di Indonesia, ujar Astrid, inisiatif anak-anak muda dimulai dengan pengadaan rumah ibadah di setiap wilayah destinasi wisata di Indonesia.

Sementara itu perwakilan Unsur Pemuda, Fadli menambahkan, adanya keberagaman agama dan budaya merupakan daya tarik tersendiri bagi pariwisata di Indonesia. Sehingga wisatawan mancanegara (wisman) akan kagum dengan perbedaan tersebut.

“Kalau kita bicara konteks tourism artinya kita mengundang orang luar untuk datang, dan mengundang menikmati hal-hal yang menarik. Dan keberagaman kita adalah kelayakan yang harus dipertahankan,” terangnya.

Religion Youth Fest 2022 merupakan sebuah penyelenggaraan acara inklusif kolaboratif yang menggabungkan antara ekosistem lintas agama, lintas golongan, lintas profesi, dan lintas komunitas. Tema yang diusung Religion Youth Fest 2022 adalah ‘Empower The Youth, Harmony the World’. 

Religion Youth Fest 2022 diselenggarakan secara luring di Aula Sakinah Masjid Sunda Kelapa, DKI Jakarta. Penyelengaraan acara Religion Youth Fest 2022 pada 10 hingga 11 November 2022 adalah momentum acara inklusif yang juga bertepatan pada momentum Religion (R-20) di Bali.

Peserta yang hadir di penyelenggaraan Religion Youth Fest 2022 pada 10 November hingga 11 November 2022 berjumlah lebih 100 Peserta, rata-rata berusia 16 sampai dengan 30 tahun, dengan karakteristik dari latar belakang aktivis, intelektual muda, relijius, aktif secara sosial dan organisatoris.

MUI Bangkalan Prioritaskan Program Wisata Halal

ilustrasi (foto: Valid News)

MTN, Bangkalan – Majelis Ulama Indonesia cabang Bangkalan (Madura) prioritaskan program industri halal dan wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari Jurnal 9, Dewan Pimpinan dan Pengurus Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Bangkalan periode 2022-2027, telah resmi dilantik oleh Ketua MUI Jawa Timur. Pelantikan yang dihadiri Bupati Bangkalan.

Pelantikan dilaksanakan di Pendopo Dua Pemkab Bangkalan, dengan diawali pembacaan Surat Keputusan (SK), oleh bendahara MUI Jawa Timur, dan dibaiat atau diambil sumpah oleh KH Jazuli Noer. Prosesi tersebut mengesahkan kepengurusan MUI Bangkalan untuk masa khidmat 2022-2027.

Dalam sambutannya, ketua MUI Kabupaten Bangkalan, KH Makki Nasir menyerukan sinergitas ulama dan umaro dapat terjalin dengan baik, terutama dalam mempertahankan Kabupaten Bangkalan sebagai kota dzikir dan shalawat.

“MUI Bangkalan akan memprogramkan industri halal dan wisata halal, dengan membangun sinergitas dengan dinas terkait. termasuk memberikan jaminan keamanan terhadap masyarakat luar di kabupaten bangkalan,” jelas Ra Makki yang juga Ketua PCNU Kabupaten Bangkalan.

Sementara itu, Ketua Umum MUI Jawa Timur, KH M Hasan Mutawakil Alalllah, mengajak kepengurusan MUI bangkalan, untuk menjalankan peran yang telah didengungkan oleh MUI Jawa Timur. Di antaranya:

  1. MUI bangkalan harus menjadi mitra pembangunan di Kabupaten Bangkalan melalui instrumen keagamaan.
  2. Memberikan pelayanan sosial kemasyarakatan kepada umat, untuk memberikan solusi terhadap persoalan.
  3. Menjadi rujukan pemerintah dan masyarakat melalui hukum keagamaan, melalui fatwa MUI.

“Selain itu, MUI Bangkalan harus menjaga harmoni keagamaan dalam bingkai kebhinekaan, hal ini dinilai penting karena masyarakat Madura khususnya Bangkalan sangat sensitif terhadap isu SARA,” tegas Kiai Mutawakkil.

Lebih lanjut, Kiai Mutawakkil menyerukan agar MUI di bawah nakhoda Ra Makki mampu membawa masyarakat di Kabupaten Bangkalan menuju kesejahteraan melalui program-program yang dicanangkan. Seperti melalui program industri halal maupun wisata halal.

