Kalsel Belajar Wisata Halal ke Aceh

ilustrasi (foto: wartabanjar.com)

MTN, Banda Aceh – Tenaga ahli dari pihak Gubernur Kalsel studi banding ke Aceh, untuk membahas tentang wisata halal dan percepatan pembangunan. Seperti apa?

Dilansir dari habaaceh.id, pemerintah Aceh melalui Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh memfasilitasi pertemuan bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang bertempat di Ruang Potensi Daerah Kantor Gubernur Aceh, Selasa (28/11).

Pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Asisten-III (Administrasi Umum) Setda Aceh, Iskandar serta turut didampingi oleh Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh, T. Robby Irza.

Asisten-III Setda Aceh dalam sambutannya, menyampaikan ucapan terima kasih dengan dipilihnya Provinsi Aceh sebagai lokus kegiatan dari pihak Provinsi Kalimantan Selatan.

“Aceh dan Banjar sendiri memiliki ikatan yang sama banyak melahirkan figur-figur yang sangat berpengaruh di Indonesia,” katanya.

Dengan dilaksanakannya pertemuan sharing knowledge tersebut, diharapkan mampu menambah wawasan dan meningkatkan kinerja terkait pelaksanaan pembangunan di daerah serta menjalin silaturahmi antara kedua provinsi tersebut.

Ketua rombongan sekaligus Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Kalimantan Selatan, Gusti Rahmad, menyampaikan pihaknya bersama Tenaga Ahli Gubernur dan juga pimpinan Bank Kalsel, maksud dan tujuannya mengunjungi Aceh paling utama tentunya untuk menjalin silaturahmi dengan Pemerintah Aceh.

Selain itu, sebut Gusti, terkait dengan beberapa kegiatan pembangunan di Aceh bisa menjadi studi tiru seperti wisata halal.

“Karena di Provinsi Kalimantan Selatan sendiri banyak terdapat wisata-wisata religi yang perlu di kawal terkait pengelolaannya, ucapnya.

Sementara itu Kepala Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh, T. Robby Irza, mengatakan kegiatan pertemuan bersama Tenaga Ahli Gubernur Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang diprakarsai oleh Biro Administrasi Pembangunan Setda Aceh berjalan dengan sukses.

Dalam pertemuan tersebut membahas terkait program-program percepatan pembangunan di Aceh, kemudian terkait konsep wisata halal yang merupakan seperangkat layanan tambahan amenitas, atraksi, dan aksesibilitas yang ditujukan dan diberikan untuk memenuhi pengalaman, kebutuhan, dan keinginan wisatawan Muslim di Aceh.

“Pertemuan antara dua provinsi tersebut membuahkan suatu konsep hasil dari sharing pengalaman sesuai dengan tusi dan beberapa hal yang dapat diadopsi terkait dengan penerapan syariah, konsep wisata halal, proses percepatan pembangunan serta peran gubernur sebagai wakil pemerintah pusat di daerah dalam penerapannya di Provinsi Aceh,” pungkasnya.

Singapura Diprediksi Jadi Destinasi Wisata Halal Favorit Asia 2026

Singapura (foto: Liputan6)

MTN, Jakarta – Singapura diprediksi jadi destinasi wisata halal favorit Asia untuk tahun 2026. Seperti apa?

Dilansir dari Fimela, Wakil Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) memprediksi Singapura bisa jadi destinasi wisata halal favorit Asia untuk tahun 2026.

Wisata halal mulai mendapat perhatian dunia. Hal ini terlihat dari potensi wisata halal dunia yang diperkirakan mencapai 200 miliar US Dollar pada tahun 2020 dan meningkat 300 miliar US Dollar pada 2026. Asia Pasifik memiliki andil wisata halal yang cukup besar dan setiap tahun terus meningkat. Tiga negara yang agresif dalam mempromosikan destinasi ini adalah Indonesia, Malaysia, dan Thailand.

Menurut Wakil Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Panca Sarungu, saat ini Malaysia dan Indonesia bersaing cukup ketat di segmen pariwisata halal. Di satu sisi, Thailand tidak ingin ketinggalan karena melihat potensi ekonominya yang besar sehingga menjadi salah satu pemain wisata halal di Asia.

