Melihat Masjid Muhammad Cheng Ho di Batam

Masjid Muhammad Cheng Ho Batam (foto: F Dalil Harahap / Batam Pos)

MTN, Jakarta – Ada beberapa masjid Cheng Ho di Indonesia, salah satunya adalah Masjid Muhammad Cheng Ho di Batam. Seperti apa?

Dilansir dari TribunBatam, di Batam juga ada masjid Muhammad Cheng Ho, yang terletak di kawasan Golden City, Bengkong Laut, kecamatan Bengkong, Batam, kepulauan Riau.

Sesuai namanya, masjid ini dibangun untuk mengenang Laksamana Cheng Hoo atau Haji Mahmud Shams.

Laksamana Cheng Hoo adalah seorang pelaut dan penjelajah asal China yang pernah melakukan ekspedisi ke Nusantara.

Selama di Indonesia, Cheng Hoo telah menyebarkan ajaran Islam melalui dakwah-dakwahnya.

Namun, masjid ini bukan peninggalan Laksamana Cheng Hoo, melainkan murni dibangun oleh pemilik kawasan wisata Golden City.

Masjid dengan luas 20 x 30 meter ini kaya akan arsitektur dan interior khas negeri tirai bambu dengan warna merah yang mendominasi.

Masjid dan Kapal Laksamana Cheng Ho di Kota Batam merupakan replika dari masjid Laksamana Cheng Ho yang ada di Surabaya.

“Masjid ini diprakarsai oleh seorang pengusaha yang bernama Abi, pemilik Golden Pranw. Selain untuk mengenang seorang ulama dari Tiongkok, juga sebagai salah satu ikon wisata di Kepri,” ujar Ustazd Khaidir, pengurus masjid Laksamana Cheng Ho, seperti dilansir dari Batam News.

Ustazd Khaidir mengatakan kalau Masjid Muhammad Cheng Ho diresmikan pada 21 Februari 2015 oleh Menteri Pariwisata dan Menteri Bidang Kemaritiman.

Masjid Muhammad Cheng Ho beratapkan atap segi delapan yang mirip pagoda. Di puncak pagoda terdapat lafaz Allah dalam tulisan Arab yang menegaskan bahwa bangunan ini adalah masjid.

Di bagian depan bangunan masjid ini terdapat tulisan Masjid Muhammad Cheng Hoo, dilengkapi dengan aksara China di bawahnya.

Selain itu, relief berbentuk naga juga menghiasi dinding masjid ini. Masjid Muhammad Cheng Ho memiliki daya tampung kurang lebih 200 orang jamaah.

Tidak hanya wisatawan lokal saja yang datang ke Masjid Muhammad Cheng Ho, tapi juga wisatawan mancanegara seperti India, Malaysia, dan China.

Selain di Batam, masjid Muhammad Cheng Hoo juga ada di Surabaya, sebab kota ini juga pernah disinggahi oleh Cheng Hoo.

Masjid Muhammad Cheng Ho Batam (foto: ceritaumi.com)

Ini Dia Lima Tempat Wisata Religi di Makassar

Masjid Raya Makassar (foto: Kemenag RI)

MTN, Jakarta – Kota Makassar memiliki beberapa situs wisata religi. Ada lima situs yang bisa dijadikan pilihan jika anda berkunjung ke sana.

Dilansir dari TribunTravel, berikut ada lima situs wisata religi yang berada di kota Makassar.

Masjid Raya Makassar

Masjid yang berlokasi di Jalan Masjid Rata, Bontoala, Makassar, Sulawesi Selatan ini dibangun sejak 1984 dan memiliki bangunan yang megah serta menawan.

Masjid Raya Makassar dulunya pernah menjadi tuan rumah pertama Musabaqah Tilawatil Qur’an yang dibuka langsung oleh Presiden Soeharto.

Masjid indah di Makassar ini juga dilengkapi dengan dua kubah tinggi yang masing-masing setinggi 66,66 meter.

