Menengok Aktivitas Masjid Jiang’an di Wuhan, China

Masjid Wuhan Jiang’an (foto: Kanal Kalimantan)

MTN, Jakarta – Sejak Januari 2020 dunia memang dihebohkan oleh penyebaran virus Corona di Wuhan, Hubei, China. Tapi seperti apa keadaan salah satu aktivitas masjid di Wuhan, jauh sebelum wabah virus tersebut menyebar?

Akun YouTube milik Muhammad Hanif Hasballah di YouTube mengunggah video rekaman ketika ia mengunjungi masjid Jiang’An di Wuhan pada 14 Desember 2018.

Video yang diunggah oleh Muhammad Hanif Hasballah tersebut perlihatkan aktivitas di masjid Jiang’An sebelum sholat Jumat, saat sholat Jumat, dan sesudah shalat Jumat.

Masjid Jiang’An sendiri berlokasi di No. 83, Yongheli, Erqi Street, Jiang’an District, Wuhan, Hubei, China.

Nama lain dari Masjid Jiang’An adalah Wuhan Liujiamiao Mosque atau Wuhan Erqi Street Mosque.

Tonton videonya di bawah ini.

Masjid di Sukabumi Ini Pagarnya Terbuat dari Akuarium

Masjid Jami At Taqwa (foto: Liputan6)

MTN, Jakarta – Sebuah masjid di wilayah Sukabumi memiliki pagar yang terbuat dari akuarium. Seperti apa?

Sebuah masjid di kota Sukabumi memiliki pagar dari akuarium yang berisi banyak ikan hias.

Masjid tersebut adalah Masjid At Taqwa yang berada di kompleks Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Kota Sukabumi. BBPBAT merupakan lembaga yang berada di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan.

“Pagar masjid yang berbentuk akuarium ini selesai dibangun Januari 2018 kemarin,” ujar Wakil Ketua II Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid At Taqwa, yang juga seorang perekayasa teknologi Bioflok BBPBAT, Adi Sucipto.

Dilansir dari Republika, keberadaan pagar akuarium ini hadir bersamaan dengan renovasi bangunan masjid yang dilakukan pada tahun lalu. Masjid At Taqwa dibangun pada 1992, dan diresmikan pada 5 Maret 1993.

Seiring dengan perjalanan, masjid ini dilakukan renovasi dan terakhir selesai dilakukan pada awal 2018.

Masjid Jami At Taqwa (foto: Republika)

Adi menerangkan, pemasangan akuarium di pagar masjid ini dilakukan untuk mempercantik bagian eksterior. Terlebih, BBPBAT merupakan balai yang bergerak di bidang perikanan sehingga sangat berkaitan.

Adi mengatakan, pengurus masjid berupaya membuat konsep dengan membuat pagar akuarium. Saat ini, jumlah akuarium yang mengelilingi masjid sebanyak 15 unit.

Di dalam akuarium ini terdapat beragam jenis ikan hias. Misalnya, jenis ikan Memphis, Koki, Platy, Guppy, Sapu dan ikan lainnya.

Menurut Adi, ukuran akuarium sengaja dibuat kecil agar tidak cepat kotor dan berlumut. Pengoperasian akuarium ini dijalankan dengan mesin pompa kecil untuk sirkulasi ikan dan menggunakan magnet.

Pagar akuarium ini semakin cantik dan indah dipandang pada malam hari. “Kalau malam hari ada pencahayaan yang menarik,” kata dia.

Kehadiran pagar akuarium ini menjadi daya tarik bagi warga atau jamaah masjid yang datang beribadah. Mereka menjadi betah berlama-lama di masjid untuk melihat ikan hias di akuarium setelah selesai menjalankan ibadah.

Pada sore hari anak-anak yang belajar mengaji dan ilmu agama di masjid juga makin bersemangat karena melihat akuarium. Masjid ini menggiatkan kajian agama setiap Rabu malam yang dihadiri banyak jamaah.

Selain pagar akuarium, Masjid At Taqwa juga mempunyai kelebihan lainnya. Sarana toilet dan wudhu untuk para wanita dibangun dengan konsep mewah seperti di hotel. Sementara di dalam masjid terdapat lampu hias yang mewah dan menarik untuk dilihat.

Saka Buana, Masjid Unik Berbahan Bambu Terbesar di Indonesia

Masjid Saka Buana (foto: Radar Banten)

MTN, Jakarta – Di Serang, Banten, kini ada masjid unik berbahan bambu, yang diklaim sebagai terbesar di Indonesia. Seperti apa?