Wisatawan, Jangan Ragu Cari Tempat Ibadah dan Makanan Halal di Riau

Masjid Agung An-Nur, Pekanbaru, Riau (foto: www.masjid.asia)

MTN, Jakarta – Gubernur Riau berpesan kepada para wisatawan agar jangan ragu mencari tempat ibadah dan makanan halal di Riau.

Dilansir dari Go Riau, Provinsi Riau sudah terkenal dengan wisata halal. Hal tersebut lantaran tahun ini Riau telah berhasil memborong Anugerah Adinata Syariah.

Daerah yang dijuluki Bumi Lancang Kuning itu, mendapatkan tiga kategori penghargaan yakni, kategori Ekonomi Hijau dan Berkelanjutan, Keuangan Syariah, dan kategori Industri Halal.

“Bagi tamu-tamu muslim yang datang ke Bumi Lancang Kuning tidak perlu khawatir untuk mencari tempat ibadah dan makanan halal,” ujar Gubernur Riau, Syamsuar, diwakili Asisten I Setdaprov Riau, Masrul Kasmy, saat menyambut baik kedatangan rombongan tamu Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) yang berasal dari Pattani Thailand.

Kegiatan penyambutan ini dilaksanakan di Aula Gedung Dharma Wanita, Jalan Diponegoro, Kota Pekanbaru, pekan lalu (20/10).

“Riau selalu mengutamakan destinasi wisata halal. Kalau saudara-saudara berkeliling ke Riau, banyak sekali tempat ibadahnya dan ragam makanan-makanan yang ditemukan, itu tentu saja dijamin halal,” jelasnya.

Ditambahkannya, Riau sangat membuka kehadiran siapapun yang datang ke Provinsi Riau. Apalagi yang berkaitan dengan kegiatan dakwah.

Kehadiran rombongan DMDI, tambahnya, dapat memiliki dampak positif untuk membangun hubungan silaturahmi antar negara tetangga, sekaligus bisa mengenalkan destinasi pariwisata Provinsi Riau.

“Pertemuan ini tentunya mempunyai makna yang besar dalam membangun silaturahmi dan marwah antar negara bertetangga. Bagi kami kunjungan saudara-saudara tersebut juga dapat menjadi wadah untuk memperkenalkan objek-objek wisata di 12 Kabupaten/Kota Provinsi Riau,” ujarnya.

Pertemuan ini, ujar Masrul, sekaligus dapat menjalin hubungan budaya dan adat istiadat termasuk menjalin kerja sama sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

MUI Akan Kembangkan Kampung Wisata Halal di Bangka

kampung halal di Bangka Belitung (foto: Zona Halal)

MTN, Jakarta – Majelis Ulama Indonesia (MUI) berencana kembangkan kampung wisata halal di Bangka. Seperti apa?

Dilansir dari Antara News, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tengah mengembangkan kampung pangan halal di Kabupaten Bangka, untuk dipersiapkan menjadi kampung wisata halal.

Direktur Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Makanan (LPPOM) MUI Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Nardi Pratomo, mengatakan kampung pangan halal yang diproyeksikan menjadi kampung wisata halal ini diharapkan akan menjadi daya tarik tersendiri.

Nardi menargetkan pada tahun 2023, pengembangan kampung pangan halal menuju wisata halal sudah dibentuk di Kabupaten Bangka, yang kemudian akan dilanjutkan dengan program pengembangan yang sama di daerah lain, di Bangka Belitung.

“Kami berharap nanti ada pemerintah desa di Kabupaten Bangka yang siap dan berminat untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata halal, karena diketahui potensi wisata di Kabupaten Bangka cukup banyak,” jelas Nardi.

Menurut Nardi Pratomo, saat ini kampung pangan halal terdapat di salah satu desa di Kabupaten Bangka Tengah, dan akan dikunjungi Sekolah Tinggi NHI selama satu bulan.

“Konsep kampung pangan halal (adalah) di mana semua makanan yang dijual untuk wisatawan memiliki sertifikat halal dan kalaupun ada yang tidak halal harus dipisahkan,” jelasnya.

Begitu pula kampung wisata halal, terang Nardi, bukan merupakan pengembangan Islamisasi, melainkan wisata yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana ibadah seperti mushola, tempat wudhu, dan fasilitas lain.

Staf Ahli Bupati Bangka Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kabupaten Bangka, Muhammad Jumani, memberikan apresiasi untuk pengembangan kampung pangan halal dan kampung wisata halal di daerah tersebut oleh MUI.

“Program ini cukup baik dikembangkan karena wilayah Kabupaten Bangka memiliki banyak potensi wisata yang tersebar di sejumlah wilayah kecamatan atau desa,” ujar Jumani.