“Namun Singapura juga memiliki prospek yang cerah untuk wisata halal, dan bahkan pertumbuhannya bisa dua digit. Menurut saya, bukan hal yang sulit karena 5 persen penduduk negara ini adalah muslim atau melayu. Mereka sudah terbiasa menangani wisata halal,” kata Panca Sarungu.

Panca mencontohkan bahwa bandara Changi, Singapura pun sudah memisahkan makanan halal dan non halal di salah satu food court yang ada di sana. Fakta tersebut menunjukkan bahwa Singapura sudah mulai serius menggarap segmen ini. Langkah selanjutnya yang perlu disiapkan adalah pembentukan dewan pariwisata halal yang terdiri dari para ahli di bidang tersebut.

“Selain itu, harus ada tour operator atau pedoman maupun publikasi yang rutin mempromosikan wisata halal di Singapura,” tambah Ketua Umum DPP Masyarakat Sadar Wisata tersebut.

Senada dengan itu, pengamat dan pelaku industri pariwisata di Singapura, Tania Gromenko mengungkapkan bahwa wisata halal sedang tumbuh menggeliat di Singapura.

“Beberapa indikatornya terlihat dari mulai menjamurnya beberapa ikon halal yang dikeluarkan oleh Majelis Ugama Singapura. Selain itu, pemerintah pun telah serius meminta hotel untuk menyediakan petunjuk arah kiblat, fasilitas sholat, restoran bersertifikasi halal, hingga mushola,” pungkas pendiri Singapore Guidebook (SGB) tersebut.

KNEKS Berharap Industri Halal Jadi Fokus Para Capres 2024

MTN, Jakarta – Pihak Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) berharap industri halal jadi fokus para capres 2024, karena Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim punya potensi besar untuk pengembangan industri halal dan keuangan syariah.

Dilansir dari IDXChannel, Direktur Industri Produk Halal Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Afdhal Aliasar, mengatakan Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim punya potensi besar untuk pengembangan industri halal dan keangan syariah.

Afdhal mengungkapkan sudah ada master plan untuk pengembangan industri halal Indonesia 2023 – 2029. Tujuannya, untuk mempercepat pengembangan industri dan menjadi komponen dari pertumbuhan ekonomi nasional.

Masterplan yang sudah disusun diharapkan mampu menjadi perhatian dari para calon presiden dan calon wakil presiden yang mendaftar untuk untuk bertanding dalam kontestasi politik 2024. Sehingga masterplan yang sudah dibuat dapat dijalankan dalam bentuk program kerja pemerintahan yang baru nantinya.

“Kita berharap calon pemimpin bisa melihat master plan industri halal ini, dan bisa menjadikan bagian dari program kerja atau program sosialisasi mereka,” ujar Afdhal dalam Market Review IDXChannel, Senin (30/10).

Setidaknya ada tiga target utama yang masuk dalam masterplan industri halal 2023-2029. Pertama, meningkatkan nilai tambah, lapangan kerja dan investasi di sektor rill dan industrialisasi. Kedua, menguatkan pilar pertumbuhan dan daya saing ekonomi.

Ketiga, meningkatkan ekspor bernilai tambah tinggi dan substitusi impor. Keempat, menguatkan kewirausahaan dan industri/usaha mikro, kecil, dan menegah. Kelima, menguatnya halal brand dan awareness.

“Kami menunggu paea calon pemimpin Indonesia untuk segera memperhatikan sektor ekonomi syariah, sektor industri halal, karena ini merupakan bagian penting dalam perekonomian nasional,” lanjut Afdhal.

Indonesia dengan mayoritas penduduk muslim punya potensi besar untuk pengembangan industri halal dan keangan syariah.

Lewat master plan tersebut, industri halal sendiri terbagi dalam dua jenis. Pertama industri halal inti yang terdiri dari makanan, farmasi, kosmetik, dan jasa yang terkait. Jenis industri halal kedua industri halal berkembang, seperti modest fashion, pariwisata ramah muslim, dan ekonomi kreatif syariah.

