Masjid yang Selamat dari Banjir Bandang Ini Berpotensi Tarik Wisata

Masjid Al-Istiqamah Radda (foto-foto: Sorot Makassar)

MTN, Jakarta – Banjir bandang besar yang terjadi di Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada pekan lalu (13/7) hampir meluluhlantakan segalanya, kecuali sebuah masjid. Masjid apakah itu?

Masjid Al-Istiqamah Radda selamat dari banjir bandang dashyat yang melanda enam kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Bencana tersebut terjadi pada Senin malam (13/7).

Dilansir dari Sorot Makassar, puluhan personel TNI-AD dari Yonif 721/Makkasau Kompi Senapan C Palopo, pada Selasa (21/7), melakukan pembersihan masjid yang berada di tengah-tengah perkampungan Dusun Radda, Desa Radda yang tertimbun tanah akibat banjir bandang yang menerjang Luwu Utara.

Masjid Al Istiqamah Radda ketika bencana terjadi tertimbun lumpur hingga setinggi satu setengah meter.

Saat berlangsung pembersihan masjid, personel Yonif 721/Makkasau menemukan sebuah motor yang tertimbun lumpur.

Danton Kompi Senapan C Palopo Yonif 721/Makkasau, Letda Inf. Risal yang memimpin langsung di lapangan mengatakan semoga masjid ini segera dapat digunakan beribadah

Masjid Al Istiqamah berlokasi di desa Radda, kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Kode pos: 92961.

Diharapkan ke depannya pasca bencana ini Masjid Al-Istiqamah bisa berpotensi tarik banyak wisatawan Muslim.

E-book Panduan ke Korea untuk Wisatawan Muslim

wisata ke Korea (foto: setara.net)

MTN, Jakarta – Pihak Korea Tourism Organization (KTO) Jakarta baru saja meluncurkan buku elektronik (e-book) panduan berpelesir ke Korea untuk para wisatawan muslim. Seperti apa?

Dilansir dari Detik, pihak KTO merilis e-book tema wisata Korea Selatan yang bertajuk Liburan #keKoreaAja Yuk! Dalam buku tersebut dijelaskan mengenai informasi dan tips wisata bagi wisatawan muslim.

Perwakilan KTO Jakarta, Dwita Rizki, menjelaskan kalau dalam buku setebal 435 halaman itu tercantum informasi mengenai masjid-masjid besar dan bersejarah di Korea Selatan. Ia mengungkapkan, referensi ini dapat digunakan wisatawan muslim yang ingin menyambangi dan merasakan shalat di Negeri Ginseng.

Ada pula saran khusus untuk wisatawan muslim. Misalnya catatan mengenai ketersediaan musala, restoran halal, atau masjid di atraksi wisata Korea Selatan.

Rizki juga menjelaskan bahwa wisatawan muslim termasuk dari Indonesia biasanya kesulitan dalam menemukan restoran halal. Tapi ia menegaskan kalau saat ini Korea Selatan sudah terbuka pada wisatawan muslim dan mulai menjual menu makanan halal.

“Kesulitan pastinya muslim banyak batasan untuk makan. Khususnya nggak boleh makan untuk pork (daging babi), sementara di Korea itu mayoritasnya bukan muslim, jadi makanan memang mengandung banyak pork,” ujar Rizki.

“Namun sekitar tiga tahun terakhir pemerintah semakin melek dengan wisatawan yang banyak muslimnya, apalagi seperti Indonesia yang penduduknya banyak, lalu banyak wisatwan dari Timur Tengah juga. Sekarang sih lebih gampang untuk cari makan termasuk daerah Myongdong yang ramai, banyak makan-makanan yang ditulis ini halal,” ia menambahkan.

Agar wisatawan tidak terkecoh makanan haram, perwakilan KTO lainnya yang bernama Irma memberikan tips kulineran di Korea Selatan. “Mencari makanan lebih ke tempat wisata. Kalau di tempat wisata biasanya food stall-nya sudah lebih jelas, mana yang muslim friendly, mana yang tidak,” ujarnya.

Selain mencakup informasi untuk wisatawan muslim, buku panduan Liburan #keKoreaAja Yuk! juga memuat informasi umum tentang wisata Korea Selatan, termasuk lokasi instagramable. Buku ini dapat diunduh secara gratis di SINI.

Wisata Religi Al Quran Raksasa di Palembang Kembali Dibuka

Al Quran Raksasa Gandus Palembang (foto: Antara / Yahanan Sulam)

MTN, Jakarta – Wisata religi di Al Quran Raksasa Gandus Palembang kembali dibuka meski pandemi Corona masih berlangsung.

Di era New Normal ini objek wisata Al Quran Raksasa di Gandus, Palembang, kembali dibuka. Pembukaan kembali objek tersebut diilakukan oleh Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru.