Muhammad Jumani mengatakan, program pengembangan wisata halal dapat membentuk kesadaran dan pola pikir masyarakat mengenai wisata halal dengan konsep pemberdayaan masyarakat sebagai pelaku usaha sehingga mampu menarik wisatawan.

Kampung pangan halal dan kampung wisata halal diharapkan segera terwujud dengan melibatkan semua elemen masyarakat yang mayoritas Muslim.

Mengangkat Jakarta Sebagai Destinasi Wisata Halal Dunia

ilustrasi (foto: Tribun Travel)

MTN, Jakarta – Kota Jakarta bisa dibilang juga menawarkan banyak sekali pilihan bagi para wisatawan muslim. Festival dan Konferensi Wisata Halal 2022 yang baru selesai digelar pun diharapkan dapat mengangkat pamor Jakarta sebagai destinasi wisata halal.

Pusat Pengkajian dan Pengembangan Islam Jakarta (Jakarta Islamic Centre) bekerja sama dengan NanoEdu Cheria yang didukung oleh Asosiasi Travel Halal Indonesia (ATHIN), Cheria Holiday, dan Halal Travel Konsorsium (HTK) menyelenggarakan Festival dan Konferensi Wisata Halal 2022.

Acara yang dilaksanakan di Cempaka Ball Room, Hotel Grand Cempaka Business Jakarta ini dihadiri oleh Sandiaga Uno (Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif), Anies baswedan (Tokoh Jakarta), KH M. Subki (Ketua JIC), Edi Sukardi (Tokoh Betawi), Nurul Taufiqu R (Komut Travelearn), dan Cheriatna (CEO Cheria Holiday).

Festival dan Konferensi ini dibagi menjadi beberapa rangkaian acara yang berlangsung selama tiga hari dari tanggal 28 sampai 30 Oktober 2022. Adapun rangkaian acaranya yaitu hari pertama akan dilaksanakan Gala Dinner yang dimulai dari pukul 17.00 sampai 22.00 WIB. Hari kedua akan diselenggarakan konferensi, temu bisnis, dan tabletop, dan di hari ketiga akan melakukan kunjungan wisata ke Pulau Seribu.

Acara ini akan dihadiri lebih dari 500 audiens yang mencakup berbagai segmen dari perwakilan dinas pemerintahan, dinas pariwisata, para pebisnis, agensi, dan para pelaku wisata. Acara ini merupakan event kelima kalinya Festival dan Konferensi Wisata Halal yang dilaksanakan oleh NanoEdu Cheria.

Event ini merupakan inovasi dari acara yang telah diselenggarakan oleh NanoEdu Cheria di beberapa tahun ke belakang yang sempat terhenti karena adanya Covid-19 di Indonesia.

Dilansir dari Republika, dengan mengangkat Potensi Jakarta sebagai Tujuan Wisata Halal Dunia, acara ini dilakukan secara B2B (Business to Business) dengan tujuan mengembangkan potensi kota Jakarta sebagai salah satu destinasi wisata halal di dunia.

Jakarta saat ini adalah salah satu kota besar yang maju dan banyak menyediakan berbagai fasilitas ramah muslim yang lengkap dengan ratusan restoran bersertifikat halal di Jakarta. Atmosfer ini memberikan kenyamanan bagi wisatawan muslim untuk berwisata tanpa perlu khawatir. Terlebih dengan perkembangan wisata halal di Indonesia yang telah diakui oleh dunia sebagai peringkat pertama Wisata Halal Terbaik di Dunia versi Global Muslim Travel Index (GMTI).

“Jakarta layak menjadi pusat pengembangan dan kolaborasi wisata halal di Indonesia karena Jakarta memiliki banyak objek wisata dan objek keagamaan,” tutur tokoh Betawi, Edi Sukardi.

Dia menambahkan pascapandemi Covid-19, ghirah dan ghairah para wisatawan melakukan perjalanan mulai meningkat lagi. Festival ini ditargetkan dapat mendorong masuknya 10 juta wisatawan yang datang ke Jakarta untuk menikmati wisata halal.

Jakarta Islamic Centre (JIC) sebagai lembaga pengkajian dan pengembangan Islam di Jakarta merasa penting untuk terlibat dalam pembangunan dan peningkatan wisata halal di Jakarta. Ini karena JIC tidak hanya sebagai masjid atau pusat ibadah tetapi juga sebagai pusat mualamah.