Menurut Afdhal, produk halal bukan soal syariah saja, tetapi dalam proses produksinya juga harus menyangkut aspek kesehatan.

“Penduduk kita besar, membutuhkan industri yang baik, sehat dan berdaya saing, oleh karena itu produk sektor halal menjadi bisa menjadi kontributor ke depan dalam pertumbuhan ekonomi, sehingga secara politik menarik juga untuk diperhatikan,” pungkasnya.

IMTI 2023 Bisa Geliatkan Pariwisata Ramah Muslim di Indonesia

foto: crescentrating.com

MTN, Jakarta – Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2023 diharapkan bisa geliatkan pariwisata ramah muslim di Indonesia. Seperti apa?

Dilansir dari Suara Merdeka, ajang Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) 2023 telah diluncurkan di Jakarta Convention Center pada Rabu, 25 Oktober 2023.

IMTI 2023 juga telah memberikan apresiasi kepada Top 5 Muslim Friendly Tourism Destination. Kelima Provinsi tersebut adalah Nusa Tenggara Barat, Aceh, Sumatera Barat, DKI Jakarta, dan Jawa Tengah.

Tak hanya memberikan apresiasi kepada 5 provinsi, IMTI juga menjadi ajang untuk menggairahkan pariwisata ramah muslim di Tanah Air.

Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan ajang IMTI 2023 bukan sekadar formalitas dalam raihan prestasi. Hendaknya, lanjut Menparekraf, IMTI 2023 menjadi katalisator seluruh pemangku kepentingan dalam memajukan pariwisata.

“Kegiatan ini tidak hanya menjadi ruang untuk meraih prestasi, tetapi juga meningkatkan geliat pariwisata ramah muslim di Tanah Air,” ungkap Menparekraf Sandiaga Uno.

Ketua PPHI Riyanto Sofyan menambahkan, dengan IHTS 2023 ini diharapkan dapat mengakselerasi sekaligus memberi inspirasi dalam upaya transformasi dan peningkatan daya saing industri pariwisata.

Laporan dalam IMTI 2023 juga bisa mendorong kerja sama strategis dan mengidentifikasi sektor mana yang perlu diperhatikan dalam mengakselerasi wisata Ramah Muslim.

Dalam puncak 5th International Halal Tourism Summit tersebut tidak hanya dilakukan peluncuran IMTI 2023 tetapi juga peluncuran Indonesia Muslim Friendly Tourism Microsite (IMFT-Microsite).

Selain itu juga digelar Konferensi Pariwisata Ramah Muslim Internasional ke-5 dan Pameran Dagang Perjalanan B2B yang akan dimulai hingga Minggu 29 Oktober 2023 bersamaan dengan ISEF ke-10 dan Halal Expo Indonesia.

Indonesia Muslim Travel Index Resmi Diluncurkan

foto: crescentrating.com

MTN, Jakarta – Indonesia Muslim Travel Index resmi diluncurkan, yang merupakan Hasil Kerja dari BI, PPHI, dan KNEKS. Seperti apa?

Dilansir dari Suara Merdeka, gelaran akbar ini merupakan hasil kolaborasi apik dari Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Bank Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Komite Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).

IMTI 2023 juga didukung CrescentRating selaku tim independen yang melakukan proses pembobotan dan skoring hasil evaluasi.

Ketua Umum PPHI Riyanto Sofyan menyampaikan, dukungan luar biasa dari pemerintah membuat pemulihan sektor pariwisata akibat pandemi ini bisa lebih cepat.

Dukungan ini dan berkat kolaborasi semua pihak mampu mengembalikan ke posisi puncak Global Muslim Travel Index (GMTI) 2023 yang diluncurkan Juni lalu di Singapura.

Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim Berkelanjutan ini diharapkan bisa meningkatkan daya saing industri dan destinasi di Indonesia.

IMTI 2023 pada rangkaian kegiatannya sudah dilakukan Lokakarya pengisian Borang IMTI dimana seluruh Kepala Dinas Pariwisata daerah yang masuk nominasi diminta mengikuti.