Dilansir dari Antara, objek wisata tersebut ditutup sejak wabah virus Corona merebak. Penutupan pertama kali dilakukan pada 17 Maret 2020.

Kini, empat bulan pasca penutupan tersebut, sejumlah tempat wisata kembali dibuka, termasuk wisata religi di Al Quran Raksasa Gandus.

“Quran Al Akbar atau lebih dikenal Quran Raksasa sebagai tempat wisata religi bagi masyarakat sehingga perlu dibuka kembali,” ujar Herman usai pembukaan kembali wisata religi Quran Raksasa Gandus Palembang, akhir pekan lalu.

Selain itu, objek wisata Al Quran Raksasa merupakan tempat edukasi agama bagi masyarakat, sehingga keberadaannya perlu terus dikembangkan. Bahkan, dengan dibukanya kembali Al Quran Raksasa itu bisa memotivasi berbagai pondok pesantren yang ada di provinsi Sumsel.

Herman juga mengatakan kalau dibukanya wisata religi Al Quran Raksasa itu sejalan dengan program Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel yaitu Satu Desa Satu Rumah Tahfidz.

Namun Herman meminta agar dibukanya lagi tempat wisata religi tersebut harus dijalankan dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19, demi mencegah munculnya klaster baru virus Corona di tempat wisata.

“Itu penting karena dalam normal baru sekarang ini protokol kesehatan harus tetap diutamakan,” kata Gubernur Herman Deru. Hal itu, lanjutnya, untuk memutus mata rantai penyebaran Corona yang masih ada.

Al Quran Raksasa dipahat di permukaan kayu Trembesi berukuran panjang 177 sentimeter dengan lebar 140 sentimeter dan ketebalan 2,5 sentimeter. Al Quran Raksasa itu, ujar Herman, merupakan hasil karya Wong Kito yang tidak hanya menjadi alternatif tujuan wisata warga lokal tetapi juga mancanegara.

Wisata Religi Al Qur’an Raksasa berlokasi di Jl. Moh. Amin, Gandus, Kec. Gandus, Kota Palembang, Sumatera Selatan, 30149, dengan nomor telepon: 0821-8622-6958.

Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid, Erdogan: “Tetap Terbuka untuk Umum, Muslim dan Non-Muslim”

Hagia Sophia (foto: Daily Sabah)

MTN, Jakarta – Museum Hagia Sophia di Turki diubah jadi masjid, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyebut kalau keputusan tersebut sesuai dengan keinginan sang penakluk Konstantinopel (nama asli kota Istanbul zaman kuno), Fatih Sultan Mehmet dari Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman).

Dilansir dari Detik, Hagia Sophia telah diubah menjadi masjid. Banyak pihak yang protes namun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut keputusan itu sesuai dengan keinginan penakluk Konstantinopel, Fatih.

Pernyataan itu disampaikan Erdogan akhir pekan lalu usai Pengadilan Turki membatalkan status Hagia Sophia sebagai museum, lalu mengubahnya menjadi masjid dan Erdogan menandatangai dekrit presiden soal status Hagia Sophia tersebut.

Presiden Turki tersebut juga menjelaskan mengenai sejarah Hagia Sophia, termasuk masa-masa kritis Kekaisaran Bizantium dan pendiri republik Turki modern.

bagian dalam Hagia Sophia (foto: Daily Sabah)

“Dengan putusan pengadilan ini, dan dengan langkah-langkah yang kami ambil sejalan dengan keputusan itu, Hagia Sophia kembali menjadi masjid, setelah selama 86 tahun, seperti yang diinginkan Fatih, sang penakluk Istanbul,” ujar Erdogan.

“Seperti semua masjid kami, pintu Hagia Sophia akan tetap terbuka untuk semua; penduduk lokal dan asing, Muslim dan non-Muslim,” tambahnya.

Pengadilan tinggi Turki telah mencabut status Hagia Sophia sebagai museum dan diperuntukan menjadi masjid. Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul pun mengunggah foto bangunan Hagia Sophia di akun Twitternya dengan pesan ‘Selamat Hari Jumat’.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, juga mengumumkan ke masyarakat kalau mereka dapat melaksanakan ibadah salat di Hagia Sophia mulai tanggal 24 Juli 2020.

Edorgan menyebut Salat Jumat pada 24 Juli akan menjadi ibadah pertama kali di Hagia Sophia usai status bangunan bersejarah itu diubah dari museum menjadi masjid.

“Insyaallah, kami akan melakukan salat Jumat bersama-sama pada 24 Juli nanti dan membuka kembali Hagia Sophia untuk beribadah,” kata Erdogan.

Presiden Turki tersebut juga meminta ke semua orang untuk menghargai keputusan pengubahan status Hagia Sophia itu. “Masalah tujuan pengubahan (fungsi) Hagia Sophia untuk masalah hak-hak kedaulatan Turki,” ucap Erdogan.