Di wilayah Kragilan, Serang, Banten, dibangun sebuah masjid unik berbahan bambu bernama Saka Buana, yang diklaim sebagai yang terbesar di Indonesia untuk jenisnya.

Dilansir dari Banten News, Masjid Saka Buana memiliki luas bangunan 260 meter persegi.

Pihak Yayasan Bambu Indonesia menyebut Saka Buana sebagai masjid bambu terbesar se-Indonesia.

Gaya arsitektur masjid Saka Buana bergaya Jawa Barat dengan model menyerupai “Parahu Nangkub”.

Masjid ini berlokasi tepat di halaman Kantor Operasional Toll Tangerang-Merak di Ciujung, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, Banten.

Presiden Direktur PT Marga Mandalasakti (MMS), Kris Ade Sudiyono, mengatakan, Masjid Saka Buana dibangun menggunakan material bambu karena ingin mengambil konsep alam dan unik.

“Bambu yang dipilih sebagai material utama pada desain bangunan masjid merupakan khasanah budaya dan kearifan lokal. Dengan komposisi 60% struktur bangunan masjid menggunakan material dari bambu,” ujar Kris.

Kris menambahkan, masjid yang diresmikan pada Senin 20 Januari 2020 tersebut diberi nama Masjid Saka Buana mengutip bahasa Sansekerta dari kata “saka” yang berarti tiang dan “buana” yang berarti dunia. Jadi Saka Buana memiliki arti “Tiang Dunia”.

Dilansir dari Radar Banten, masjid Saka Buana diresmikan pada 20 Januari 2020, yang berada di kantor operasional gerbang Tol Ciujung.

Tampak depan masjid bambu Saka Buana mirip Masjid Agung Banten Lama yang bangunannya lebih lebar-lebar pada sisi masjid dan bentuk menara.

Bambu dengan diameter berukuran besar digunakan sebagai tiang penyangga konstruksi agar kokoh menopang rangkaian bambu lain. Sementara bambu yang berukuran kecil digunakan untuk jendela yang dibentuk bervariasi agar indah dipandang mata. Bambu juga dijadikan rangka atap dan anyaman bambu sebelum ditutup genting berwarna merah marun.

Untuk fondasi memang tidak menggunakan bambu, tetapi fondasi pada umumnya dengan coran semen. Ini agar fondasi tetap kuat menopang konstruksi bambu yang ada.

Untuk pintu dan beberapa jendela tetap menggunakan kayu dan kaca. Sementara tempat wudhu baik laki-laki maupun perempuan menggunakan keramik.

Pada bagian dalam tempat salat, karpet berwarna hijau membuat masjid tampak luas karena tidak ada tiang penyangga di tengah ruang salat. Masjid bambu mampu menampung ratusan jamaah. Untuk mimbar juga terbuat dari bambu agar selaras dengan konsep alam yang diusung.

Bagian dalam masjid Saka Buana (foto: Moeslim Choice)

Diperkirakan lebih dari 1.000 bambu untuk membangun masjid yang diberi nama Masjid Saka Buana.

Untuk pembuatan masjid Saka Buana, bambu-bambu dengan kualitas tinggi didatangkan dari Lebak, Pandeglang, Bogor, dan Sukabumi.

Masjid dibangun di atas lahan 947 meter persegi dengan luas bangunan 260 meter persegi.

Pembangunan masjid itu hanya empat bulan, yang dimulai dari September 2019

Lokasi gerbang Tol Ciujung dipilih sebagai lokasi yang cocok untuk pembangunan masjid karena merupakan titik tengah Tol Tangerang-Merak. Selain itu, di Ciujung ada kantor operasional MMS sehingga masjid ini mampu mengakomodasi karyawan. Lokasi dari masjid Saka Buana juga tidak jauh dari permukiman warga.

Konstruksi masjid Saka Buana yang terbuat dari bambu membuat bangunan banyak ventilasi udara sehingga suasana dalam semakin sejuk.

Alamat: Jl. Raya Serang, Kragilan, Kec. Kragilan, Serang, Banten, 42184
Jam buka: 24 jam
Telepon: (0254) 207879

Inilah Tiga Masjid Terindah di Pakistan

MTN, Jakarta – Pakistan adalah sebuah negara Islam yang cukup populer di wilayah Asia Selatan. Banyak pula masjid indah yang dimiliki oleh negara ini.