Ada 15 provinsi hadir sebagai nominasi. Selanjutnya, tim pelaksana IMTI yang dikoordinir oleh PPHI melakukan pendampingan pengisian borang dan diskusi lapangan dengan seluruh stakeholder pariwisata ramah muslim di tiap provinsi tersebut.

PPHI yang didampingi oleh tim Kemenpar menurunkan tim ahli dan pakar di bidang pariwisata ramah muslim untuk melakukan peninjauan terhadap kesiapan tiap provinsi dalam meningkatkan implementasi pariwisata ramah muslim di daerah tersebut.

Dari hasil kunjungan, tim ahli merumuskan beberapa evaluasi lapangan yang kemudian dianalisis dengan data borang yang sudah diisi oleh tim Dinas Pariwisata dari masing-masing daerah.

Seluruh data tersebut kemudian dianalisis secara independen oleh tim CrescentRating sebagai pemilik ACES Model yang juga menjadi dasar penilaian dalam ajang Mastercard-Crescent Rating Global Muslim Travel Index (GMTI).

Tim analis kemudian juga mengumpulkan data pasar terkait pariwisata ramah-muslim dari tiap daerah nominasi untuk dilakukan pembobotan dan skoring secara menyeluruh.

Hasil analisis tersebut tersaji dalam laporan komprehensif yang bertujuan untuk menggambarkan kesiapan daerah dalam mengimplementasikan pariwisata ramah muslim secara optimal.

Selain itu, hasil analisis tersebut juga bisa menjadi panduan dalam menentukan arah kebijakan bagi para pemangku kepentingan di bidang pariwisata untuk masa yang akan datang.

Perhutani Berpartisipasi di International Halal Tourism Summit

ilustrasi (foto: pexels.com)

MTN, Jakarta – Dukung pariwisata halal yang aman, Econique meriahkan International Halal Tourism Summit. Seperti apa?

Dilansir dari situs resmi Perhutani, Econique Perhutani Alam Wisata Area Bisnis Wisata Wilayah Barat turut serta memeriahkan International Halal Tourism Summit.

Acara ini merupakan bagian dari upaya untuk mempromosikan “Friendly Tourism: Unifying Digital Technology, Artificial Intelligence, and Sustainability Initiatives.” Acara ini diprakarsai oleh Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) dan diselenggarakan di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat pada Rabu (25/10).

Econique hadir sebagai seller untuk memperkenalkan berbagai produk wisata dan destinasi wisata terbaik yang dimiliki pada acara yang dikemas dalam format Travel Mart B2B. International Halal Tourism Summit adalah wadah pertemuan antara seller dan buyers, dimana diskusi yang berlangsung seringkali berakhir dengan transaksi yang menguntungkan kedua belah pihak.
Econique memanfaatkan kesempatan ini untuk memperkenalkan produk-produk wisata unggulan serta informasi lengkap mengenai destinasi wisata yang menarik, dan paket-paket wisata yang disesuaikan dengan kebutuhan para travelers.

Tak sedikit travel agent yang penasaran dan tertarik dengan penawaran wisata yang kami sajikan dan ini seringkali berujung pada pertukaran kontak untuk kemungkinan transaksi selanjutnya, dengan harapan dapat ikut berkontribusi dalam peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke lokasi-lokasi wisata yang kami kelola.

Dalam penyelenggaraan acara Wakasekjend DPP PPHI Endang Ekasanti menjelaskan harapannya agar pariwisata di Indonesia dapat bangkit kembali. Ia menekankan pentingnya pengembangan Wisata Ramah Muslim Indonesia yang dapat memenuhi kebutuhan wisatawan domestik maupun asing. Dengan produk wisata yang lebih bervariasi dan memberikan manfaat yang barokah kepada anggota PPHI, pelaku usaha, dan masyarakat luas.

