Potensi Kunjungan Wisman Muslim Capai 24 Juta di Tahun 2024

MTN, Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) memprediksi kalau kunjungan wisatawan mancanegara muslim akan mencapai angka 24 juta orang pada tahun 2024.

Dilansir dari idxchannel, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, memprediksi kalau kunjungan wisatawan mancanegara muslim akan mencapai angka 24 juta orang pada tahun 2024.

“Dalam masa pandemi Covid-19 ini dari total 34 juta masyarakat yang menggantungkan dirinya di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, kita melihat bahwa restriksi perjalanan di seluruh negara mengakibatkan jumlah wisatawan mancanegara drop hampir 75%. Dari 16,1 juta menjadi hanya 4 juta di tahun 2020,” ungkapnya, pekan lalu.

Sandiaga menjelaskan, wisatawan muslim didominasi oleh Malaysia dan Singapura. Sementara itu, jumlah penurunan wisatawan muslim ini hampir bersimetris dengan jumlah penurunan wisatawan seluruh negeri.

Ekosistem pariwisata halal Indonesia, lanjutnya, bisa menggunakan kesempatan ini untuk berbenah. Menurut Menparekraf, pandemi Covid-19 ini memberikan kesempatan untuk meluruskan persepsi bahwa pariwisata halal adalah extension of service atau peningkatan dan perluasan layanan.

“Seperti layanan produk ekonomi kreatif dan bukan zonasi. Tetapi adalah perluasan dari layanan untuk para pelaku wisata yang menginginkan muslim friendly services,” jelasnya.

Sementara itu, Sandiaga menilai, Indonesia semakin mampu untuk menyiapkan layanan-layanan yang dibutuhkan oleh wisatawan muslim. “Indonesia mampu untuk memperluas pasar dan menjangkau originasi-originasi yang selama ini belum tersentuh oleh destinasi wisata di Indonesia,” tandasnya.

Perjalanan wisatawan muslim domestik berpotensi tumbuh 5,8% atau naik mencapai 353,8 juta pada 2024 mendatang.

Berdasarkan catatan masyarakat ekonomi syariah, perjalanan wisatawan muslim domestik berpotensi tumbuh 5,8% atau naik mencapai 353,8 juta pada 2024 mendatang. Sedangkan kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) muslim ke dalam negeri bisa mencapai 24 juta atau tumbuh 7,5%.

Sebelum munculnya pandemic Covid-19 di Indonesia, kunjungan wisatawan muslim di Indonesia cenderung meningkat setiap tahunnya. Diketahui, sejak pemerintah mulai mengembangkan wisata halal atau ramah muslim pada tahun 2016, di tahun 2019 sekitar 20% dari 14,92 juta turis asing yang datang ke Indonesia merupakan wisatawan muslim.

Delapan Rekomendasi Kafe Halal di Kuala Lumpur

ilustrasi (foto: www.aaranis.com)

MTN, Jakarta – Jika anda berniat untuk berpelesir ke Kuala Lumpu, Malaysia, saat pandemi reda nanti, kami ada delapan rekomendasi kafe halal di sana. Apa saja?

Dilansir dari Detik, berikut adalah delapan rekomendasi kafe halal di Kuala Lumpur, Malaysia, yang bisa anda kunjungi jika nanti ingin berkunjung ke sana.

Thursdvy
Jika kamu pernah ke Melbourne, maka kamu tidak akan asing dengan suasana di kafe satu ini. Kopi dan makanannya dijamin berkualitas. Selain itu, tersedia pula makanan berat seperti Baba’s Big Breakfast ataupun camilan ringan seperti French toast sampai burger donat dan pir ayam. Lokasinya berada di Lorong Datuk Sulaiman 1 Taman Tun Dr Ismail.

Soul Sacrifice
Kafe lain yang juga menarik adalah Soul Sacrifice. Kafe bernuansa monokrom ini bukan hanya punya kopi enak, namun juga makanan lezat yang mengenyangkan. Salah satu enu andalannya adalah Cup of Nations, yakni telur rebus setengah matang yang disajikan di atas ubi tumbuk dan disiram saus krim yang gurih. Lokasinya ada di Jalan 4/76C Desa Pandan.

Croisserie
Satu hal yang paling menonjol di kafe ini adalah suasananya yang minimalis dan mengingatkan kita akan toko kue di Jepang. Dari depannya saja, kafe ini sudah terlihat nyaman. Ketika masuk ke dalam, Anda akan disambut oleh deretan canelé, quiche, pastry, dan kue yang siap dinikmati. Anda cukup datang ke Plaza Damansara No. 14 Jalan Medan Setia 2.

PODGY Kurau
Jika Anda ingin mencoba sensasi makan di kafe terbaik di Kuala Lumpur, langsung saja datang ke kafe yang beralamat di Lorong Kurau Lucky Garden ini. Sebelumnya, lokasinya berada I Sri Hartamas. Setelah pindah, kafe ini pun tetap ramai dikunjungi oleh orang-orang yang rindu kopi enak dan pasta, salad, serta roti lapisnya.

VCR
Kafe ini punya dua lokasi, yakni di Jalan Galloway Bukit Bintang dan Jalan Telawi Bangsar. Namun, keduanya sama-sama nyaman untuk dikunjungi. Setibanya di kafe ini, langsung saja pesan kopi dan pastry yang Anda suka. Jika sedang ingin makanan manis, kafe ini pun menyediakan sejumlah pilihan menu dessert yang menggoda.

Feeka Coffee Roaster
Di Jalan Mesui Bukit Bintang pun ada sebuah kafe yang patut dicoba. Feeka Coffee Roasters bukan sekedar menyajikan makanan dan minuman enak, namun juga beretika. Kopi yang digunakan oleh kafe ini berasal dari petani lokal. Suasananya pun nyaman dengan area terbuka yang penuh dengan pepohonan hijau. Cocok untuk beristirahat sejenak setelah jalan-jalan.

Daun
Sesuai namanya, kafe halal satu ini mengandalkan suasana hijau nan asri untuk membuat pengunjungnya nyaman. Suasana hijau ini pun menjadi latar belakang yang Instagramable untuk OOTD sambil menyesap kopi dan menikmati aneka pastry yang tersedia.

F. R. Copper
Suasana berbeda bisa kamu nikmati di kafe yang berlokasi di Jalan Aminuddin Bali, Taman Tun Dr Ismail ini. Suasananya serba putih dengan meja marmer besar sebagai pusatnya. Otomatis, pemandangan ini pun cocok untuk berfoto. Sambil mencari spot terbaik, pesan saja Ice Black atau Ice Latte dan kue-kuenya yang nikmat.

Masjid di Semarang Ini Berbentuk Seperti Kapal Nabi Nuh

Masjid Safinatun Najah (foto: AyoJakarta.com)

MTN, Jakarta – Jika ada berkunjung ke Semarang, sepertinya harus mengunjungi Masjid Safinatun Najah, yang bentuknya menyerupai Kapal Nabi Nuh. Seperti apa?

Dilansir dari Detik, sebuah masjid berbentuk Kapal Nabi Nuh dibangun di kota Semarang. Masjid tersebut bernama Masjid Safinatun Najah, yang terletak di Jalan Kyai Padak, Kelurahan Podorejo, Kecamatan Ngaliyan, Semarang.

Selain arsitekturnya yang mengagumkan, masjid ini juga terletak di tengah kolam sehingga tampak mengapung. Bangunan masjid pun terletak di tengah hamparan sawah sehingga pemandangan yang ditawarkan sangat menarik.

Masjid Safinatun Najah (foto: WartaWisata.id)

Masjid Safinatun Najah memiliki empat lantai. Di lantai pertama, terdapat fasilitas umum yang dapat digunakan oleh pengunjung, seperti aula, tempat wudhu, dan toilet. Meski kelengkapannya sama dengan masjid pada umumnya, fasilitas di masjid ini memiliki desain yang menarik.

Pengunjung yang datang dapat melaksanakan sholat di lantai dua masjid ini. Sementara itu, lantai tiga dipergunakan untuk perpustakaan. Jika pengunjung naik satu lantai lagi, di lantai empat terdapat area rooftop yang bisa digunakan untuk menikmati pemandangan sekitar masjid dari ketinggian.

Untuk masuk ke masjid yang dibangun sejak tahun 2015 ini, pengunjung hanya perlu membayar tiket sebesar Rp3.000.

Masjid Safinatun Najah (foto: WisataKita.com)

Sambut Ramadhan, Rumah Zakat Luncurkan Aplikasi Digital Islamic Style

MTN, Jakarta – Menyambut bulan Ramadhan tahun ini, pihak Rumah Zakat merilis produk aplikasi mobile yang bernama Digital Islamic Style. Seperti apa?

Dilansir dari TribunNews, Rumah Zakat Indonesia meluncurkan aplikasi mobile bernama Digital Islamic Style.

CEO Rumah Zakat, Nur Efendi, dalam konferensi pers Rumah Zakat secara virtual pekan lalu (23/3) mengatakan kalau di dalam aplikasi DIS tersedia banyak fitur yang bisa digunakan untuk memudahkan umat islam dalam beribadah. Fitur itu di antaranya, kumpulan dzikir doa, Alquran digital, jadwal shalat, arah kiblat, kajian dan fiqih ramadhan, serta donasi zakat, infak, sedekah dan wakaf.

Efendi juga mengatakan DIS akan melakukan pengembangan aplikasi dengan mengikuti style dari seorang muslim. DIS berencana menambah fitur informasi tentang wisata halal hingga wawasan tentang makanan dan minuman halal.

“Nantinya dalam aplikasi DIS akan ada beragam fitur lainnya yang berkonsep lifestyle seorang muslim. Seperti informasi wisata halal dan spot kuliner halal untuk muslim,” terang Nur.

Tak hanya sebagai aplikasi untuk menunjang kualitas ibadah, DIS juga menyediakan fitur lengkap untuk bertransaksi. Fitur ini terdiri dari beragam multi channel pembayaran yang bekerja sama dengan beberapa platform e-wallet yang prosesnya cepat.

Terkait fitur pembayaran ziswaf, ia menyebut DIS telah menyediakan fitur terpisah, termasuk untuk donasi atas kampanye-kampanye sosial yang diinisiasi Rumah Zakat.

“DIS ini nanti ada fitur sendiri untuk ziswaf. Pembayarannya bisa melalui bank atau dompet digital. Prosesnya juga sangat cepat, langsung mendapat notifikasi atau laporan,” katanya.

Sebagai informasi, DIS merupakan aplikasi yang dibuat Rumah Zakat yang dapat digunakan secara reguler. Khusus di bulan ramadhan ini, Rumah Zakat menyediakan fitur khusus untuk memaksimalkan produktif ibadah umat islam saat ramadhan tiba.

Rumah Zakat Indonesia adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang memfokuskan pada pengelolaan zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf secara profesional dengan menitikberatkan program pendidikan, kesehatan, pembinaan komunitas dan pemberdayaan ekonomi sebagai penyaluran program unggulan.

Rumah Zakat memulai kiprahnya sejak Mei 1998 di Bandung, dengan nama awal Dompet Sosial Ummul Quro (DSUQ).

Digital Islamic Style sudah tersedia di Google Playstore. Search saja dengan menuliskan kata pencarian “Digital Islamic Style”.

Tonton videonya di bawah ini.

Masjid Sultan, Objek Wisata Halal Ikonik di Singapura

Masjid Sultan (foto: id.hotels.com)

MTN, Jakarta – Apa objek wisata halal yang paling ikonik di Singapura? Mungkin salah satunya adalah Masjid Sultan.

Dilansir dari OkeZone, Masjid Sultan salah satu objek wisata religi paling ikonik dan bersejarah di Singapura. Masjid ini sering diziarahi traveler Muslim dan telah memainkan peran penting dalam komunitas Muslim di Negeri Singa selama hampir 200 tahun.

Masjid Sultan dibangun pada 1824. Mulanya, masjid ini dibangun untuk Sultan Hussein Shah, sultan pertama Singapura. Seiring berjalannya waktu, kini tersebut dibuka untuk umum.

Dekorasi Masjid Sultan mencerminkan perpaduan arsitektur tradisional India, Islam, dan Eropa. Dilengkapi kubah emas menjadikan masjid itu tampak semakin megah dan cantik.

Jika anda berkesempatan berkunjung ke Singapura, cobalah mampir ke Masjid Sultan berkubah emas ini. Kemudian masuk dan berkeliling hingga ke ruangan di dekat kubah, di sana kamu akan melihat ratusan botol kaca di bawah kubah tersebut.

Ratusan botol kaca tersebut sebenarnya dikumpulkan dan disumbangkan oleh orang-orang miskin di sana sebagai bentuk kontribusi. Ini bermakna bahwa sebenarnya tidak hanya orang kaya saja yang dapat berkontribusi, namun semua lapisan masyarakat.

Seperti diketahui, pemerintah Singapura terus berbenah diri untuk memfasilitasi wisata ramah muslim.

Mulai dari tersedianya masjid-masjid yang indah, banyaknya makanan halal dan mudah ditemui, hingga pakaian-pakaian bernuansa islami pun dapat dengan mudah kamu temui. Umat muslim kini tak perlu khawatir jika ingin berkunjung ke Singapura.

Masjid Sulṭan di Kampung Glam, Singapura merupakan masjid pertama yang dibangun di republik itu. Hingga kini, masjid bersejarah itu masih menjadi daya tarik utama bagi wisatawan asing yang datang ke Singapura.

Struktur awal masjid ini dibangun sekitar 1826 oleh masyarakat Jawa yang kebanyakan pedagang awal di Singapura, yang menjalankan aktivitas perdagangan dengan masyarakat Arab, Boyan dan Bugis sebelum kedatangan saudagar Tionghoa. Bangunan masjid itu menjadi tempat tinggal atau kawasan permukiman awal beberapa etnik masyarakat Indonesia.

Kemudian pada 1920-an ia dibangun kembali seperti sekarang. Dan kini ia telah direnovasi dan ditetapkan sebagai produk pariwisata Singapura.

Masjid Sultan berlokasi di 3 Muscaṭ Street, Singapura 198833.

Masjid Sultan (foto: hotels.com)

Menyiapkan Banten untuk jadi Destinasi Wisata Halal Dunia

Wisata Tanjung Lesung Anyer (foto: Pikiran Rakyat)

MTN, Jakarta – Provinsi Banten memang menyimpan segudang potensi wisata halal. Banyak cara yang sudah dilakukan untuk mewujudkannya, antara lain dengan menyelenggarakan berbagai seminar yang mengusung tema wisata halal di Banten.

Dilansir dari NewsCom, pihak Forum Dialog Wisata Halal baru saja menyelenggarakan Seminar Daring dan Luring (Hibrida) dengan tema “Banten Menuju Destinasi Wisata Halal Dunia” pekan lalu (25/3) yang bertempat di Kawasan Wisata Halal Baduy Outbound, Serang.

Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy, seperti yang dilansir dari AntaraNews, mengungkapkan kalau Pemprov Banten menargetkan dapat masuk sebagai peringkat 10 besar daerah di Indonesia yang memiliki destinasi pariwisata ramah muslim atau wisata halal.

Sebab, kata Andika di Kabupaten Serang Kamis, Provinsi Banten memiliki potensi pariwisata yang luar biasa banyak dan variatif, serta banyak diminati wisatawan.

“Saya berharap target Banten sebagai peringkat 10 besar daerah dengan destinasi pariwisata ramah muslim dapat terealisasi,” kata Andika Hazrumy pada Forum Dialog “Banten Menuju Destinasi Wisata Halal Dunia” yang digelar Dinas Pariwisata Provinsi Banten di Kawasan Wisata Halal Baduy Outbond, di Kabupaten Serang.

Menurut Andika, di Provinsi Banten tercatat ada setidaknya 344 jenis potensi wisata alam seperti pantai, laut, gua, air terjun, dan gunung. Berikutnya, 591 jenis potensi wisata religi, sejarah budaya dan wisata ziarah serta 231 jenis potensi wisata buatan/wisata minat khusus.

Acara “Banten Menuju Destinasi Wisata Halal Dunia” menghadirkan sejumlah narasumber, antara lain Asisten Staf Khusus (Stafsus) Wakil Presiden (Wapres) RI Bidang Ekonomi dan Keuangan, Guntur Subagja Mahardika, S.Sos., M.Si., dengan tema Pesona Wisata Halal. Beliau juga menjabat Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Insan Tani dan Nelayan Indoensia (INTANI).

Turut hadir Wakil Gubernur Banten, H. Andika Hazrumi, S.Sos., M.A.P., selaku narasumber utama sekaligus memberikan kata sambutan dari Pemprov Banten. Beliau mewakili Gubernur Banten, Dr. Drs. H. Wahidin Halim, M.Si., yang berhalangan hadir.

Narasumber lainnya ialah u’lama yang juga Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten, Dr. KH. A. M. Romli, M.Hum., dan Rektor Untirta, Prof. Dr. H. Fatah Sulaiman, S.T., M.T., serta Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Banten, Drs. H. Muhammad Agus Setiawan A. W., M.Si.

Hadir pula Ketua Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten, Ir. H. Gembong R. Sumedi, M.M., selaku narasumber dalam seminar ini, bersama-sama dengan Direktur Utama (Dirut) PT. Banten West Java Tourism Development, Poernomo Siswoprasetijo, yang juga pengelola Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Lesung.

Beberapa pihak yang jadi penyelenggara anatara lain adalah: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) / Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) Republik Indonesia (RI), dan Perkumpulan Urang Banten (PUB).

Adapun pemandu acara ini ialah penggagas, pendiri, dan Chief Executive Officer (CEO) Gaido Group, H. Muhammad Hasan Gaido, selaku moderator. Ia juga menjadi pemilik (owner) Kawasan Wisata Halal Baduy Outbound.

Acara ini juga didukung oleh Bank Banten: Bank Pembangunan Daerah Banten dan PT. Krakatau Steel (Persero), Tbk., serta dirancang oleh Gaido Media Creative.

Kepulauan Zanzibar, Pilihan Destinasi Wisata Halal di Afrika Timur

Kepulauan Zanzibar (foto: africanmosaictours.com)

MTN, Jakarta – Kepulauan Zanzibar di Afrika Timur mungkin anda bisa pertimbangkan sebagai destinasi untuk melakukan wisata halal. Seperti apa?

Zanzibar adalah sebuah kepulauan di sebelah timur pesisir Afrika, yang termasuk dalam wilayah Tanzania. Zanzibar terdiri dari dua pulau: Zanzibar (‘Unguja’) (luas wilayah 1.554 km²) dan Pemba. Bersama dengan Pulau Mafia, Zanzibar kadang-kadang dijuluki Kepulauan Rempah-rempah.

Stone Town, kota utama sekaligus pusat ekonomi, terletak di Pulau Zanzibar. Sumber pendapatan Zanzibar berasal dari ekspor rempah-rempah (pala, cengkih, kayu manis dan merica) dan sektor pariwisata.

Zanzibar menerima rata-rata sekitar 30.000 wisatawan dalam beberapa bulan terakhir. Populasi Zanzibar hampir seluruhnya Muslim, dengan minoritas agama Kristen.

Dilansir dari Detik, beberapa objek wisata andalan di kepulauan Zanzibar antara lain adalah kawasan yang menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO, Stone Town, hutan Jozani di Teluk Chwaka, juga pantai-pantai berpasir putih, dan terumbu karang. Jaraknya yang cuma 20 menit dari bandara internasional Tanzania, Dar es Salaam International, menambah daya pikatnya.

Sebagian besar bangunan di Stone Town itu dibangun sejak abad 18 dan 19 dengan mencerminkan ragam budaya campuran yang menganut unsur Arab, Persia, India dan Eropa. Kawasan ini juga kaya rempah mengikuti jejak Maluku.

Zanzibar dengan mayoritas penduduk muslim itu menjadi favorit turis dari Eropa dan negara-negara Timur Tengah.

Memiliki banyak wisata pantai membuat Zanzibar menjadi pilihan turis untuk berjemur dengan cuma memakai bikini atau bertelanjang bulat. Rupanya itu menjadi masalah. Sebab, aktivitas turis dengan pakaian minim sering membuat warga terkejut.

Pemerintah pun mengenalkan ‘dress code’ kepada wisatawan. Menteri Pariwisata Zanzibar Lela Mohammed Moussa mengatakan bahwa hukuman dan denda akan diterapkan kepada wisatawan, pemandu, dan operator tur untuk jenis pakaian yang tidak pantas yang dikenakan di depan umum di pulau itu.

“Di tempat umum di Zanzibar, turis harus menutupi badannya dari bahu hingga lutut. Ini bukan hal baru. Sudah menjadi tugas para tamu untuk memahami budaya dan tata tertib di jalan, ” kata Lela.

Denda itu bergantung kepada beratnya pelanggaran, dari denda sebesar USD 700 sekitar Rp10 juta atau lebih, hingga USD 1.000-2.000 (sekitar Rp14 juta hingga Rp28 juta) atau lebih.

Terlepas dari pembatasan karena Covid-19 dan kode pakaian wajib yang baru, tidak ada penurunan dalam pemesanan hotel dan resor ke Zanzibar.

Kepulauan Zanzibar (foto: audleytravel.com)

Di Thailand ada Masjid Gresik yang Berdiri Sejak Abad ke-16

Masjid Gresik di Pattani, Thailnd ( foto: Instagram / @hmoomaea)

MTN, Jakarta – Pada abad ke-16 penyebaran Islam di Thailand cukup kuat, yang dilakukan oleh para ulama dari Gresik, Jawa Timur. Buktinya hingga kini berdiri sebuah masjid bernama Masjid Gresik yang berdiri sejak abad tersebut.

Masjid Krue Se (Malaysia: Kerisek, Indonesia: Gresik) adalah sebuah masjid di provinsi Pattani Thailand. Masjid ini pertama dibangun pada tahun 1583, tapi tidak pernah selesai karena perebutan kekuasaan antara Sultan Pattani dan saudaranya. Struktur bangunan yang ada sekarang ini adalah bangunan yang sama sejak abad ke-18. Masjid ini berarsitektur campuran Eropa dan Timur Tengah.

Dilansir dari Okezone, Masjid Gresik menjadi bukti penyebaran Islam di Thailand sekaligus banyaknya ulama dari Gresik, Jawa Timur, yang pernah menuntut ilmu di Kerajaan Pattani. Masjid ini berlokasi tepatnya dalam sebuah kawasan yang disebut Kampung Melayu Gresik.

Masjid dengan struktur bangunan terbentuk dari batu bata merah ini adalah saksi bisu sejarah kelam yang pernah terjadi di Pattani. Jika Anda berkunjung ke sana, Anda tidak akan menemukan kubah seperti masjid ini pada umumnya.

Pattani merupakan salah satu provinsi di selatan Thailand. Keberadaannya berdekatan dengan perbatasan antara Thailand dan Malaysia.

Diperkirakan 80 persen dari penduduk di wilayah ini merupakan umat muslim. Wilayah ini merupakan kawasan ramah bagi wisatawan muslim.

Selain bentang alam yang menjadi daya tarik wisatawan, Pattani juga memiliki bangunan bersejarah sekaligus destinasi wisata religi bagi umat muslim, terutama umat muslim Indonesia.

Masjid dengan struktur bangunan terbentuk dari batu bata merah ini adalah saksi bisu sejarah kelam yang pernah terjadi di Pattani. Jika Anda berkunjung ke sana, Anda tidak akan menemukan kubah seperti masjid pada umumnya.

Hal ini dikarenakan dulu Masjid Gresik pernah dibakar sebanyak delapan kali oleh tentara Siam. Masjid tersebut dulu juga bahkan sempat dibom. Kubah masjid konon katanya disimpan di Prancis pada saat insiden serangan bom.

Meski telah dilalap api berulang kali, masyarakat muslim setempat tidak mengizinkan siapapun merenovasi masjid. Mereka tetap ingin corak asli Masjid Gresik tidak pudar.

Bentuk masjid ini sudah tidak utuh dan temboknya pun cenderung kusam, namun itulah yang menarik perhatian wisatawan. Masjid ini masih menjadi tempat beribadah salat Jumat dan Idul Fitri bagi muslim setempat.

Masjid Gresik di Pattani, Thailand (foto: Instagram / @noorazmel )

Taiwan Kian Getol Promosikan Wisata Halal ke Masyarakat Indonesia

Taipei Cultural Mosque (foto: https://travelingyuk.com)

MTN, Jakarta – Menyadari besar potensi ekonominya, Taiwan kini makin gecar promosikan wisata halal ke masyarakat Indonesia.

Dilansir dari IndonesiaInside, Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei (TETO) mempromosikan Taiwan sebagai tujuan wisata yang ramah bagi turis Muslim, kepada masyarakat Indonesia, terutama bagi mereka yang merencanakan perjalanan setelah pandemi Corona berakhir.

Pihak TETO juga mendorong keunggulan Taiwan sebagai tujuan yang hanya membutuhkan waktu lima jam dengan penerbangan langsung dari Indonesia.

“Lingkungan wisata muslim yang ramah adalah nilai jual utama Taiwan,” tulis pihak TETO di keterangan resminya, yang juga mengajak para wisatawan Indonesia untuk mengunduh aplikasi ‘Taiwan Halal’ yang dikembangkan oleh pelajar Indonesia di Taiwan.

Melalui aplikasi tersebut, wisatawan dapat menggunakan telepon pintarnya untuk mendapatkan berbagai informasi, termasuk lokasi tempat wisata, tempat beribadah, restoran, toko, hotel, dan nomor telepon yang diperlukan. App tersebut juga dapat memberikan 10 titik lokasi masjid yang ada di Taiwan.

Selain itu, terdapat pula mushola yang didirikan di berbagai pusat perbelanjaan, fasilitas umum, dan kawasan wisata utama. Otoritas Taiwan pun telah membekali para pelaku industri pariwisata setempat melalui sejumlah program seminar dan sertifikasi yang menjadikan akomodasi di sana lebih nyaman bagi pengunjung Muslim.

Statistik dari Biro Pariwisata Taiwan, pada Maret 2021, menunjukkan ada 276 restoran halal dan hotel ramah Muslim di Taiwan, termasuk hotel bintang lima, taman peternakan rekreasi, dan penjaja makanan jalanan. “Bahkan jajanan Taiwan popcorn chicken yang terkenal, penjualnya juga menggunakan ayam segar bersertifikat halal, belum lagi banyaknya resto bakmi sapi halal dan berbagai restoran halal di Taiwan, sehingga sahabat Muslim bisa makan dari pagi hingga malam dengan nyaman,” terang pihak TETO.

Untuk keadaan darurat, banyak institusi medis yang telah memperoleh sertifikasi ‘Lingkungan Ramah Muslim’.

“Taiwan terus menciptakan lingkungan ramah yang cocok untuk wisata muslim, dan ini jelas merupakan pilihan pertama bagi teman-teman muslim untuk bepergian ke luar negeri,” pungkas pihak TETO.

Berawal dari Hobi Traveling menjadi Penyedia Jasa Wisata Halal

ilustrasi (foto: Cakraloka Tour)

MTN, Jakarta – Semua hobi yang diseriuskan tentu akan membawa rezeki. Contohnya dari hobi traveling jadi penyedia jasa wisata halal.

Dilansir dari Kumparan, bos Cakraloka Tour mengawalinya dari hobi traveling, yang kemudian membuka jasa wisata halal.

Berawal dari hobi traveling, Maulana Malik Al Habiby memutuskan membuka jasa wisata halal tour bernama Cakraloka Tour pada tahun 2011, dengan fokus area objek wisata di kawasan Indonesia Timur.

Maulana menceritakan, bahwa Cakraloka Tour merupakan pelopor wisata halal yang berada di Indonesia Timur. Tepatnya di daerah Manado dan Raja Ampat.

Untuk memasarkan Cakraloka Tour, Maulana memanfaatkan kemampuannya di bidang internet marketing, sebagai salah satu ujung tombak pemasarannya.

“Alhamdulillah, hingga saat ini Cakraloka Tour semakin dikenal. Khususnya untuk menjelajahi kawasan pariwisata di Indonesia Timur,” ujarnya.

Sebelum menjadi pengusaha jasa pariwisata, dia sempat berprofesi sebagai seorang jurnalis. Kemudian sempat mengalami titik terendah pada tahun 2013.
“Saya pernah pernah mengalami titik terendah. Kemudian bangkit dan mencoba lebih menekuni bisnis pariwisata,” terangnya.

Saat ini, bisnisnya telah banyak dikenal dan menjadi jujukan wisatawan yang mengujungi Indonesia bagian timur. Tak hanya itu, beberapa perusahaan juga telah menggunakan jasa travel agent Cakraloka Tour, bahkan dalam berbagai kesempatan, bekerjasama di even tertentu.

“Alhamdulillah, kini sudah bisa lebih baik. Apalagi dipercaya perusahaan besar di Indonesia untuk liburan atau bila ada acara di Manado dan Raja Ampat,” jelasnya.

Sementara itu saat pandemi Covid-19 ini, Maulana tetap berusaha menyuguhkan yang terbaik bagi para wisatawan yang berwisata ke Indonesia Timur. Serta tetap fokus untuk pengembangan wisata halal dunia.

Bagaimana tetap berusaha bertahan di tengah pandemi Covid? Maulana mengatakan tetap tekun dan sabar, selalu belajar dan rajin melakukan silaturahmi.

Kunjungi situs Cakraloka Tour di SINI.