Republik Islam Pakistan memiliki banyak sekali masjid indah. Tiga di antaranya adalah Faisal Mosque (di kota Islamabad), Wazir Khan Mosque, (di kota Lahore) & Tooba Mosque (di kota Karachi).

Dilansir dari Wanderlust, berikut adalah sekilas mengenai ketiga masjid tersebut:

Faisal Mosque (foto: Lonely Planet)

Faisal Mosque (Islamabad)
Masjid ini didesain dengan gaya modern dan diambil dari namamnya raja Saudi, Faisal Bin Abdulaziz. Masjid ini berlokasi di kaki bukit Margalla Hills.

Faisal Mosque didesain oleh arsitek Turki yang bernama Vedat Dalokay. Bangunannya mampu menampung 100 ribu orang jemaah.

Wazir Khan Mosque

Wazir Khan Mosque (Lahore)
Terletak di jalanan Lahore Tua yang riuh, masjid Wazir Khan banyak disebut sebagai salah satu masjid terindah di Pakistan.

Interior tembok dalam maupun luar ditutupi oleh mozaik yang berkilau. Wazir Khan dibangun tahun 1634 ketika rezim Mughal Emperor Shah Jahan berkuasa.

Masjid ini juga berhiaskan banyak kaligrafi kutipan ayat suci Al-Quran, puisi-puisi Persia, pola geometris dan desain floral.

Tooba Mosque (foto: karachi.wordpress)

Tooba Mosque (Karachi)
Masjid Tooba berlokasi di distrik Korangi, Karachi. Penduduk setempat menyebutnya juga sebagai Masjid Gol dan Masjid Melingkar.

Tooba Mosque juga memiliki fitur air mancur yang sangat indah ketika dilihat pada malam hari.

Masjid ini didesain oleh seorang arsitek Pakistan yang bernama Babar Hamid Chauhan dan dibangun pada tahun 1969, serta dapat menampung hingga 5.000 orang jamaah.

Al-Qomar, Musholla dengan Arsitektur Khas Bali

Musholla Al-Qomar (foto-foto: anishidayah.com, balimuslim.com & furasu.blogspot.com)

MTN, Jakarta – Pada umumnya musholla di Indonesia berarsitektur gaya Arab atau Timur Tengah, tapi di Bali ada musholla dengan gaya arsitektur khas Bali, yang bernama Al-Qomar. Seperti apa?

Dilansir dari situs BaliMuslim, musholla Al-Qomar dibangun di ujung Jalan Pura Demak Banjar Buagan, Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali.

Bangunannya besar, nampak kokoh,dan berarsitektur Bali, yang bila dilihat dari jauh tidak akan menyangka kalau Al-Qomar sebuah musholla.

Dilansir dari situs Kemenag, humas Musholla Al-Qomar, Ilham, menjelaskan bahwa sebenarnya pengurus sudah lama mengajukan izin Al-Qomar menjadi Masjid. “Ya sudah mas, kami namakan saja tetap Musholla. Karena bagi kami fungsinya, bukan namanya. Jangan sampai karena soal nama, Musholla ini justru tidak berjalan dengan baik,” jelasnya.

“Dulu, masjid ini awalnya hanya musala. Bangunannya kecil, hanya 5m x 5m. Lalu warga ramai-ramai menghibahkan tanah mereka. Areal masjid meluas dan akhirnya berkembang seperti sekarang,” tutur H. Supandi, Ketua Rukun Warga Muslim (RWM) Al Qomar.

Dilansir dari BeritaBali, seiring waktu, Mushola al-Qomar mengalami dua kali renovasi, yaitu pada tahun 1995 dan tahun 2001, sehingga menjadi bentuk bangunannya yang sekarang dengan luas bangunan 400 m2. Pada kegiatan renovasi terakhir yang dilakukan tahun 2001 dilakukan perubahan secara keseluruhan bentuk bangunan Mushola al-Qomar dengan menerapkan unsur khas arsitektur gaya Bali.

Berdasarkan dari aspek bentuknya, bangunan Mushola al-Qomar menerapkan pembagian kaki-badan-kepala yang identik dengan konsep tri angga pada arsitektur gaya Bali. Bagian kaki bangunan identik dengan unsur bebaturan pada arsitektur gaya Bali, yang menopang bagian badan bangunan yang terkesan masif disebabkan karakteristik bahan yang digunakan.