Sementara itu, General Manager Econique Perhutani Alam Wisata Area Bisnis Wisata Wilayah Barat, Komarudin menyoroti bahwa pariwisata halal bagi umat muslim adalah konsep yang mempromosikan kebersihan, keamanan, keberkeluargaan, pemberdayaan ekonomi lokal, serta kenyamanan dan kemudahan dalam beribadah dan makanan halal.

“Penting untuk memahami bahwa halal bukan hanya relevan bagi komunitas Muslim, karena prinsip dasar halal mencakup aspek-aspek yang bermanfaat bagi semua orang. Konsep ini menekankan keamanan pangan, menciptakan lingkungan yang ramah keluarga, mendukung pertumbuhan ekonomi yang adil, dan menyediakan fasilitas yang memenuhi kebutuhan para wisatawan dengan mudah. Dengan demikian, pariwisata halal menciptakan pengalaman yang lebih baik dan inklusif bagi seluruh pengunjung tanpa terkecuali,” jelas Komarudin.

Dalam hal ini Econique Perhutani Alam Wisata berkomitmen untuk terus mendukung dan mempromosikan pariwisata halal sebagai bagian dari upaya memperkaya pengalaman wisatawan dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dengan prinsip-prinsip kebersihan, keamanan, keragaman, dan kemudahan akses, wisata halal menjanjikan masa depan yang lebih cerah bagi industri pariwisata di tanah air.

Perusahaan Umum Kehutanan Negara atau biasa disingkat menjadi Perum Perhutani, adalah sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang bergerak di bidang kehutanan.

Aceh Tempati Posisi Dua Destinasi Pariwisata Ramah Muslim

ilustrasi (foto: balipost.com)

MTN, Banda Aceh – Kabar baik kembali datang di sektor kepariwisataan Aceh. Untuk kesekian kalinya Aceh berhasil mencatatkan posisinya sebagai destinasi pariwisata ramah muslim (top muslim – friendly tourism destination) pada ajang Indonesia Muslim Travel Index (IMTI) Award 2023.

Dilansir dari AcehProv, Aceh sekarang berada di peringkat kedua di bawah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Ajang ini diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (RI) bekerja sama dengan Bank Indonesia, Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) pusat serta Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI).

Penghargaan IMTI Award diserahkan langsung oleh Menparekraf RI, Sandiaga Salahudin Uno, kepada perwakilan dari Pemerintah Aceh, Ismail (Kabid PUPK Disbudpar Aceh) di Jakarta Convention Center (JCC).

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh, Almuniza Kamal, mengatakan penghargaan tersebut merupakan hasil kolaborasi dengan sejumlah pihak dalam upaya memajukan industri pariwisata halal berkelanjutan.

“Alhamdulillah, keberhasilan Aceh meraih peringkat dua akan memperkuat posisi Kita sebagai destinasi wisata halal yang layak dikunjungi oleh wisatawan, sekaligus menjadi penyemangat untuk tampil lebih percaya diri dan bersaing dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia dan global,” ujar Almuniza di Banda Aceh, Sabtu (28/10).

Atas torehan ini, Almuniza berharap para pelaku industri pariwisata Aceh terus bekerja keras mengembangkan potensi demi meraih peringkat pertama di kompetisi mendatang.

“Saat ini, pasar halal tourism dan muslim-friendly di Indonesia telah memasuki fase pasar global, sehingga dengan usaha meningkatkan layanan tambahan (extended services) diharapkan dapat menarik wisatawan muslim lokal maupun mancanegara ke Aceh,” ucapnya.

Kabid Pengembangan Usaha Pariwisata dan Kelembagaan (PUPK) Disbudpar Aceh, Ismail menambahkan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras bersama.

“Apresiasi Kami (Disbudpar Aceh) kepada seluruh pelaku industri perhotelan, pelaku pariwisata, pelaku ekonomi kreatif, dan seluruh stakeholder yang telah terlibat mendukung dan memajukan pariwisata Aceh hingga sejauh imi. Mari terus Kita promosikan Aceh sebagai destinasi wisata yang ramah, aman, nyaman dan menawan kepada wisatawan,” pintanya.

Ketua PPHI Aceh, Imam Mahfudh mengaku sangat bangga dengan penghargaan tersebut.

