Demi Wujudkan Wisata Halal, Banten Studi Banding di Cianjur Perihal Rumah Potong Hewan

foto: Irfan Muntaha ( Kabar Banten / Pikiran Rakyat)

MTN, Banten – Perkumpulan Urang Banten (PUB) lakukan studi banding rumah potong hewan / RPH halal sesuai Syariat Islam di Cianjur, demi wujudkan wisata halal di Banten.

Dilansir dari Kabar Banten, Studi banding ke RPH Dikomandoi Ketum PP PUB Taufiequrachman Ruki ke PT. Pasir Tengah di Cianjur, Jawa Barat, Senin (26/6).

Adalah RPH PT. Pasir Tengah yang dijadikan lokasi studi banding pihak PUB, yang merupakan anak usaha dari PT Widodo Makmur Perkasa Tbk.

Peserta PUB yang melakukan studi banding ke RPH di Cianjur Jawa Barat berjumlah kurang lebih 18 orang.

Jumlah peserta PUB yang melakukan studi banding RPH Itu tergabung dari berbagai organisasi, di antaranya MUI Banten dan Mathla’ul Anwar, dan ICMI.

Taufiequrachman Ruki mengatakan, studi banding ke RPH dilakukan PUB sebagai langkah untuk mewujudkan Banten sebagai daerah wisata halal.

“Pj Gubernur Banten menerbitkan komite daerah ekonomi syariah. Banten dijadikan daerah tujuan wisata halal,” ujar Ruki.

Dengan demikian, hasil studi banding ke PT. Pasir Tengah lanjut Ruki, akan disampaikan ke Pemprov Banten dalam bentuk proposal pembentukan RPH.

PUB berharap, kedepan Pemprov Banten bisa membangun RPH yang berstandar halal. Sehingga cita-cita membentuk daerah wisata halal terwujud.

“Semoga pemerintah daerah bisa membangun beberapa rumah pemotongan hewan. Kapasitasnya disesuaikan permintaan pasar,” harapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Ruki menjelaskan alasan RPH PT. Pasir Tengah dijadikan objek studi banding. Sebab menurutnya, pas untuk dijadikan rujukan atau contoh dalam pembentukan RPH berstandar halal.

“Memenuhi aspek kesehatan, kebersihan juga aspek kehalalan,” tegas Ruki menilai RPH PT. Pasir Tengah di Cianjur Jawa Barat.

Wisata Halal Kini Menyasar Wilayah Banten

Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten (foto: Pikiran Rakyat)

MTN, Tangerang – Wilayah Banten kini mulai disasar oleh industri wisata halal, terutama di wilayah Cilegon dan Tangerang Selatan. Seperti apa?

Dilansir dari IDNTimes, agen wisata yang menawarkan paket wisata halal, Cheria Holiday, kini menyasar wilayah Tangerang Selatan dan Cilegon untuk penawaran paket wisata halal mereka.

“Ini terobosan untuk merespons permintaan pasar. Setelah dua tahun terkurung pandemik, antusiasme masyarakat berwisata halal kian tinggi. Selama ini konsumen kami jauh-jauh ke Jakarta untuk memesan paket tur,” ujar Cheriatna selaku CEO Cheria Holiday di Tangerang Selatan (24/2).

Selain itu, menggeliatkan wisata dalam negeri merupakan misi ekspansi Cheria Holiday ke berbagai kota besar di Indonesia, demi mempercepat penambahan devisa negara dari ekosistem pariwisata halal.

Apalagi sejumlah destinasi wisata halal Indonesia terus berbenah meningkatkan ketersediaan penginapan nyaman, menu halal, juga kemudahan akses beribadah.

“Sebagai langkah strategis menggenjot devisa dan menggarap ekosistem pariwisata halal Indonesia, kami berkolaborasi dengan Garuda Indonesia dan Bank Syariah Indonesia,” kata pria yang juga Ketua Asosiasi Travel Halal Indonesia (ATHIN) tersebut.

Melalui kerja sama harmonis dengan maskapai pelat merah itu, pihaknya menggaransi konsumen dapat tiket hemat untuk mengeksplor sejumlah destinasi pariwisata halal Indonesia.

Cheriatna melanjutkan, ekspansi bisnis wisata halal bukan hanya mencari keuntungan semata, tetapi juga menyiarkan tren keIslaman lainnya. Semakin banyak mitra di luar daerah, diharapkan wisatawan muslim lebih mudah mengakses Cheria Holiday.

Mantan Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy menyatakan Pemerintah Provinsi Banten menargetkan dapat masuk sebagai peringkat 10 besar daerah di Indonesia yang memiliki destinasi pariwisata ramah muslim atau wisata halal.

Sebab, kata Andika, Provinsi Banten memiliki potensi pariwisata yang luar biasa banyak dan variatif, serta banyak diminati wisatawan.

Provinsi Banten tercatat memiliki 344 jenis potensi wisata alam seperti pantai, laut, gua, air terjun, dan gunung. Berikutnya, 591 jenis potensi wisata religi, sejarah budaya dan wisata ziarah serta 231 jenis potensi wisata buatan atau wisata minat khusus.

Menyiapkan Banten untuk jadi Destinasi Wisata Halal Dunia

Wisata Tanjung Lesung Anyer (foto: Pikiran Rakyat)

MTN, Jakarta – Provinsi Banten memang menyimpan segudang potensi wisata halal. Banyak cara yang sudah dilakukan untuk mewujudkannya, antara lain dengan menyelenggarakan berbagai seminar yang mengusung tema wisata halal di Banten.

Dilansir dari NewsCom, pihak Forum Dialog Wisata Halal baru saja menyelenggarakan Seminar Daring dan Luring (Hibrida) dengan tema “Banten Menuju Destinasi Wisata Halal Dunia” pekan lalu (25/3) yang bertempat di Kawasan Wisata Halal Baduy Outbound, Serang.

Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, seperti yang dilansir dari AntaraNews, mengungkapkan kalau Pemprov Banten menargetkan dapat masuk sebagai peringkat 10 besar daerah di Indonesia yang memiliki destinasi pariwisata ramah muslim atau wisata halal.

Sebab, kata Andika di Kabupaten Serang Kamis, Provinsi Banten memiliki potensi pariwisata yang luar biasa banyak dan variatif, serta banyak diminati wisatawan.

“Saya berharap target Banten sebagai peringkat 10 besar daerah dengan destinasi pariwisata ramah muslim dapat terealisasi,” kata Andika Hazrumy pada Forum Dialog “Banten Menuju Destinasi Wisata Halal Dunia” yang digelar Dinas Pariwisata Provinsi Banten di Kawasan Wisata Halal Baduy Outbond, di Kabupaten Serang.

Menurut Andika, di Provinsi Banten tercatat ada setidaknya 344 jenis potensi wisata alam seperti pantai, laut, gua, air terjun, dan gunung. Berikutnya, 591 jenis potensi wisata religi, sejarah budaya dan wisata ziarah serta 231 jenis potensi wisata buatan/wisata minat khusus.

Acara “Banten Menuju Destinasi Wisata Halal Dunia” menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Asisten Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden (Wapres) RI Bidang Ekonomi dan Keuangan, Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si., dengan tema Pesona Wisata Halal. Beliau juga menjabat Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indoensia (INTANI).

Turut hadir Wakil Gubernur Banten, H. Andika Hazrumi, S.Sos., M.A.P., selaku narasumber utama sekaligus memberikan kata sambutan dari Pemprov Banten. Beliau mewakili Gubernur Banten, Dr. Drs. H. Wahidin Halim, M.Si., yang berhalangan hadir.

Narasumber lainnya ialah u’lama yang juga Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten, Dr. KH. A. M. Romli, M.Hum., dan Rektor Untirta, Prof. Dr. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T., serta Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Drs. H. Muhammad Agus Setiawan A. W., M.Si.

Hadir pula Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten, Ir. H. Gembong R. Sumedi, M.M., selaku narasumber dalam seminar ini, bersama-sama dengan Direktur Utama (Dirut) PT. Banten West Java Tourism Development, Poernomo Siswoprasetijo, yang juga pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.

Beberapa pihak yang jadi penyelenggara anatara lain adalah: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) Republik Indonesia (RI), dan Perkumpulan Urang Banten (PUB).

Adapun pemandu acara ini ialah penggagas, pendiri, dan Chief Executive Officer (CEO) Gaido Group, H. Muhammad Hasan Gaido, selaku moderator. Ia juga menjadi pemilik (owner) Kawasan Wisata Halal Baduy Outbound.

Acara ini juga didukung oleh Bank Banten: Bank Pembangunan Daerah Banten dan PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk., serta dirancang oleh Gaido Media Creative.

Kawasan Kesultanan Banten Berpotensi jadi Destinasi Wisata Halal Internasional

Kawasan Kesultanan Banten (foto: bantennews.co.id)

MTN, Jakarta – Kawasan Kesultanan Banten berpotensi untuk jadi destinasi wisata halal internasional. Seperti apa?

Dilansir dari NewsComID, kawasan Kesultanan Banten di Kota Serang, khususnya Masjid Agung Banten, Kraton Surosowan dan Kraton Kaibon, berpotensi besar menjadi Destinasi Wisata Halal Internasional jika dapat memenuhi sejumlah aspek.

Asisten Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden (Wapres) Republik Indonesia (RI) Bidang Ekonomi dan Keuangan, Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si., menyatakan hal tersebut pekan lalu (18/12), saat memberikan kata sambutan di Kunjungan ke Masjid Agung Banten dan Kraton Surosowan.

Kedua obyek wisata ini terletak di Kelurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Provinsi Banten. Kawasan ini juga dikenal luas sebagai Banten Lama, yakni saksi bisu dari Kemegahan Kesultanan Banten pada abad ke-15 hingga 17 Masehi.

“Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo, dan Wapres Prof. Dr. (H.C.) Drs. KH Ma’ruf Amin, sangat fokus mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah. Tantangan kita ialah bagaimana menjadikan Kawasan Banten Lama ini, khusus Masjid Agung Banten, Kraton Surosowan dan Kraton Kaibon, menjadi destinasi wisata halal internasional,” tutur Guntur Subagja.

Menurut Guntur, ada banyak aspek yang harus dibenahi untuk mewujudkan Kawasan Banten Lama sebagai destinasi wisata halal internasional.

“Antara lain sertifikasi halal bagi produk-produk UMKM, dan sinergi dengan kawasasan industri halal yang saat ini sedang dikembangkan oleh pemerintah di Cikande, Banten,” ujar Guntur Subagja.

Persyaratan lainnya, ungkap Guntur Subagja, ialah penerapan aturan protokol kesehatan Corona Virus Desease 2019 (COVID-19) secara baik dan benar.

“Kita manfaatkan momentum pandemi COVID-19 ini dengan ‘menjual’, dalam tanda kutip, wisata di Kawasan Banten Lama kepada masyarakat internasional,” papar Guntur Subagja yang juga Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indonesia (INTANI) itu.

Harapannya, ucap Guntur, kawasan Banten Lama ini dapat menjadi sumber pendapatan ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya, khususnya pelaku UMKM dan pariwisata halal di Masjid Agung Banten, Kraton Surosowan dan Kraton Kaibon.

Provinsi Banten Siap Kembangkan Wisata Halal

ilustrasi (foto: Minews.id)

MTN, Jakarta – Banten kini sedang bersiap untuk kembangkan wisata halal untuk provinsi mereka. Seperti apa?

Dilansir dari SuaraBanten, provinsi Banten segera mendesain beberapa destinasi wisatanya dengan konsep wisata halal.

Hal tersebut kini sedang dirancang oleh Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi setempat. Kini Pemprov Banten hanya butuh sertifikasi dari Majlis Ulama Indonesia (MUI).

“Banten sangat berpotensi menjadi wisata halal, namun itu harus ada sertifikasi, di internal kita obrolkan di bidang-bidang, MUI kita perlu koordinasi,” ujar Kepala Dispar Banten, Agus Setiawan.

Agus mengatakan, pedoman wisata halal itu baru keluar dari Kementerian Pariwisata. Ia menjelaskan, wisata halal pada dasarnya dapat memudahkan umat muslim melaksanakan ibadah, seperti ada musala dan juga di tempat wisata itu tidak menjual sesuatu yang diharamkan, serta tidak ada atraksi pornografi.

“Pada dasarnya wisata halal itu adalah kemudahan untuk umat muslim; rumah makan kita halal dan tidak ada atraksi pornografi,” katanya.

Selain itu, kepala Dinas yang baru dilantik ini mengaku setelah pendemi Covid-19 berakhir, wisata di Banten diprediksi akan dipenuhi pengunjung.

“Setelah masa normal, wisata akan panen, karena yang tadinya mau jalan jalan tapi tidak jalan jalan, Begitu kondisinya normal akan dilampiaskan, sekarang peluang kita untuk memperbaiki,” ujar Agus.

Tak bisa dipungkiri, Provinsi Banten memiliki destinasi yang sangat menarik untuk dikunjungi. Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) di Kabupaten Pandeglang, menjadi salah satu destinasi yang kerap didatangi wisawatan.

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Banten nomor 6 tahun 2019 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Banten, daerah yang terletak di ujung Pulau Jawa ini memiliki delapan Destinasi Wisata Provinsi (DPP) serta 11 Kawasan Strategis Pariwisata Provinsi (KSPP).

Saka Buana, Masjid Unik Berbahan Bambu Terbesar di Indonesia

Masjid Saka Buana (foto: Radar Banten)

MTN, Jakarta – Di Serang, Banten, kini ada masjid unik berbahan bambu, yang diklaim sebagai terbesar di Indonesia. Seperti apa?

Di wilayah Kragilan, Serang, Banten, dibangun sebuah masjid unik berbahan bambu bernama Saka Buana, yang diklaim sebagai yang terbesar di Indonesia untuk jenisnya.

Dilansir dari Banten News, Masjid Saka Buana memiliki luas bangunan 260 meter persegi.

Pihak Yayasan Bambu Indonesia menyebut Saka Buana sebagai masjid bambu terbesar se-Indonesia.

Gaya arsitektur masjid Saka Buana bergaya Jawa Barat dengan model menyerupai “Parahu Nangkub”.

Masjid ini berlokasi tepat di halaman Kantor Operasional Toll Tangerang-Merak di Ciujung, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten.

Presiden Direktur PT Marga Mandalasakti (MMS), Kris Ade Sudiyono, mengatakan, Masjid Saka Buana dibangun menggunakan material bambu karena ingin mengambil konsep alam dan unik.

“Bambu yang dipilih sebagai material utama pada desain bangunan masjid merupakan khasanah budaya dan kearifan lokal. Dengan komposisi 60% struktur bangunan masjid menggunakan material dari bambu,” ujar Kris.

Kris menambahkan, masjid yang diresmikan pada Senin 20 Januari 2020 tersebut diberi nama Masjid Saka Buana mengutip bahasa Sansekerta dari kata “saka” yang berarti tiang dan “buana” yang berarti dunia. Jadi Saka Buana memiliki arti “Tiang Dunia”.

Dilansir dari Radar Banten, masjid Saka Buana diresmikan pada 20 Januari 2020, yang berada di kantor operasional gerbang Tol Ciujung.

Tampak depan masjid bambu Saka Buana mirip Masjid Agung Banten Lama yang bangunannya lebih lebar-lebar pada sisi masjid dan bentuk menara.

Bambu dengan diameter berukuran besar digunakan sebagai tiang penyangga konstruksi agar kokoh menopang rangkaian bambu lain. Sementara bambu yang berukuran kecil digunakan untuk jendela yang dibentuk bervariasi agar indah dipandang mata. Bambu juga dijadikan rangka atap dan anyaman bambu sebelum ditutup genting berwarna merah marun.

Untuk fondasi memang tidak menggunakan bambu, tetapi fondasi pada umumnya dengan coran semen. Ini agar fondasi tetap kuat menopang konstruksi bambu yang ada.

Untuk pintu dan beberapa jendela tetap menggunakan kayu dan kaca. Sementara tempat wudhu baik laki-laki maupun perempuan menggunakan keramik.

Pada bagian dalam tempat salat, karpet berwarna hijau membuat masjid tampak luas karena tidak ada tiang penyangga di tengah ruang salat. Masjid bambu mampu menampung ratusan jamaah. Untuk mimbar juga terbuat dari bambu agar selaras dengan konsep alam yang diusung.

Bagian dalam masjid Saka Buana (foto: Moeslim Choice)

Diperkirakan lebih dari 1.000 bambu untuk membangun masjid yang diberi nama Masjid Saka Buana.

Untuk pembuatan masjid Saka Buana, bambu-bambu dengan kualitas tinggi didatangkan dari Lebak, Pandeglang, Bogor, dan Sukabumi.

Masjid dibangun di atas lahan 947 meter persegi dengan luas bangunan 260 meter persegi.

Pembangunan masjid itu hanya empat bulan, yang dimulai dari September 2019

Lokasi gerbang Tol Ciujung dipilih sebagai lokasi yang cocok untuk pembangunan masjid karena merupakan titik tengah Tol Tangerang-Merak. Selain itu, di Ciujung ada kantor operasional MMS sehingga masjid ini mampu mengakomodasi karyawan. Lokasi dari masjid Saka Buana juga tidak jauh dari permukiman warga.

Konstruksi masjid Saka Buana yang terbuat dari bambu membuat bangunan banyak ventilasi udara sehingga suasana dalam semakin sejuk.

Alamat: Jl. Raya Serang, Kragilan, Kec. Kragilan, Serang, Banten, 42184
Jam buka: 24 jam
Telepon: (0254) 207879