Kepala JIC, M. Subki, menuturkan JIC memiliki visi sebagai pusat peradaban agama Islam dengan lingkup kerja tidak hanya di Jakarta tapi juga di Indonesia. `“Hadirnya JIC dalam pengembangan wisata halal dunia ini diharapkan dapat mengangkat JIC agar dikenal luas dan berdiri sejajar dalam bentang peradaban Islam dunia. Dan mitra untuk mewujudkan hal tersebut salah satunya NanoEdu Cheria melalui event Festival dan Konferensi Wisata Halal Dunia ini,” tegas M. Subki.

NanoEdu Cheria adalah educational start up yang mempunyai visi untuk menyebarkan pendidikan cerdas berbasis riset dan teknologi kepada seluruh siswa, guru, pelaku pendidikan, dan siapa pun yang mau terus belajar. Dengan visi democratize smart education for all, Nanoedu Cheria mendorong setiap siswa-siswi yang didampingi untuk dapat menghasilkan satu inovasi bagi Indonesia.

Potensi Wisata Muslim di Solo

Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo (foto: mettanews.id)

MTN, Jakarta – Tahun 2022 ini sepertinya peluang kota Solo di industri wisata halal menjadi lebih besar, karena ada banyak upaya yang dilakukan.

Dilansir dari Antara, pihak ITMA (Indonesian Tour Leader Moslem Association) DPD Jawa Tengah akan menggarap potensi wisata sejarah Islam di kota Solo, seiring dengan tingginya permintaan wisata halal oleh masyarakat.

“Kalau di Soloraya ada paket (wisata) keraton, masjid. Di Solo konsennya wisata sejarah Islam, di keraton ada jejak sejarah Islam. Di Solo juga ada masjid tertua di Laweyan, itu kan sejarah bisa jadi paket wisata,” ujar Ketua ITMA DPD Jawa Tengah, Rochmad Sugiarto.

Rochmad Sugiarto mengatakan ITMA diharapkan bisa menjadi wadah bagi pelaku jasa wisata muslim untuk lebih optimal menggarap wisata halal.

“Bukan hanya dari sisi turnya tetapi juga memperhatikan tentang kehalalan tur, makanan, destinasi, termasuk (kemudahan wisatawan) ketika berhenti untuk salat,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Dewan Kode Etik ITMA Setyo Legowo mengatakan secara umum wisata halal di Jawa Tengah sangat menjanjikan.

“Didukung dengan beberapa destinasi wisata, berkaitan dengan ziarah yang sekarang diminati oleh kaum milenial,” katanya.

Terkait perjalanan wisata tersebut, saat ini sudah ada paket wisata halal di antaranya Semarang, Kudus, dan Demak. “Ini jadi market kami untuk jual paket wisata halal yang didukung dengan makanan halal,” katanya.

Sementara itu, Ketua Umum ITMA, Iman Kadarisman, mengatakan saat ini pemerintah sudah meluncurkan Pelaku Pariwisata Halal Indonesia (PPHI). “Ini terobosan yang luar biasa. Lucu kalau Indonesia sebagai negara muslim di dunia tetapi tidak bicara halal,” katanya.

Untuk mengoptimalkan pasar tersebut, saat ini pihaknya juga sudah menggandeng Ikatan Pesantren Indonesia yang jumlahnya mencapai 27.973 pesantren.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury, ingin agar Indonesia melalui sektor kuliner halalnya dapat menjadi Dapur Halal Global atau The World Halal Kitchens.

Menurut Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury, upaya menjadikan Indonesia sebagai Dapur Halal Global bisa dimulai dengan membangun ekosistem kuliner halal yang berada di Kampung Batik Kauman Solo, Jawa Tengah.

“Tetapi tentunya hal ini diharapkan bisa dikembangkan di wilayah-wilayah lainnya sehingga nantinya kawasan industri halal yang berada di Surakarta tersebut secara keseluruhan bisa menjadi salah satu model untuk kota wisata halal di dunia,” ujarnya.

Seperti diketahui bahwa ekonomi syariah merupakan sebuah peluang yang bernilai multi triliunan dolar AS, bukan hanya di Indonesia tetapi juga secara global dimana tingkat spending umat Muslim di dunia bisa mencapai hingga 1,9 triliun dolar AS dan kurang lebih sekitar 60 persennya merupakan sektor makanan dan minuman halal.

Di samping itu, sektor kawasan makanan dan minuman juga merupakan salah satu yang sangat besar di Indonesia dimana 36,4 persen dari PDB Indonesia itu dikontribusikan oleh sektor makanan dan minuman.

