Dampak Konflik Gaza ke Industri Wisata Halal

ilustrasi (gambar: unair.ac.id)

MTN, Jakarta – Konflik Palestina dan Israel di Jalur Gaza, juga perang Ukraina-Rusia, tentu berdampak besar ke industri wisata halal. Apa saja?

Dilansir dari The Halal Times, berikut adalah beberapa dampak konflik global terhadap pariwisata halal.

Pertama, batasan dan keamanan perjalanan dalam pariwisata halal.

Salah satu konsekuensi utama dari konflik-konflik ini adalah pemberlakukan pembatasan perjalanan dan meningkatnya kekhawatiran akan keselamatan. Destinasi wisata yang populer, yang dahulu ramai dikunjungi wisatawan Muslim, kini menjadi tidak dapat diakses lagi sehingga secara signifikan mengubah rencana perjalanan dan berdampak pada persepsi keselamatan regional di dekat zona konflik.

Kedua, dampak ekonomi pada destinasi pariwisata halal.

Negara-negara yang sangat bergantung pada pariwisata, khususnya negara-negara yang menganut pasar pariwisata halal, menghadapi dampak ekonomi yang parah ketika konflik menghalangi wisatawan. Penurunan pariwisata dapat menyebabkan ketidakstabilan keuangan dan tantangan sosial-sosial ekonomi lebih lanjut.

Ketiga, akses budaya dan keagamaan di zona konflik.

Daya tarik budaya dan agama dari destinasi tertentu memainkan peran penting dalam menarik wisatawan Muslim. Konflik dapat membatasi akses terhadap situs keagamaan dan budaya penting ini, sehingga berdampak pada dimensi spiritual dan budaya dari pariwisata halal.

Keempat, mengubah pola perjalanan halal.

Meningkatnya konflik sering kali mengakibatkan perubahan pola perjalanan. Wisatawan, yang mencari pilihan yang lebih aman, mungkin memilih destinasi alternatif. Tren ini tidak hanya membentuk kembali lanskap pariwisata halal tetapi juga mendorong pengembangan pusat perjalanan baru yang ramah halal.

Kelima, pertimbangan etis dalam perjalanan halal.

Implikasi Etis dari bepergian ke daerah-daerah yang terkena dampak konflik semakin banyak diteliti. Wisatawan Muslim, dan wisatawan lainnya, kini lebih cenderung menghindari zona konflik dan menyelaraskan keputusan perjalanan mereka dengan keprihatinan kemanusiaan yang lebih luas.

Selain itu, keenam, dampak jangka panjang pada industri perjalanan halal. Dampak konflik terhadap industri pariwisata halal sangat besar. Memulihkan citra suatu destinasi sebagai tempat yang aman dan mengundang memerlukan waktu dan upaya sehingga berdampak pada perekonomian lokal dan persepsi global untuk jangka waktu yang lama.

Ketujuh, bangkitnya pariwisata halal virtual dan domestik.

Sebagai respons terhadap kerusuhan global, terdapat tren yang berkembang menuju pengalaman wisata virtual dan perjalanan domestik di kawasan yang lebih aman. Pergeseran ini untuk sementara mengubah pengalaman wisata halal, lebih fokus pada eksplorasi lokal dan pengalaman digital destinasi internasional.

Kedelapan, pariwisata perdamaian dan rekonsiliasi.

Periode pasca-konflik mungkin menyaksikan lonjakan pariwisata perdamaian dan rekonsiliasi. Bagi pariwisata halal, hal ini memberikan peluang untuk mengintegrasikan elemen pendidikan dan pembangunan perdamaian ke dalam pengalaman perjalanan, sehingga memberikan wawasan mengenai konflik sejarah.

Dampak dari konflik global dan perang terhadap pariwisata halal memang sangat besar dan berdampak luas, memengaruhi segala hal mulai dari preferensi perjalanan umat Islam hingga lanskap ekonomi dan budaya negara tujuan. Ketika dunia beradaptasi terhadap tantangan-tantangan ini, ketahanan dan kemampuan beradaptasi sektor pariwisata, khususnya pariwisata halal, sangatlah penting.

Taiwan Lakukan Banyak Hal Demi Pikat Wisatawan Indonesia

ilustrasi (foto: Tribun News)

MTN, Jakarta – Rupanya besarnya angka kunjungan wisatawan Indonesia membuat Taiwan lakukan banyak upaya demi kemajuan dunia pariwisata di negara mereka. Seperti apa?