Dia berharap kepada pelaku industri pariwisata dan pemerintah dapat terus bersinergi dan berkolaborasi dalam memajukan wisata halal.

“Aceh memiliki potensi besar dalam mengembangkan wisata halal, apalagi daerah kita ini (Aceh) menerapkan qanun (peraturan daerah) syariat Islam,” pungkas Imam, yang turut hadir di acara IMTI Award 2023 di Jakarta.

Sumsel Bidik Pengembangan Wisata Halal untuk Genjot Pariwisata

Alquran Al Akbar Gandus, Palembang (foto: ayobandung.com)

MTN, Palembang – Pihak Disbudpar Sumatera Selatan kini sedang bidik pengembangan wisata halal untuk genjot pariwisata. Seperti apa?

Dilansir dari Bisnis, pemerintah provinsi Sumatra Selatan kini berencana untuk menggenjot pengembangan wisata halal, yang diyakini mampu meningkatkan sektor pariwisata di wilayah tersebut.

Upaya pengembangan wisata halal tersebut sejalan dengan jumlah wisatawan muslim yang terus menunjukkan tren meningkat baik dari nasional maupun mancanegara.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel, Aufa Syahrizal, mengatakan bahwa rencana pengembangan wisata halal tersebut juga selaras dengan nominasi yang didapatkan Sumsel sebagai salah satu provinsi yang ramah muslim.

Dari 38 provinsi di Indonesia, terdapat 15 besar provinsi yang ramah muslim dan Sumsel masuk di posisi keenam dalam nominasi yang bertajuk International Halal Tourism Destination tersebut.

“Kita belum lima besar tapi mudah-mudahan di tahun depan kita bisa meningkat di lima besar,” katanya, Senin (30/10).

Aufa meyakini seluruh destinasi wisata di Sumsel baik itu alam, budaya, religi dan kuliner memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan pariwisata.

Namun, untuk saat ini pengembangan destinasi wisata halal menjadi salah satu fokus utama pemerintah daerah guna memberikan pelayanan yang dapat menyakinkan para wisatawan.

“Langkah selanjutnya kita akan undang pelaku wisata khususnya hotel dan restoran untuk bagaimana memberikan pelayanan yang orang bisa yakin destinasi wisata di Sumsel ini halal,” sambungnya.

Sementara terkait strategi pengembangan destinasi wisata, imbuh Aufa, pihaknya memusatkan pada konsep sapta pesona yang memiliki tujuh unsur di dalamnya diantaranya keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramahan dan kenangan.

“Orang kalau berkunjung kemudian melihat bahwa Sumsel aman, tertib, bersih dan orangnya ramah tamah, selanjutnya kenangan yang dimiliki pasti enak juga dan bisa memunculkan keinginan untuk berkunjung lagi,” pungkasnya.

NTB Raih Penghargaan Destinasi Wisata Ramah Muslim dari Menparekraf

Islamic Center di NTB (foto: radarlombok.co.id)

MTN, Jakarta – Pemprov NTB raih penghargaan destinasi pariwisata ramah muslim dari Menparekraf. Seperti apa?

Dilansir dari Kompas, pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Barat mendapatkan penghargaan peringkat pertama Indonesia muslim travel indeks (IMTI) atau destinasi pariwisata ramah muslim dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), pada Rabu pekan lalu (25/10).

“Alhamdulillah setelah dilakukan penilaian dan peninjauan lapangan oleh tim juri, NTB awalnya masuk nominasi top 5 dan diumumkan mendapatkan peringkat pertama sebagai daerah destinasi pariwisata ramah muslim,” kata Kepala Dinas Pariwisata NTB, Jamaluddin Malady.

Jamal mengatakan, IMTI award merupakan program Kemenparekarf bersama Bank Indonesia (B)I, komite nasional ekonomi dan keuangan syariah (KNEKS), masyarakat ekonomi syariah (MES) pusat dan perkumpulan pariwisata halal Indonesia (PPHI) untuk menciptakan ekosistem pariwisata syariah.