Bagian kaki dan badan bangunan menggunakan bahan bata gosok, batu paras, dan batu candi yang merupakan bahan khas arsitektur gaya Bali, sehingga menjadikan Mushola al-Qomar memiliki warna merah yang mendominasi bangunannya serta warna krem dan abu-abu. Mushola al-Qomar menerapkan pula ornamen khas arsitektur gaya Bali, di mana pada bagian kaki bangunan terdapat ornamen pepalihan dan pada bagian badan bangunan terdapat ornamen pepatran dan kekarangan yang distilir

Bagian kepala menerapkan bentuk atap limasan dengan atap terbesar mengatapi ruang shalat utama yang berbentuk atap limas tumpang dua yang dilengkapi dengan ornamen kubah pada bagian atasnya. Untuk bahan penutupnya, bagian kepala bangunan menggunakan bahan genteng serta terdapat ornamen ikut celedu khas arsitektur gaya Bali di setiap tepi bubungannya.

Nuansa arsitektur gaya Bali semakin kental dengan menerapkan bentuk candi bentar dan unsur paduraksa lengkap dengan bahan, warna, dan ornamen khas gaya Bali pada bagian pagar masjid. Sebagaimana pada bagian badan bangunan masjid, bentuk ornamen pada pagar masjid mengalami stilisasi sehingga tidak menampakkan bentuk riilnya.

Gedung Musholla Al-Qomar memiliki dua lantai. Di bawah untuk kegiatan sosial, termasuk pengajian anak-anak dan remaja, sedangkan lantai utama di atas untuk shalat berjamaah. Di sebelah depan kiri bawah ada Tempat Wudhu dan Toilet, sedangkan di atasnya disediakan ruangan untuk Marbot. Di sebelah depan kanan terdapat Kantor Sekretariat Masjid dan di luarnya kedai kecil, sedangkan di belakang gedung ada Sekretariat TK.

Musholla ini dulunya berukuran kecil; berada di lorong jalan memanjang ke belakang, tepat di samping gedung yang megah sekarang. Dibangun pertama kali pada tahun 1980 atas kesadaran masyarakat muslim di sekitar Jalan Pura Demak, Kota Denpasar, untuk memiliki tempat ibadah sendiri.

Komunitas mereka dengan motivasi bersama sebagai sesama muslim di tengah masyarakat Hindu Bali ini kemudian diresmikan dengan istilah “Rukun Warga Muslim”. Paguyuban inilah yang menjadi payung bersama kegiatan keagamaan mereka sampai sekarang. Di dalamnya berkumpul warga muslim pribumi juga pendatang dari Jawa, Sunda, Bugis, Padang juga Madura.

Rukun Warga Muslim kemudian memindahkan dan membangun Musholla yang lebih besar saat ada warga Muslim pada tahun 1997 yang berkenan menjual tanahnya seluas 400 meter di sebelah Musholla yang lama. Sejak saat itu dimulai pembangunan. Berjalan selama 10 tahun, dengan swadaya masyarakat muslim sekitar dan donasi terbuka melalui rekening, akhirnya selesai pada tahun 2007 dan diresmikan oleh Ketua MUI Provinsi Bali saat itu, Rahmatullah Amin.

Tonton videonya di bawah ini, via saluran YouTube, Tawaf TV.

Presiden Turki Resmikan Masjid Ramah Lingkungan di Inggris

Cambridge Central Mosque (foto: wikipedia)

MTN, Jakarta – Presiden Turki resmikan masjid ramah lingkungan pertama di Eropa, yang berlokasi di Inggris. Seperti apa?

Dilansir dari Al Jazeera, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, meresmikan masjid ramah lingkungan, Cambridge Central Mosque, di wilayah timur Inggris.

Salah satu pendonor masjid ramah lingkungan tersebut adalah pemerintah Turki dan penyanyi Yusuf Islam (Cat Stevens).

Diklaim sebagai masjid ramah lingkungan pertama di Eropa, fasilitas dari Cambridge Central Mosque dilengkapi dengan panel surya, yang bertujuan untuk mengurangi emisi karbon.

Cambridge Central Mosque pertama kali dibuka untuk publik pada April 2019, namun baru diresmikan pada 5 Desember 2019 kemarin.

“Diharapkan masjid ini ke depannya jadi pusat persatuan, perbincangan dan perdamaian,” ujar Erdogan.

Beberapa donatur untuk masjid Cambridge Central Mosque adalah Qatar National Fund.

Menurut keterangan di situs resmi Cambridge Central Mosque, desain arsitektur masjid yang mampu menampung 1000 orang jamaah ini terinspirasi oleh tradisi Islam dan Inggris.