Masjid Amirul Mukminin (foto: Madani News)

Masjid Amirul Mukminin

Masjid ini berlokasi di Jalan Budidaya Raya, Bangkala, Manggala, Makassar, Sulawesi Selatan.

Masjid Amirul Mukminin terletak di kawasan pantai yang kerap disebut sebagai masjid terapung di Pantai Losari Makassar.

Masjid ini memiliki bangunan yang unik dengan interior megah. Tidak hanya sebagai tempat ibadah saja, Masjid Amirul Mukminin juga kerap dijadikan tempat wisata religi.

Masjid Al-Markaz Al-Islami (foto: Kemenag RI)

Masjid Al-Markaz Al-Islami

Masjid ini berlokasi di Jalan Masjid Raya Nomor 57, Timungan Lompoa, Bontoala, Makassar, Sulawesi Selatan.

Masjid yang pembangunannya dimulai pada 1994 ini menjadi pusat keagamaan Islam di Makassar.

Masjid Al-Markaz Al-Islami memiliki tiga lantai yang terbuat dari batu granit; menjadikan suasana di dalamnya semakin sejuk.

Masjid Muhammad Cheng Hoo (foto: screnshoot dari YouTube)

Masjid Muhammad Cheng Hoo

Masjid ini berlokasi di Jalan Danau Tj Bunga, Maccini Sombala, Tamalate, Makassar, Sulawesi Selatan.

Masjid Muhammad Cheng Hoo menyimpan sejumlah sejarah menarik terkait proses didirikannya. Dulunya, masjid dengan desain Tionghoa ini menjadi saksi dari bersatunya puluhan manusia beragaman etnik, budaya, dan ras.

Masjid Al Fatih Al Anshar (foto: Traveling Yuk)

Masjid Alfatih Al Anshar

Masjid ini berlokasi di Jalan Paccinang Raya Nomor 58-60, Tello Baru, Panakkukang, Makassar, Sulawesi Selatan.

Buat para wisatawan yang rindu dengan suasana Mekkah, bisa datang ke Masjid Alfatih Al Anshar.

Masjid ini tak seperti masjid pada umumnya yang memiliki kubah besar ataupun menara yang menjulang tinggi, tapi masjid ini memiliki keunikan tersendiri yang tak dimilki masjid lain.

Masjid Alfatih Al Anshar memiliki salah satu sudut yang dibentuk menyerupai bangunan suci di Kota Makkah, Ka’bah.

Pendirinya yaitu Mustamin Anshar, seorang konsultan keuangan pajak yang sangat mencintai masjid dan ka’bah.

Sempat Ditutup karena Pandemi, Masjid Al Aqsa kini Kembali Dibuka

Masjid Al Aqsa (foto: middleeasteye.net)

MTN, Jakarta – Sempat ditutup sejak awal pandemi Corona, kini Masjid Al Aqsa kembali dibuka. Seperti apa?

Dilansir dari Detik, Masjid Al Aqsa pada pekan lalu kembali dibuka untuk ibadah umat Islam di seluruh dunia.

Menurut Penasihat Senior Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner, hal tersebut diharapkan bisa mengurangi ketegangan antara Israel dengan dunia Islam.

“Orang Israel sangat gembira mereka bisa mendapatkan penerbangan yang lebih murah sekarang dengan terbang melalui Dubai, dan saya tahu, banyak Muslim yang senang bahwa mereka sekarang dapat terbang melalui Dubai ke Tel Aviv untuk pergi dan mengunjungi Masjid Al Aqsa,” ujar Kushner.

Lebih lanjut, Kushner mengatakan kalau umat Muslim boleh datang ke masjid Al Aqsa secara bebas dan salat di dalam masjid dengan damai. Sebab, hal tersebut termasuk dalam perjanjian UEA dengan Israel.