Dilansir dari Tempo, Wamen BUMN melihat hal ini merupakan potensi yang harus dikembangkan. Terutama dimulai dari kawasan kuliner halal di Kauman, Solo, Jawa Tengah yang diharapkan juga bisa dikembangkan ke wilayah-wilayah lainnya.

Pengembangan kawasan halal makanan dan minuman di Kauman Solo, diharapkan bisa menjadi salah satu model untuk bisa diimplementasikan di kawasan-kawasan lainnya.

Kemudian, di Solo akan segera diresmikan Masjid Raya Sheikh Zayed. Masjid ini berlokasi di bekas Depo Pertamina, Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Solo. Masjid ini didirikan sebagai simbol persahabatan antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA).

Dilansir dari Kompas, Masjid Raya Sheikh Zayed ini merupakan hibah dari Putra Mahkota Uni Emirat Arab, Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, untuk Presiden Joko Widodo.

“Masjid yang punya nilai sejarah kontemporer ini akan didedikasikan kepada seluruh umat Islam dan dikelola oleh Pemerintah RI. Masjid ini insya Allah akan membawa manfaat yang besar kepada masyarakat,” ujar Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, saat peletakan batu pertama pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed, pada 6 Maret 2021.

Menurut Yaqut, Masjid Raya Sheikh Zayed diharapkan menjadi salah satu mercusuar syiar Islam di Nusantara, sekaligus simbol moderasi beragama dalam rangka mewujudkan perdamaian dunia dan keadilan sosial.

Ke depannya, masjid yang dibangun dengan hibah penuh dari putra mahkota UEA itu diproyeksikan tak hanya menjadi tempat shalat berjemaah, tetapi juga berfungsi menjadi pusat kegiatan dakwah, sosial dan pembinaan umat, serta destinasi wisata religi.

Menteri Energi dan Industri UEA, Suhail Mohammed Al Mazroui, mengatakan, Pemerintah UEA berupaya agar bangunan masjid di Solo tersebut mendekati masjid aslinya di Abu Dhabi, UEA.

“Seperti kita ketahui bersama bahwa masjid itu merupakan simbol dari arsitektur yang begitu istimewa, bukan hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga menjadi destinasi wisata. Masjid yang dibangun di sini bukan hanya mencerminkan ketinggian dari arsitektur bangunan tetapi juga bisa menjadi sumber devisa,” ucapnya.

Di sekitar kompleks masjid akan dibangun Islamic Center. Tempat tersebut diharapkan bisa menjadi pusat pendidikan dan pengajaran Islam.

Dalam Islamic Center akan didirikan Taman Pendidikan Al Quran (TPA), tempat tafsir Al Quran, madrasah, dan tempat pengembangan ekonomi syariah yang menjual produk-produk halal market.

Memiliki luas bangunan utama sekitar 8.000 meter persegi, Masjid Raya Sheikh Zayed mampu menampung hingga 10.000 orang jemaah.

Adapun fasilitas Masjid Raya Sheikh Zayed antara lain ruang VIP, perpustakaan seluas 20 meter persegi, dan basemen yang diperuntukkan sebagai tempat wudu jemaah putra dan putri.

Masjid Raya Sheikh Zayed Solo rencananya akan diresmikan pada 17 November 2022.

Peresmian rencananya dihadiri Presiden Joko Widodo dan Putra Mahkota UEA, Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan.

Organisasi DMDI Thailand Tinjau Wisata Halal di Riau

Istana Siak, Riau (foto: venuemagz.com)

MTN, Jakarta – Perwakilan organisasi Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) cabang Thailand meninjau wisata halal di Riau. Seperti apa?

Dilansir dari InfoPublik, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau menyambut baik kedatangan rombongan tamu Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) yang berasal dari Pattani, Thailand.

Kegiatan penyambutan ini dilaksanakan di Aula Gedung Dharma Wanita, Jalan Diponegoro, Kota Pekanbaru, Kamis (20/10).

Gubernur Riau, Syamsuar, diwakilkan Asisten I Setdaprov Riau, Masrul Kasmy, mengapresiasi kunjungan yang dilakukan oleh pihak DMDI Pattani Thailand.

Menurut dia, kehadiran rombongan DMDI dapat memiliki dampak positif untuk membangun hubungan silaturahmi antarnegera tetangga, sekaligus bisa mengenalkan destinasi pariwisata Provinsi Riau.