Kendati Hagia Sophia telah sah kembali menjadi masjid, banyak pihak yang menyayangkan keputusan tersebut. Misalnya Uni Eropa yang kecewa bahwa Hagia Sophia akan dikelola oleh Direktorat Urusan Agama.

UNESCO yang juga turut memasukkan Hagia Sophia sebagai Situs Warisan Dunia kecewa, sebab Turki tak memberitahu mereka tentang perubahan fungsi tersebut. Mereka juga belum sempat meninjau kondisi terkini dari Hagia Sophia.

Hagia Sophia dibangun pertama kali sebagai gereja katedral oleh Kekaisaran Bizantium Kristen sejak 1500 tahun yang lalu. Kemudian, bangunan itu diubah statusnya menjadi masjid setelah penaklukan Konstantinopel oleh Ottoman pada 1453.

Lalu, status Hagia Sophia diubah menjadi museum pada tahun 1934 dan ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Seiring berjalannya waktu, Hagia Sophia menjadi salah satu tempat wisata yang paling sering dikunjungi wisatawan di kota Istanbul.

Tiga Bulan Ditutup, Akhirnya Museum Al Quran TMII Kembali Dibuka

Bayt Al-Qur’an dan Museum Istiqlal (BQMI) Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Foto: dokumen milik Kemenag

MTN, Jakarta – Museum Al Quran TMII kembali dibuka kembali di era New Normal, setelah sebelumnya selama tiga bulan ditutup. Seperti apa?

Bayt Al Quran dan Museum Istiqlal (BQMI) Taman Mini Indonesia Indah (TMII) atau biasa disebut Museum Al-Qur’an TMII kembali dibuka. Museum tersebut sebelumnya ditutup selama penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB DKI Jakarta sejak 16 Maret 2020.

“Alhamdulillah, seiring pemberlakuan new normal, layanan BQMI TMII mulai hari ini kembali dibuka. BQMI akan membuka kembali layanan bagi para pengunjung dengan menerapkan protokol kesehatan,” ujar Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an (LPMQ) Kemenag, Muchlis M Hanafi, di keterangan resminya.

Dilansir dari Detik, dibukanya kembali layanan BQMI TMII ini ditandai kunjungan Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi ke kantor LPMQ. Muchlis mengatakan, Wamenag akan memastikan kesiapan layanan dan protokol kesehatan sekaligus meresmikan pembukaan layanan. Wamenag juga akan menyampaikan arahan terkait layanan pentashihan dan BQMI.

Berikut protokol kesehatan saat mengunjungi BQMI TMII selama pandemi corona:

  1. BQMI membuka layanan kunjungan setiap hari Sabtu-Kamis pukul 08.30-15.30 WIB. Tutup istirahat pukul 12.00-13.00 WIB
  2. Layanan kunjungan BQMI dilaksanakan dengan ketentuan protokol kesehatan yang berlaku
  3. BQMI menyiapkan alat ukur suhu badan atau termometer, tempat mencuci tangan dan hand sanitizer di setiap akses masuk dan keluar
  4. Setiap pengunjung diharuskan menggunakan masker, mencuci tangan, serta mengukur suhu badan kepada petugas BQMI
  5. Tidak diperkenankan membuat acara, kerumunan orang, dan harus menjaga jarak selama berada di lingkungan BQMI
  6. Akses masuk ke museum diatur secara bertahap atau bergantian, sesuai dengan kapasitas ruangan dengan jarak antar pengunjung kurang lebih 1,5 meter
  7. Pembukaan akses terhadap area kids corner, play ground, dan photo booth di ruang pamer akan dilakukan secara bertahap
  8. Pengunjung membeli tiket dan atau jasa layanan lainnya sesuai tarif
  9. Pembelian tiket masuk museum dilakukan secara online atau pembelian langsung dengan menggunakan pembatas antara petugas dan pengunjung
  10. Kartu tiket masuk menggunakan sistem QR Code dan alat scanner tiket di pintu masuk akses museum
  11. Pengunjung tidak berlarian dan membuat gaduh di area BQMI TMII
  12. Pengunjung tidak makan, minum, atau merokok di dalam gedung BQMI TMII
  13. Pengunjung tidak diperkenankan menyentuh koleksi atau media pamer
  14. Pengunjung membuang sampah pada tempat yang disediakan
  15. Narahubung Bayt Al-Qur’an & Museum Istiqlal: (021) 87798807 / WA +62 812-9799-4410
  16. Koordinator rombongan melakukan pembayaran tiket masuk dan jasa pemanduan (bila menghendaki) baik secara langsung kepada petugas tiket BQMI; melalui transfer ke rekening BRI a.n BPN 133 LPMA Jakarta. No Rekening: 140601000021306; maupun setoran tunai/transfer ke bank persepsi menggunakan billing receipt yang dikeluarkan oleh petugas.