“Jelas, ini adalah terobosan bersejarah, ini perjanjian perdamaian pertama di kawasan ini selama 26 tahun dan yang ketiga dalam 70 tahun terakhir dengan Israel. Jadi menurut saya, hal ini tentu memberi rasa optimisme besar kepada orang-orang, bahwa Timur Tengah tidak harus terjebak dalam konflik masa lalu,” sambungnya.

Selain itu, Kushner mengatakan bahwa Presiden Donald Trump memiliki visi untuk mencapai solusi bagi dua negara konflik Israel-Palestina. Usul tersebut pun telah diusulkan pada Januari lalu.

“Dia (Donald Trump) membuat Israel setuju untuk bernegosiasi berdasarkan visi Presiden, menyetujui peta, dan setuju agar Palestina menjadi sebuah negara. Ini adalah terobosan besar,” ungkap dia.

Sementara itu, Israel menjelaskan bahwa penjagaan Masjid Al Aqsa akan terus dilakukan oleh Raja Yordania Abdullah II.

Muhammad Mosque di Chechnya, Diklaim Terbesar di Eropa

Muhammad Mosque (foto: The Moscow Times)

MTN, Jakarta – Di wilayah Chechnya, Rusia, ada masjid yang diklaim sebagai yang terbesar untuk wilayah Eropa. Seperti apa?

Muhammad Mosque adalah masjid terbesar di Eropa saat ini yang berlokasi di kota Shali, Chechnya, Rusia. Masjid ini diresmikan pada 22 Agustus 2019.

Masjid dengan dekorasi marmer ini memiliki kapasitas lebih dari 30.000 orang jamaah.

Dilansir dari Al Arabiya, pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, mengatakan kalau masjid – yang terletak di Shali, kota berpenduduk 54.000 jiwa di luar ibu kota regional Grozny ini – “unik dalam desainnya, dan megah dalam ukuran dan keindahannya,”.

Muhammad Mosque (foto: Reuters)

Halaman masjid Muhammad Mosque yang ditanami bunga dan ditaburi air mancur ini juga dapat menampung 70.000 jamaah tambahan, terang pihak berwenang setempat.

Kadyrov, yang ditunjuk Putin untuk memerintah wilayah mayoritas Muslim tersebut sejak 2007, telah mempelopori kebangkitan Islam di Chechnya, termasuk dengan membangun masjid-masjid indah.

Muhammad Moqsue (foto: DSMR)

Sebelumnya pada tahun 2008 ia meresmikan “Heart of Chechnya,” sebuah masjid dengan kapasitas 10.000 jemaah di Grozny, sebuah kota yang telah dilanda perang antara Moskow dengan separatis setelah pecahnya Uni Soviet pada tahun 1991.

Pendukung Kadyrov memujinya karena ia bisa membawa ketenangan dan stabilitas ke wilayah yang dirundung konflik selama bertahun-tahun.

Masjid yang Selamat dari Banjir Bandang Ini Berpotensi Tarik Wisata

Masjid Al-Istiqamah Radda (foto-foto: Sorot Makassar)

MTN, Jakarta – Banjir bandang besar yang terjadi di Luwu Utara, Sulawesi Selatan pada pekan lalu (13/7) hampir meluluhlantakan segalanya, kecuali sebuah masjid. Masjid apakah itu?

Masjid Al-Istiqamah Radda selamat dari banjir bandang dashyat yang melanda enam kecamatan di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Bencana tersebut terjadi pada Senin malam (13/7).

Dilansir dari Sorot Makassar, puluhan personel TNI-AD dari Yonif 721/Makkasau Kompi Senapan C Palopo, pada Selasa (21/7), melakukan pembersihan masjid yang berada di tengah-tengah perkampungan Dusun Radda, Desa Radda yang tertimbun tanah akibat banjir bandang yang menerjang Luwu Utara.

Masjid Al Istiqamah Radda ketika bencana terjadi tertimbun lumpur hingga setinggi satu setengah meter.

Saat berlangsung pembersihan masjid, personel Yonif 721/Makkasau menemukan sebuah motor yang tertimbun lumpur.

Danton Kompi Senapan C Palopo Yonif 721/Makkasau, Letda Inf. Risal yang memimpin langsung di lapangan mengatakan semoga masjid ini segera dapat digunakan beribadah

Masjid Al Istiqamah berlokasi di desa Radda, kecamatan Baebunta, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Kode pos: 92961.

Diharapkan ke depannya pasca bencana ini Masjid Al-Istiqamah bisa berpotensi tarik banyak wisatawan Muslim.

Mengenal Masjid Maryam Bunda Isa di Uni Emirat Arab

masjid Mariam Umm Eisa (gambar: channel YouTube Althaf Hussain)

MTN, Jakarta – Di Uni Emirat Arab ada sebuah masjid yang namanya mengundang banyak perhatian, yakni Maryam Bunda Isa. Seperti apa?

Sebuah masjid di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, mengundang banyak perhatian karena mengubah namanya menjadi Maryam Bunda Isa.

Dilansir dari Detik, kota Abu Dhabi memiliki rasa toleransi beragama yang tinggi. Hal ini terlihat dari kebijakan HH Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA mengganti nama sebuah masjid.

Putra Mahkota tersebut memutuskan untuk mengganti nama Mohammed Bin Zayed Mosque menjadi Mariam Umm Eisa atau Maryam Bunda Isa.

masjid Mariam Umm Eisa (foto: The Times)

Mohammed Bin Zayed Mosque sendiri dikenal luas karena keindahannya. Walau tak semegah Masjid Sheikh Zayed, namun Mohammed Bin Zayed Mosque pun tak kalah indah.

Melihat banyaknya kunjungan umat agama lain ke masjid yang didirikan pada tahun 1989 ini, Putra Mahkota pun mengganti nama masjid tersebut sebagai wujud toleransi.

Pada tanggal 14 Juni 2017 nama masjid Mohammed Bin Zayed Mosque resmi diganti jadi Mariam Umm Eisa.

Nama Mariam Umm Eisa dipilih untuk mempererat hubungan sosial antara pemeluk Islam dan Kristen. Nama Maryam sendiri disebutkan dalam Al Quran, yang mana ada Surat Maryam.

Umm Eisa sendiri dalam Islam merujuk pada Siti Maryam ibu Nabi Isa. Sedangkan dalam ajaran Nasrani, Isa diyakini sebagai Yesus.

Hal ini pun menuai banyak pujian oleh pihak gereja-gereja Kristen di Abu Dhabi. Disebut, sebagai suatu bukti keharmonisan.

Tak sekedar mengganti nama masjid, UEA juga menujuk Menteri Toleransi Negara. Ini sebagai promosi keharmonisan antar umat beragama di UEA.

Penggantian nama masjid ini untuk memerangi kefanatikan, ekstremisme, dan rasisme dengan menyebarkan nilai-nilai toleransi, perdamaian dan koeksistensi.

Tak sampai di situ, HH Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Wakil Presiden UEA dan Penguasa Dubai, menulis surat terbuka yang kuat yang menyatakan bahwa diskriminasi tidak akan terjadi di UEA.

“Kami tidak membedakan satu sama lain di UEA, kami juga tidak menggunakan ras atau kebangsaan untuk saling mendiskriminasi; kita melihat semua orang sama, seperti Tuhan menciptakan kita. Tidak ada preferensi atau prestasi yang diberikan kepada siapa pun kecuali mereka yang bekerja dengan rajin, menghormati undang-undang dan konstitusi kita dan berkontribusi pada bangsa kita,” ujar HH Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum.

Masjid Mariam Umm Eisa berlokasi di Al Mushrif, W24-02 – Abu Dhabi – Uni Emirat Arab.

Hagia Sophia Kembali Jadi Masjid, Erdogan: “Tetap Terbuka untuk Umum, Muslim dan Non-Muslim”

Hagia Sophia (foto: Daily Sabah)

MTN, Jakarta – Museum Hagia Sophia di Turki diubah jadi masjid, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menyebut kalau keputusan tersebut sesuai dengan keinginan sang penakluk Konstantinopel (nama asli kota Istanbul zaman kuno), Fatih Sultan Mehmet dari Kesultanan Utsmaniyah (Ottoman).

Dilansir dari Detik, Hagia Sophia telah diubah menjadi masjid. Banyak pihak yang protes namun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut keputusan itu sesuai dengan keinginan penakluk Konstantinopel, Fatih.

Pernyataan itu disampaikan Erdogan akhir pekan lalu usai Pengadilan Turki membatalkan status Hagia Sophia sebagai museum, lalu mengubahnya menjadi masjid dan Erdogan menandatangai dekrit presiden soal status Hagia Sophia tersebut.

Presiden Turki tersebut juga menjelaskan mengenai sejarah Hagia Sophia, termasuk masa-masa kritis Kekaisaran Bizantium dan pendiri republik Turki modern.

bagian dalam Hagia Sophia (foto: Daily Sabah)

“Dengan putusan pengadilan ini, dan dengan langkah-langkah yang kami ambil sejalan dengan keputusan itu, Hagia Sophia kembali menjadi masjid, setelah selama 86 tahun, seperti yang diinginkan Fatih, sang penakluk Istanbul,” ujar Erdogan.

“Seperti semua masjid kami, pintu Hagia Sophia akan tetap terbuka untuk semua; penduduk lokal dan asing, Muslim dan non-Muslim,” tambahnya.

Pengadilan tinggi Turki telah mencabut status Hagia Sophia sebagai museum dan diperuntukan menjadi masjid. Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul pun mengunggah foto bangunan Hagia Sophia di akun Twitternya dengan pesan ‘Selamat Hari Jumat’.

Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, juga mengumumkan ke masyarakat kalau mereka dapat melaksanakan ibadah salat di Hagia Sophia mulai tanggal 24 Juli 2020.

Edorgan menyebut Salat Jumat pada 24 Juli akan menjadi ibadah pertama kali di Hagia Sophia usai status bangunan bersejarah itu diubah dari museum menjadi masjid.

“Insyaallah, kami akan melakukan salat Jumat bersama-sama pada 24 Juli nanti dan membuka kembali Hagia Sophia untuk beribadah,” kata Erdogan.

Presiden Turki tersebut juga meminta ke semua orang untuk menghargai keputusan pengubahan status Hagia Sophia itu. “Masalah tujuan pengubahan (fungsi) Hagia Sophia untuk masalah hak-hak kedaulatan Turki,” ucap Erdogan.

Kendati Hagia Sophia telah sah kembali menjadi masjid, banyak pihak yang menyayangkan keputusan tersebut. Misalnya Uni Eropa yang kecewa bahwa Hagia Sophia akan dikelola oleh Direktorat Urusan Agama.

UNESCO yang juga turut memasukkan Hagia Sophia sebagai Situs Warisan Dunia kecewa, sebab Turki tak memberitahu mereka tentang perubahan fungsi tersebut. Mereka juga belum sempat meninjau kondisi terkini dari Hagia Sophia.

Hagia Sophia dibangun pertama kali sebagai gereja katedral oleh Kekaisaran Bizantium Kristen sejak 1500 tahun yang lalu. Kemudian, bangunan itu diubah statusnya menjadi masjid setelah penaklukan Konstantinopel oleh Ottoman pada 1453.

Lalu, status Hagia Sophia diubah menjadi museum pada tahun 1934 dan ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia oleh UNESCO. Seiring berjalannya waktu, Hagia Sophia menjadi salah satu tempat wisata yang paling sering dikunjungi wisatawan di kota Istanbul.

Masjid Unik di Kota Blitar ini Mirip Masjid Nabawi

MTN, Jakarta – Sebuah masjid unik di kota Bllitar bentuknya mirip Masjid Nabawi, di Madinah, Arab Saudi. Seperti apa?

Dilansir dari Detik, masjid unik tersebut bernama Ar Rahman dan berlokasi di kota Blitar, Jawa-Timur.

Masjid Ar Rahman dibangun di atas lahan seluas hampir 5.000 meter persegi, masjid ini merupakan obsesi Abah Hariyanto seorang pengusaha ternama di kota Blitar. Dari pengalaman spiritual yang sangat mendalam ketika naik haji pertama kali di Masjid Nabawi, membuat Abah Hariyanto ingin setiap saat bisa merasakan berada di suasana khusyuk ketika beribadah.

Ketua Takmir Masjid Ar Rahman, H. Moch Fuad Saiful Anam, menceritakan, keinginan Abah membangun miniatur Masjid Nabawi di Blitar ada sejak tahun 2018. Peletakan batu pertama pembangunan masjid di Jalan Ciliwung ini pada 24 Desember 2018, dan selesai pada 25 Desember 2019.

Masjid unik ini dirancang oleh seorang arsitek asal kota Malang. Sebanyak 10 tiang penyangga payung berdiri berjajar dengan megah. Bentuk payung ini sama seperti yang tampak di bagian luar Masjid Nabawi. Ornamen tembaga dengan warna emas melilit di bagian atas tiang juga dihiasi lampu indah dengan bentuk serupa di Madinah.

Ciri khas kontemporer klasik Utsmaniyah Mamluk langsung bisa dilihat dari bentuk pilar melengkung dengan motif hitam putih. Desain pilar seperti ini ada di semua bagian masjid Ar Rahman, Blitar.

Sebanyak 11 buah pintu masuk setinggi tiga meter dengan lebar dua meter terlihat megah menyambut datangnya para jemaah. Pintu kayu jati ini dilapisi tembaga berukir dengan motif kaligrafi yang indah.

“Semua bahannya lokal. Kayu, granit, keramik dan porselen serta batu andesit yang menempel di bagian dalam masjid kami datangkan dari Tulungagung,” jelas H. Moch Fuad Saiful Anam.

Sedangkan semua interior berbahan tembaga bercat emas, lanjutnya, dikerjakan seorang perajin tembaga dari Boyolali, Jawa Tengah. Semua motif dan kaligrafi yang tercetak di tembaga itu dibuat sama persis dengan interior di Masjid Nabawi.

“Untuk Mihrab atau tempat untuk imam, didesain seperti kita berhadapan langsung dengan Ka’bah. Desain dinding Ka’bah seperti itu, kaligrafi di sekitar Ka’bah juga seperti itu. Dan kiswah yang pasang di bagian pintu masuk Ka’bah itu, kiswah asli yang pernah dipakai menutup Ka’bah tahun 2016,” ungkap H. Moch Fuad Saiful Anam.

Kiswah ini dari kain sutra. Disulam menggunakan benang emas. Ketika detikcom meraba bagian sulam, ternyata tidak lembut seperti benang. Namun tektur kasar, seperti kawat yang dilapisi emas.

Abah Hariyanto selaku pendiri Masjid Ar Rahman juga mendatangkan karpet sajadah untuk sembahyang, langsung dari Turki. Namun karena saat ini pandemi Corona, karpet yang biasanya terpasang untuk sementara digulung. Agar para jamaah membawa sendiri sajadahnya masing-masing dari rumah.

“Bahkan untuk pengharum ruangan, juga diimpor langsung dari Madinah. Jadi saat di Masjid Nabawi, ketika marbotnya menyemprotkan parfum ruangan itu kami dekati. Kami tanya mereknya apa, belinya dimana. Jadi sekarang kami punya link untuk mengimpor langsung pengharum ruangan ini dari Madinah,” ujar Fuad.

Masjid dengan kapasitas sekitar 1.000 jemaah ini didatangi jemaah setiap hari, meski saat ini sedang pandemi Corona.

Masjid Ar Rahman Mayangkara Group berlokasi di jalan Ciliwung No.2, Bendo, kecamatan Kepanjenkidul, kota Blitar, Jawa Timur, 66116.

Tonton video liputan Masjid Ar Rahman, Blitar, melalui saluran YouTube Madu TV di bawah ini.

Melihat Bagaimana Masjid di UEA Siapkan Perjamuan Buka Puasa Terbesar

MTN, Jakarta – Sebelum pandemi Corona terjadi, Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, tiap bulan Ramadhan selalu rutin menggelar Iftar, yakni perjamuan buka puasa secara massal. Seperti apa?

Pada tahun 2018 pihak Khaleej Times di saluran YouTube-nya mengunggah video liputan dari persiapan Masjid Agung Sheikh Zayed untuk acara perjamuan Iftar terbesar.

Iftar (bahasa Arab) yang artinya adalah buka puasa, mengacu pada sebuah perjamuan saat Muslim berbuka puasa selama bulan Ramadan.

Iftar adalah salah satu ibadah di bulan Ramadan dan sering dilakukan oleh sebuah komunitas, dan orang-orang berkumpul untuk berbuka puasa bersama-sama.

Iftar dilakukan tepat setelah waktu Magrib. Secara tradisional, kurma adalah hal pertama yang harus dikonsumsi ketika berbuka.

Banyak Muslim percaya bahwa memberi makan orang buka puasa sebagai bentuk amal sangat bermanfaat dan yang dipraktikkan oleh Nabi Muhammad.

Masjid Agung Sheikh Zayed adalah masjid yang berada di kota Abu Dhabi, ibu kota Kerajaan Uni Emirat Arab. Masjid ini dinamai sesuai dengan tokoh besar dibalik ide pembangunannya, Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, tokoh nasional Uni Emirat Arab sekaligus pendiri Negara Uni Emirat Arab.

Masjid ini dibangun mulai tahun 1996 dan selesai 2007. Pembangunan masjid Agung Sheikh Zayed merupakan gagasan dari pendiri Negara UEA, Sheikh Zayed Al Nahyan sebagai bagian dari mimpi dia memimpin rakyat UEA dari sebuah Negara berkembang, tradisional menjadi sebuah Negara maju modern.

Masjid Sheikh Zayed diinspirasi oleh pengaruh arsitektural Mughal (India, Pakistan, Bangladesh) dan Mooris (Maroko). Dibangun dengan 82 Kubah bergaya Maroko dan semuanya dihias dengan batu pualam putih. Lengkap dengan pelataran tengahnya sebagaimana di masjid Badshahi di kota Lahore Pakistan yang bergaya Mughal.

Kubah utama masjid ini berdiameter 32.8 meter dan setinggi 55 meter dari dalam atau sekitar 85 meter dari luar. Merujuk kepada Turkey Research Centre for Islamic History and Culture kubah ini merupakan kubah terbesar yang pernah dibuat dalam jenis yang sama. Secara keseluruhan arsitektural masjid Agung Sheikh Zayed dapat disebut sebagai fusi dari arsitektural Mughal, Moorish dan Arab.

Ukuran masjid seluas 22.412 meter persegi itu setara dengan lima lapangan sepak bola dan dapat menampung 40.960 jemaah sekaligus terdiri dari 7126 di ruang utama, 1960 di ruang sholat terbuka, 980 di ruang sholat wanita, 22.729 di area Sahan (Courtyard / pelataran tengah), 682 di selasar ruang utama dan 784 di selasar pintu masuk utama.

Masjid Agung Sheikh Zayed memiliki lebih dari 1000 pilar di area luar yang dilapis dengan lebih dari 20 ribu lembaran pualam dan batu alam polesan, termasuk lapis Lazuli, red agate, amethyst, abalone shell dan mother of pearl. Di ruang utama terdapat 96 pilar bundar berukuran besar yang kesemuanya di lapisi dengan mother of pearl. Serta fitur utama ekterior masjid ini selain 82 kubahnya adalah empat bangunan menara setinggi hampir 107 meter di empat penjuru masjid.

Di sekeliling masjid dibangun rangkaian kolam seluas 7.874 meter persegi yang dibangun menggunakan bahan keramik lantai warna gelap, kolam kolam ini memantulkan bentuk arkade masjid, memberikan pemandangan spektakuler di bawah siraman cahaya lampu lampu di malam hari. Tata cahaya yang unik ini dirancang oleh Arsitek tata cahaya, Jonathon Speirs dan Major untuk memantulkan fase fase bulan. Pemandangan awan abu abu kebiruan di proyeksikan ke pada dinding luar masjid dan menghasilkan pemandangan yang berebeda setiap hari.

Rancangan impresif menghias sisi dalam masjid dengan menggunakan material pualam Italia dipadu dengan rancangan ukiran floral di ruang sholat utama serta dinding sisi luar yang dihias dengan mozaik kaca emas, sebagaimana tampak pada dinding sebelah barat. Pintu utama masjid ini dibuat dengan bahan kaca setinggi 12.2 meter dan lebar 7 meter memiliki berat mencapai 2.2 ton.

Masjid Agung Sheikh Zayed dilengkapi dengan fasilitas perpustakaan yang terletak di sisi utara menara masjid. Perpustakaan ini dilengkapi dengan buku buku klasik dan buku buku cetakan terkait dengan Islam termasuk tentang ilmu pengetahuan dalam Islam, peradaban, kaligrafi, seni budaya, koin koin Islam hingga buku buku kuno terbitan 200 tahun yang lalu. Sebagi perwujudan dari keanekaragaman Islam perpustakaan ini menyediakan buku buku dan bahan terbitan dari berbagai bahasa termasuk bahasa Arab, Inggris, Prancis, Italia, Jerman dan Korea.

Tonton videonya di bawah ini.

Masjid Al Aqsa Tutup Selama Bulan Ramadhan

MTN, Jakarta – Masjid Al Aqsa perpanjang masa penutupan selama Ramadhan ini. Seperti apa?

Dampak pandemi Corona, kompleks Masjid Al Aqsa akan memperpanjang penutupan hingga Ramadhan. Ulama setempat telah mengumumkan hal ini.

Dilansir dari Detik Travel, saat Ramadhan tiba, untuk sementara umat Islam tak bisa beribadah di masjid Al Aqsa, Yerusalem.

Masjid Al Aqsa akan ditutup untuk jama’ah muslim selama bulan Ramadhan. Hal ini disebabkan oleh wabah pandemi virus Corona yang belum kunjung berakhir.

Dewan wakaf Islam di Yerussalem, mengatakan keputusan untuk menutup Masjid Al Aqsa pada bulan Ramadhan ini menyakitkan. Seharusnya di bulan suci ini umat islam dapat melakukan segala kegiatan ibadah bersama di dalam masjid.

Dewan Wakaf mengatakan keputusan ini sejalan dengan fatwa/pendapat para ulama dan juga usulan medis. Untuk menjaga kesehatan dan keselamatan, umat islam dianjurkan untuk melakukan segala kegiatan ibadah di dalam rumah.

“(Muslim harus) melakukan salat di rumah mereka selama bulan Ramadhan untuk menjaga kesehatan mereka,” kata dewan.

Suara Adzan akan tetap terus dikumandangkan lima kali sehari. Salat Tarawih dan Idul Fitri pun tetap dilaksanakan namun hanya untuk imam masjid, staf wakaf dan penjaga Al Aqsa.

Sebelumnya, Al Aqsa memang sudah ditutup sejak 23 Maret 2020, namun kebijakan ini diperpanjang hingga waktu yang belum ditentukan.