Komandan Lapangan MotoGP 2023 ini menjelaskan, penjurian IMTI telah berlangsung sejak Juli 2023.

Kriteria penilaian adalah ketersediaan sarana dan prasarana ibadah dan makanan halal di lokasi destinasi wisata.

“Adapun sasaran penilaian di antaranya airport Bizam, hotel Svarga Senggigi, rumah makan Taliwang Irama, destinasi wisata Loang Baloq dan keseriusan Dispar NTB menerima penjelasan regulasi wisata halal dan konsep wisata halal yang menekankan pada produk wisata halal, penyediaan pelayanan/amenitas seperti tempat-tempat sarana ibadah yang bersih dan tdk nakjis,” kata Jamal.

Ada dua juri utama serta tiga orang dari Kemenparekarf yang terlibat dalam penghargaan IMTI.

Adapun penghargaan diberikan langsung oleh Menparekraf, Sandiaga Salahuddin Uno, di Jakarta.

“Penghargaan ini semakin memacu semangat kami mengembangkan destinasi wisata halal di samping banyaknya event sport tourism di Lombok seperti MotoGP dengan adanya sirkuit Mandalika,” pungkas Jamal.

Tiga Inisiatif Strategis dari PPHI untuk Wisata Halal

MTN, Jakarta – Pihak Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) memberikan tiga inisiatif strategis untuk wisata halal. Apa saja?

Dilansir dari Republika, Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI) menilai harus ada nilai tambah pada produk dan layanan sektor ini. Begitupun peningkatan berkelanjutan terhadap kualitas penawaran yang sesuai untuk lanskap baru pasar wisata ramah Muslim pascapandemi Covid-19.

Untuk mewujudkannya, PPHI mengajukan tiga inisiatif strategis, yakni:

  1. Mendukung transformasi menuju ketahanan industri pascapandemi, daya saing, serta destinasi dengan rating ramah Muslim. Lalu, pelayanan akreditasi industri dengan rating ramah Muslim dan layanan akreditasi industri. Kemudian, pemeringkatan destinasi ramah Muslim; kerangka kerja, pedoman dan dranding penghargaan terhadap pribadi dan industri; serta platform atau program keterlibatan industri.
  2. Meningkatkan ekosistem pariwisata ramah Muslim Indonesia dengan pelatihan di industri pariwisata ramah Muslim. Selanjutnya, pegulasi, standardisasi, sertifikasi, insentif, dan dukungan kebijakan. Serta pelatihan, konsultasi, sistem penilaian dan praktik terbaik industri Indonesia.
  3. Pengembangan pemasaran dan platform big data International Halal Tourism Summit, konferensi internasional, peluncuran IMTI 2023, dan B2B/B2C pameran bisnis pariwisata.

Sejalan dengan tujuan Tiga Inisiatif Strategis Utama PPHI tersebut di atas, perhelatan The 5th International Halal Travel Summit (IHTS), menyediakan platform dinamis dan kolaboratif yang mendorong inovasi dan pengetahuan pertukaran. Juga menyediakan kemitraan strategis dalam industri wisata dan gaya hidup Muslim.

Ketua PPHI Riyanto Sofyan menyampaikan, IHTS digelar untuk memberdayakan pemangku kepentingan, menginspirasi kepemimpinan pemikiran, dan mendorong transformasi positif menuju ketahanan dan meningkatkan daya saing industri serta destinasi baru dalam lanskap industri pariwisata pascapandemi.

Langkah utamanya dengan mengatasi permasalahan tantangan dan meraih peluang besar pasar pariwisata ramah Muslim dengan pertumbuhan tinggi ini. “Pasar parisata ramah Muslim telah menjadi salah satu sumber utama wisatawan internasional, bukan niche market lagi,” ujar Riyanto mengawali The 5th Halal Tourism Summit yang bagian Indonesia Shari’a Economic Festival di JCC, Jakarta, yang digelar baru-baru ini.

IHTS 2023 diikuti lebih dari 300 peserta yang terdiri dari perwakilan pemangku kepentingan pariwisata, asosiasi pariwisata, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat.