Kabupaten Pasuruan Berpeluang Kembangkan Wisata Halal

Pemandian Alam Banyubiru, Winongan, Pasuruan (foto: pasuruankab.go.id)

MTN, Jakarta – Pengembangan wisata halal masih menimbulkan beragam persepsi di masyarakat Kabupaten Pasuruan. Program itu bahkan menimbulkan reaksi negatif yang prematur, meski baru dalam tataran rencana.

Dilansir dari Radar Bromo, pada Kamis (8/9), Pemkab Pasuruan mengadakan forum group discussion (FGD). Bupati Pasuruan Irsyad Yusuf hadir bersama narasumber praktisi parwisata halal, Trisno Sudigdo, dari Kementerian Pariwisata. Diskusi berlangsung di Gedung Serbaguna Kantor Bupati Pasuruan, Jalan Hayamwuruk.

Gus Irsyad menjelaskan, gagasan besar wisata halal itu sudah lama dirintis oleh Pemkab Pasuruan. Namun, implementasinya perlu dikaji lebih komprehensif. Tidak cukup di ranah kebijakan. Persepsi, pemahaman, maupun kapasitas masyarakat juga perlu ditingkatkan.

”Sehingga konsep wisata halal bisa diimplementasikan,” katanya saat membuka forum diskusi.

Gus Irsyad mencontohkan rencana pengembangan wisata halal di Pemandian Alam Banyubiru, Winongan. Program itu harus disosialisasikan dengan matang. Masyarakat perlu memahami secara utuh. Jadi, tidak muncul persepsi liar yang macam-macam.

Bupati bergelar doktor itu menjelaskan, konsep wisata halal tidak berarti hanya satu wahana wisata halal. Wisata halal saat ini telah menjadi tren di dunia internasional. Turki, Malaysia, Uni Emirat Arab, Qatar, dan negara-negara lain telah mengembangkan konsep tersebut. Termasuk, Indonesia.

Virtual Tourism Diperlukan untuk Dukung Wisata Halal di Indonesia

ilustrasi (foto: Republika)

MTN, Jakarta – ‘Virtual Tourism’ ternyata diperlukan untuk mendukung industri wisata halal di Indonesia. Seperti apa?

Dilansir dari Kompas, Ketua Umum di Perhimpunan Saudagar Muslimah (PERSAMI), Siti Nur Azizah, memaparkan betapa pentingnya kontribusi virtual tourism (wisata virtual) yang selama pandemi ini melesat keberadaannya sebagai sarana promosi, sekaligus informasi suatu destinasi wisata.

“Wisatawan dalam konteks wisata halal membutuhkan kontribusi dari virtual tourism, guna memastikan kenyamanan saat mereka menikmati pariwisata di Indonesia,” ujar Siti Nur di acara Road to World Tourism Day: Rethinking Tourism, secara online, Jumat (23/9)

Siti melanjutkan, wisatawan (dalam hal ini) wisata halal perlu memastikan, baik dari sisi atraksi, sarana dan juga dukungan fasilitas lainnya.

Sebab, wisata virtual berpotensi membuka akses kepada masyarakat untuk melihat kondisi suatu tempat wisata, tanpa harus berada langsung di sana.

Siti menuturkan, banyaknya mispersepsi bila membahas seputar wisata halal yang menganggap wisata halal berarti menghalalkan suatu tempat wisata atau memaksa tempat wisata menjadi religius.

Namun sebenarnya konsep wisata halal ini ada pada layanannya, seperti penyediaan makanan halal, hotel-hotel yang memiliki standar kehalalan, serta terkait kesehatan dan juga kebersihan.

“Ini terkait dengan kebutuhan yang bisa menunjang wisatawan saat melakukan wisata, seperti tempat ibadah, arah kilat, hingga penyediaan makanan dan minuman yang halal,” ujarnya.

Informasi tersebutlah yang bisa diangkat dalam wisata virtual guna memberi gambaran kepada wisatawan sebelum melakukan kunjungan ke destinasi wisata.

Wisata halal saat ini dianggap sebagai pasar menjanjikan, apalagi pasca naiknya peringkat Indonesia ke posisi dua destinasi wisata halal atau ramah muslim terbaik dari 138 negara di dunia.

“Berdasarkan catatan Global Islamic Economy Report tahun 2019, pengeluaran wisatawan muslim untuk makanan dan minuman halal, belanja kosmetik halal serta wisata ramah muslim dan gaya hidup halal, mencapai 2,02 triliun dollar AS, ini adalah peluang pasar,” terangnya.

Lewat tur virtual ini, wisatawan yang menjadi target bisa mendapat gambaran dan informasi, di mana restoran yang menyajikan makanan halal, hingga informasi hotel yang menyediakan fasilitas bagi muslim.

Menparekraf Targetkan Indonesia Peringkat Satu Wisata Halal Dunia

MTN, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno menargetkan Indonesia dapat menduduki peringkat pertama wisata halal dunia dalam Global Muslim Travel Index (GMTI). Seperti apa?

Dilansir dari Republika, Indonesia saat ini menurut GMTI 2022 masih menduduki peringkat kedua dengan skor 70, di bawah Malaysia.

“Saya sudah sampaikan ke tim kecil, untuk tahun 2025 kita harus berhasil tingkatkan nilai kita dari 70 ke 75. Mudah-mudahan ini bisa membawa kita menjadi peringkat pertama,” ujar Sandiaga di Jakarta, Rabu (21/9).

Sandiaga mengatakan, posisi Indonesia yang semakin maju di bidang wisata halal pun sejalan dengan kemajuan ekosistem syariah di Indonesia. Islamic Finance Country Index 2021 mencatat Indonesia sebagai negara dengan keuangan syariah terbaik di tingkat global.

Ke depannya, kata Sandiaga, untuk memperkuat daya saing pariwisata halal, Indonesia harus dapat beradaptasi secara cepat dengan tren pariwisata saat ini. Terutama dalam sistem pembayaran digital yang mempermudah aktivitas wisata.

Bank Indonesia telah menggunakan QR Code Indonesia Standard (QRIS) sebagai sistem pembayaran digital dengan nilai transaksi saat ini telah tembus Rp39 trliun dan telah digunakan oleh 19 juta merchant.

Menurut Sandiaga, sistem tersebut harus dapat dikoneksikan ke sistem pembayaran digital di beberapa negara yang bisa mempermudah wisatawan asing ketika ingin mengunjungi destinasi wisata ramah muslim di Tanah Air.

Di sisi lain, Sandiaga juga kembali mendorong para wisatawan lokal untuk memprioritaskan destinasi-destinasi wisata halal di dalam negeri dari luar negeri.

Kemenparekraf bersama KNKS juga telah meluncurkan buku panduan Lima Destinasi Super Prioritas Ramah Muslim di Indonesia yang dapat membantu para pelaku wisata maupun wisatawan.

Terdapat banyak destinasi wisata ramah muslim di lima destinasi super prioritas tersebut, seperti: di Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang.

“Harapan kami akan tergerak semuanya untuk membangun extended services (wisata halal) dan bisa menyambut tamu yang baik dari seluruh Indonesia,” ujarnya.

Melihat Masjid Manarul Ilmi di Kampus ITS Surabaya

masjid Manarul Ilmi di kampus ITS Surabaya

MTN, JakartaKampus Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) di Surabaya memiliki masjid yang sejuk dan rindang bernama Manarul Ilmi. Seperti apa?

Damai, sejuk dan rindang, tiga kata tersebut kiranya cocok disematkan untuk sebuah tempat mulia yang berada di kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Masjid Manarul Ilmi. Masjid yang berdiri megah tepat di depan Gedung Rektorat ITS ini memiliki luas bangunan sebesar 2.458 m2. Masjid ini dibangun pada tahun 1979 saat zaman Prof. Mahmud Zaki M.Sc menjabat sebagai Rektor ITS.

Saat memasuki area masjid, kita akan disuguhkan dengan pemandangan serambi yang luas, lengkap dengan tiang-tiang penyangganya yang berdiri kokoh. Melirik ke arah ruang utama masjid, kita akan melihat dinding-dinding yang terbuat dengan kayu berukir. Hal itu bertujuan untuk sirkulasi udara agar tetap terjaga. Lebih masuk lagi, secara takjub mata kita akan langsung terarahkan ke atap masjid yang luas berbentuk limas segi empat.

Sebagian awam mengira, arti dari Manarul Ilmi menunjukkan bahwa masjid adalah pusat dari kajian ilmu. Namun, jika ditelisik dari historinya, Abdullah Baraja, Ketua Tim Pembangunan Masjid kala itu memperjelas bahwa Manarul itu berasal dari bahasa arab yakni ‘nuur’, yang artinya pancaran. “Jadi dari masjid tersebut diharapkan memancarkan cahaya keilmuan,” ucapnya saat diwawancara.

masjid Manarul Ilmi di kampus ITS Surabaya

Sejarah Pembangunan

Siapa sangka, masjid berkubah joglo ini dulunya dibangun di tengah pergolakan zaman orde baru. Berbagai kondisi tatanan masyarakat yang serba tidak stabil, hingga keberadaan rezim PKI yang tidak menyukai ‘urusan’ agama meluruh terhadap masyarakat juga menjadi tantangan. Selain itu, lahan samping kanan–kirinya yang berupa rawa-rawa pun sempat dipertanyakan.

Meski demikian, Prof. Mahmud Zaki M.Sc selaku rektor ITS masa jabatan 1973-1982 mengungkapkan tak ada kesulitan berarti dalam pembangunan masjid ITS. Ia menilai bahwa keberadaan masjid sangat dibutuhkan. “Hal itu demi memudahkan mahasiswa menjalankan ibadah shalat lima waktu di masjid. Sehingga rancangan pembangunan masjid masuk dalam blueprint kampus ITS Sukolilo,’’ ucapnya.

Tepat tahun 1974, dalam blueprint kampus ITS Sukolilo telah ditetapkan sebagai lokasi untuk pembangunan masjid. Meski banyak yang beranggapan apakah yakin masjid akan ramai, sementara kanan-kiri masih rawa dan jauh dari rumah warga.

Zoning dan pembagian wilayah pun dilakukan. Tanpa ragu Bapak kelahiran Sumenep, empat Februari 1935 tersebut memulai pembangunan Kampus Sukolilo dengan membangun tiga jalan utama dalam kampus. Kemudian lokasi masjid ITS juga tak luput dari rancangan tata letaknya. Lalu, enam tahun pasca kepemimpinannya sebagai rektor (1979), ia membentuk Tim Pembangunan Masjid ITS.

Dalam pembangunan awal masjid ITS, Abdullah Baraja yang masa itu berstatus dosen Teknik Kimia ITS dibantu oleh belasan dosen lainnya. Di antaranya adalah Zein Mujiono, Hani Muharniono, dan Sugeng Gunadi sebagai arsitek. Di bidang Teknik Sipil, tercatat nama Bapak Harwiono dan Uthman Hanifa. Sementara, Abdus Salam dan Muhammad Bakri menjadi sosok penting di bidang keuangan (bendahara). Nama anggota lainnya yakni Sugimin dari Fisika, Kusnaryo dari Teknik Kimia, Jati Nur Zuhud dan beberapa dosen lainnya.

Sugeng Gunadi, selaku tim Arsitek masjid ITS mengungkapkan bahwa Master Plan pembangunan masjid ITS dibangun dengan tiga tahap. Pertama dengan pembangunan pondasi, diikuti pembangunan kolom dan balok sebagai bagian kedua. Terakhir, pembangunan atap merupakan tahap pembangunan bagian ketiga.

Seperti nampak Masjid Manarul Ilmi ITS saat ini, sedari awal memang dibentuk agar tidak jauh dari area akademik. Hal demikian bisa dilihat dari pelaksanaan shalat 5 waktu. Orang-orang dari berbagai penjuru sisi utara, timur dan selatan masjid berbondong-bondong untuk melaksanakan rukun Islam yang kedua tersebut.

masjid Manarul Ilmi di kampus ITS Surabaya

Arsitektur Masjid ITS Tempo Dulu

Terdapat hal unik yang menjadi ciri khas masjid ITS, yakni bentuk atap yang berbentuk limas segi empat. Konon, masyarakat Indonesia pada umumnya membangun atap masjid dengan 2 aliran. Satu yakni beratapkan kubah sedangkan yang lain beratap tajuk.

Banyak orang beranggapan bahwa atap kubah yang saat ini banyak digunakan sebagai atap masjid-masjid di Indonesia merupakan sebuah bangunan yang diduplikat dari Timur Tengah. Namun begitu, Sugeng Gunadi selaku arsitek lulusan Iowa State University, Amerika memberitahukan, jika ditelisik asal muasalnya, bentuk kubah tersebut merupakan bagian dari identitas sebuah kuil zaman Panteisme (Red, leluhur Roma).

Sedangkan tajuk adalah bangunan khas Jawa. “Jadi, kami memilih atap beraliran tajuk untuk menunjukkan rasa ke-Indonesia-annya,” imbuh Gunadi yang saat ini sebagai pensiunan dosen Arsitektur ITS.

Betapa tidak, saat memasuki ruang utama masjid, akan nampak kerangka-kerangka penyokong dari tajuk yang berbahan kayu jati. Selain itu, keseluruhan dinding masjid terbuat dari kayu dimana dengan motif lubang-lubang untuk mempermudah arus angin masuk ruang utama masjid. Saat ini, sumber utama untuk menyejukkan ruangan utama masjid berasal dari dinding dan beberapa kipas angin.

masjid Manarul Ilmi di kampus ITS Surabaya

Sumber Dana Pembangunan Masjid ITS

Usai masjid didesign sedemikian rupa, anggota yang bertugas sebagai bendahara pun mulai bergerilya mencari sumber dana pembangunan masjid. Selaku rektor, Prof. Zaki menginisiasi dengan mengumpulkan dana dari sepersekian gaji dosen dan karyawan ITS (yang setuju dipotong gajinya setiap bulan untuk masjid). Kalkulasi jumlah dana yang terkumpul hanya cukup untuk membangun pondasi masjid. Selang beberapa tahun datang bantuan dari Rabithah A’lam Islami sebagai dana pembangunan sisi masjid yang lain.

Rabithah A’lam Islami (RAI) merupakan lembaga Islam Internasional non-pemerintah yang bermarkas di Saudi Arabia. Awal kisah dari relasi Bapak Abdullah Baraja yakni Bapak Muhammad Natsir yang berhasil mempersuasif RAI agar menyempatkan berkunjung ke ITS sebagai tamu di rumah dinas rektor, Prof. Zaki. Padahal waktu itu, RAI tidak ada agenda berkunjung ke ITS.

“Apa manfaat jika dibangunkan masjid di tengah rawa seperti ini?” Begitu ungkapan ‘keraguan’ dari anggota RAI saat rektor mengajaknya ke lokasi Masjid Manarul Ilmi saat ini. Berkat rancangan yang matang, akhirnya tim Pembangunan Masjid ITS berhasil menjalin hubungan dengan RAI. Tim berhasil mengantongi dana hibah sebesar $100.000, atau setara dengan 63 juta rupiah di tahun 1980-an. Nominal yang cukup besar pada masa itu.

Tim Pembangunan Masjid sempat untuk menutupi pembiayaan pembangunan masjid dengan akad meminjam kepada ITS. Tahun 1977, itulah saat ITS mendapat bantuan dari Asian Development Bank (ADB) untuk membangun sarana prasarana. Sehingga, terjadilah negosiasi agar masjid termasuk dari sarana prasarana ITS. “ITS memberikan pinjaman tersebut, namun kami tidak bisa mengembalikannya. Dan akad tersebut beralih menjadi sumbangan untuk pembangunan masjid ITS yang berada di lingkungan kampus,” tukas Prof. Zaki.

Proyeksi ke Depan

Menilisik masa lalu menjadikan kita sadar sudah sejauh mana kita berjalan. Namun demikian tuntutan masa depan terus berjalan sehingga Badan Pengelola dan Pengembang sebagai organ tertinggi yang mendapat mandat dari Rektor ITS untuk mengelola dan mengembangkan Masjid selalu menyesuaikan dengan kebutuhan dan proyeksi serta tantangan masa depan.

Setelah menata lingkungan, kemudian lantai sholat (lebih dikenal dengan sajadah granit), sound system, dll, saat ini ada tiga hal utama yang sedang dalam proses pengembangan: gudang yang memadai, penataan interior dan taman selatan.

Narasumber:

  1. Prof. Mahmud Zaki M.Sc
  2. Ir. Abdullah Baraja
  3. Ir. Sugeng Gunadi, MSc

Inilah Tujuh Makanan Khas Singapura yang Halal

Laksa Singapura (foto: .jawaranyapedas.com)

MTN, Jakarta – Berencana untuk wisata kuliner di Singapura dan berburu makanan-makanan yang halal? Daftar makanan di bawah ini bisa dijadikan acuan.

Dilansir dari Suara, berikut adalah tujuh makanan khas Singapura yang halal. Cocok untuk para wisatawan muslim Indonesia.

Laksa khas Singapura

Makanan hasil persilangan Tiongkok dan melayu ini menjadi salah satu makanan halall yang dapat dengan mudah Anda temui di Singapura. Dengan isian berupa mie beras, udang, kue ikan, daging ayam, dan telur yang disiram sup kari kelapa pedas laksa paling nikmat dinikmati saat masih panas.

Meski memiliki banyak varian, salah satu laksa terpopuler yang wajib Anda coba adalah laksa katong dengan kerang dan potongan tahu.

Fried carrot cake

Meski dinamakan carrot, makanan khas Singapura satu ini tidak terbuat dari wortel melainkan lobak putih. Fried carrot cake diolah dengan cara mengukus lobak dengan tepung beras untuk kemudian dipotong dadu. Setelah itu, olahan lobak disajikan dengan telur, chai poh (lobak yang diasinkan), bawang putih, dan bawang bombay.

Kari kepala ikan

Jika di Indonesia, kari ikan biasa diolah dengan dengan daging ikan yang utuh, lain halnya di Singapura yang menggunakan kepala ikan sebagai bahan utama. Makanan ini termasuk salah satu yang melegenda karena telah ditemukan sejak tahun 1970-an. Kari kepala ikan biasa disajikan dengan nasi atau roti. Kuliner satu ini awalnya tercipta untuk mengurangi limbah kepala ikan yang tidak banyak orang suka.

Mee Siam

Makanan khas Singapura selanjutnya sangat cocok bagi pecinta olahan mie. Mee siam adalah bihun yang diolah dengan bumbu tauco. Cita rasa mie siam akan semakin sulit dilupakan dengan campuran terasi dan ebi kering di dalamnya. Mee siam biasa disajikan lengkap dengan udang kupas.

Chili crab

Sudah jelas dari namanya, olahan seafood satu ini pasti akan memanjakan lidah pecinta makanan pedas. Chili crab khas Singapura diolah dengan cara dibakar menggunakan bumbu tomat, telur, dan saus cabai. Jenis kepiting yang digunakan biasanya kepiting lumpur atau kepiting soka. Di Singapura, chili crab biasa disantap dengan roti mantau.

Ikan pari panggang

Di Singapura melihat olahan ikan pari di pinggir jalan merupakan pemandangan yang biasa. Anda bisa menjumpainya di pedagang kaki lima. Di sini, ikan pari diolah dengan saus sambal kental, bumbu pedas, lengkap dengan potongan cabai, terasi, dan tomat.

Ikan pari dipanggang menggunakan daun pisang sehingga memiliki cita rasa dan aroma khas tersendiri.

Ice kachang

Menutup wisata kuliner dengan sajian menyegarkan berupa es kacang tentu menjadi ide yang menggiurkan. Ice kachang merupakan es serut khas Singapura yang disajikan lengkap dengan kacang merah, jagung, kolang kaling, dan jelly. Tidak lupa, sirup berwarna merah dan hijau akan menjadi topping yang juga mempercantik hidangan satu ini.

Perumda Air Minum Kota Malang Ini Jadi yang Pertama di Indonesia Dapat Sertifikasi Halal

perumda air minum kota Malang, Tugu Tirta

MTN, Jakarta – Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tugu Tirta Kota Malang menjadi yang pertama di Indonesia mendapatkan sertifikasi halal, setelah dilakukan audit untuk Sistem Jaminan Produk Halal (SJPH) oleh PT Sucofindo.

Dilansir dari JatimTimes, Direktur Utama Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang M Nor Muhlas menjelaskan, adanya sertifikasi halal melalui SJPH yang telah dilakukan oleh PT Sucofindo ini merupakan upaya dari Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang dalam memberikan pelayanan terbaik pada kualitas air yang sehat dan halal untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Menurut M Nor Muhlas, meskipun air yang dikonsumsi oleh masyarakat tidak terdapat unsur haram atau najis, tapi jika pendistribusiannya tidak benar, maka hal itu akan membuat masyarakat tidak mendapatkan air yang sehat dan halal.

Oleh karenanya, pihak Perumda Air Min Tugu Tirta Kota Malang menggandeng pihak eksternal dalam hal ini PT Sucofindo untuk melakukan audit SJPH terhadap kualitas hingga pendistribusian air yang dilakukan oleh Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang.

“Harapan kita, air itu ketika dikonsumsi oleh masyarakat, selain sehat juga halal,” ujar Muhlas, Selasa (30/8/2022).

Lebih lanjut, Muhlas juga menegaskan bahwa sertifikasi halal serta pendistribusian air kepada pelanggan yang diberikan untuk Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang ini merupakan yang pertama dan satu-satunya di Indonesia.

“Iya satu-satunya (mendapatkan sertifikasi halal, Red). Orang punya pikiran bahwa air minum itu halal, tapi itu juga perlu diuji. Salah satu komitmen kita, kita diuji oleh lembaga yang memiliki kewenangan, memiliki kapasitas untuk menguji air yang kita distribusikan ke pelanggan adalah benar-benar air yang halal,” terang Muhlas.

Selain itu, menurutnya, seiring dengan semangat dari Pemerintah Kota Malang untuk mewujudkan Kota Wisata Halal, maka Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang juga berkomitmen untuk memberikan layanan air yang memenuhi syarat SJPH.

Sebagai informasi, tim auditor PT Sucofindo telah melakukan audit SJPH terhadap Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang mulai Rabu (29/6/2022) hingga Jumat (1/7/2022).

Di mana terdapat beberapa serangkaian pekerjaan audit SJPH untuk layanan distribusi air Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang. Mulai dari verifikasi dokumen bahan; verifikasi alat dan proses; verifikasi fasilitas produksi; verifikasi dokumen kemampuan telusur dan audit internal; hingga verifikasi dokumen kajian ulang manajemen.

Melalui serangkaian proses itu, akhirnya Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang menerima sertifikat halal untuk layanan distribusi air. Sertifikat halal diserahkan langsung oleh Kepala Cabang PT Sucofindo Cabang Utama Surabaya Edi Sugiarto kepada Direktur Utama Perumda Air Minum Tugu Tirta Kota Malang M Nor Muhlas didampingi Direktur Administrasi dan Keuangan Syaifuddin Zuhri, serta Direktur Teknik Ari Mukti.

Ini Pesan Deputi Gubernur BI untuk Pengembangan Ekonomi Syariah di Jateng

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni Primanto Joewono (foto: Liputan6)

MTN, Jakarta – Deputi Gubernur Bank Indonesia beri pesan untuk pengembangan ekonomi syariah di Jawa-Tengah. Apakah itu?

Dilansir dari Suara Merdeka, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Doni Primanto Joewono mengatakan Bank Indonesia memang fokus dalam Memperkuat Halal Value Chain dalam Pengembangan Ekonomi Syariah di Jawa Tengah.

Menurutnya 97,28 persen penduduk di Jateng adalah muslim dan ada 3.787 pondok pesantren.

“Saya senang wisata halal di Jateng sudah maju membuat kita bangga dan optimis atas perkembangan ekonomi syariah di Jateng,” kata saat memberikan sambutan.

Doni mengungkapkan ada tiga hal utama untuk jangka pendek dalam pengembangan ekonomi syariah.

Pertama pemberdayaan dan ekonomi keuangan syariah di berbagai daerah.

“Kenapa di berbagai daerah, ada dua alasan penting, karena kita bersyukur pertumbuhan ekonomi 5,44 persen. Dan apa yang membangkitkan ekonomi kita adalah konsumsi. Tentunya kita yang ada di syariah ini pasti bisa mengakselerasi untuk memenuhi permintaan dalam negeri,” ungkapnya.

Kedua, rantai nilai halal harus mempunyai kualitas yang tinggi dari produk lokal.

“Bank Indonesia memprioritaskan mendorong makanan halal dan fashion muslim,” katanya.

Ketiga, mendorong akselerasi seluruh pondok pesantren dengan teknologi digital.

Bank Indonesia Kantor Perwakilan Provinsi Jateng menyelenggarakan Festival Jateng Syariah di Hotel Tentrem Semarang, Rabu, 31 Agustus 2022.

Festival Jateng Syariah ini diadakan dalam rangka mendukung pengembangan ekonomi syariah di Jateng dan Indonesia.

Festival Jateng Syariah ini mengambil tema Memperkuat Halal Value Chain dalam Pengembangan Ekonomi Syariah di Jawa Tengah.

Pantai Paal, “Pantai Halal” di Sulawesi Utara

Pantai Paal, Likupang, Minahasa Utara, Sulawesi Utara (foto: celebes.co)

MTN, Jakarta – Pantai Paal yang berlokasi di desa Marinsow, Likupang, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, disebut-sebut sebagai “pantai halal”. Seperti apa?

Dilansir dari Detik, di akhir pekan, pantai eksotis Paal bisa didatangi oleh lebih dari seribu wisatawan. Saking ramainya, parkiran pantai bisa penuh sesak dengan mobil dan bus.

Pantai Paal dulunya adalah kawasan hutan yang dibuka khusus untuk menopang Likupang sebagai Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK) dan Lima Destinasi Super Prioritas.

Fasilitas yang diberikan untuk pantai ini pun lengkap, mulai kamar mandi sampai tempat makan. Makanan yang dijual pun halal.

“Semua makanan yang dijual halal, pengunjung bisa memilih sendiri ikan yang mau dibakar dan memasaknya sendiri,” ucap Marneks Masambe, seorang warga yang juga adalah anggota limas di Pantai Paal.

Masambe mengatakan bahwa pengunjung tidak boleh membawa makanan dari luar. Karena Pantai Paal dijaga agar tetap bersih dari makanan non halal, seperti babi.

“Di sini juga tidak boleh bawa minuman alkohol,” jelasnya.

Masambe bercerita bahwa dulu ada beberapa masalah yang timbul karena pengunjung membawa alkohol. Mereka mabuk dan membuat ribut.

“Waktu itu pernah ada pelajar dari Manado mabok di sini. Dikejar sama warga sampai akhirnya tidak lagi diperbolehkan bawa minuman alkohol,” ungkapnya.

Pantai Paal jga tidak memperbolehkan wisatawannya untuk menginap. Jadi pengunjung hanya bisa datang mulai pagi hingga pukul 19.00 WITA.

“Jam 5 sore sudah tidak boleh berenang, karena sudah tidak ada petugas pantai. Setengah 7 malam masih boleh duduk di pantai. Intinya keamanan,” pungkasnya.

Untuk masuk ke kawasan ini, traveler hanya dikenakan biaya masuk kendaraan sebesar Rp 40 ribu untuk mobil dan Rp20 ribu untuk motor.

Indonesia Muslim Lifestyle Festival, Upaya Wujudkan Indonesia jadi Pusat Produsen Halal Dunia

Indonesia International Muslim Lifestyle Festival 2022

MTN, Jakarta – Indonesia Muslim Lifestyle Festival yang baru saja selesai (26 – 28 Agustus 2022) merupakan salah satu upaya dalam mewujudkan Indonesia jadi usat produsen halal dunia. Seperti apa?

Dilansir dari TimesIndonesia, Muslim Life Fest 2022 menjadi gelaran event muslim terbesar yang diikuti sekitar 300 exhibitor dari 12 kategori, baik dari Jabodetabek maupun daerah lainnya. Di area seluas 10.000 m2, ratusan tenant ini siap menampilkan berbagai kebutuhan produk halal dan islami, mulai dari Modest fashion, Islamic education, Hobbies and communities, Islamic book & publisher, Halal travel, Thibbun nabawi herbal, Beauty & Pharmaceutical hingga Zona Kuliner Halal Aman & Sehat (KHAS).

Muslim Life Fest juga dimeriahkan dengan banyak kegiatan dan aktivitas menarik sehingga pengunjung yang datang bisa sekaligus belajar mengenali bisnis syariah dan perkembangan trennya serta menjadi salah satu wisata keluarga (family time). Di antaranya workshop parenting, Job Fair, Lomba MTQ untuk Anak, Lomba Coding untuk anak, Talaqqi Bersanad, Kid’s corner, Storytelling, Pony Ride, Wahana Andong, Kelas Robotik, masih banyak lagi beragam aktivitas seru bersama keluarga yang bisa didapatkan di pameran ini.

Berbeda dari sebelumnya, untuk pertama kalinya penyelenggaraan berkonjungsi dengan Muslim Life Trade, event berkonsep Bussiness to Bussiness (B to B) yang bertujuan meningkatkan skalasi produk halal Indonesia ke pasar ekspor.

Sebagai inisiator Muslim Life Trade, Ketua Umum Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPM) Rachmat Marpaung mengatakan, siap memfasilitasi lebih dari 150 pelaku UKM berorientasi ekspor yang telah mendaftar dengan sekitar 650 buyer dari 9 negara di antaranya Bahrain, Pakistan, Jepang, dan Malaysia yang telah diundang untuk saling mengenal, berjejaring, bernegosiasi dan bertransaksi melalui “business matchmaking” yang diselenggarakan dalam zona khusus selama pameran berlangsung, baik secara online maupun offline.

“Mereka antusias dengan produk pertanian Indonesia, seperti kopi, lada, cengkeh dan produk pertanian lainnya. Karena masih dalam suasana pandemi, pelaksanaan bussiness matchmaking ini lebih dinamis, bisa dilakukan secara hybrid yang disesuaikan dengan zona waktu masing-masing negara. Sehingga pelaku ekspor tetap bisa terkoneksi dengan para buyer dari luar negeri Sedangkan secara offline, kami sudah menyiapkan zona khusus yang kondusif untuk kebutuhan buyer,” papar Rachmat.

Muslim Life Fest dan Muslim Life Trade mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), , Bank Indonesia (BI) dan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH). Pameran ini sekaligus menjadi bagian dari event road to “Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF)” 2022.

“KNEKS mendukung inisiatif KPMI menyelenggarakan event ini. Selain dapat membantu menggerakkan roda usaha para pelaku usaha industri halal, juga dapat membantu upaya peningkatan ekspor produk-produk halal Indonesia ke mancanegara sebagai bagian dari upaya mewujudkan Indonesia menjadi Pusat Produsen Produk Halal Tahun 2024,” papar Putu Rahwidhiyasa, Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah, Manajemen Eksekutif KNEKS.

Pada pembukaan Muslim Life Fest 2022, KPMI juga akan menggelar Grand Launching Export Academy. Export Academy merupakan sebuah ekosistem pengembangan SDM ekspor yang digagas oleh KPMI bekerja sama dengan Nudira Learning Center, Aspenku.com dan Hibbu Creative House.

Dalam program ini pelaku usaha mendapatkan mentoring teknis praktis ekspor baik melalui video pembelajaran berbasis SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), maupun secara offline melalui pendampingan intensif. Untuk prakteknya bagaimana memahami kebutuhan pasar ekspor, pelaku usaha bisa langsung memasarkan produk mereka di Aspenku.com, yaitu platform digital ekspor untuk mengoptimasi produk-produk UMKM sekaligus berperan sebagai eksport embaga r , distribution center dan fulfilment partner di luar negeri.

Semua fasilitator dalam e-course ini adalah fasilitator bersertifikat kompetensi dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) Indonesia. Mereka merupakan praktisi ekspor (eksportir) yang embaga besar adalah alumni pelatihan ekspor KPMI dan Nudira Learning Center.

“Bagi UKM atau peserta yang produknya sedikit, akan diarahkan mengikuti program ekspor berengan yang difasilitasi oleh Aspenku.com. Misalnya, satu kontainer diisi puluhan produk dari puluhan UKM, dan dikirim ke satu negara tujuan ekspor tertentu. Kemudian produk-produk tersebut disimpan di gudang-gudang partner di luar negeri untuk dipasarkan bersama-sama secara offline maupun online,” jelas Rachmat Marpaung.

Di Export Academy juga dilengkapi dengan layanan untuk pembiayaan ekspor dari mitra-mitra strategis KPMI, yaitu embaga pembiayaan seperti Shafiq, Hijra Bank dan LBS-Urun Dana. Selain itu, peserta juga mendapatkan prioritas untuk mengikuti misi dan pameran dagang yang dilaksanakan KPMI ke berbagai negara, seperti ke Singapura dan Malaysia yang akan dilaksanakan pada awal September mendatang.

Dengan harga pendaftaran sebesar Rp997.000, peserta sudah bisa mendapatkan semua layanan di atas (lifetime learning). Namun, selama gelaran Muslim Life Fest, harga pendaftaran Export Academy hanya Rp 897.000.

Pada penyelenggaraan Muslim Life Fest 2022, juga akan dilakukan pencanangan pengembangan ekosistem pertanian berteknologi di pesantren-pesantren binaan Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia (DEKS BI). Melalui program ini, DEKS-BI yang juga didukung oleh Lembaga Pengabdian pada Masyarakat IPB University (Institut Pertanian Bogor-IPB) memberikan pembinaan dan pendampingan kepada 10 pesantren di Jawa Barat untuk menaman tanaman hortikultura cabai menggunakan teknologi smart-farming. Cabai ini diproduksi dengan teknologi smart-farming di dalam 10 greenhouse seluas total 10.000 m2. Dari lahan tersebut, dalam satu bulan bisa menghasilkan sekitar 40 ton.

Muslim Life Fest merupakan event puncak sekaligus event muslim terbesar yang digelar Lima Event bersama dengan Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI).

Walikota Dorong Kediri jadi Destinasi Wisata Halal

Taman Agro Margomulyo di Kediri (foto: Detik)

MTN, Jakarta – Buka acara Road to FESyar 2022, Wali Kota Kediri dorong UMKM berlabel halal untuk wujudkan kota Kediri sebagai destinasi wisata halal. Seperti apa?

Dilansir dari JatimTimes, Wali Kota Kediri, Abdullah Abu Bakar, bersama Kepala Kantor Perwakilan wilayah Bank Indonesia Kediri, M. Choirur Rofiq, membuka acara Road to Festival Ekonomi dan Keuangan Syariah (FESYAR) 2022, Sabtu (27/11) di Halaman KPwBI Kediri. Acara ini digelar selama dua hari, yakni 27-28 Agustus.

Road to FESYAR 2022 menampilkan pameran UMKM, business matching, talkshow, program sertifikasi halal self declare, lomba wirausaha muda syariah, lomba vokal islami, dan kesenian tari daerah islami.

“Festival ini sangat penting karena dapat memberikan edukasi. Saat ini konsumen sudah sangat pintar dan cerdas dalam memilih produk. Mereka akan melihat label halal dan expired sebelum membeli produk. Kita mendorong produk-produk ini agar memiliki label halal,” ujar Abdullah.

Wali Kota Kediri mengungkapkan hal yang harus dilakukan adalah mengawal UMKM di Kota Kediri agar memiliki label halal. Sebab label halal ini dapat menaikkan brand image. Tak hanya itu, label halal ini juga memberikan keyakinan bahwa produk yang akan dibeli sudah terjamin. Pemerintah Kota Kediri bersama Bank Indonesia dan stakeholder terkait memiliki tugas untuk mengintervesi UMKM memiliki label halal.

“Penduduk muslim di Indonesia ini sangat besar sekali. Untuk teman-teman UMKM tidak perlu khawatir, karena kami akan membantu,” ungkap Abdullah Abu Bakar.

Abdullah Abu Bakar menambahkan apabila Kota Kediri ingin mewujudkan destinasi wisata halal, maka harus lebih banyak lagi produk berlabel halal. Ada pula self declare, di mana dapat mendeklarasikan sendiri bahwa produknya halal bagi produk yang tidak mengandung daging. Dengan berbagai upaya ini, harapannya perekonomian dapat berputar lebih cepat lagi.

“Produk halal ini menjadi keputusan untuk membeli juga. Harapannya dengan pintarnya konsumen akan mendongkrak nilai tambah produk UMKM dan perkonomian dapat lebih baik. Kita semua bisa bangkit bareng,” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala KPwBI Kediri, M. Choirur Rofiq, menyampaikan bahwa saat ini produk halal menjadikan Indonesia sebagai konsumen terbesar. Pada tahun 2020 omset industri halal di Indonesia sebagai konsumen mencapai US$184 miliar. Dari angka tersebut 43 persennya adalah produk makanan dan minuman.

“Road to FESYAR 2022 ini merupakan salah satu rangkaian Hari Jadi Kota Kediri ke-1143. Bagi pengunjung yang berbelanja di booth UMKM FESYAR 2022 dapat membayar dengan harga Rp 1.143 apabila menggunakan QRIS. Nanti pada tahun 2024 semua produk makanan minuman atau produk lain harus memiliki sertifikat halal. Maka dari itu kita berkolaborasi dengan berbagai pihak agar produk-produk UMKM ini berlabel halal,” pungkas Abdullah.