Dilansir dari Detik, Taiwan Tourism Bureau Indonesia melakukan berbagai langkah untuk memikat turis Indonesia datang ke Taiwan. Mereka pun menjalin kerja sama dengan para seniman terbaik Indonesia hingga menyediakan layanan wisata Halal di sana.

Setelah sukses menjalin kerja sama dengan 12 orang creator Indonesia di platform TikTok dan Instagram, Taiwan Tourism Bureau Indonesia juga sukses menjalankan program promosi pariwisata dengan menghadirkan kampanye medsos bertagar #KejarMobilTaiwan untuk meningkatkan minat untuk berwisata ke Taiwan.

Dengan mengerahkan lebih dari 300 mobil yang dihias dengan branding pariwisata Taiwan, masyarakat di sekitar Jabodetabek akan dapat melihat sekilas Taiwan melalui ilustrasi yang indah. Traveler pun juga diajak mengikuti kampanye giveaway berhadiah menarik yang diselenggarakan oleh akun media sosial Taiwan Tourism Administration ID. Dan kampanye giveaway ini berhasil mendapatkan reaksi positif dari masyarakat Indonesia.

Kampanye #KejarMobilTaiwan ini berkolaborasi dengan KROOSYL, studio desain eksperimental asal Indonesia, menghadirkan dua karya desain visual lima seniman lokal asal Tangerang. Karya visual yang menampilkan aspek alam, budaya, dan berbagai ikon modern Taiwan ini mengusung konsep “Taiwan for Everyone” dan “This is Taiwan”.

Untuk desain visual ‘Taiwan for Everyone’, masyarakat disuguhkan pemandangan indah dan aktivitas bersepeda yang dapat dinikmati dengan bebas oleh keluarga segala usia. Sedangkan konsep “This is Taiwan” menyuguhkan pesona musim Sakura sambil menikmati perjalanan kereta Taiwan, kereta cepat Taiwan, dan Kereta Alishan yang terkenal di kalangan wisatawan.

Abe Chou, Direktur Kantor Administrasi Pariwisata Taiwan KL, mengatakan kampanye promosi pariwisata ini ingin mengajak wisatawan Indonesia untuk mengenal lebih jauh keindahan dan sisi modern Taiwan sebagai tujuan wisata utama jelang libur panjang akhir tahun depan.

“Kami sangat senang dapat meningkatkan kesadaran akan Taiwan sebagai tujuan wisata, dan semoga melalui acara ini dapat semakin menarik minat masyarakat untuk berkunjung,” kata Abe.

“Ada banyak aspek yang dapat dinikmati dari Taiwan, mulai dari pemandangan alam, kekayaan budaya, masakan lezat, dan aktivitas menyenangkan lainnya yang dapat dinikmati oleh segala usia. Kita juga punya banyak tempat wisata ramah Muslim, jadi ini kesempatan yang sangat menarik untuk mengunjungi negara kita,” tambahnya.

Sediakan hotel dan restoran Halal

Taiwan dikenal dengan bentang pemandangan yang sangat indah. Selain itu, negara ini juga memiliki ragam kuliner yang ramah untuk keluarga. Ditambah lagi dengan kehadiran beragam sejarah budaya serta tampilan atraksi tradisional hingga modern.

Taiwan menawarkan berbagai tempat indah seperti Alishan, Danau Sun Moon, pasar malam Taiwan yang terkenal, kawasan perbelanjaan terlengkap serta berbagai museum seni. Taiwan juga ramah untuk wisatawan Muslim kok.

Taiwan menyediakan lebih dari 300 lokasi restoran hingga hotel yang sudah memperoleh bersertifikat Halal secara resmi sehingga traveler Indonesia dipastikan dapat bepergian dengan nyaman.

“Indonesia adalah pasar yang signifikan bagi kami, dan kami berharap hal ini akan mendorong lebih banyak orang Indonesia untuk mengunjungi negara kami. Ada sesuatu untuk semua orang di Taiwan, dan melalui kampanye ini, kami bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak minat dan berbagi lebih banyak, dan kami berharap dapat segera menyambut Anda untuk menikmati Taiwan,” pungkas Abe.

KNEKS Berharap Industri Halal Jadi Fokus Para Capres 2024

MTN, Jakarta – Pihak Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) berharap industri halal jadi fokus para capres 2024, karena Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim punya potensi besar untuk pengembangan industri halal dan keuangan syariah.

Dilansir dari IDXChannel, Direktur Industri Produk Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Afdhal Aliasar, mengatakan Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim punya potensi besar untuk pengembangan industri halal dan keangan syariah.

Afdhal mengungkapkan sudah ada master plan untuk pengembangan industri halal Indonesia 2023 – 2029. Tujuannya, untuk mempercepat pengembangan industri dan menjadi komponen dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Masterplan yang sudah disusun diharapkan mampu menjadi perhatian dari para calon presiden dan calon wakil presiden yang mendaftar untuk untuk bertanding dalam kontestasi politik 2024. Sehingga masterplan yang sudah dibuat dapat dijalankan dalam bentuk program kerja pemerintahan yang baru nantinya.

“Kita berharap calon pemimpin bisa melihat master plan industri halal ini, dan bisa menjadikan bagian dari program kerja atau program sosialisasi mereka,” ujar Afdhal dalam Market Review IDXChannel, Senin (30/10).

Setidaknya ada tiga target utama yang masuk dalam masterplan industri halal 2023-2029. Pertama, meningkatkan nilai tambah, lapangan kerja dan investasi di sektor rill dan industrialisasi. Kedua, menguatkan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi.

Ketiga, meningkatkan ekspor bernilai tambah tinggi dan substitusi impor. Keempat, menguatkan kewirausahaan dan industri/usaha mikro, kecil, dan menegah. Kelima, menguatnya halal brand dan awareness.

“Kami menunggu paea calon pemimpin Indonesia untuk segera memperhatikan sektor ekonomi syariah, sektor industri halal, karena ini merupakan bagian penting dalam perekonomian nasional,” lanjut Afdhal.

Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim punya potensi besar untuk pengembangan industri halal dan keangan syariah.

Lewat master plan tersebut, industri halal sendiri terbagi dalam dua jenis. Pertama industri halal inti yang terdiri dari makanan, farmasi, kosmetik, dan jasa yang terkait. Jenis industri halal kedua industri halal berkembang, seperti modest fashion, pariwisata ramah muslim, dan ekonomi kreatif syariah.

Menurut Afdhal, produk halal bukan soal syariah saja, tetapi dalam proses produksinya juga harus menyangkut aspek kesehatan.

“Penduduk kita besar, membutuhkan industri yang baik, sehat dan berdaya saing, oleh karena itu produk sektor halal menjadi bisa menjadi kontributor ke depan dalam pertumbuhan ekonomi, sehingga secara politik menarik juga untuk diperhatikan,” pungkasnya.

IMTI 2023 Bisa Geliatkan Pariwisata Ramah Muslim di Indonesia

foto: crescentrating.com

MTN, Jakarta – Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2023 diharapkan bisa geliatkan pariwisata ramah muslim di Indonesia. Seperti apa?

Dilansir dari Suara Merdeka, ajang Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2023 telah diluncurkan di Jakarta Convention Center pada Rabu, 25 Oktober 2023.

IMTI 2023 juga telah memberikan apresiasi kepada Top 5 Muslim Friendly Tourism Destination. Kelima Provinsi tersebut adalah Nusa Tenggara Barat, Aceh, Sumatera Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah.

Tak hanya memberikan apresiasi kepada 5 provinsi, IMTI juga menjadi ajang untuk menggairahkan pariwisata ramah muslim di Tanah Air.

Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan ajang IMTI 2023 bukan sekadar formalitas dalam raihan prestasi. Hendaknya, lanjut Menparekraf, IMTI 2023 menjadi katalisator seluruh pemangku kepentingan dalam memajukan pariwisata.

“Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang untuk meraih prestasi, tetapi juga meningkatkan geliat pariwisata ramah muslim di Tanah Air,” ungkap Menparekraf Sandiaga Uno.

Ketua PPHI Riyanto Sofyan menambahkan, dengan IHTS 2023 ini diharapkan dapat mengakselerasi sekaligus memberi inspirasi dalam upaya transformasi dan peningkatan daya saing industri pariwisata.

Laporan dalam IMTI 2023 juga bisa mendorong kerja sama strategis dan mengidentifikasi sektor mana yang perlu diperhatikan dalam mengakselerasi wisata Ramah Muslim.

Dalam puncak 5th International Halal Tourism Summit tersebut tidak hanya dilakukan peluncuran IMTI 2023 tetapi juga peluncuran Indonesia Muslim Friendly Tourism Microsite (IMFT-Microsite).

Selain itu juga digelar Konferensi Pariwisata Ramah Muslim Internasional ke-5 dan Pameran Dagang Perjalanan B2B yang akan dimulai hingga Minggu 29 Oktober 2023 bersamaan dengan ISEF ke-10 dan Halal Expo Indonesia.

Indonesia Muslim Travel Index Resmi Diluncurkan

foto: crescentrating.com

MTN, Jakarta – Indonesia Muslim Travel Index resmi diluncurkan, yang merupakan Hasil Kerja dari BI, PPHI, dan KNEKS. Seperti apa?

Dilansir dari Suara Merdeka, gelaran akbar ini merupakan hasil kolaborasi apik dari Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Bank Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Komite Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).

IMTI 2023 juga didukung CrescentRating selaku tim independen yang melakukan proses pembobotan dan skoring hasil evaluasi.

Ketua Umum PPHI Riyanto Sofyan menyampaikan, dukungan luar biasa dari pemerintah membuat pemulihan sektor pariwisata akibat pandemi ini bisa lebih cepat.

Dukungan ini dan berkat kolaborasi semua pihak mampu mengembalikan ke posisi puncak Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 yang diluncurkan Juni lalu di Singapura.

Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim Berkelanjutan ini diharapkan bisa meningkatkan daya saing industri dan destinasi di Indonesia.

IMTI 2023 pada rangkaian kegiatannya sudah dilakukan Lokakarya pengisian Borang IMTI dimana seluruh Kepala Dinas Pariwisata daerah yang masuk nominasi diminta mengikuti.

Ada 15 provinsi hadir sebagai nominasi. Selanjutnya, tim pelaksana IMTI yang dikoordinir oleh PPHI melakukan pendampingan pengisian borang dan diskusi lapangan dengan seluruh stakeholder pariwisata ramah muslim di tiap provinsi tersebut.

PPHI yang didampingi oleh tim Kemenpar menurunkan tim ahli dan pakar di bidang pariwisata ramah muslim untuk melakukan peninjauan terhadap kesiapan tiap provinsi dalam meningkatkan implementasi pariwisata ramah muslim di daerah tersebut.

Dari hasil kunjungan, tim ahli merumuskan beberapa evaluasi lapangan yang kemudian dianalisis dengan data borang yang sudah diisi oleh tim Dinas Pariwisata dari masing-masing daerah.

Seluruh data tersebut kemudian dianalisis secara independen oleh tim CrescentRating sebagai pemilik ACES Model yang juga menjadi dasar penilaian dalam ajang Mastercard-Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI).

Tim analis kemudian juga mengumpulkan data pasar terkait pariwisata ramah-muslim dari tiap daerah nominasi untuk dilakukan pembobotan dan skoring secara menyeluruh.

Hasil analisis tersebut tersaji dalam laporan komprehensif yang bertujuan untuk menggambarkan kesiapan daerah dalam mengimplementasikan pariwisata ramah muslim secara optimal.

Selain itu, hasil analisis tersebut juga bisa menjadi panduan dalam menentukan arah kebijakan bagi para pemangku kepentingan di bidang pariwisata untuk masa yang akan datang.

Perhutani Berpartisipasi di International Halal Tourism Summit

ilustrasi (foto: pexels.com)

MTN, Jakarta – Dukung pariwisata halal yang aman, Econique meriahkan International Halal Tourism Summit. Seperti apa?

Dilansir dari situs resmi Perhutani, Econique Perhutani Alam Wisata Area Bisnis Wisata Wilayah Barat turut serta memeriahkan International Halal Tourism Summit.

Acara ini merupakan bagian dari upaya untuk mempromosikan “Friendly Tourism: Unifying Digital Technology, Artificial Intelligence, and Sustainability Initiatives.” Acara ini diprakarsai oleh Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) dan diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat pada Rabu (25/10).

Econique hadir sebagai seller untuk memperkenalkan berbagai produk wisata dan destinasi wisata terbaik yang dimiliki pada acara yang dikemas dalam format Travel Mart B2B. International Halal Tourism Summit adalah wadah pertemuan antara seller dan buyers, dimana diskusi yang berlangsung seringkali berakhir dengan transaksi yang menguntungkan kedua belah pihak.
Econique memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkenalkan produk-produk wisata unggulan serta informasi lengkap mengenai destinasi wisata yang menarik, dan paket-paket wisata yang disesuaikan dengan kebutuhan para travelers.

Tak sedikit travel agent yang penasaran dan tertarik dengan penawaran wisata yang kami sajikan dan ini seringkali berujung pada pertukaran kontak untuk kemungkinan transaksi selanjutnya, dengan harapan dapat ikut berkontribusi dalam peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke lokasi-lokasi wisata yang kami kelola.

Dalam penyelenggaraan acara Wakasekjend DPP PPHI Endang Ekasanti menjelaskan harapannya agar pariwisata di Indonesia dapat bangkit kembali. Ia menekankan pentingnya pengembangan Wisata Ramah Muslim Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan domestik maupun asing. Dengan produk wisata yang lebih bervariasi dan memberikan manfaat yang barokah kepada anggota PPHI, pelaku usaha, dan masyarakat luas.

Sementara itu, General Manager Econique Perhutani Alam Wisata Area Bisnis Wisata Wilayah Barat, Komarudin menyoroti bahwa pariwisata halal bagi umat muslim adalah konsep yang mempromosikan kebersihan, keamanan, keberkeluargaan, pemberdayaan ekonomi lokal, serta kenyamanan dan kemudahan dalam beribadah dan makanan halal.

“Penting untuk memahami bahwa halal bukan hanya relevan bagi komunitas Muslim, karena prinsip dasar halal mencakup aspek-aspek yang bermanfaat bagi semua orang. Konsep ini menekankan keamanan pangan, menciptakan lingkungan yang ramah keluarga, mendukung pertumbuhan ekonomi yang adil, dan menyediakan fasilitas yang memenuhi kebutuhan para wisatawan dengan mudah. Dengan demikian, pariwisata halal menciptakan pengalaman yang lebih baik dan inklusif bagi seluruh pengunjung tanpa terkecuali,” jelas Komarudin.

Dalam hal ini Econique Perhutani Alam Wisata berkomitmen untuk terus mendukung dan mempromosikan pariwisata halal sebagai bagian dari upaya memperkaya pengalaman wisatawan dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dengan prinsip-prinsip kebersihan, keamanan, keragaman, dan kemudahan akses, wisata halal menjanjikan masa depan yang lebih cerah bagi industri pariwisata di tanah air.

Perusahaan Umum Kehutanan Negara atau biasa disingkat menjadi Perum Perhutani, adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang kehutanan.

Aceh Tempati Posisi Dua Destinasi Pariwisata Ramah Muslim

ilustrasi (foto: balipost.com)

MTN, Banda Aceh – Kabar baik kembali datang di sektor kepariwisataan Aceh. Untuk kesekian kalinya Aceh berhasil mencatatkan posisinya sebagai destinasi pariwisata ramah muslim (top muslim – friendly tourism destination) pada ajang Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) Award 2023.

Dilansir dari AcehProv, Aceh sekarang berada di peringkat kedua di bawah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Ajang ini diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (RI) bekerja sama dengan Bank Indonesia, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) pusat serta Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI).

Penghargaan IMTI Award diserahkan langsung oleh Menparekraf RI, Sandiaga Salahudin Uno, kepada perwakilan dari Pemerintah Aceh, Ismail (Kabid PUPK Disbudpar Aceh) di Jakarta Convention Center (JCC).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal, mengatakan penghargaan tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan sejumlah pihak dalam upaya memajukan industri pariwisata halal berkelanjutan.

“Alhamdulillah, keberhasilan Aceh meraih peringkat dua akan memperkuat posisi Kita sebagai destinasi wisata halal yang layak dikunjungi oleh wisatawan, sekaligus menjadi penyemangat untuk tampil lebih percaya diri dan bersaing dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia dan global,” ujar Almuniza di Banda Aceh, Sabtu (28/10).

Atas torehan ini, Almuniza berharap para pelaku industri pariwisata Aceh terus bekerja keras mengembangkan potensi demi meraih peringkat pertama di kompetisi mendatang.

“Saat ini, pasar halal tourism dan muslim-friendly di Indonesia telah memasuki fase pasar global, sehingga dengan usaha meningkatkan layanan tambahan (extended services) diharapkan dapat menarik wisatawan muslim lokal maupun mancanegara ke Aceh,” ucapnya.

Kabid Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan (PUPK) Disbudpar Aceh, Ismail menambahkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras bersama.

“Apresiasi Kami (Disbudpar Aceh) kepada seluruh pelaku industri perhotelan, pelaku pariwisata, pelaku ekonomi kreatif, dan seluruh stakeholder yang telah terlibat mendukung dan memajukan pariwisata Aceh hingga sejauh imi. Mari terus Kita promosikan Aceh sebagai destinasi wisata yang ramah, aman, nyaman dan menawan kepada wisatawan,” pintanya.

Ketua PPHI Aceh, Imam Mahfudh mengaku sangat bangga dengan penghargaan tersebut.

Dia berharap kepada pelaku industri pariwisata dan pemerintah dapat terus bersinergi dan berkolaborasi dalam memajukan wisata halal.

“Aceh memiliki potensi besar dalam mengembangkan wisata halal, apalagi daerah kita ini (Aceh) menerapkan qanun (peraturan daerah) syariat Islam,” pungkas Imam, yang turut hadir di acara IMTI Award 2023 di Jakarta.

Sumsel Bidik Pengembangan Wisata Halal untuk Genjot Pariwisata

Alquran Al Akbar Gandus, Palembang (foto: ayobandung.com)

MTN, Palembang – Pihak Disbudpar Sumatera Selatan kini sedang bidik pengembangan wisata halal untuk genjot pariwisata. Seperti apa?

Dilansir dari Bisnis, pemerintah provinsi Sumatra Selatan kini berencana untuk menggenjot pengembangan wisata halal, yang diyakini mampu meningkatkan sektor pariwisata di wilayah tersebut.

Upaya pengembangan wisata halal tersebut sejalan dengan jumlah wisatawan muslim yang terus menunjukkan tren meningkat baik dari nasional maupun mancanegara.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel, Aufa Syahrizal, mengatakan bahwa rencana pengembangan wisata halal tersebut juga selaras dengan nominasi yang didapatkan Sumsel sebagai salah satu provinsi yang ramah muslim.

Dari 38 provinsi di Indonesia, terdapat 15 besar provinsi yang ramah muslim dan Sumsel masuk di posisi keenam dalam nominasi yang bertajuk International Halal Tourism Destination tersebut.

“Kita belum lima besar tapi mudah-mudahan di tahun depan kita bisa meningkat di lima besar,” katanya, Senin (30/10).

Aufa meyakini seluruh destinasi wisata di Sumsel baik itu alam, budaya, religi dan kuliner memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan pariwisata.

Namun, untuk saat ini pengembangan destinasi wisata halal menjadi salah satu fokus utama pemerintah daerah guna memberikan pelayanan yang dapat menyakinkan para wisatawan.

“Langkah selanjutnya kita akan undang pelaku wisata khususnya hotel dan restoran untuk bagaimana memberikan pelayanan yang orang bisa yakin destinasi wisata di Sumsel ini halal,” sambungnya.

Sementara terkait strategi pengembangan destinasi wisata, imbuh Aufa, pihaknya memusatkan pada konsep sapta pesona yang memiliki tujuh unsur di dalamnya diantaranya keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan dan kenangan.

“Orang kalau berkunjung kemudian melihat bahwa Sumsel aman, tertib, bersih dan orangnya ramah tamah, selanjutnya kenangan yang dimiliki pasti enak juga dan bisa memunculkan keinginan untuk berkunjung lagi,” pungkasnya.

NTB Raih Penghargaan Destinasi Wisata Ramah Muslim dari Menparekraf

Islamic Center di NTB (foto: radarlombok.co.id)

MTN, Jakarta – Pemprov NTB raih penghargaan destinasi pariwisata ramah muslim dari Menparekraf. Seperti apa?

Dilansir dari Kompas, pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat mendapatkan penghargaan peringkat pertama Indonesia muslim travel indeks (IMTI) atau destinasi pariwisata ramah muslim dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), pada Rabu pekan lalu (25/10).

“Alhamdulillah setelah dilakukan penilaian dan peninjauan lapangan oleh tim juri, NTB awalnya masuk nominasi top 5 dan diumumkan mendapatkan peringkat pertama sebagai daerah destinasi pariwisata ramah muslim,” kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Jamaluddin Malady.

Jamal mengatakan, IMTI award merupakan program Kemenparekarf bersama Bank Indonesia (B)I, komite nasional ekonomi dan keuangan syariah (KNEKS), masyarakat ekonomi syariah (MES) pusat dan perkumpulan pariwisata halal Indonesia (PPHI) untuk menciptakan ekosistem pariwisata syariah.

Komandan Lapangan MotoGP 2023 ini menjelaskan, penjurian IMTI telah berlangsung sejak Juli 2023.

Kriteria penilaian adalah ketersediaan sarana dan prasarana ibadah dan makanan halal di lokasi destinasi wisata.

“Adapun sasaran penilaian di antaranya airport Bizam, hotel Svarga Senggigi, rumah makan Taliwang Irama, destinasi wisata Loang Baloq dan keseriusan Dispar NTB menerima penjelasan regulasi wisata halal dan konsep wisata halal yang menekankan pada produk wisata halal, penyediaan pelayanan/amenitas seperti tempat-tempat sarana ibadah yang bersih dan tdk nakjis,” kata Jamal.

Ada dua juri utama serta tiga orang dari Kemenparekarf yang terlibat dalam penghargaan IMTI.

Adapun penghargaan diberikan langsung oleh Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, di Jakarta.

“Penghargaan ini semakin memacu semangat kami mengembangkan destinasi wisata halal di samping banyaknya event sport tourism di Lombok seperti MotoGP dengan adanya sirkuit Mandalika,” pungkas Jamal.

Tiga Inisiatif Strategis dari PPHI untuk Wisata Halal

MTN, Jakarta – Pihak Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) memberikan tiga inisiatif strategis untuk wisata halal. Apa saja?

Dilansir dari Republika, Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) menilai harus ada nilai tambah pada produk dan layanan sektor ini. Begitupun peningkatan berkelanjutan terhadap kualitas penawaran yang sesuai untuk lanskap baru pasar wisata ramah Muslim pascapandemi Covid-19.

Untuk mewujudkannya, PPHI mengajukan tiga inisiatif strategis, yakni:

  1. Mendukung transformasi menuju ketahanan industri pascapandemi, daya saing, serta destinasi dengan rating ramah Muslim. Lalu, pelayanan akreditasi industri dengan rating ramah Muslim dan layanan akreditasi industri. Kemudian, pemeringkatan destinasi ramah Muslim; kerangka kerja, pedoman dan dranding penghargaan terhadap pribadi dan industri; serta platform atau program keterlibatan industri.
  2. Meningkatkan ekosistem pariwisata ramah Muslim Indonesia dengan pelatihan di industri pariwisata ramah Muslim. Selanjutnya, pegulasi, standardisasi, sertifikasi, insentif, dan dukungan kebijakan. Serta pelatihan, konsultasi, sistem penilaian dan praktik terbaik industri Indonesia.
  3. Pengembangan pemasaran dan platform big data International Halal Tourism Summit, konferensi internasional, peluncuran IMTI 2023, dan B2B/B2C pameran bisnis pariwisata.

Sejalan dengan tujuan Tiga Inisiatif Strategis Utama PPHI tersebut di atas, perhelatan The 5th International Halal Travel Summit (IHTS), menyediakan platform dinamis dan kolaboratif yang mendorong inovasi dan pengetahuan pertukaran. Juga menyediakan kemitraan strategis dalam industri wisata dan gaya hidup Muslim.

Ketua PPHI Riyanto Sofyan menyampaikan, IHTS digelar untuk memberdayakan pemangku kepentingan, menginspirasi kepemimpinan pemikiran, dan mendorong transformasi positif menuju ketahanan dan meningkatkan daya saing industri serta destinasi baru dalam lanskap industri pariwisata pascapandemi.

Langkah utamanya dengan mengatasi permasalahan tantangan dan meraih peluang besar pasar pariwisata ramah Muslim dengan pertumbuhan tinggi ini. “Pasar parisata ramah Muslim telah menjadi salah satu sumber utama wisatawan internasional, bukan niche market lagi,” ujar Riyanto mengawali The 5th Halal Tourism Summit yang bagian Indonesia Shari’a Economic Festival di JCC, Jakarta, yang digelar baru-baru ini.

IHTS 2023 diikuti lebih dari 300 peserta yang terdiri dari perwakilan pemangku kepentingan pariwisata, asosiasi pariwisata, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat.