Arab Saudi Hanya Bolehkan Warga Lokal untuk Ibadah Haji 2020

foto: France 24

MTN, Jakarta – Arab Saudi hanya bolehkan warga lokal mereka untuk ibadah Haji tahun ini. Seperti apa?

Dilansir dari Detik, pemerintah Arab Saudi hanya akan membolehkan sekira 1.000 orang warga lokal untuk menjalankan ibadah haji tahun ini.

“Jumlah jemaah hanya akan berkisar 1.000 [orang], mungkin kurang, mungkin juga lebih sedikit,” ujar Menteri Urusan Haji Arab Saudi, Mohammad Benten.

“Jumlahnya tidak akan mencapai ratusan ribu atau ribuan [orang],” tambahnya.

Pemerintah Saudi mengatakan ibadah haji tahun 2020 dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Biasanya, dalam situasi normal, ibadah haji diikuti oleh lebih dari dua juta orang.

Wabah Covid-19 juga telah memicu sejumlah negara untuk membatalkan pengiriman jemaah haji untuk tahun ini.

Masjid-masjid Inggris Tawarkan Tur Virtual Selama Pandemi Covid-19

MTN, Jakarta – Selama lockdown pandemi Covid-19, masjid-masjid di Inggris tawarkan tur virtual. Seperti apa?

Dilansir dari Detik, masjid-masjid di Inggris pada masa pandemi Corona ini menawarkan tur virtual selama lockdown Covid-19, melalui inisiasi Visit My Mosque.

Visit My Mosque day adalah inisiasi nasional yang difasilitasi oleh Muslim Council of Britain (MCB), mendorong masjid-masjid di seluruh Inggris untuk mengadakan hari-hari terbuka masjid untuk umum.

Muslim di Inggris rutin menggelar Visit My Mosque Day selama lima tahun terakhir. Tapi, tahun ini acara tersebut dilaksanakan secara virtual karena adanya lockdown.

“Jika biasanya orang-orang mengunjungi masjid, tahun ini masjid yang mengunjungi mereka (secara virtual). Kemudian, ada juga aksi membagikan masakan, makanan panas, APD, dan banyak lagi,” ujar Sekretaris Jenderal dari Muslim Council of Britain, Harun Khan.

Khan menjelaskan kalau tur virtual masjid menjadi hal yang penting selama lockdown pandemi virus Corona.

“Peran komunitas yang paling penting adalah untuk mendukung kelompok masyarakat yang paling rentan selama tiga bulan ini, akibat lockdown virus Corona,” sambung dia.

Program tur virtual tersebut rencananya acara ini berlangsung pada akhir pekan selama 60 sampai 90 menit.

Acara serupa telah dilakukan sejak tahun 2015 dan diikuti oleh 20 masjid di Inggris. Sejauh ini tercatat lebih dari 250 masjid telah ikut serta, mulai tahun lalu.

Ingin mencoba tur virtual ke masjid-masjid di Inggris? Klik ke tautan berikut ini.

Haji 2020 Batal, 350 Agen Perjalanan Lokal Kena Dampaknya

ilustrasi (foto: al-monitor.com)

MTN, Jakarta – Pemerintah baru saja resmi membatalkan kegiatan Haji 2020. Pembatalan itu mengakibatkan 350 agen perjalanan lokal terkena dampaknya.

Dilansir dari Kompas, Ketua Dewan Pembina di Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umrah (Sathu), Fuad H Mansyur, mengatakan sekira 350 unit agen travel haji dan umrah terkena dampak pembatalan pemberangkatan jamaah haji 2020.

“Ada sekitar 350 travel haji dan umrah yang terdampak. Travel-travel ini biasanya memberangkatkan haji khusus, sementara untuk haji reguler diberangkatkan oleh pemerintah,” ujar Fuad di keterangan resminya, Rabu (3/6/2020).

Dia menambahkan nilai perputaran uang pada haji khusus tersebut berkisar 200 hingga 300 juta Dolar AS. Agen perjalanan wisata lokal akan mengalami kerugian akibat pembatalan pemberangkatan tersebut. Hal itu dikarenakan pihak travel haji dan umrah sudah bekerja sama dengan perusahaan yang ada di Arab Saudi untuk jangka waktu hingga 10 tahun ke depan.

“Kami memaklumi keputusan pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama. Apalagi hingga saat ini Pemerintah Arab Saudi belum mengeluarkan pernyataannya terkait pelaksanaan ibadah haji 2020,” terang Fuad.

Dia meminta pemerintah dan asosiasi travel bertemu dan membahas pembatalan pemberangkatan jamaah haji serta dampak yang ditimbulkan.

“Sebelum pemberangkatan haji dibatalkan, travel haji dan umrah juga sudah terkena dampak dari pandemi Covid-19 ini, karena sejak 27 Februari pemberangkatan umrah juga ditangguhkan,” ujar Ketua Dewan Pembina di Forum Silaturahmi Asosiasi Travel Haji dan Umrah (Sathu) tersebut.

Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan pemerintah memutuskan tidak memberangkatkan jamaah haji pada musim haji 2020/1441 H karena pandemi Covid-19.

Pembatalan pemberangkatan jamaah haji tersebut berdasarkan Keputusan Menteri Agama Nomor 494/2020.

Sesuai dengan amanat undang-undang, selain persyaratan ekonomi dan fisik, kesehatan dan keselamatan jamaah haji harus diutamakan mulai dari embarkasi, di Tanah Suci, hingga kembali ke Tanah Air.

Kekurangan Anggaran, Warga Sumbang Pembangunan Masjid 99 Kubah

Masjid 99 Kubah (foto: datawisata.com)

MTN, Jakarta – Sejak tahun 2017 Masjid 99 Kubah diproyeksikan untuk jadi masjid termegah di Makassar. Namun pembangunannya mangkrak karena kekurangan anggaran. Warga pun berinisiatif untuk melakukan donasi agar pembangunannya tetap berlanjut.

Masjid yang berada di pinggir Pantai Losarinya, Kota Makassar ini dibangun sejak tahun 2017 oleh Pemerintah Sulawesi Selatan, namun hingga kini masjid tersebut belum bisa digunakan untuk beribadah oleh masyarakat. Pasalnya bangunan ini belum rampung akibat kekurangan anggaran. Warga sekitar pun berinisiatif untuk melakukan donasi agar pembangunannya tetap berlanjut.

Dilansir dari Suara.com, puluhan kubah kecil mengitari kubah utama dengan diameter paling besar yang berpusat di tengah bangunan masjid.

Warna-warna menyala macam kuning, merah, cokelat, dan putih berkelindan di kubah dan tubuh masjid cantik ini.

Saat malam menyergap, aneka warna tersebut kian hidup tatkala lampu sorot ditembakkan tepat ke arah kubah-kubahnya nan menawan.

Para pengunjung juga akan dimanjakan dengan atraksi air mancur yang terletak di depan masjid dan akan muncul selama 30 menit selepas Maghrib.

Konon untuk membangun deretan keelokan pada masjid yang sanggup menampung sekitar 10 ribu orang ini, dibutuhkan dana sekitar Rp 176 miliar. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil didapuk sebagai sang arsitek.

Sementara itu, angka 99 yang tersemat di belakang nama masjid ini merupakan adaptasi dari jumlah Asmaul Husna.

Dilansir dari TravelingYuk, sampai Desember 2018, pembangunan Masjid 99 Kubah sudah mencapai angka 70%.

Tonton liputan donasi warga untuk Masjid 99 Kubah ini via saluran TAWAF TV di YouTube, melalui video di bawah ini.

Menjalankan Ibadah Ramadhan di tengah Pandemi Corona

ilustrasi (gambar: farmasi.ugm.ac.id)

MTN, Jakarta – Muslim di seluruh dunia hari ini (24/4) serentak memasuki bulan Ramadhan di tengah pandemi Corona, dengan larangan pemerintah untuk ibadah berjamaah dan mudik.

Dilansir dari AFP, Muslim di seluruh dunia mulai menunaikan ibadah Ramadhan di tengah pandemi Corona, dengan larangan pemerintah untuk ibadah berjamaah dan mudik. Namun di beberapa negara himbauan tersebut tidak dilakukan, sehingga menimbulkan ketakutan akan naiknya angka infeksi.

Bulan puasa tahun ini di Asia, Timur Tengah dan Afrika Utara, diberlakukan larangan sholat berjamaah di masjid, bertemu kerabat dan teman untuk buka puasa.

Pembatasan telah meredam semangat di Indonesia, dunia negara mayoritas Muslim terbesar, karena organisasi keagamaan nasional setempat telah meminta umat untuk tetap tinggal di rumah.

“Ramadhan kali ini sangat berbeda – hanya saja tidak meriah,” kata Ibu rumah tangga bernama Fitria Famela.

“Saya kecewa karena saya tidak bisa pergi ke masjid, tetapi apa yang bisa kita lakukan? Dunia berbeda sekarang,” tambahnya.

Mohamad Shukri Mohamad, ulama Islam terkemuka di kalangan konservatif negara bagian Malaysia, Kelantan, berencana untuk melewatkan ibadah berjamaah di masjid.

“Ini adalah pertama kalinya dalam hidup saya tidak dapat ibadah berjamaah masjid, ” katanya kepada AFP.

“Tapi kita harus menerimanya dan mematuhi aturan jarak sosial untuk lindungi hidup kita,”

Malaysia yang mayoritas Muslim telah memperpanjang lockdown hingga pertengahan bulan Mei nanti untuk masjid, sekolah, dan sebagian besar tempat bisnis.

Pos-pos pemeriksaan polisi juga disiapkan untuk menangkap para pelanggar aturan.

Bahkan pasar kaget Ramadhan di Malaysia yang populer, tempat Muslim membeli makanan lezat setempat sebelumnya untuk berbuka puasa, telah dilarang.

Sebaliknya, orang Malaysia hanya bisa memesan dari apa yang disebut “e-bazaar”, di mana orang memesan barang secara online dan mengirimkannya ke rumah mereka.

Di negara tetangga Indonesia, terjadi kekhawatiran akan lonjakan kasus virus Corona, karena jutaan orang bepergian ke kota asal dan desa mereka pada akhir Ramadhan nanti, sehingga memaksa pemerintah setempat untuk mengeluarkan larangan.

Pemerintah Indonesia juga telah mengumumkan tindakan keras terhadap semua orang yang melakukan perjalanan udara dan laut.

Warga Jakarta yang bernama Erik Febrian mengatakan ia mengandalkan komputer untuk tetap berhubungan dengan orang tuanya di luar kota, sampai ia bisa bertemu langsung dengan mereka pada akhir Ramadhan.

“Berkat teknologi saya dapat melakukan panggilan video ke orang tua saya setiap hari selama Ramadhan,” pungkasnya.

Strategi Pariwisata Indonesia Agar Bisa Bangkit Pasca Corona

ilustrasi (foto: matamatapolitik.com)

MTN, Jakarta – Wabah global virus Corona memang berdampak buruk bagi pariwisata dunia dan Indonesia khususnya. Tapi apa saja strategi agar pariwisata lokal bisa bangkit jika wabah Covid-19 telah berlalu?

Dilansir dari Republika, Taufan Rahmadi, salah satu pelaku di industri pariwisata, yang juga pendiri dari komunitas Temannya Wisatawan, mengusulkan tujuh kebijakan yang perlu diambil oleh pemerintah agar bisa memulihkan industri pariwisata jika wabah Corona telah berlalu.

Tujuh kebijakan yang perlu diambil oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, untuk meminimalisir dampak negatif terhadap Pariwisata Indonesia dari mewabahnya virus corona. Tujuh rekomendasi ini didasarkan pada dampak yang sudah terjadi, baik dalam skala global atau nasional.

Dampak secara global

Berdasarkan data World Travel and Tourism Council, WTTC, dampak yang nyata pada sektor perjalanan dan pariwisata akibat wabah Corona adalah berpotensi mengakibatkan 50 juta orang di seluruh dunia kehilangan pekerjaan.

Dampak secara nasional

a. Sektor Pariwisata

Perhimpunan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI), memprediksi potensi kerugian industri pariwisata Indonesia akibat wabah virus corona COVID-19 mencapai 1,5 milliar dolar AS atau setara dengan Rp 21 triliun.

b. Sektor Ekraf UMKM

Berdasarkan data yang diolah P2E LIPI, dampak penurunan pariwisata terhadap UMKM yang bergerak di usaha makanan dan minuman (mamin) mikro mencapai 27%. Sedangkan, dampak terhadap usaha kecil makanan minuman sebesar 1,77% dan usaha menengah di angka 0,07%.

Pengaruh virus corona terhadap unit usaha kerajinan dari kayu dan rotan, usaha mikro akan berada di angka 17,03%. Untuk usaha kecil di sektor kerajinan kayu dan rotan 1,77% dan usaha menengah 0,01%. Sementara itu, konsumsi rumah tangga juga akan terkoreksi antara 0,5% hingga 0,8%.

Padahal, UMKM memegang peranan penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Bank Indonesia, pada 2016 sektor UMKM mendominasi 99,9% unit bisnis di Indonesia. Dari angka tersebut, jenis usaha mikro paling banyak menyerap tenaga kerja hingga 87%.

Tingkat kecepatan dan ketepatan dari berbagai negara seperti Singapura, Malaysia ataupun New Zealand di dalam menerapkan kebijakan – kebijakan pemulihan pariwisatanya di dalam menghadapi pendemi ini dijadikan pula sebagai tolak ukur di dalam menyusun rekomendasi ini.

Sebagai contoh, Singapura telah mengeluarkan kebijakan sertifikasi SG Clean , kebijakan ini ditujukan untuk meningkatkan standard kebersihan publik ditengah wabah virus corona, SG Clean ini diperuntukkan untuk sektor bisnis pariwisata, ritel, dan layanan makanan, dan untuk mendapatkan sertifikasi ini harus memenuhi persyaratan tertentu yang sangat ketat dari lembaga yang ditunjuk.

Dan ternyata kebijakan ini terbukti mampu berangsur-angsur meningkatkan kepercayaan dari pelanggan/wisatawan terhadap kualitas layanan kebersihan yang diberikan selama mereka berwisata.

Oleh karena itu dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, TW menggaris bawahi kebijakan-kebijakan pariwisata yang perlu untuk diperkuat, antara lain:

01. Dukungan kepada Industri dan pelaku parekraf

Tentang dukungan kepada industri/pelaku parekraf berupa: pembebasan biaya BPJS, pengurangan biaya listrik, air, sewa, keringanan restribusi pajak pemda, relaksasi peminjaman bank, dst

Adalah penting untuk segera disosialisasikan terkait petunjuk teknis serta penetapan waktu yang pasti dari kapan kebijakan ini mulai berlaku.

Karena hingga kini masih ditemukan dilapangan kebijakan yang sudah dicanangkan dipusat tapi belum tersosialisasi dan terimplementasi dengan baik di daerah.

02. Dukungan Anggaran

Tentang Dukungan Kemenparekraf (Realokasi Anggaran) yang terkait kerja sama dengan pihak hotel, pihak perusahaan transportasi wisata, pihak perusahaan makanan dan minuman.

Adalah perlu untuk dijelaskan kepada publik bentuk kerja sama yang akan dilakukan, apakah murni seperti layaknya pengadaan barang dan jasa (kontrak bisnis) atau murni bentuk kepedulian sosial dari para pemilik bisnis tersebut yang dilakukan sebagai bentuk sumbangsih untuk negeri yang sedang berada ditengah krisis ini.

03. Subsidi Pendidikan Pariwisata

Yang juga tidak boleh dilupakan adalah pentingnya subsidi kepada para pelajar/mahasiswa yang saat ini sedang menuntut ilmu di sekolah-sekolah tinggi pariwisata baik negeri ataupun swasta di Indonesia, di mana sebagaimana kita maklumi bahwa banyak dari pelajar/mahasiswa ini terancam tidak bisa melanjutkan pendidikannya dikarenakan usaha yang dimiliki orang tuanya jatuh dikarenakan dampak corona.

04. Penguatan SOP Mitigasi Pariwisata

Berkaca dari banyak kejadian bencana alam, force majeur yang terjadi di Indonesia seperti gempa bumi, gunung api meletus dan saat ini wabah penyakit, maka kebutuhan akan segera diperkuatnya SOP Mitigasi Pariwisata Indonesia yang mengacu pada standardisasi yang diberikan UNWTO dan WHO adalah sangat penting.

Langkah strategi dari Kemenparekraf di saat fase pemulihan adalah sangat krusial untuk disiapkan sejak dini, agar pada saat wabah ini mereda kemenparekraf sudah tidak lagi berbicara tentang merancang strategi pemulihan, tapi tinggal melaksanakannya.

05. Prioritas pada pembenahan destinasi

Terkait kenyamanan di destinasi wisata, Indonesia masih banyak memiliki PR yang harus dikerjakan, seperti misalnya issue kebersihan, keamanan, kesehatan, pelestarian lingkungan, regulasi daerah, layanan wisata halal dan lain sebagainya.

Ini tidak saja membutuhkan anggaran yang banyak tetapi juga pendampingan yang intensif, sehingga pembenahan destinasi yang dilakukan sesuai dengan standard global manajemen destinasi pariwisata yang berkelanjutan.

06. Meningkatkan peran pokdarwis di desa wisata sebagai tim gugus desa yang dibina oleh Kemenparekraf

Pokdarwis perannya seringkali dikesampingkan di dalam pengembangan pariwisata, padahal kelompok ini beranggotakan anak – anak muda kreatif yang peduli akan kemajuan pariwisata di desanya.

Peningkatan peran dari Pokdarwis yang tersebar di seluruh desa wisata diharapkan dapat menjadi agen perubah , motor penggerak masyarakat dalam membangun industri kreatif di desa, sekaligus menginisiasi gerakan bersama menjaga destinasi pariwisata.

07. Penguatan Regulasi masuknya Wisatawan Mancanegara

Mengambil pengalaman dari kasus corona, wisatawan dari negara/daerah yang sudah pernah atau rentan terkena wabah penyakit harus melalui seleksi yang sangat ketat untuk mendapatkan izin masuk/visa ke Indonesia.

Kebijakan bebas visa kunjungan dari negara-negara tersebut harus ditinjau kembali demi lebih berkualitasnya wisatawan mancanegara yang masuk berlibur ke Indonesia.

Tujuh rekomendasi di atas adalah wujud dari harapan agar Pariwisata Indonesia bisa segera bangkit di tengah pendemi ini,

Terobosan strategi dan kecepatan implementasi adalah kunci dari kemenangan kita dalam pertarungan melawan virus corona ini.

Wisata Halal Juga Picu Perkembangan Produk Halal

ilustrasi (gambar: Suara Islam)

MTN, Jakarta – Perkembangan wisata halal ternyata beriringan juga dengan produk-produk halal. Seperti apa?

Kesadaran masyarakat lokal akan produk halal terus meningkat sejalan dengan perkembangan industri wisata halal (halal tourism) yang kian menggeliat.

Demikian dikatakan oleh Chairman of Indonesian Islamic Travel Communication Forum (IITCF), H. Priyadi Abadi, M. Par, dalam acara diskusi “Grand Opening Adinda Azzahra” di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, awal Maret ini, seperti yang dilansir dari Mina News.

Mengutip data yang dipublikasikan MasterCard-CrescentRating pada tahun 2019 lalu, Priyadi mengatakan, grafik pertumbuhan jumlah wisatawan Muslim (di luar Haji dan Umroh) di dunia terus mengalami kenaikan.

“Tercatat pada 2014 jumlah wisatawan Muslim ada sekira 108 juta jiwa, di tahun 2016 naik menjadi 121 juta jiwa, dan pada 2018 lalu meningkat menjadi 140 juta jiwa. Pada 2020 ini diproyeksikan jumlah wisatawan Muslim dunia akan mencapai 160 juta jiwa,” ujar Priyadi.

Menurutnya, kontribusi sektor wisata halal terhadap perekonomian global pada 2020 ini diprediksi mencapai angka US$220 miliar.

Sementara pada tahun 2026 nanti, kontribusi sektor pariwisata halal diperkirakan melonjak hingga ke angka 35% atau US$300 miliar.

Ia menambahkan, wisatawan muslim secara global diprediksi akan mengalami kenaikan menjadi 230 juta jiwa, yang merepresentasikan lebih dari 10 persen total wisatawan global secara keseluruhan.

Sejauh ini potensinya telah digarap oleh negara-negara Muslim. Berdasarkan Global Muslim Travel Index (GMTI) 2019, Indonesia bersama Malaysia keluar sebagai juara destinasi wisata ramah Muslim (muslim friendly) di antara negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dengan skor 78.

Di posisi berikutnya Turki, Arab Saudi, Uni Emirat Arab di peringkat tiga, keempat, dan kelima. Qatar (peringkat enam), Maroko (peringkat tujuh), Bahrain (peringkat delapan), Oman (peringkat delapan), dan Brunei (peringkat sepuluh).

Jerman Mulai Promosikan Wisata Muslim

ilustrasi (foto: Halal Trip)

MTN, Jakarta – Merasa kalau potensi industri wisata muslim kian besar, Jerman pun mulai promosikan wisata muslim di negara mereka. Seperti apa?

Managing Director IndoGerman Travel, Dana Schuster, di sela acara Silaturahim dan Tukar Wawasan Tour Halal Jerman & Swiss yang digelar Komunitas Pasar Wisata Halal di Jakarta, mengatakan kalau Jerman sudah mulai promosikan wisata muslim di negara mereka.

Dilansir dari ElShinta, menurut Dana, melihat potensi halal tourism yang bagus, terlebih dengan banyaknya wisatawan dari negara-negara muslim, seperti Arab Saudi, Turki, Lebanon dan negara muslim Asia, pemerintah Jerman pun sudah mulai mempersiapkan hal-hal yang menjadi pendukung wisata halal.

“Selain makanan halal yang tidak mengandung babi, pemerintah Jerman juga membangun lokasi untuk beribadah bagi wisatawan muslim, seperti musala-musala di bandara atau masjid di beberapa tempat,” ungkap Dana.

Untuk makanan halal, Dana mengatakan kalau beberapa restoran di destinasi wisata di Jerman bahkan sudah ada yang bisa melayani langsung permintaan wisatawan atau bisa dipesan terlebih dahulu, khususnya bagi wisatawan yang datang secara berkelompok atau rombongan.

Sedangkan untuk sarana peribadatan, diakui oleh Dana kalau pemerintah Jerman juga telah membangun beberapa masjid atau yang mereka sebut dengan Moschee untuk wisatawan menjalankan ibadah salat. “Hanya saja, masjid di Jerman memang bukan seperti di negara lain atau negara muslim di mana masjid-masjidnya berukuran besar atau masjid raya. Di Swiss dan Jerman masjid tidak megah, namun bersih,” jelas Dana.

Dana juga mengakui bahwa terjadi peningkatan jumlah wisatawan muslim, khususnya dari Indonesia yang berkunjung ke Eropa, seperti Jerman dan Swiss setiap tahunnya. Itu terbukti dari perjalanan wisata yang digarap IndoGerman Travel di mana meningkat tiap tahunnya.

“Satu bulan bisa dua kali pemberangkatan ke Jerman dan Eropa pada umumnya, dan jumlahnya dalam setahun diperkirakan bisa mencapai 240 orang wisatawan muslim,” ucapnya.

Agen Perjalanan Indonesia Ini Gelar Program Wisata Reliji ke Uzbekistan

Uzbekistan (foto: travel.earth)

MTN, Jakarta – Pihak Amirania Tours & Travel menggelar program wisata reliji ke Uzbekistan. Seperti apa?

Salah satu alasan mengapa pihak Amirania Tours & Travel menggelar program ini adalah untuk mengenal lebih dekat sejarah Islam di negara-negara di Asia Tengah; pecahan negara Uni Soviet, yang salah satunya adalah Uzbekistan.

Dilansir dari MinaNews, Suriati Uwes dari Amirania Tours & Travel menjelaskan, pihaknya bakal memberangkatkan 20 orang untuk melakukan perjalanan religius selama tujuh hari ke Uzbekistan. Rencananya ziarah tersebut dilakukan dari 15 hingga 21 Maret 2020 mendatang.

Menurutnya, perjalanan religius ini sekaligus ingin mengulang kembali kejayaan Islam pada abad ke-11 lalu, yang lebih dikenal dengan Silk Road atau Jalur Sutra.

“Insya Allah, kami adalah pelopor untuk perjalanan religius yang menggabungkan wisata dan edukasi tentang negara-negara Islam bekas Uni Soviet, kami menyebutnya Islamic Heritage Tour,” ujar Suriati.

Untuk perjalanannya ke Uzbekistan, lanjut dia, peziarah bakal terbang langsung dari Jakarta ke Tashkent, dan bermalam di ibukota Uzbekistan tersebut. Perjalanan akan dilanjutkan keesokan harinya dari Tashkent ke kota Bukhara yang indah dan merupakan sisa peninggalan masa kejayaan kekaisaran Persia di Asia Tengah.

Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi Sitorai Moxi Hossa, rumah musim panas Emir Bukhara Ismail Samonid yang indah dengan kebun mawar yang beraneka ragam. Lalu ke Makam Ismail Samonid, Museum Air di Bukhara Chasma Ayub, setelah itu rombongan akan kembali ke hotel dan bermalam di Bukhara yang sudah berusia 2.000 tahun lebih itu.

Suriati yang juga Ketua Korps Mubaligh/Mubalighoh Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini menambahkan bahwa di Bukhara perjalanan dilanjutkan ke beberapa tempat yang kental dengan sejarah Islam diantaranya mengunjungi Poi-Kalyan Ensemble yang berfungsi sebagai Madrasah Miri-Arab, Taqi sebagai pusat perdagangan dan mengunjungi tempat pembuatan karpet Uzbek yang terkenal sangat Indah.

“Pada hari keempat rombongan akan dibawa mengunjungi kota tua lainnya, Samarkand, dihari kelima itu, rombongan bakal mengunjungi makam Amir Timur, pendiri Uzbekistan atau biasa disebut Gur-Emir, kemudian ke Registan Ensemble, Shah-i-Zinda necropolis,” imbuh Suriati.

Karena sejarah dan budaya, kawasan Registan bersama Kota Tua Samarkand ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.

Suriati juga menjelaskan lebih lanjut bahwa rombongan akan diajak mengunjungi tempat pembuatan sutra yang terkenal yang masih menggunakan kertas tradisional. Di sana, rombongan akan diajak mengikuti pembuatan kertas sutera.

“Ziarah ke makam Nabi Daniel yang berada di komplek pemakaman yang indah di Samarkand, di hari selanjutnya rombongan akan kembali ke ibukota Tashkent dan akan dibawa ke pegunungan Chimgan,” jelasnya.

Amirania Tours & Travel bagian dari Amirania Foundation merupakan wadah bagi mereka yang memiliki ketertarikan untuk belajar bersama tentang sejarah masa Jalur Sutra yang penuh keberagaman etnik, suku bangsa, seni & budaya yang menyatu pada bangsa-bangsa yang berasal dari Asia, Eropa, dan Afrika.

Hotel Syariah Bintang Tujuh Akan Hadir di Jakarta

ilustrasi (foto: Tribunnews)

MTN, Jakarta – Hotel syariah di lokal biasanya mentok di kelas bintang tiga atau empat. Dalam waktu dekat hotel syariah kelas bintang tujuh akan hadir di Jakarta.

Dilansir dari Suara, pihak Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) akan mengembangkan hotel bintang tujuh yang ramah bagi wisatawan muslim di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Chairman IHLC, Sapta Nirwandar, usai menemui Wakil Presiden Ma’ruf Amin di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (13/1/2020). Sapta menjelaskan kalau hotel yang akan dikembangkan tersebut adalah Raffles Hotel yang berada di Jakarta.

“Raffles Hotel di Jakarta akan menjadi muslim friendly hotel bintang tujuh. Supaya kita juga bisa punya tempat wisawatan mancanegara yang muslim untuk menginap, untuk conference, dan lain-lain,” kata Sapta.

Dengan Indonesia memiliki hotel syariah berbintang tujuh, maka kita akan mampu bersaing dengan hotel-hotel di luar negeri, serta meraup keuntungan dari wisatawan muslim khususnya dari Timur Tengah.

“Bayangkan kalau Raja Salman menginap, itu berapa tarifnya. Ini meningkatkan devisa,” ujar Sapta.