PKL di Kota Batu Berharap Wisata Kuliner Halal Segera Diwujudkan

Ilustrasi (foto: malangvoice.com)

MTN, Batu – Para pedagang kaki lima (PKL) di alun-aun kota Batu, Jawa-Timur, berharap agar wisata kuliner halal segera diterapkan diwujudkan di tempat mereka.

Dilansir dari Radar Malang, para pedagang kaki lima (PKL) di Alun-Alun Kota Batu berharap agar wisata kuliner halal segera diwujudkan. Karena hal tersebut diharapkan bisa jadi daya tarik bagi wisatawan dan menaikkan omzet penjualan para PKL bisa naik.

Sofi Galuh Pratiwi, salah satu pedagang di area tersebut mengatakan, bahwa mayoritas pedagang sudah mengantongi sertifikat halal. “Karena dampaknya juga positif ke para pedagang,” jelasnya.

Dengan adanya sertifikasi halal, maka tidak akan menimbulkan keraguan di benak pembeli. “Untuk itu para PKL juga harus semakin kreatif,” ujar penjual minuman berbagai rasa itu.

Namun dia juga belum mengetahui kapan wisata kuliner halal akan diwujudkan. “Karena mayoritas sudah halal, sebaiknya segera diwujudkan saja,” terang warga Desa Oro-oro Ombo itu.

Sementara itu, Analis Perdagangan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Batu Batu, Andry Yunanto mengatakan, jika dengan mengubah imej bisa berpengaruh ke penjualan maupun harga jual. Dia mencontohkan antara perbedaan penjualan nasi goreng yang ada di restoran dan di pinggir jalan, bagaimana kekuatan image bisa membuat kenaikan harga jual.

Dengan demikian diharapkan adanya wisata kuliner halal bisa meningkatkan kunjungan dan harga jual produk. “Akhirnya membuat kesejahteraan para PKL meningkat,” ujarnya, Jumat pekan lalu (26/5).

Sementara itu, menurut dia, saat ini ada sekitar 491 PKL yang ada di alun-alun, dari jumlah tersebut ada sekitar 80 persen pedagang yang menjual produk makanan dan minuman. “Untuk saat sudah ada sekitar 200 PKL yang sudah memegang sertifikasi halal. Ia menargetkan agar wisata kuliner halal bisa terwujud tahun ini. “Dan menjadi yang pertama wisata kuliner halal,” katanya.

Beberapa hal yang menjadi poin mereka adalah bagaimana para pengunjung bisa merasa aman, nyaman dan terjamin. Para pengunjung akan merasa aman karena makanan para PKL sudah lulus uji badan pengawas obat dan makanan (BPOM).

Lima Tempat Wisata Kuliner Halal Kekinian di Tasikmalaya

ilustrasi (foto: insiden24.com)

MTN, Tasikmalaya – Anda berencana untuk wisata kuliner ke Tasikmalaya? Ingin menjajal beberapa titik wisata halal dan juga kekinian?

Dilansir dari Kabar Priangan, berikut adalah lima destinasi wisata kuliner yang kekinian di Tasikmalaya, dan yang terpenting, halal.

Mawakaya

Tempatnya adem, lucu, dan nyaman banget. Mie udonnya cukup lembut yang mana diberi toping daging sukiyaki dan kakedashi. Yap, ini resto mini yang menu-menunya itu khas Jepang.

Tambah enak dengan hidangan tempura udang yang krispi dan gurih, cocok disandingkan dengan mie udon yang enak banget.

Setelah makan udon, kamu bisa cuci mulut dengan pannacota yang lembut, manis, dan lezat.

Kamu yang penasaran pengen nyobain, Mawakaya ini ada di Jalan Ampera nomor 47 (samping Alfamart).

Oharang

Kalau resto barbekyu ini khas Korea ya. Oharang ini terbilang baru karena resto officialnya baru buka cabang di Tasikmalaya.

Pas kamu masuk, kamu akan betah dengan atmosfer restonya yang bikin adem tapi luas. Cocok buat ajak pasangan atau teman nongkrong ke sini.

Harganya mulai Rp 79.000, bebas refill daging dan makan sepuasanya. Durasi makannya selama 90 menit.

Banyak menu lainnya yang bisa pikat lidahmu, seperti topokki, noodle, dan beef. Oharang ini ada di Ruko Asia Plaza. Let’s go besti cobain!

KSF 88

Ada di Jalan Siliwangi No. 29 Desa Tugu Jaya (samping SPBU UNSIL), resto barbekyu ini no pork no lard alias halal.

Buka setiap hari mulai pukul 10 pagi hingga 10 malam. Kamu bisa santap makanan pembuka dengan topokki yang bertekstur empuk dan kuahnya yang medok.

Makanan utama yang disukai banyak pengunjung yakni Korean barbekyunya yang lengkap dalam satu sajian. Dicocol dengan saus-sausan yang enak parah bikin nagih.

Memasuki babak akhir makanmu, kamu bisa tutup dengan signature coffee-nya KSF 88. Paket lengkap banget deh pokoknya!

Mapa Coffee and Eatery

Cantik banget deh pemandangan yang disajikan Mapa Coffee ini. Apalagi ada catwalk bambu yang lucu berbentuk hati dan memang konsepnya selaras dengan alam. Cocok buat nongkrong bareng pacar atau sahabat.

Selain viewnya yang kece abis dan instagramable banget, kamu bisa icip kulinernya yang enak.

Contohnya ada ikan bakar, ayam goreng, mie-miean, seblak, oseng sayur, kopi-kopian, banyak deh pokoknya. Dan cafe estetik ini ada di Jalan Cibatu Sukalaksana (mangin).

Ada yang unik dari konsep Mapa Coffee yakni setiap pelajar yang berkunjung ke sini, bisa mendapatkan aneka minuman dengan potongan harga 10%, asalkan bisa tunjukkan saja kartu identitasmu sebagai pelajar. Seru ya!

Q Kitchen

Menu otentik dari Q Kitchen ini yakni mie bakarnya yang memiliki 8 varian, diantaranya original, lada hitam, sambal sadis, manis pedas, sambal bawang, sambal terasi, sambal tomat, dan sambal BBQ.

Mie-nya dibakar di tembikar dengan bumbu sambal dan toping ayam, taburan daun bawang, dan pangsit goreng gede yang yummy.

Percaya gak, mie seenak itu dibanderol cuma dari 12 hingga 14 ribuan saja lho! Cocok di kantong pelajar milenial nih pastinya!

Untuk lokasinya ada di Jalan Siliwangi nomor 22A dan buka setiap hari dimulai pukul 10 pagi hingga 9.30 malam.

Menengok Pusat Kuliner Nusantara Halal di Papua

Al Akbar Food Festival di Sorong, Papua (foto: papuabaratpos.com)

MTN, Sorong – Kini telah hadir pusat kuliner nusantara halal yang berlokasi di Papua, yang bernama Al Akbar Food Festival (AFF). Seperti apa?

Dilansir dari sorongnews.com, Al Akbar Food Festival (AFF) resmi dikenalkan ke publik oleh Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, yang diwakili oleh Kepala Bapeda Provinsi Papua Barat Daya, Rahman, di areal Masjid Al Akbar Kota Sorong, Sabtu (28/1).

Dalam sambutannya, Rahman mengatakan bahwa salah satu program prioritas Pj Gubernur Papua Barat Daya adalah PBD Produktif. Keberadaan AFF menjadi salah satu upaya pengembangan UMKM yang produktif dalam pemulihan ekonomi pasca dihantam badai COVID-19 selama dua tahun.

“Apalagi saat ini memasuki resesi ekonomi dan inflasi. Oleh karenanya keberadaan AFF ini bisa menjadi salah satu upaya menekan laju inflasi, karena kebutuhan akan makan dan minum di daerah ini juga cukup tinggi. Kami optimis, dengan dukungan pengusaha UMKM serta masyarakat akan berdampak baik bagi perekonomian keluarga, Masjid dan daerah,” ujar Rahman.

Ia menambahkan bahwa legalitas AFF telah memenuhi persyaratan dan dalam waktu dekat akan mendukung dalam sertifikasi kesehatan, kelayakan dan kebersihan oleh instansi teknis dan menggandeng MUI untuk kehalalannya.

Rahman berharap sentra pertumbuhan wisata kuliner di wilayah Papua Barat Daya bisa terus berkembang.

Sementara itu, Manager operasional AFF, Toto, mengatakan bahwa tujuan keberadaan AFF ini adalah untuk menumbuhkan sosial enterpreuner sekaligus memadukan sosial digital dalam mendukung kesejahteraan umat, mendongkrak perekonomian dan tentunya berdampak pada kemaslahatan masjid.

Adapun jumlah lapak yang saat ini berada di AFF 1 berjumlah 12 stand yang sudah penuh diisi pelaku usaha dan telah berdagang selama sebulan dan di AFF 2 yang sedang dibangun ada sekitar 13 stand.

“Setelah soft launching sebulan lalu, rata-rata omset sekitar 1 juta rupiah per hari. Di mana selain ada keuntungan bagi pengusaha, 2,5 persen total omset bulanan disumbangkan untuk pembangunan masjid Al Akbar yang masih berjalan,” ujar Toto.

Dengan biaya sewa stand yang tidak memberatkan, antusias pengusaha yang mengisi AFF juga tak sedikit. Dimana 13 stand tambahan pun sudah full booked. Kedepannya, Toto mengatakan bahwa AFF ini akan menjadi salah satu tempat wisata kuliner nusantara yang Halal dan Toyib bagi siapa saja yang menghabiskan waktunya disana.

Terlihat sejumlah warga mulai menjadikan AFF sebagai salah satu tujuan wisata kuliner, karena berbagai menu nusantara dari Aceh hingga Papua tersaji di sana dengan harga merakyat.

Kota Sorong adalah ibukota provinsi Papua Barat Daya, Indonesia. Sorong adalah kota terbesar kedua di Papua, setelah Kota Jayapura.

Aceh Food Apps, Aplikasi untuk Dukung Wisata Halal di Aceh

Aceh Food Apps (foto: tribunnews.com)

MTN, Jakarta – Pemerintah daerah Aceh meluncurkan aplikasi Aceh Food Apps untuk mendukung wisata halal Aceh.

Dilansir dari SuaraPemerintah, pemerintah daerah Aceh di sela acara virtual Aceh Culinary Festival (ACF) 2021, meluncurkan aplikasi mobile Aceh Food Apps, untuk mendukung wisata halal Aceh.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengapresiasi acara Aceh Culinary Festival (ACF) 2021 digelar secara virtual melalui aplikasi diberi nama ‘Aceh Food Apps’.

Aceh Culinary Festival merupakan event festival kuliner diselenggarakan Pemerintah Aceh melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, sebagai upaya mendukung pengembangan Aceh sebagai Destinasi Wisata Halal di Indonesia.

Tahun ini adalah tahun ketujuh diselenggarakannya Aceh Culinary Festival. Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, ACF 2021 menghadirkan stand pameran yang diisi oleh peserta internasional dan nasional, yang menyajikan makanan halal.

Di masa pandemi COVID-19, Aceh Culinary Festival 2021 mengusung konsep inovasi dan adaptasi yakni dengan memperkenalkan sebuah aplikasi festival kuliner virtual diberi nama Aceh Food Apps.

Melalui Aceh Food Apps, nantinya pengguna aplikasi bisa mendatangi stand-stand pameran makanan favoritnya secara virtual. Dan memungkinkan penggunanya untuk melakukan pemesanan makanan dan mencicipinya melalui layanan pesan antar. Meski demikian, layanan pesan antar sementara ini hanya tersedia untuk wilayah Kota Banda Aceh dan sebagian Aceh Besar.

Menparekraf Sandiaga dalam sambutannya di acara Opening Ceremony Aceh Culinary Festival Goes Virtual 2021, Jumat (27/8/2021), menyampaikan bahwa Aceh Culinary Festival (ACF) 2021 digelar secara virtual melalui aplikasi ‘Aceh Food Apps’ ini adalah festival kuliner pertama di Aceh yang mengusung inovasi baru dan mengacu pada Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE).

“Saya apresiasi acara ini dilakukan secara virtual dan selalu mengacu kepada CHSE. Dan Aceh Culinary Festival ini kita harapkan bisa membangkitkan semangat kita,” ujar Sandiaga.

Lebih lanjut, Sandiaga berharap Aceh Culinary Festival bisa selalu menjadi ajang unggulan untuk mempromosikan kuliner khas Aceh di mata dunia.

“Saya juga percaya event ini juga akan membangkitkan peluang usaha dan lapangan kerja seluas-luasnya,” tegas Sandiaga.

Unduh aplikasi mobile Aceh Food Apps di sini.