“Pertemuan ini tentunya mempunyai makna yang besar dalam membangun silaturahmi dan marwah antarnegara bertetangga. Bagi kami kunjungan saudara-saudara tersebut juga dapat menjadi wadah untuk memperkenalkan objek-objek wisata di 12 Kabupaten/Kota Provinsi Riau,” ujarnya.

Pertemuan ini, kata Masrul, sekaligus dapat menjalin hubungan budaya dan adat istiadat termasuk menjalin kerja sama sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

Masrul jelaskan, bahwa saat ini Provinsi Riau sudah terkenal dengan wisata halal. Hal itu, lantaran pada tahun ini Riau telah berhasil memborong Anugerah Adinata Syariah. Daerah yang dijuluki Bumi Lancang Kuning itu, mendapatkan tiga kategori penghargaan yakni, kategori Ekonomi Hijau dan Berkelanjutan, Keuangan Syariah, dan kategori Industri Halal.

Sehingga, lanjut Masrul, bagi tamu-tamu muslim yang datang ke Bumi Lancang Kuning tidak perlu khawatir untuk mencari tempat ibadah dan makanan halal.

“Oleh karena itulah, di Riau selalu mengutamakan destinasi wisata halal. Kalau saudara-saudara berkeliling ke Riau ini banyak sekali tempat ibadahnya dan ragam makanan-makanan yang ditemukan, itu tentu saja dijamin halal,” jelasnya.

“Makanya, kami sangat membuka kehadiran siapapun yang datang ke Provinsi Riau. Apalagi yang berkaitan dengan kegiatan dakwah,” lanjut Masrul.

Dengan begitu, dirinya pun berharap bahwa ini dapat menjadi langkah dalam membangun kerja sama pada sektor wisata, budaya, adat istiadat dan perekonomian.

“Mudah-mudahan, adanya pertemuan malam ini dapat membangun kerja sama kita dalam membangkitkan wisata, budaya, ekonomi, dan adat istiadat,” pungkasnya.

Sebagai Informasi, tamu dari Pattani Thailand ini sebanyak 37 orang, mereka merupakan guru-guru Tadika negeri pattani yang diketuai oleh Datuk Hasan Yamabidu.

Kehadirannya ke Provinsi Riau untuk melakukan studi banding ke sekolah-sekolah di Pekanbaru selama 15 hari.

Pemkot Malang Gelar Halal Tourism Bazar Muslim Friendly

Halal Tourism Bazar Muslim Friendly di Malang (foto: nusadaily.com)

MTN, Jakarta – Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tahun 2022, Pemkot Malang menggelar Halal Tourism Bazar Muslim Friendly di sepanjang Jalan Gajahmada Kota Malang. Seperti apa?

Dilansir dari MaduTV, Wali Kota Malang Sutiaji bersama sejumlah tokoh membuka bazar tersebut dengan pemotongan pita secara simbolis, Senin (24/10/2022).

Wali Kota Malang Sutiaji menyampaikan bahwa selain memperingati Hari Santri Nasional, bazar halal ini juga menjadi salah satu program dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) hingga 2024.

Indonesia saat ini telah menjadi destinasi wisata halal dunia. Sehingga, terdapat banyak potensi yang dapat ditangkap untuk kemajuan berbagai sektor.

Pelan tapi pasti, saat ini pemerintah sangat giat untuk menangkap potensi itu. Salah satunya dengan menggelar Halal Tourism Bazar Muslim Friendly.

Halal Center (HC) yang ada di sejumlah perguruan tinggi dan pondok pesantren juga dapat meningkatkan pengawasan.

Selain itu, HC yang ada diharapkan dengan mekanisme yang ada, dapat memfasilitasi pelaku-pelaku pada sektor UMKM untuk mendongkrak kualitas produk mereka lebih mendunia.

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang, KH Isroqunnajah mengharapkan penyelenggaraan Halal Tourism Bazar Muslim Friendly ini dapat berjalan dengan baik dan lancar. Hal ini tentunya agar dapat membawa kebermanfaatan bagi umat.

Dalam Halal Tourism Bazar Muslim Friendly, banyak melibatkan pelaku UMKM dari pondok pesantren maupun pelaku pariwisata di Kota Malang, seperti hotel, resto dan yang lainnya.

Halal Tourism Bazar Muslim Friendly, diikuti 21 pelaku wisata halal di Kota Malang maupun 15 stand pelaku UMKM.

Halal Tourism Bazar Muslim Friendly, dilaksanakan selam dua hari, mulai tanggal 24 Oktober 2022 hingga 25 Oktober 2022.